"Sienna, masuk ke mobil. Jangan duduk di situ."Sienna malas bertengkar, dia bangkit berdiri dan masuk ke dalam mobil Harris.Begitu Sienna masuk ke mobil, Harris langsung meminta maaf kepadanya. "Sienna, maafkan Ayah. Ayah yang salah ...."Sienna mengerutkan bibir. "Cuma itu saja? Ayah, kamu dengar sendiri ucapan Bibi Susan, bukankah dia juga harus minta maaf?"Harris menatap Sienna dengan perasaan serba salah. "Susan pingsan dan sedang dirawat di rumah sakit. Kata dokter dia tidak boleh kelelahan dan stres. Setelah kondisinya membaik, aku akan menyuruhnya meminta maaf kepadamu."Sienna langsung memejamkan mata, dia malah menjawab Harris.Harris sadar bahwa ucapan Susan memang keterlaluan. Harus mengeluarkan sebuah kartu rekening dan memberikannya kepada Sienna. "Di dalam kartu ini ada 20 miliar, pakailah sesukamu."Sienna tidak menghiraukan Harris. Harris merasa canggung, bukankah dia sudah meminta maaf? Mau apa lagi?"Sienna, kadang kamu terlalu keras kepala," kata Harris sambil men
Jacob menarik napas panjang.Melihat perselisihan di antara Pak Darwo dan Jacob, Rina pun berkata dengan hati-hati, "Tuan Besar, Nona lagi demam. Nona baru minum obat, sekarang sedang tidur."Sesaat mendengar ucapan Rina, Pak Darwo memerintahkannya untuk membuka pintu, lalu melirik Jacob dan berkata, "Masih diam saja? Di mana janjimu kemarin?"Rina tak berdaya, dia harus mematuhi perintah Pak Darwo.Jacob mengerutkan alis, entah apa yang merasuki Pak Darwo sampai tiba-tiba datang ke Vila Chawana? Begitu Jacob melangkah masuk, dia langsung mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras.Jacob tidak terkejut, dia hanya agak kesal.Di luar sana, Pak Darwo memerintahkan Rina untuk mengunci pintu kamar Sienna. Rina tak berani mengulur-ulur waktu, dia langsung melaksanakan perintah Pak Darwo."Jacob, jaga Sienna baik-baik. Aku tahu, selama ini kalian pasti pisah kamar. Teganya kamu melihat istri sendiri ditindas, kali ini kamu harus merawatnya! Sienna adalah wanita yang baik, malam ini kali
Di lantai atas.Tiba-tiba Jacob merasa kepanasan, dia membuka kancing kemejanya dengan gelisah. Sensasi ini tidak asing, luka di punggungnya juga terasa perih seperti terbakar.Jacob berusaha mengingat semua makanan dan minuman yang dikonsumsinya hari ini. Seketika, dia teringat dengan teh yang diberikan Pak Darwo.Menit dan detik berlalu, Jacob berkeringat dingin dan sekujur tubuhnya terasa panas. Di tengah kepanikan, dia buru-buru bangkit berdiri dan berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka.Meskipun telah membasahi wajah dan tubuhnya, Jacob masih merasa kepanasan. Tiba-tiba dia mencium aroma yang familier, dia mengangkat kepala dan menatap kaca.Jacob tidak suka bersentuhan dengan sembarang orang. Dia juga tidak menyukai aroma parfum yang terlalu menusuk, tetapi aroma di kamar mandi sama sekali tidak membuatnya jijik. Sebaliknya, tubuh Jacob malah terasa semakin panas dan bersemangat.Jacob memijat keningnya sambil mengamati benda-benda yang ada di kamar mandi. Dia hanya melihat se
Sienna menemani Jacob hingga tengah malam. Begitu cairan infus habis, Sienna langsung mencabut jarumnya.Begitu jarum dicabut, Jacob membuka matanya secara perlahan-lahan."Tuan Jacob?" panggil Sienna.Jacob memandang langit-langit sambil mengerutkan alis. "Di rumah sakit?""Iya, kamu demam," jawab Sienna."Kok kamu ada di sini?" tanya Jacob."Aku lagi menjenguk keluargaku, kebetulan tadi aku melihatmu. Apakah kamu sudah merasa baikan?" tanya Sienna.Punggung Jacob terasa perih. Khasiat obat perangsang sudah hilang, tubuhnya tidak lagi terasa panas. Awalnya Jacob lega, tetapi mengingat tindakan Pak Darwo, emosi pun kembali melonjak di hati Jacob.Jacob tersenyum sinis, kali ini Pak Darwo benar-benar tega menggunakan segala cara agar wanita itu melahirkan anak Jacob.Sesaat mendengar suara tawa Jacob, Sienna langsung merinding. Pak Darwo sudah kelewatan, wajar saja Jacob marah.Kemudian Sienna melihat Jacob mengambil ponselnya, lalu menghubungi Sony dan berkata, "Selidiki apakah Keluarg
"Tuan, terima kasih." Sienna tersenyum kepada Jacob.Meskipun Jacob belum mengetahui bahwa Sienna adalah istrinya, Sienna sedang mendengar penilaian Jacob tentang dirinya.Jacob maupun Sienna tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Mereka memiliki kesusahan masing-masing, tidak ada yang lebih bahagia daripada yang lainnya. Jadi, Sienna merasa tidak perlu saling menyakiti, mereka sendiri sudah cukup tersiksa.Keluarga Winata memanfaatkan pernikahan Jacob dan Sienna untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Apakah Sienna masih memiliki hak untuk meminta Jacob menghargainya sebagai seorang istri? Sienna bahkan malu mengingat semua tindakan keluarganya.Jacob memejamkan matanya dengan tenang. Melihat Jacob yang tidur, Sienna pun beristirahat.Pukul 6 pagi.Jacob mendengar suara Sony."Nona Penny, ini sarapan untukmu. Terima kasih telah menjaga Tuan Jacob.""Sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu," kata Sienna."Em, terima kasih." Sony menutup pintu secara perlahan-lahan.Begitu melihat
Harris marah hingga tubuhnya bergetar dan kesulitan bernapas."Teganya kamu berbicara seperti itu kepada Bibi Susan!" bentak Harris.Sienna menarik napas panjang dan menelepon ambulans. "Sebaiknya Ayah pergi ke rumah sakit. Perusahaan juga lagi tidak ada proyek, anggap saja liburan."Harris agak menyesali tindakannya yang melempar Sienna dengan menggunakan bantal. Dia menghela napas panjang saat melihat rambut Sienna yang berantakan."Aku bersedia istirahat, tapi aku tidak bisa tenang sebelum menyerahkan perusahaan ini kepadamu. Aku berencana memberikan sebagian saham kepadamu. Aku ingin kamu menggantikan posisiku. Sienna, Ayah melihat semua kerja kerasmu. Kalau kamu tidak hebat, Petra tidak mungkin panik dan berusaha menyerangmu. Asalkan kamu bersedia mengambil alih perusahaan, Ayah akan pensiun."Harris tidak rela melihat perusahaannya jatuh ke tangan orang lain. Dia hanya memercayai Sienna. Bagaimanapun Sienna adalah putrinya, putrinya yang pintar dan penyayang.Meskipun sering bert
"Sienna, hanya karena kamu berhasil naik ke tempat tidurnya, bukan berarti dia menyukaimu. Lagi pula, laki-laki mana yang sanggup menolak godaan wanita? Cepat atau lambat, dia akan mencampakkanmu!" Nanda melanjutkan ucapannya.Sienna tertawa sambil menginjak pedal gas. "Hahaha. Setidaknya aku memilikinya, sedangkan kamu? Cuma bisa jadi penonton, 'kan?"Nanda terdiam, rasanya dia mau pingsan! Dadanya terasa agak sesak."Sialan! Sialan!" Nanda berteriak kesal.Sienna melirik Nanda melalui kaca spionnya. Sienna tidak ingin berlama-lama tinggal di ibu kota, sebaiknya dia segera pergi ke Kabupaten Armana untuk menyelesaikan masalah lantai kayu cendana.Sienna singgah untuk membeli segelas kopi. Setelah meneguk kopi dan memastikan dirinya sudah tidak mengantuk, Sienna baru melanjutkan kembali perjalanannya menuju Kabupaten Armana.Di saat bersamaan, mobil Jacob juga sedang melaju ke kabupaten yang sama dengan tujuan Sienna.Demi mendekatkan hubungan Jacob dan Sienna, Pak Darwo tega menggunak
"Bibi, kenapa berjualan semalam ini? Bukannya Nelson sudah pulang? Kok dia tidak membantu Bibi jualan?" tanya Sienna.Seandainya Nelson membantu Berta berjualan, pria tadi tidak akan menindas Berta."Sienna, ayo pulang ke rumah. Bibi sudah merapikan kamarmu." Berta menarik tangan Sienna.Sienna tidak tega membiarkan Berta pulang sendirian. Akhirnya dia memutuskan untuk membantu Berta membereskan kios dan menemaninya pulang."Bagaimana hubungan Nelson dan Juliana?" tanya Sienna."Setiap hari bertengkar, tapi kali ini Nelson yang salah. Untungnya Juliana mau memaafkan Nelson."Sienna tidak bergeming. Ketika menaiki tanjakan, Sienna tidak sengaja berpapasan dengan Jacob.Kali ini Jacob tidak mengenakan setelan jas, penampilannya terlihat kasual. Dia mengenakan kaos berwarna putih yang dipadukan dengan celana santai.Jacob terlihat lebih bersahabat saat mengenakan pakaian yang kasual.Ketika Sienna lewat, Jacob sedang mengobrol dengan Sony. Jacob dan Sony baru tiba, mereka sedang bersiap-s