Tiba-tiba di luar hujan lebat.Fandi beranjak keluar dari dapur, dia tersenyum saat melihat hujan di luar. "Wah, udaranya segar banget. Ini adalah alasan kenapa aku membangun vila di sini."Fandi sangat menyukai suasana pegunungan. Dia beranjak ke sofa, lalu menceritakan pengalamannya selama tinggal di tengah hutan.Seiring berjalan waktu, hujan di luar malah makin deras. Mungkin tidak bisa dibilang hujan, tetapi badai yang mengerikan."Kayaknya kalian tidak akan bisa pulang. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar. Jangan pulang di saat cuaca begini, berbahaya dan licin." Fandi menoleh ke arah Sienna. "Penny, kamu juga menginap di sini, ya? Kamu pulang bersama Jacob, 'kan?"Sienna tak memiliki hak untuk memutuskan. Jika dia memilih untuk pulang, sedangkan Jacob memilih tinggal, bagaimana caranya Sienna menuruni gunung?Sienna melirik Jacob dan menunggu jawabannya."Terima kasih, maaf merepotkan Paman," jawab Jacob."Sama sekali tidak merepotkan. Dulu kamu juga sering menginap
Sienna merasa canggung, dia hanya mengenakan sehelai handuk tanpa pakaian dalam.Seketika, sekujur tubuh Sienna pun terasa panas.Jacob datang dengan mengenakan kemeja yang terbuka. Melihat salep yang dipegang, Sienna pun mengerti, ternyata Jacob mau meminta Sienna untuk membantunya mengoles salep.Kamar Jacob terletak di sebelah kanan lorong. Karena dekat, makanya Jacob meminta tolong kepada Sienna.Jacob mengurungkan niatnya dan membalikkan badan. Namun Sienna khawatir kalau kondisi luka Jacob makin parah, lukanya harus rutin diobati."Mau minta diolesi obat? Masuklah!" kata Sienna. Bagaimanapun, Sienna yang menyebabkan Jacob dicambuk Pak Darwo.Jika wanita lain yang mengajak Jacob masuk ke dalam kamar, mungkin dia sudah menolaknya. Namun wanita yang berada di hadapannya adalah Sienna, wanita ini berbeda dengan wanita lainnya.Menurut Jacob, Sienna tidak bermaksud menggodanya. Dia hanya mengkhawatirkan keadaan luka Jacob."Jacob!" Terdengar suara teriakan Liora. "Kamu mau makan buah,
Setiap sentuhan Sienna meninggalkan kehangatan yang menyelimuti hati Jacob.Napas Jacob terdengar tak beraturan.Sienna mengoleskan salepnya dengan serius, seolah tak ingin melewatkan satu inci pun. Setelah salepnya dioleskan, selanjutnya Sienna harus membantu Jacob membungkus kembali perbannya.Untuk membungkus punggung Jacob dengan perban, Sienna harus berlutut dan mencondongkan tubuhnya ke arah Jacob. Dengan begitu, jarak kedua pun makin dekat.Melihat Jacob yang tampak tidak nyaman, Sienna mempercepat gerakan tangannya.Ketika hampir selesai, Sienna langsung menghela napas lega dan berkata, "Tuan, sudah selesai."Sienna tahu bahwa Jacob tidak suka bersentuhan dengan lawan jenis. Begitu selesai mengobati Jacob, Sienna tahu diri dan beranjak mundur.Namun saat Sienna bergerak ke belakang, Jacob malah menurunkan tangan dan menahan ujung handuk Sienna.Sienna kaget, dia buru-buru menahan bagian dadanya dengan menggunakan handuk yang tersisa.Sesaat menoleh, simpul tenggorokan Jacob tam
Ketika Sienna tersadar, Jacob sudah pergi. Sienna yang terkejut hampir terjatuh dari sofa, wajahnya juga pucat pasi.Apa maksud Jacob? Apa karena pakaiannya terlalu minim? Apa mungkin karena suasananya mendukung sehingga Jacob lupa daratan untuk sesaat?Sienna mengernyit, lalu teringat dengan ciuman lembut di telinga dan lehernya. Dia tersipu malu. Saat berdiri, kaki Sienna terasa lemas. Dia berjalan terhuyung ke kamar mandi dan melihat lehernya juga memerah.Apa yang terjadi? Kemudian, Sienna mencuci wajahnya dengan air dingin untuk membuat dirinya sadar. Namun, sepertinya tidak berguna.Sienna merasa resah. Rasanya seperti ditinggalkan setelah sengaja digoda, tetapi tidak mendapatkan penjelasan apa pun.Tidak mungkin. Jacob tidak mungkin mempunyai hasrat duniawi seperti itu, 'kan? Sienna juga tidak bisa tidur lagi begitu teringat kejadian malam itu. Dia yang kebingungan pun mencuci bajunya, lalu mengeringkannya.Ketika Sienna mulai agak sadar, waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini
Begitu perkataan ini dilontarkan, suasana menjadi agak canggung. Jacob menyesap tehnya. Sementara itu, Sienna yang ditanya Liora panik sesaat. Namun, dia segera menenangkan dirinya, lalu menjawab, "Um, tapi bukan pria liar. Suamiku menelepon karena aku nggak pulang semalam."Sienna memandang Liora sambil tersenyum saat berbicara. Ini pertama kalinya Liora mendengar bahwa Sienna sudah menikah. Seketika, Liora merasa canggung karena kecurigaannya pada Sienna dari kemarin hingga sekarang terasa agak konyol.Liora berdeham, lalu Fandi berucap, "Liora, minta maaf sama Penny. Kamu nggak boleh bicara sembarangan. Untung saja Penny nggak marah dan perhitungan."Saat ini, Liora tidak mencari masalah dengan Sienna lagi. Dia segera meminta maaf dengan tulus, "Maaf, aku nggak tahu kamu sudah menikah." Kalau tahu Sienna sudah menikah, Liora juga tidak akan sengaja mencari masalah dengannya."Kamu masih muda, tapi sudah menikah. Suamimu pasti sangat hebat, ya?" tanya Liora.Sienna tersenyum, seperti
Sienna merasa kebingungan, memangnya dia menyinggung Jacob? Begitu masuk ke dalam mobil, Sienna melihat Jacob sedang membaca dokumen.Jacob sudah mengganti jasnya dan hari ini jas yang dikenakannya berwarna abu-abu. Setelan ini tetap sangat cocok dengan Jacob, dia selalu terlihat tampan memakai baju apa pun. Di bawah pancaran cahaya matahari, Jacob tampak karismatik.Setelah masuk, Sienna menutup pintu mobil. Kemudian, terdengar suara Liora dari luar, lalu Liora yang membawa tas ikut masuk ke mobil. Dia berkata, "Jacob, aku juga mau ke sekolah dan kebetulan searah denganmu. Kamu antar aku, ya?"Jacob mendongak dan berujar dengan acuh tak acuh, "Aku masih tinggal di Kabupaten Armana beberapa hari lagi. Hari ini, aku belum pulang ke ibu kota."Saat ini, Liora sudah duduk di mobil dan berusaha mendekati Jacob. Dia menyahut, "Nggak apa-apa. Kalau begitu, aku bisa jalan-jalan di Kabupaten Armana."Jelas-jelas, Liora punya tujuan lain. Sienna melihat mereka berdua yang duduk berdekatan. Dia
Sienna juga tahu diri. Dia tersenyum dan mengangguk, lalu menyahut, "Oke, sampai jumpa." Selesai berkata, Sienna pun pergi.Jacob berdiri di tempat sambil memandang sosok Sienna. Setelah beberapa saat, Liora menariknya dan bertanya, "Jacob, apa yang kamu lihat?"Jacob tidak menjawab, tetapi berjalan masuk ke dalam rumah. Sementara itu, Sienna naik taksi ke rumah Robert. Sesampainya di sana, dia melihat banyak orang berkerumun di depan rumah Robert, termasuk para tetangga. Semuanya sedang mengomentari keluarga Robert.Pintu rumah Keluarga Robert tertutup. Robert dan Berta yang berada di dalam rumah tidak keluar. Di luar, ada beberapa pria kekar yang memutar tongkat dan besi. Tampaknya, mereka adalah orang-orang yang memblokir pintu.Sienna menghampiri salah satu pria yang memutar tongkat. Pria itu sangat tinggi dan mempunyai otot yang kekar. Sienna bertanya, "Halo, sebenarnya apa yang dilakukan Nelson? Kenapa kalian memblokir pintu rumah mereka?"Pria itu melihat Sienna, dia tidak menya
Robert dan Berta memandang Sienna dengan penuh harapan, seolah-olah Sienna memang bisa menemukan cara penyelesaiannya. Sementara itu, Nelson malah bersembunyi di belakang Sienna. Jadi, sekarang suasana di tempat menjadi agak lucu.Robert sangat malu ketika melihat tetangga di sekitar masih mengomentari keluarga mereka. Para tetangga tidak menyukai keluarga Robert karena masalah rumah terakhir kali. Robert juga tahu dirinya salah, jadi dia tidak berani melawan mereka.Kalaupun rumah akan dibongkar, juga harus menunggu tindakan dari pemerintah. Saat ini, mereka masih harus tinggal di sini.Beberapa pria kekar tertawa sinis ketika melihat Nelson yang sangat tidak berguna. Salah satu dari mereka berkomentar, "Ternyata kamu itu penakut, tapi bisa-bisanya kamu berani menghantam orang."Nelson yang tegang tidak berbicara, malah Sienna yang berujar dengan tegas, "Aku akan pergi dari sini kalau kamu nggak mau memberi tahu alasannya. Sudah jelas mereka datang mencarimu. Seharusnya, mereka nggak