Jacob menarik pergelangan tangannya dari pelukan Liora, lalu menyapa Fandi. "Paman, lama tidak berjumpa."Fandi menepuk pundak Jacob. "Anak ini, ke mana saja selama 3 tahun terakhir?"Sejak dipaksa menikah, Jacob melarikan diri keluar negeri. Oleh sebab itu dia sudah lama tidak mengunjungi Fandi.Sienna terkejut, apakah Keluarga Yuwono dan Keluarga Hermen memiliki hubungan? Mungkin Fandi berteman dengan Pak Darwo, makanya Jacob memanggil Fandi dengan sebutan paman.Liora menimpali, "Kalau aku jadi Jacob, aku juga bakalan kabur. Siapa yang mau dipaksa menikah sama orang nggak jelas? Aku juga nggak ngerti apa isi pikiran Kakek Darwo."Fandi memelototi putrinya. "Ngapain kamu mengomentari urusan keluarga orang lain? Jaga bicaramu! Jacob, silakan duduk. Oh iya, ini adalah Penny, muridnya Tuan Rowen."Sienna agak tersinggung mendengar ucapan Liora, tetapi dia berusaha mengesampingkan emosinya dan tersenyum.Jacob mengerutkan alis, sepertinya Sienna tidak menyebutkan nama Jacob kepada Fandi.
Sienna datang dengan diantar Jacob. Jika Sienna tidak pulang bersama Jacob, lantas bagaimana caranya dia kembali ke hotel?"Oke." Sienna mengangguk.Liora tidak senang melihat kedekatan Jacob dan Sienna. Tanpa pikir panjang, Liora pun menyelinap di tengah untuk memisahkan Jacob dan Sienna.Sienna tak berdaya, dia terpaksa bergeser ke samping. Liora mengangkat kepalanya dan berkata, "Lukisannya biasa saja, banyak yang bisa melukis kayak begini, kok. Aneh banget lukisan gini bisa mendapatkan nilai sempurna."Liora berbicara tanpa memikirkan perasaan Sienna. Saat ini Sienna membutuhkan bantuan Fandi. Sebagai pihak yang membutuhkan, Sienna berusaha memaklumi sikap Liora yang angkuh."Penny adalah kakak kelasmu," jawab Jacob.Ternyata Sienna dan Liora berkuliah di universitas yang sama? Liora tersentak, dia tidak menyangka kalau Sienna berkuliah di Universitas Seni Nasional.Senyuman di wajah Liora langsung menjadi kaku. Dia tidak senang mengetahui fakta ini."Jacob, kok kamu malah membela
Tiba-tiba di luar hujan lebat.Fandi beranjak keluar dari dapur, dia tersenyum saat melihat hujan di luar. "Wah, udaranya segar banget. Ini adalah alasan kenapa aku membangun vila di sini."Fandi sangat menyukai suasana pegunungan. Dia beranjak ke sofa, lalu menceritakan pengalamannya selama tinggal di tengah hutan.Seiring berjalan waktu, hujan di luar malah makin deras. Mungkin tidak bisa dibilang hujan, tetapi badai yang mengerikan."Kayaknya kalian tidak akan bisa pulang. Aku akan meminta pelayan untuk menyiapkan kamar. Jangan pulang di saat cuaca begini, berbahaya dan licin." Fandi menoleh ke arah Sienna. "Penny, kamu juga menginap di sini, ya? Kamu pulang bersama Jacob, 'kan?"Sienna tak memiliki hak untuk memutuskan. Jika dia memilih untuk pulang, sedangkan Jacob memilih tinggal, bagaimana caranya Sienna menuruni gunung?Sienna melirik Jacob dan menunggu jawabannya."Terima kasih, maaf merepotkan Paman," jawab Jacob."Sama sekali tidak merepotkan. Dulu kamu juga sering menginap
Sienna merasa canggung, dia hanya mengenakan sehelai handuk tanpa pakaian dalam.Seketika, sekujur tubuh Sienna pun terasa panas.Jacob datang dengan mengenakan kemeja yang terbuka. Melihat salep yang dipegang, Sienna pun mengerti, ternyata Jacob mau meminta Sienna untuk membantunya mengoles salep.Kamar Jacob terletak di sebelah kanan lorong. Karena dekat, makanya Jacob meminta tolong kepada Sienna.Jacob mengurungkan niatnya dan membalikkan badan. Namun Sienna khawatir kalau kondisi luka Jacob makin parah, lukanya harus rutin diobati."Mau minta diolesi obat? Masuklah!" kata Sienna. Bagaimanapun, Sienna yang menyebabkan Jacob dicambuk Pak Darwo.Jika wanita lain yang mengajak Jacob masuk ke dalam kamar, mungkin dia sudah menolaknya. Namun wanita yang berada di hadapannya adalah Sienna, wanita ini berbeda dengan wanita lainnya.Menurut Jacob, Sienna tidak bermaksud menggodanya. Dia hanya mengkhawatirkan keadaan luka Jacob."Jacob!" Terdengar suara teriakan Liora. "Kamu mau makan buah,
Setiap sentuhan Sienna meninggalkan kehangatan yang menyelimuti hati Jacob.Napas Jacob terdengar tak beraturan.Sienna mengoleskan salepnya dengan serius, seolah tak ingin melewatkan satu inci pun. Setelah salepnya dioleskan, selanjutnya Sienna harus membantu Jacob membungkus kembali perbannya.Untuk membungkus punggung Jacob dengan perban, Sienna harus berlutut dan mencondongkan tubuhnya ke arah Jacob. Dengan begitu, jarak kedua pun makin dekat.Melihat Jacob yang tampak tidak nyaman, Sienna mempercepat gerakan tangannya.Ketika hampir selesai, Sienna langsung menghela napas lega dan berkata, "Tuan, sudah selesai."Sienna tahu bahwa Jacob tidak suka bersentuhan dengan lawan jenis. Begitu selesai mengobati Jacob, Sienna tahu diri dan beranjak mundur.Namun saat Sienna bergerak ke belakang, Jacob malah menurunkan tangan dan menahan ujung handuk Sienna.Sienna kaget, dia buru-buru menahan bagian dadanya dengan menggunakan handuk yang tersisa.Sesaat menoleh, simpul tenggorokan Jacob tam
Ketika Sienna tersadar, Jacob sudah pergi. Sienna yang terkejut hampir terjatuh dari sofa, wajahnya juga pucat pasi.Apa maksud Jacob? Apa karena pakaiannya terlalu minim? Apa mungkin karena suasananya mendukung sehingga Jacob lupa daratan untuk sesaat?Sienna mengernyit, lalu teringat dengan ciuman lembut di telinga dan lehernya. Dia tersipu malu. Saat berdiri, kaki Sienna terasa lemas. Dia berjalan terhuyung ke kamar mandi dan melihat lehernya juga memerah.Apa yang terjadi? Kemudian, Sienna mencuci wajahnya dengan air dingin untuk membuat dirinya sadar. Namun, sepertinya tidak berguna.Sienna merasa resah. Rasanya seperti ditinggalkan setelah sengaja digoda, tetapi tidak mendapatkan penjelasan apa pun.Tidak mungkin. Jacob tidak mungkin mempunyai hasrat duniawi seperti itu, 'kan? Sienna juga tidak bisa tidur lagi begitu teringat kejadian malam itu. Dia yang kebingungan pun mencuci bajunya, lalu mengeringkannya.Ketika Sienna mulai agak sadar, waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 dini
Begitu perkataan ini dilontarkan, suasana menjadi agak canggung. Jacob menyesap tehnya. Sementara itu, Sienna yang ditanya Liora panik sesaat. Namun, dia segera menenangkan dirinya, lalu menjawab, "Um, tapi bukan pria liar. Suamiku menelepon karena aku nggak pulang semalam."Sienna memandang Liora sambil tersenyum saat berbicara. Ini pertama kalinya Liora mendengar bahwa Sienna sudah menikah. Seketika, Liora merasa canggung karena kecurigaannya pada Sienna dari kemarin hingga sekarang terasa agak konyol.Liora berdeham, lalu Fandi berucap, "Liora, minta maaf sama Penny. Kamu nggak boleh bicara sembarangan. Untung saja Penny nggak marah dan perhitungan."Saat ini, Liora tidak mencari masalah dengan Sienna lagi. Dia segera meminta maaf dengan tulus, "Maaf, aku nggak tahu kamu sudah menikah." Kalau tahu Sienna sudah menikah, Liora juga tidak akan sengaja mencari masalah dengannya."Kamu masih muda, tapi sudah menikah. Suamimu pasti sangat hebat, ya?" tanya Liora.Sienna tersenyum, seperti
Sienna merasa kebingungan, memangnya dia menyinggung Jacob? Begitu masuk ke dalam mobil, Sienna melihat Jacob sedang membaca dokumen.Jacob sudah mengganti jasnya dan hari ini jas yang dikenakannya berwarna abu-abu. Setelan ini tetap sangat cocok dengan Jacob, dia selalu terlihat tampan memakai baju apa pun. Di bawah pancaran cahaya matahari, Jacob tampak karismatik.Setelah masuk, Sienna menutup pintu mobil. Kemudian, terdengar suara Liora dari luar, lalu Liora yang membawa tas ikut masuk ke mobil. Dia berkata, "Jacob, aku juga mau ke sekolah dan kebetulan searah denganmu. Kamu antar aku, ya?"Jacob mendongak dan berujar dengan acuh tak acuh, "Aku masih tinggal di Kabupaten Armana beberapa hari lagi. Hari ini, aku belum pulang ke ibu kota."Saat ini, Liora sudah duduk di mobil dan berusaha mendekati Jacob. Dia menyahut, "Nggak apa-apa. Kalau begitu, aku bisa jalan-jalan di Kabupaten Armana."Jelas-jelas, Liora punya tujuan lain. Sienna melihat mereka berdua yang duduk berdekatan. Dia