Suamiku tak memiliki gaji
Part 7"Mama. . . Mama. . . ." Khalisa memanggilkuJika seperti ini caranya sia-sia dong usahaku untuk sembunyi dari mereka, dengan terpaksa akupun harus menunjukkan wajahku pada Bu Narti dan kawan-kawannya"Iya apa Khalisa.""Mama ngapain di kolong?" tanya Khalisa heran"Oh ini tadi ada kabel yang keselip dibawah, ada apa?" aku pura-pura tidak tahu maksud Khalisa memanggilku"Itu ada temen-temen Khalisa sama temen Mama juga, tadi kata Mama Bella nyuruh Khalisa buat manggil Mama katanya mau lihat Mama.""Oh iya, Mama gak lihat tadi lagi benerin kabel di kolong."Aku lansung keluar dari meja kasir menemui Bu Narti dan kawan-kawan"Eh Bu Narti, Bu Yomi, Bu Ida, Bu Rita, selamat siang selamat berbelanja, silahkan dilipilih siapa tahu ada yang cocok!" ucapku pada mereka"Benar ini toko milik Bu Sofi?" tanya Bu Narti dengan tatapan sinis"Alhamdulilah Bu, ini usaha yang diberikan suami saya sebagai hadiah anniversary pernikahan kami." Ucapku sambil tersenyum"Wah sosweet sekali sih Pak Dirman, mau deh punya suami kayak Pak Dirman." Ucap Bu Ida"Emmm pantesan harganya murah-murah mungkin gak mikirin untung rugi karena buka toko cuma buat kedok aja biar kelihatan usaha." Ucap Bu Narti, aku sudah mengerti maksud dari yang dia katakan"Maksudnya apa Bu Narti ?" tanya Bu Rita"Kayak gak ngerti aja sih Bu Rita, ayo mending kita pergi aja gak level saya belanja ditempat murah kayak gini, saya biasa belanja itu paling mentok di Uniqlo." Ucap Bu Narti dengan penuh rasa bangga"Kalau Bu Narti mau pergi ya pergi aja, saya mau belanja disini!" Ucap Bu Yomi"Oh gitu sekarang, kalau kata saya pergi ya harus pergi!""Bu Narti apa sih? Bu Narti punya hak apa larang-larang kami belanja disini, kita kan belanja pake duit kita sendiri, iya gak?" ucap Bu Ida"Yaudah kalau gitu, emang susah ya gaul sama orang yang penghasilan UMR diajak belanja ditempat branded pada gak mau, padahalkan kalau harga murah kualitasnya juga pasti jelek!" ucap Bu Narti sambil keluar meninggalkan toko"Yeh Bu Narti kok sewot sih ya, saya mau pilih-pilih dulu bolehkan Bu Sofi?" Bu Yomi memilih beberapa model pakaian"Boleh, silahkan! mau dicoba dulu juga ada ruang ganti disana." kutunjukkan ruang ganti yang posisinya di ujung tokoUsaha Bu Narti untuk mengajak kawan-kawannya pergi dari tokoku tidak berhasil."Bu Narti hidup banyak hutang aja masih belagu ya dia!" Ucap Bu Yomi pada Bu Ida yang ada disampingnya"Iya, so berkuasa banget dia ngelarang kita belanja disini, gaji suaminya emang gede tapi kan untuk makan aja dia susah sampai ngutang, mendingan kayak suami kita meskipun penghasilan hanya UMR tapi cukuplah buat makan gak sampai ngutang!" Bu Ida memilih baju yang pas dianaknya"Betul, belagu banget belanja baju di Uniqlo buat maka aja ngutang, hahaha." Bu Yomi tertawaTernyata meskipun masih dalam lingkaran pertemanan yang sama tidak menghilangkan resiko saling menjelekkan satu sama lain dibelakangMasing-masing dari mereka belanja lebih dari seratus ribu, aku sangat senang merekapun lebih senang, karena dengan uang seratus ribu mereka bisa membawa pulang 2-3 model pakaian"Makasih ya Bu Yomi udah belanja!" kuserahkan baju yang sudah ia bayar"Iya Bu Sofi mudah-mudahan usahanya makin lancar ya!""Aamiin, makasih Bu Yomi."Tidak terasa sudah pukul tujuh malam, Mas Dirman sudah memintaku untuk segera merapikan dan membersihkan seluruh bagian toko"Ma, udah malam cepat ayo kita siap-siap buat pulang!""Baru jam tujuh Pa ini, masih rame.""Tapi tubuh Mama pasti udah cape, mending ayo siap-siap, meskipun Mama senang tapi jangan dipaksakan nanti Mama sakit."Ya Allah terima kasih telah menjadikan laki-laki hebat ini sebagai kekasih halalku, aku ingin kita bersama sampai surgaMu nanti"Khalisa udah ya mainnya kita pulang sekarang!" ucapku pada Khalisa yang sedang bermain boneka barbie dibawah meja kasirMungkin karena melihatku yang keluar dari kolong meja kasir Khalisa merasa diberi contoh menggunakan meja kasir sebagai tempat bermainnya"Iya Ma!" Khalisa langsung membereskan boneka barbir yang sedang ia mainkanSegera kurapikan toko dan siap-siap untuk pulangHasil penjualan dihari pertama cukup lumayan, rasa lelahku langsung hilang begitu saja saat menghitung nominal yang kudapat hari iniSebenarnya yang memiliki turunan darah pengusaha adalah Mas Dirman, setengah dari keluarganya merupakan pengusaha sukses, namun mereka tidak membuka usaha ditempat kelahirannya sendiri, mereka lebih memilih mencari peruntungan didaerah lainTingNotifikasi pesan berbunyi[Mohon doanya untuk kesembuhan Istri saya Narti Hartati yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit karena terkena serangan jantung]Baru saja aku menapakkan kaki diteras rumah, tiba-tiba aku dibuat kaget oleh pesan yang baru saja kuterima, aku seakan tidak percaya, karena selama ini Bu Narti terlihat sehat-sehat saja dan tidak pernah mendengar Bu Narti memiliki riwayat sakit jantung.Suamiku tak memiliki gaji Part 8Beberapa saat kemudian aku menerima kiriman foto Bu Narti yang sedang terbaring diatas ranjang pasien, tangan kanannya terpasang infus dan selang oksigen melingkar pada kedua pipinya[Mudah-mudahan Bu Narti segera diberi kesembuhan seperti sedia kala] balaskuNomor pengirim pesan itu adalah nomor Bu Narti sendiri, sepertinya yang mengirim pesan itu Pak Ayi suaminya Bu NartiGrup whatssapp yang dikelola oleh wali kelaspun ramai mendoakan kesembuhan Bu Narti"Kenapa sih Ma, fokus amat sama hp?" Mas Dirman menegurku"Maaaf Pa, ini ada temen Mama sakit.""Siapa emang? ""Ini loh Pa, Bu Narti yang suka Mama ceritain itu yang suka julid sama kita," kutunjukkan foto Bu Narti yang sedang terbaring lemah pada Mas Dirman"Oh, kasian ya, mudah-mudahan segera sembuh, sakit apa emang?""Katanya sih jantung Pa.""Siapa Ma yang sakit?" Khalisa ikut bertanya"Ini, Bu Narti, Mamanya Bella.""Loh bukannya tadi Bu Narti sehat-sehat aja kan Ma? tadi Bu Narti juga datang
Suamiku tak memiliki gajiPart 9"Bu kalau saya belanja lagi kasih diskon dong harga teman gitu!" ucap Bu Yomi"Gak perlu diskon juga barang-barang ditoko saya harganya sudah cukup murah dengan kualitas yang cukup baik.""Hmmm kalau bisnis itu jangan pelit-pelit ngasih diskon apalagi sama teman sendiri!"Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Bu YomiHari ini Bu Yomi terus berusaha mendekatiku, dia membahas apa saja untuk membuka obrolan diantara kami, namun aku tidak terlalu meresponnya dan menjawab seperlunya saja"Bu Sofi bakso kayaknya enak tuh, teraktir dong kan sekarang Bu Sofi sudah jadi wong sugih!" Bu Yomi kembali berbicara"Duh maaf Bu Yomi saya cuma bawa uang pas-pasan.""Jangan pelit-pelit Bu Sofi, nanti kismin lagi tahu rasa harus rajin sedekah jadi orang!" ucap Bu Yomi dengan ekspresi wajah yang berubah"Masalah sedekah saya biar hanya Allah yang tahu Bu!""Hmmm Bu Sofi kalau orang kaya itu harus rajin berbagi, masa cuma baso semangkok doang gak mau ngasih?""Maaf Bu, tap
Suamiku tak memiliki gajiPart 10POV Bu Narti"Kamu kok pulang cepat sih? emangnya gak ada lembur?" tanyaku pada suamiMungkin orang lain akan senang saat suaminya pulang lebih cepat dari biasanya, tapi tidak denganku, karena jika sehari saja dia kerja tanpa lembur maka akan mengurangi nominal gaji yang diterima nanti"Pabrik lagi sepi order, jadi kayaknya beberapa bulan kedepan gak akan ada lembur." jelas suamiku"Apa? gak ada lembur? jadi cuma dapat gaji pokok aja dong?""Kamu harusnya bersyukur, lihat orang diluar sana masih banyak yang nganggur." Laki-laki bernama Toni ini malah ceramah"Gimana caranya aku bersyukur? gaji pokok cuma 8 juta, itu hanya cukup bayar cicilan aja, terus untuk makan dari mana?""Berarti harus ada yang di korbankan!""Maksudnya?""Dari pada gaji abis cuma buat bayar cicilan mending kita korbanin salah satu, bisa rumah atau motor."Tanpa merasa bersalah dia berbicara seperti itu, mau disimpan dimana wajah glowingku ini jika orang lain tahu rumah dan motor
Suamiku tak memiliki gaji part 11POV Bu Narti"Gimana udah dapat belum kambing bulu hitam nya?" tanyaku pada Toni yang sudah menyanggupi akan mencarikan kambing berbulu hitam untuk pengobatanku"Kamu pikir beli kambing bisa pake rumput hah? bisanya cuma nyuruh doang, ngasih duit kagak!" jawabnya dengan nada tinggi"Lah terus gimana dong? besok udah jumat kliwon sekarang kambing bulu hitamnya aja belum dapat, kalau aku gak sembuh gimana?""Sudah kubilang berobat medis saja, minum obat yang diberikan dokter, penyakitmu itu sudah jelas jadi gak perlu berobat ke dukun!" "Oh, aku tahu kok kamu malah nyuruh aku berobat ke dokter biar gratis kan pake bpjs?""Itu kamu tahu jawabannya!""Dasar, laki-laki takut rugi, buat berobat Istri aja perhitungan!""Dengar ya Narti Hartati, aku tanya padamu darimana letak perhitungannya, selama ini uang gaji kamu yang kelola, aku gak lembur kamu marah-marah, tiap bulan kamu shoping beli baju ini itu sama anakmu apa kamu pernah membelikan sepotong baju u
Suamiku tak memiliki gajiPart 12POV Bu Sofi"Ma hasil bulan ini lumayan ya, lihat nih!" Mas Dirman menunjukkan saldo rekeningnya pada aplikasi mbanking"Bukan lumayan lagi itu Pa, rezeki nomplok itu!" semua wanita pasti senang saat melihat angka berderet didalam rekening"Yaudah besok kita langsung lunasin motor itu yu!" ajak Mas Dirman"Emang semudah itu Pa? biasanya ada syarat khusus buat lunasin angsuran harus masuk berapa bulan dulu gitu, kan itu motor cicilannya juga baru 9 bulan, sedangkan lama angsurannya 36 bulan.""Kita coba aja dulu Ma, lagian aneh ya dunia perkreditan dilunasin cepat suka ada penalti telat bayar kena denda hahaha." Ucap Mas Dirman sambil tertawa"Ya mereka jauh lebih pinter Pa semuanya ada perhitungan."Karena memang aku dan Mas Dirman kurang paham dalam hutang piutang apalagi yang menyangkut dengan Bank dan leasingDari awal menikah aku dan Mas Dirman sepakat untuk menghindari hutang dalam bentuk apapun"Papa tahu gak siapa pemilik motor ini sebelumnya?
Suamiku tak memiliki gajiPart 13"Bukan, itu bukan saya, mungkin ada orang jail yang menyalah gunakan data saya, amit-amit deh. Seumur-umur belum pernah punya hutang apalagi pinjol." Bu Narti tetap mengelak"Ciyuuussa mi apa? hellow. . . dipikir orang lain doboh kali ya, dengar ya Bu Narti yang namanya ngajuin pinjol itu gak mudah, gak cukup cuma ngandelin foto ktp aja harus ada verifikasi wajah selfie ssmbil megang ktp, tuh buktinya ada foto Bu Narti lagi megang ktp." Ucap Bu Yomi dengan penuh penekanan"Bu Yomi kok tahu banget sih, emang Bu Yomi pernah pinjol?" tanya Bu Ida"Ya tahu lah, saya gak munafik, saya pernah punya hutang pinjol, paylater juga punya. Hidup itu harus apa adanya gak usah pura-pura. Cape!""Maksud kamu saya munafik gitu?" tanya Bu Narti pada Bu Yomi"Terus apa dong? sudah jelas-jelas Bu Narti itu munafik, lihat nih gara-gara Bu Narti kita semua kena teror kan, makanya pinjol itu yang legal jangan yang ilegal, oh kayaknya yang legal udah di black list ya karen
Suamiku tak memiliki gajiPart 14"Ada apa kok nama saya disebut-sebut? kalo ada masalah ngomong aja langsung gak perlu nyindir-nyindir gitu, punya nyali gak?" Ucap Bu Narti yang tiba-tiba datang sambil melipat kedua tangannya didepan dada"Emm ada yang motornya dijual ni ye, gak sanggup nyicil kayaknya hahaha." Bu Yomi tertawa"Motor siapa yang dijual? motor saya ada kok dirumah malah bulan depan mau beli lagi!""Bu Narti gak usah nampik, coba lihat ini motor siapa? kalau motor Bu Narti ada dirumah, gak mungkin dipake sama Bu Sofi." Bu Ida menjelaskan pada Bu NartiPenasaran, Bu Narti pun langsung melihat motorku dia memeriksa secara rinci setiap senti dari motor yang kubawa hari ini"Bu Sofi dapat dari mana motor ini?" tanya Bu Narti, matanya seperti akan memangsaku "Gak tahu Bu, ini motor suami saya, suami belinya second dari orang, udah ya saya mau ke toilet dulu gak kuat." Ucapku sambil berjalan agak cepatSebenarnya alasanku ke toilet untuk menghindari mereka sajaCukup lama ak
Suamiku tak memiliki gajiPart 15"Silahkan masuk, Dokternya ada didalam!" "Baik, terima kasih sus." Ucapku sambil membuka pintu ruangan Dokter"Permisi Dok." Ucapku saat masuk "Iya, silahkan duduk Bu!""Kalau boleh tahu Ibu siapanya Bu Narti?" tanya Dokter"Bukan siapa-siapa saya hanya kenal saja Dok.""Bukan anggota keluarganya?""Bukan Dok.""Oh saya kira Ibu ini anggota keluarganya, apa keluarganya sudah diberi kabar tentang Bu Narti?""Sudah Dok, suaminya sudah diberi kabar tapi sepertinya suaminya masih kerja jadi belum bisa datang kesini.""Oh iya-iya, ya sudah saya akan menyampaikan ini langsung pada keluaraganya, jadi Ibu sekarang sudah boleh keluar!""Tapi kondisi Bu Narti baik-baik saja kan Dok?""Doakan saja yang terbaik ya Bu, supaya kondisi Bu Narti lekas stabil.""Baik Dok, terima kasih." Aku langsung pamit kepada Dokter untuk meninggalkan ruanganSepertinya ada hal serius yang akan disampaikan Dokter terkait kondisi Bu Narti, mudah-mudahan suami Bu Narti segera data