Jacob menatap jeruk yang dipegangnya, lalu tersenyum dan menjawab, "Em, kelihatannya manis.""Iya, orang-orang lokal sangat menyukai jeruk ini."Ketika Jacob sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya, Sony mengikuti dari belakang sambil bergumam di dalam hati, 'Tuan Jacob nggak suka buah lokal. Tuan Jacob selalu mengimpor buah-buah yang dikonsumsinya.'....Sesampainya di rumah, Berta tidak dapat menahan diri dan bertanya kepada Sienna, "Sienna, maafkan aku. Kamu malah bertemu bos besar itu saat membantuku mendorong gerobak. Aku membuatmu malu saja."Juliana selalu mengomeli Berta yang bekerja serabutan. Sebagai menantu, Juliana merasa Berta selalu mempermalukannya.Setiap Berta berjualan, Juliana tidak pernah mau melewati kiosnya. Begitu mengingat omelan Juliana, Berta baru sadar dan meminta maaf kepada Sienna."Bi, kenapa harus malu? Kita bekerja dengan cara halal, bukan mencuri," jawab Sienna.Dari halaman, Sienna mendengar Nelson yang berteriak dari dalam rumah, "Ayah, aku lapar bang
"Sienna, terima kasih. Kami tidak akan mengulangi kesalahan kami."Sienna mengangguk, lalu bertanya, "Oh iya, apakah Paman dan Bibi mengenal orang yang menjual lantai cendana?"Robert memiliki banyak teman. Meskipun gajinya kecil, koneksinya luas. "Nanti aku coba tanyakan. Begitu ketemu, aku akan menghubungimu."Sienna kembali ke hotel. Sesampainya di kamar, dia mandi dan bersiap-siap tidur. Ketika hendak naik ke atas kasur, dia terkejut melihat serangga di atas bantal.Akhirnya Sienna tidur dengan posisi duduk di meja rias. Lehernya terasa sangat pegal.Keesokan pagi, Robert mengirimkan pesan kepada Sienna.[ Sienna, aku sudah menemukan penjualnya, nanti aku pergi ke tempatmu. Robbin bersedia memberikan tumpangan. ]Setelah menyantap bubur dan jagung, Sienna menunggu Robert di depan hotel. Dari kejauhan, Sienna melihat 2 mobil yang datang bersama-sama. Dia mengenali salah satu dari mobil itu.'Hah?" Sienna berpikir, 'Itu mobilnya Jacob, 'kan?'Di saat Sienna masih mencerna semuanya,
Ekspresi Jacob yang serius dan sibuk membolak-balik dokumen membuat Sienna tidak berani mengganggunya. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam hingga tiba di tempat tujuan.Setelah turun dari mobil dan berterima kasih kepada Jacob, Robbin menunjuk ke arah vila yang terletak di depannya sambil berkata kepada Sienna, "Orang yang kamu cari ada di sana. Aku mau membawa Tuan Jacob berkeliling di bawah."Sienna berterima kasih kepada Jacob dan Robbin, lalu bergegas berjalan menuju vila itu.Setelah Sienna berjalan beberapa langkah, Jacob berteriak, "Kalau kamu ditolak, sebutkan namaku."Sienna agak terkejut. Apakah pemilik vila ini memiliki hubungan dengan Jacob?Jika mereka memiliki hubungan, semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah.Sienna tersenyum kepada Jacob. "Tuan Jacob, terima kasih."Sinar matahari di siang hari agak menyilaukan. Jacob mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pembicaraannya dengan beberapa orang lainnya.Sesampainya di depan vila, Sienna mengulurkan tangan dan menek
"Kamu datang tanpa membuat janji temu. Walaupun aku menyukaimu dan menghargai gurumu, seperti yang kamu tahu, lantai kayu cendana yang aku jual harus dipesan 3 tahun sebelumnya. Kalau tidak, aku sulit memenuhi keinginanmu. Pelangganku yang lain juga sedang menunggu pesanannya."Sienna tersenyum mendengar jawaban Fandi. "Tuan, aku dengar sebelumnya ada pesanan yang salah tanggal sehingga produknya harus dikembalikan? Aku tidak meminta Tuan untuk memberikanku pesanan orang lain, tapi seandainya ada pesanan yang dibatalkan, aku bersedia membelinya dengan senang hati.""Siapa namamu?" tanya Fandi."Penny. Guruku suka memanggilku dengan nama Penny," jawab Sienna.Fandi tersenyum. "Aku adalah pebisnis. Begini saja, lukiskan aku sebuah gambar. Begitu ada pesanan yang dibatalkan, aku akan langsung menghubungimu.""Terima kasih, terima kasih, Tuan."Fandi memiliki sebuah lukisan yang belum diselesaikan. Dia berencana meminta Sienna untuk menyelesaikannya.Awalnya Sienna kebingungan, dia berpiki
Jacob menarik pergelangan tangannya dari pelukan Liora, lalu menyapa Fandi. "Paman, lama tidak berjumpa."Fandi menepuk pundak Jacob. "Anak ini, ke mana saja selama 3 tahun terakhir?"Sejak dipaksa menikah, Jacob melarikan diri keluar negeri. Oleh sebab itu dia sudah lama tidak mengunjungi Fandi.Sienna terkejut, apakah Keluarga Yuwono dan Keluarga Hermen memiliki hubungan? Mungkin Fandi berteman dengan Pak Darwo, makanya Jacob memanggil Fandi dengan sebutan paman.Liora menimpali, "Kalau aku jadi Jacob, aku juga bakalan kabur. Siapa yang mau dipaksa menikah sama orang nggak jelas? Aku juga nggak ngerti apa isi pikiran Kakek Darwo."Fandi memelototi putrinya. "Ngapain kamu mengomentari urusan keluarga orang lain? Jaga bicaramu! Jacob, silakan duduk. Oh iya, ini adalah Penny, muridnya Tuan Rowen."Sienna agak tersinggung mendengar ucapan Liora, tetapi dia berusaha mengesampingkan emosinya dan tersenyum.Jacob mengerutkan alis, sepertinya Sienna tidak menyebutkan nama Jacob kepada Fandi.
Sienna datang dengan diantar Jacob. Jika Sienna tidak pulang bersama Jacob, lantas bagaimana caranya dia kembali ke hotel?"Oke." Sienna mengangguk.Liora tidak senang melihat kedekatan Jacob dan Sienna. Tanpa pikir panjang, Liora pun menyelinap di tengah untuk memisahkan Jacob dan Sienna.Sienna tak berdaya, dia terpaksa bergeser ke samping. Liora mengangkat kepalanya dan berkata, "Lukisannya biasa saja, banyak yang bisa melukis kayak begini, kok. Aneh banget lukisan gini bisa mendapatkan nilai sempurna."Liora berbicara tanpa memikirkan perasaan Sienna. Saat ini Sienna membutuhkan bantuan Fandi. Sebagai pihak yang membutuhkan, Sienna berusaha memaklumi sikap Liora yang angkuh."Penny adalah kakak kelasmu," jawab Jacob.Ternyata Sienna dan Liora berkuliah di universitas yang sama? Liora tersentak, dia tidak menyangka kalau Sienna berkuliah di Universitas Seni Nasional.Senyuman di wajah Liora langsung menjadi kaku. Dia tidak senang mengetahui fakta ini."Jacob, kok kamu malah membela
Tiba-tiba di luar hujan lebat.Fandi beranjak keluar dari dapur, dia tersenyum saat melihat hujan di luar. "Wah, udaranya segar banget. Ini adalah alasan kenapa aku membangun vila di sini."Fandi sangat menyukai suasana pegunungan. Dia beranjak ke sofa, lalu menceritakan pengalamannya selama tinggal di tengah hutan.Seiring berjalan waktu, hujan di luar malah makin deras. Mungkin tidak bisa dibilang hujan, tetapi badai yang mengerikan."Kayaknya kalian tidak akan bisa pulang. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar. Jangan pulang di saat cuaca begini, berbahaya dan licin." Fandi menoleh ke arah Sienna. "Penny, kamu juga menginap di sini, ya? Kamu pulang bersama Jacob, 'kan?"Sienna tak memiliki hak untuk memutuskan. Jika dia memilih untuk pulang, sedangkan Jacob memilih tinggal, bagaimana caranya Sienna menuruni gunung?Sienna melirik Jacob dan menunggu jawabannya."Terima kasih, maaf merepotkan Paman," jawab Jacob."Sama sekali tidak merepotkan. Dulu kamu juga sering menginap
Sienna merasa canggung, dia hanya mengenakan sehelai handuk tanpa pakaian dalam.Seketika, sekujur tubuh Sienna pun terasa panas.Jacob datang dengan mengenakan kemeja yang terbuka. Melihat salep yang dipegang, Sienna pun mengerti, ternyata Jacob mau meminta Sienna untuk membantunya mengoles salep.Kamar Jacob terletak di sebelah kanan lorong. Karena dekat, makanya Jacob meminta tolong kepada Sienna.Jacob mengurungkan niatnya dan membalikkan badan. Namun Sienna khawatir kalau kondisi luka Jacob makin parah, lukanya harus rutin diobati."Mau minta diolesi obat? Masuklah!" kata Sienna. Bagaimanapun, Sienna yang menyebabkan Jacob dicambuk Pak Darwo.Jika wanita lain yang mengajak Jacob masuk ke dalam kamar, mungkin dia sudah menolaknya. Namun wanita yang berada di hadapannya adalah Sienna, wanita ini berbeda dengan wanita lainnya.Menurut Jacob, Sienna tidak bermaksud menggodanya. Dia hanya mengkhawatirkan keadaan luka Jacob."Jacob!" Terdengar suara teriakan Liora. "Kamu mau makan buah,
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg