"Sienna, hanya karena kamu berhasil naik ke tempat tidurnya, bukan berarti dia menyukaimu. Lagi pula, laki-laki mana yang sanggup menolak godaan wanita? Cepat atau lambat, dia akan mencampakkanmu!" Nanda melanjutkan ucapannya.Sienna tertawa sambil menginjak pedal gas. "Hahaha. Setidaknya aku memilikinya, sedangkan kamu? Cuma bisa jadi penonton, 'kan?"Nanda terdiam, rasanya dia mau pingsan! Dadanya terasa agak sesak."Sialan! Sialan!" Nanda berteriak kesal.Sienna melirik Nanda melalui kaca spionnya. Sienna tidak ingin berlama-lama tinggal di ibu kota, sebaiknya dia segera pergi ke Kabupaten Armana untuk menyelesaikan masalah lantai kayu cendana.Sienna singgah untuk membeli segelas kopi. Setelah meneguk kopi dan memastikan dirinya sudah tidak mengantuk, Sienna baru melanjutkan kembali perjalanannya menuju Kabupaten Armana.Di saat bersamaan, mobil Jacob juga sedang melaju ke kabupaten yang sama dengan tujuan Sienna.Demi mendekatkan hubungan Jacob dan Sienna, Pak Darwo tega menggunak
"Bibi, kenapa berjualan semalam ini? Bukannya Nelson sudah pulang? Kok dia tidak membantu Bibi jualan?" tanya Sienna.Seandainya Nelson membantu Berta berjualan, pria tadi tidak akan menindas Berta."Sienna, ayo pulang ke rumah. Bibi sudah merapikan kamarmu." Berta menarik tangan Sienna.Sienna tidak tega membiarkan Berta pulang sendirian. Akhirnya dia memutuskan untuk membantu Berta membereskan kios dan menemaninya pulang."Bagaimana hubungan Nelson dan Juliana?" tanya Sienna."Setiap hari bertengkar, tapi kali ini Nelson yang salah. Untungnya Juliana mau memaafkan Nelson."Sienna tidak bergeming. Ketika menaiki tanjakan, Sienna tidak sengaja berpapasan dengan Jacob.Kali ini Jacob tidak mengenakan setelan jas, penampilannya terlihat kasual. Dia mengenakan kaos berwarna putih yang dipadukan dengan celana santai.Jacob terlihat lebih bersahabat saat mengenakan pakaian yang kasual.Ketika Sienna lewat, Jacob sedang mengobrol dengan Sony. Jacob dan Sony baru tiba, mereka sedang bersiap-s
Jacob menatap jeruk yang dipegangnya, lalu tersenyum dan menjawab, "Em, kelihatannya manis.""Iya, orang-orang lokal sangat menyukai jeruk ini."Ketika Jacob sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya, Sony mengikuti dari belakang sambil bergumam di dalam hati, 'Tuan Jacob nggak suka buah lokal. Tuan Jacob selalu mengimpor buah-buah yang dikonsumsinya.'....Sesampainya di rumah, Berta tidak dapat menahan diri dan bertanya kepada Sienna, "Sienna, maafkan aku. Kamu malah bertemu bos besar itu saat membantuku mendorong gerobak. Aku membuatmu malu saja."Juliana selalu mengomeli Berta yang bekerja serabutan. Sebagai menantu, Juliana merasa Berta selalu mempermalukannya.Setiap Berta berjualan, Juliana tidak pernah mau melewati kiosnya. Begitu mengingat omelan Juliana, Berta baru sadar dan meminta maaf kepada Sienna."Bi, kenapa harus malu? Kita bekerja dengan cara halal, bukan mencuri," jawab Sienna.Dari halaman, Sienna mendengar Nelson yang berteriak dari dalam rumah, "Ayah, aku lapar bang
"Sienna, terima kasih. Kami tidak akan mengulangi kesalahan kami."Sienna mengangguk, lalu bertanya, "Oh iya, apakah Paman dan Bibi mengenal orang yang menjual lantai cendana?"Robert memiliki banyak teman. Meskipun gajinya kecil, koneksinya luas. "Nanti aku coba tanyakan. Begitu ketemu, aku akan menghubungimu."Sienna kembali ke hotel. Sesampainya di kamar, dia mandi dan bersiap-siap tidur. Ketika hendak naik ke atas kasur, dia terkejut melihat serangga di atas bantal.Akhirnya Sienna tidur dengan posisi duduk di meja rias. Lehernya terasa sangat pegal.Keesokan pagi, Robert mengirimkan pesan kepada Sienna.[ Sienna, aku sudah menemukan penjualnya, nanti aku pergi ke tempatmu. Robbin bersedia memberikan tumpangan. ]Setelah menyantap bubur dan jagung, Sienna menunggu Robert di depan hotel. Dari kejauhan, Sienna melihat 2 mobil yang datang bersama-sama. Dia mengenali salah satu dari mobil itu.'Hah?" Sienna berpikir, 'Itu mobilnya Jacob, 'kan?'Di saat Sienna masih mencerna semuanya,
Ekspresi Jacob yang serius dan sibuk membolak-balik dokumen membuat Sienna tidak berani mengganggunya. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam hingga tiba di tempat tujuan.Setelah turun dari mobil dan berterima kasih kepada Jacob, Robbin menunjuk ke arah vila yang terletak di depannya sambil berkata kepada Sienna, "Orang yang kamu cari ada di sana. Aku mau membawa Tuan Jacob berkeliling di bawah."Sienna berterima kasih kepada Jacob dan Robbin, lalu bergegas berjalan menuju vila itu.Setelah Sienna berjalan beberapa langkah, Jacob berteriak, "Kalau kamu ditolak, sebutkan namaku."Sienna agak terkejut. Apakah pemilik vila ini memiliki hubungan dengan Jacob?Jika mereka memiliki hubungan, semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah.Sienna tersenyum kepada Jacob. "Tuan Jacob, terima kasih."Sinar matahari di siang hari agak menyilaukan. Jacob mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pembicaraannya dengan beberapa orang lainnya.Sesampainya di depan vila, Sienna mengulurkan tangan dan menek
"Kamu datang tanpa membuat janji temu. Walaupun aku menyukaimu dan menghargai gurumu, seperti yang kamu tahu, lantai kayu cendana yang aku jual harus dipesan 3 tahun sebelumnya. Kalau tidak, aku sulit memenuhi keinginanmu. Pelangganku yang lain juga sedang menunggu pesanannya."Sienna tersenyum mendengar jawaban Fandi. "Tuan, aku dengar sebelumnya ada pesanan yang salah tanggal sehingga produknya harus dikembalikan? Aku tidak meminta Tuan untuk memberikanku pesanan orang lain, tapi seandainya ada pesanan yang dibatalkan, aku bersedia membelinya dengan senang hati.""Siapa namamu?" tanya Fandi."Penny. Guruku suka memanggilku dengan nama Penny," jawab Sienna.Fandi tersenyum. "Aku adalah pebisnis. Begini saja, lukiskan aku sebuah gambar. Begitu ada pesanan yang dibatalkan, aku akan langsung menghubungimu.""Terima kasih, terima kasih, Tuan."Fandi memiliki sebuah lukisan yang belum diselesaikan. Dia berencana meminta Sienna untuk menyelesaikannya.Awalnya Sienna kebingungan, dia berpiki
Jacob menarik pergelangan tangannya dari pelukan Liora, lalu menyapa Fandi. "Paman, lama tidak berjumpa."Fandi menepuk pundak Jacob. "Anak ini, ke mana saja selama 3 tahun terakhir?"Sejak dipaksa menikah, Jacob melarikan diri keluar negeri. Oleh sebab itu dia sudah lama tidak mengunjungi Fandi.Sienna terkejut, apakah Keluarga Yuwono dan Keluarga Hermen memiliki hubungan? Mungkin Fandi berteman dengan Pak Darwo, makanya Jacob memanggil Fandi dengan sebutan paman.Liora menimpali, "Kalau aku jadi Jacob, aku juga bakalan kabur. Siapa yang mau dipaksa menikah sama orang nggak jelas? Aku juga nggak ngerti apa isi pikiran Kakek Darwo."Fandi memelototi putrinya. "Ngapain kamu mengomentari urusan keluarga orang lain? Jaga bicaramu! Jacob, silakan duduk. Oh iya, ini adalah Penny, muridnya Tuan Rowen."Sienna agak tersinggung mendengar ucapan Liora, tetapi dia berusaha mengesampingkan emosinya dan tersenyum.Jacob mengerutkan alis, sepertinya Sienna tidak menyebutkan nama Jacob kepada Fandi.
Sienna datang dengan diantar Jacob. Jika Sienna tidak pulang bersama Jacob, lantas bagaimana caranya dia kembali ke hotel?"Oke." Sienna mengangguk.Liora tidak senang melihat kedekatan Jacob dan Sienna. Tanpa pikir panjang, Liora pun menyelinap di tengah untuk memisahkan Jacob dan Sienna.Sienna tak berdaya, dia terpaksa bergeser ke samping. Liora mengangkat kepalanya dan berkata, "Lukisannya biasa saja, banyak yang bisa melukis kayak begini, kok. Aneh banget lukisan gini bisa mendapatkan nilai sempurna."Liora berbicara tanpa memikirkan perasaan Sienna. Saat ini Sienna membutuhkan bantuan Fandi. Sebagai pihak yang membutuhkan, Sienna berusaha memaklumi sikap Liora yang angkuh."Penny adalah kakak kelasmu," jawab Jacob.Ternyata Sienna dan Liora berkuliah di universitas yang sama? Liora tersentak, dia tidak menyangka kalau Sienna berkuliah di Universitas Seni Nasional.Senyuman di wajah Liora langsung menjadi kaku. Dia tidak senang mengetahui fakta ini."Jacob, kok kamu malah membela