Suamiku tak memiliki gajiPart 24Hari ini aku mendapat kabar jika Bu Yomi juga ikut ditahan di kantor polisi.Sekilas aku memikirkan bagaimana dengan Aqila, anaknya Bu Yomi, dengan siapa dia sekarang apa dia ikut dibawa ke kantor polisi? mengingat Bu Yomi dan Pak Edi hanyalah pendatang di kota ini, mereka tidak memiliki keluarga disini."Ma, kenapa sih kok bengong?" tegur suamiku."Oh enggak kok, Mama gak bengong, Mama cuma merhatiin orang yang lewat aja mau kemana ya mereka.""Mama ini ada-ada saja, Papa pulang dulu ya ke rumah, biasa ada kerjaan mendadak." Mas Dirman mengambil kunci motor yang disimpan didalam meja kasir."Yaudah hati-hati Pa!"Entah kenapa perasaan bersalah pada pelaku pencurian kemarin terus menghantuiku, aku merasa jadi manusia paling jahat di muka bumi ini.Apalagi saat mengingat omongan dari salah satu pelaku, dia terpaksa melakukan itu karena Istrinya sebentar lagi mau melahirkan butuh biaya, jadi tanpa pikir panjang dia mengambil tawaran pekerjaan dari Bu Yo
Suamiku tak memiliki gajiPart 25"Maaf Bu Anggi, yang barusan itu siapa saya baru liat?" tanyaku setelah Bu Narti kembali ke belakang."Oh itu Mba baru, yang biasa bantuin disini resign pulang kampung mau nikah." "Udah lama kerja disininya?""Baru sekitar dua mingguan lah, kasian juga dengar cerita hidupnya katanya dia sakit-sakitan karena di guna-guna sama orang lain suaminya sampai pergi ninggalin dia sama anaknya gitu aja karena bosan ngurus dia keluar masuk rumah sakit, ya mudah-mudahan kerja sama aku dia sehat." Jawab Bu Anggi sambil menuangkan sirup pada gelasnya."Tega sekali dia fitnah suaminya kayak gitu, padahal suaminya luar biasa baik.""Uhuk. . . uhuk. . . emang Bu Sofi kenal sama Mba Narti?" Bu Anggi hampir mengeluarkan lagi sirup yang baru saja dia teguk."Kenal lah, anaknya itu satu sekolah satu kelas sama anak saya Khalisa, tiap hari kita ketemu karena sama-sama nungguin anak sekolah.""Terus gimana karakter dia? kalau ketemu tiap hari pasti sudah hafal dong dengan
Suamiku tidak memiliki gaji.Part 1"Duh saya senang banget kalau udah akhir tahun gini," Ucap Bu Narti saat kami sedang berkumpul menunggu jam pelajaran anak selesai."Emang kenapa Bu?" Bu Yomi menimpali ucapan Bu Narti."Ya senang lah, akhir tahun kan suamiku dapat bonus, gaji ke 13, lumayan, terus bulan depannya gajinya naik kan.""Oh gitu, kalau di pabrik suami saya gak ada tuh namanya bonus akhir tahun, tapi gak apa-apalah yang penting punya kerjaan." "Makanya suruh kerja di pabrik yang bonafide kayak suami saya, jangan kerja dipabrik kecil gitu, tahun depan juga kayaknya pabriknya bangkrut hahaha," Ucap Bu Narti dengan tawa terbahak-bahak, padahal menurutku tidak ada yang lucu dari ucapannya itu.Aku hanya diam tidak ikut berbicara apapun."Ehhh tapi ada yang lebih kasian loh dari Bu Yomi," Bu Narti kembali berbicara."Siapa?""Tuh Bu Sofi, suaminya kan cuma pengangguran gak punya gaji hahaha," Bu Narti kembali tertawa.Karena namaku sudah disebut jadi aku tidak bisa diam saja.
Suamiku tak memiliki gajiPart 2"Gak bosen Ma tiap hari pulang pergi naik angkot? motor ada kenapa gak pernah dipake?" tanya suami saat aku tiba dirumah."Ribet Pa, naik angkot kan gampang tinggal duduk aja!" jawabku sambil menggantungkan tas sekolah anakku."Iya nih, Mama coba deh sekali-kali bawa motor, aku kadang kesel udah cape ditambah harus berdiri nunggu angkot." Khalisa, anakku yang baru duduk di kelas 1 SD ikut protes"Iya deh iya, besok Mama bawa motor, tapi Khalisa janji ya Mama cuma nganterin aja, nanti pulangnya Mama jemput, janji deh Mama jemputnya 10 menit sebelum Khalisa keluar kelas.""Gak mau, kalau gak ada Mama temen-temen dikelas pada jahat." Ucap Khalisa sambil memajukan bibirnya"Jahat gimana sayang?" tanya suami pada Khalisa."Iya mereka suka jahatin Khalisa, kalau Mama gak ada terus pas guru lagi keluar temen-temen Khalisa suka ngambil pensil, buku, sama penghapus milik Khalisa." Akhirnya aku tahu alasan Khalisa tidak mau ditinggal."Emang Khalisa gak laporan
Suamiku tak memiliki gajiPart 3"Siapa yang sombong Bu Narti? saya gak maksud pamer kok, bukannya Bu Narti sendiri yang mau lihat STNK saya, lagian gak apa-apa Bu motor saya murah, yang penting tenang gak pusing mikirin cicilan tiap bulannya." Ucapku sambil memasukkan kembali STNK kedalam dompetAku memang dikenal paling pendiam dari semua Ibu-ibu yang ada disini, tapi jika ada yang terang-terangan mengusik aku tidak akan diam saja."Bu Sofi nyinggung saya hah? karena NMAX saya cicilan? ya gak apa-apa cicilan juga yang penting tiap bulan lancar bayarnya, aku yakin Bu Sofi juga awalnya mau kredit juga tapi karena gak di ACC jadi deh cash. Justru saya bangga motor saya kredit itu artinya saya dipercaya punya hutang karena suami saya punya gaji." "Kalau saya dan suami niat buat kredit juga bisa Bu, Bu Narti gak tahu ya susahnya beli motor scoopy cash? saya inden sampai dua bulan lebih karena belinya cash, beberapa kali marketingnya datang nawarin biar kredit aja, kalau kredit motor bi
Suamiku tak memiliki gajiPart 4Pagi ini aku bangun dengan penuh semangat rasanya tidak sabar ingin segera bertemu dengan Bu Narti dan kawan-kawannyaAku tidak mengerti mengapa perasaanku menjadi aneh begini, biasanya aku harus melawan rasa malas saat mentari pagi menyapa Aku menyiapkan sarapan pagi dan keperluan sekolah Khalisa dengan senyum mengembang"Khalisa sini sarapan dulu cepat!" teriakku dari dapur"Iya Ma, bentar ya, tanggung belum iklan." Kebiasaan Khalisa memang selalu nonton kartun sebelum berangkat sekolah"Mama kenapa kok sumringah gitu wajahnya? biasanya tiap pagi cemberut karena malas nganterin Khalisa?" tanya Mas Dirman saat aku sedang menggoreng daging ayam"Ya lagi senang aja Pa, emangnya gak boleh?" jawabku sambil mengangkat daging ayam yang sudah matang"Bukannya gak boleh, Papa heran aja. Mama gak punya simpanan brondongkan?" Mas Dirman menatapku"Loh kok Papa nanya gitu sih? nuduh Mama yang enggak-enggak!" kuletakkan ayam goreng diatas piring"Ya biasanya nih
Suamiku tak memiliki gajiPart 5Mendengar Bella yang menangis kencang Bu Narti langsung mendekatiku, semua mata langsung tertuju padaku"Kamu apakah anak saya? kamu mau tumb*lin Bella? awas aja kalau ada apa-apa sama Bella saya akan tuntut kamu!" Bu Narti menunjuk wajahku"Tanya aja sama anak Ibu, saya gak ngapa-ngapain dia kok, saya cuma bilang sama dia kalau Bapaknya Khalisa tidak melakukan pes*gihan apa-apa, terus saya juga nanya emang Bella tahu pes*guhan itu apa, gitu doang!" kujelaskan apa adanya pada Bu Narti"Alah omong kosong, makanya jadi manusia itu harus sabar, jangan terobsesi mau kaya sampai melakukan apa aja, kalau mau kaya ya kerja jangan pake cara licik kayak gini!""Jadi menurut Bu Narti saya dan suami melakukan pesu*ihan gitu? apa buktinya Bu? hati-hati loh nanti jatuhnya fitnah!""Tidak perlu ada bukti, semua orang juga sudah tahu kok!""Eh eh ada apa ini ribut-ribut? jangan bikin keributan di sekolah! kalau Ibu-ibu ada masalah selesaikan saja diluar sekolah jan
Suamiku tak memiliki gajiPart 6"Pa orang yang udah fitnah enaknya diapain ya?" ucapku pada Mas Dirman yang sedang mencorat-coret kertas"Udah diemin aja!""Tapi ini gak bisa didiemin Pa, ini udah menyangkut nama baik kita.""Kata Papa diemin udah diemin aja Ma!""Lihat Pa, dia tega banget loh bahkan Khalisa aja jadi korban dijauhin temen-temennya!" kutunjukkan tangkapan layar yang dikirimkan Ela tadi"Udah lihatin aja Ma, cepat atau lambat dia akan nerima balasannya, Mama inget gak sama kasus fitnah b*bi ng*pet di depok yang viral tahun lalu?""Iya Mama ingat Pa!""Yaudah biarin aja, yang namanya kebenaran suatu saat pasti akan terungap dan akan menang, zaman sudah maju Ma, gak semua orang harus kelihatan bekerja keluar rumah, kalau pikiran Bu Narti masih seperti itu ngira kita ng*p*t berarti wawasan dia kurang luas, pengetahuan dia hanya sebatas kerja pabrik dan slip gaji!"Lagi-lagi aku mengucap syukur memiliki suami yang sangat bijak seperti Mas Dirman, terbayang jika Mas Dirman