Di lantai atas.Tiba-tiba Jacob merasa kepanasan, dia membuka kancing kemejanya dengan gelisah. Sensasi ini tidak asing, luka di punggungnya juga terasa perih seperti terbakar.Jacob berusaha mengingat semua makanan dan minuman yang dikonsumsinya hari ini. Seketika, dia teringat dengan teh yang diberikan Pak Darwo.Menit dan detik berlalu, Jacob berkeringat dingin dan sekujur tubuhnya terasa panas. Di tengah kepanikan, dia buru-buru bangkit berdiri dan berlari ke kamar mandi untuk mencuci muka.Meskipun telah membasahi wajah dan tubuhnya, Jacob masih merasa kepanasan. Tiba-tiba dia mencium aroma yang familier, dia mengangkat kepala dan menatap kaca.Jacob tidak suka bersentuhan dengan sembarang orang. Dia juga tidak menyukai aroma parfum yang terlalu menusuk, tetapi aroma di kamar mandi sama sekali tidak membuatnya jijik. Sebaliknya, tubuh Jacob malah terasa semakin panas dan bersemangat.Jacob memijat keningnya sambil mengamati benda-benda yang ada di kamar mandi. Dia hanya melihat se
Sienna menemani Jacob hingga tengah malam. Begitu cairan infus habis, Sienna langsung mencabut jarumnya.Begitu jarum dicabut, Jacob membuka matanya secara perlahan-lahan."Tuan Jacob?" panggil Sienna.Jacob memandang langit-langit sambil mengerutkan alis. "Di rumah sakit?""Iya, kamu demam," jawab Sienna."Kok kamu ada di sini?" tanya Jacob."Aku lagi menjenguk keluargaku, kebetulan tadi aku melihatmu. Apakah kamu sudah merasa baikan?" tanya Sienna.Punggung Jacob terasa perih. Khasiat obat perangsang sudah hilang, tubuhnya tidak lagi terasa panas. Awalnya Jacob lega, tetapi mengingat tindakan Pak Darwo, emosi pun kembali melonjak di hati Jacob.Jacob tersenyum sinis, kali ini Pak Darwo benar-benar tega menggunakan segala cara agar wanita itu melahirkan anak Jacob.Sesaat mendengar suara tawa Jacob, Sienna langsung merinding. Pak Darwo sudah kelewatan, wajar saja Jacob marah.Kemudian Sienna melihat Jacob mengambil ponselnya, lalu menghubungi Sony dan berkata, "Selidiki apakah Keluarg
"Tuan, terima kasih." Sienna tersenyum kepada Jacob.Meskipun Jacob belum mengetahui bahwa Sienna adalah istrinya, Sienna sedang mendengar penilaian Jacob tentang dirinya.Jacob maupun Sienna tidak pernah menginginkan pernikahan ini. Mereka memiliki kesusahan masing-masing, tidak ada yang lebih bahagia daripada yang lainnya. Jadi, Sienna merasa tidak perlu saling menyakiti, mereka sendiri sudah cukup tersiksa.Keluarga Winata memanfaatkan pernikahan Jacob dan Sienna untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin. Apakah Sienna masih memiliki hak untuk meminta Jacob menghargainya sebagai seorang istri? Sienna bahkan malu mengingat semua tindakan keluarganya.Jacob memejamkan matanya dengan tenang. Melihat Jacob yang tidur, Sienna pun beristirahat.Pukul 6 pagi.Jacob mendengar suara Sony."Nona Penny, ini sarapan untukmu. Terima kasih telah menjaga Tuan Jacob.""Sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu," kata Sienna."Em, terima kasih." Sony menutup pintu secara perlahan-lahan.Begitu melihat
Harris marah hingga tubuhnya bergetar dan kesulitan bernapas."Teganya kamu berbicara seperti itu kepada Bibi Susan!" bentak Harris.Sienna menarik napas panjang dan menelepon ambulans. "Sebaiknya Ayah pergi ke rumah sakit. Perusahaan juga lagi tidak ada proyek, anggap saja liburan."Harris agak menyesali tindakannya yang melempar Sienna dengan menggunakan bantal. Dia menghela napas panjang saat melihat rambut Sienna yang berantakan."Aku bersedia istirahat, tapi aku tidak bisa tenang sebelum menyerahkan perusahaan ini kepadamu. Aku berencana memberikan sebagian saham kepadamu. Aku ingin kamu menggantikan posisiku. Sienna, Ayah melihat semua kerja kerasmu. Kalau kamu tidak hebat, Petra tidak mungkin panik dan berusaha menyerangmu. Asalkan kamu bersedia mengambil alih perusahaan, Ayah akan pensiun."Harris tidak rela melihat perusahaannya jatuh ke tangan orang lain. Dia hanya memercayai Sienna. Bagaimanapun Sienna adalah putrinya, putrinya yang pintar dan penyayang.Meskipun sering bert
"Sienna, hanya karena kamu berhasil naik ke tempat tidurnya, bukan berarti dia menyukaimu. Lagi pula, laki-laki mana yang sanggup menolak godaan wanita? Cepat atau lambat, dia akan mencampakkanmu!" Nanda melanjutkan ucapannya.Sienna tertawa sambil menginjak pedal gas. "Hahaha. Setidaknya aku memilikinya, sedangkan kamu? Cuma bisa jadi penonton, 'kan?"Nanda terdiam, rasanya dia mau pingsan! Dadanya terasa agak sesak."Sialan! Sialan!" Nanda berteriak kesal.Sienna melirik Nanda melalui kaca spionnya. Sienna tidak ingin berlama-lama tinggal di ibu kota, sebaiknya dia segera pergi ke Kabupaten Armana untuk menyelesaikan masalah lantai kayu cendana.Sienna singgah untuk membeli segelas kopi. Setelah meneguk kopi dan memastikan dirinya sudah tidak mengantuk, Sienna baru melanjutkan kembali perjalanannya menuju Kabupaten Armana.Di saat bersamaan, mobil Jacob juga sedang melaju ke kabupaten yang sama dengan tujuan Sienna.Demi mendekatkan hubungan Jacob dan Sienna, Pak Darwo tega menggunak
"Bibi, kenapa berjualan semalam ini? Bukannya Nelson sudah pulang? Kok dia tidak membantu Bibi jualan?" tanya Sienna.Seandainya Nelson membantu Berta berjualan, pria tadi tidak akan menindas Berta."Sienna, ayo pulang ke rumah. Bibi sudah merapikan kamarmu." Berta menarik tangan Sienna.Sienna tidak tega membiarkan Berta pulang sendirian. Akhirnya dia memutuskan untuk membantu Berta membereskan kios dan menemaninya pulang."Bagaimana hubungan Nelson dan Juliana?" tanya Sienna."Setiap hari bertengkar, tapi kali ini Nelson yang salah. Untungnya Juliana mau memaafkan Nelson."Sienna tidak bergeming. Ketika menaiki tanjakan, Sienna tidak sengaja berpapasan dengan Jacob.Kali ini Jacob tidak mengenakan setelan jas, penampilannya terlihat kasual. Dia mengenakan kaos berwarna putih yang dipadukan dengan celana santai.Jacob terlihat lebih bersahabat saat mengenakan pakaian yang kasual.Ketika Sienna lewat, Jacob sedang mengobrol dengan Sony. Jacob dan Sony baru tiba, mereka sedang bersiap-s
Jacob menatap jeruk yang dipegangnya, lalu tersenyum dan menjawab, "Em, kelihatannya manis.""Iya, orang-orang lokal sangat menyukai jeruk ini."Ketika Jacob sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya, Sony mengikuti dari belakang sambil bergumam di dalam hati, 'Tuan Jacob nggak suka buah lokal. Tuan Jacob selalu mengimpor buah-buah yang dikonsumsinya.'....Sesampainya di rumah, Berta tidak dapat menahan diri dan bertanya kepada Sienna, "Sienna, maafkan aku. Kamu malah bertemu bos besar itu saat membantuku mendorong gerobak. Aku membuatmu malu saja."Juliana selalu mengomeli Berta yang bekerja serabutan. Sebagai menantu, Juliana merasa Berta selalu mempermalukannya.Setiap Berta berjualan, Juliana tidak pernah mau melewati kiosnya. Begitu mengingat omelan Juliana, Berta baru sadar dan meminta maaf kepada Sienna."Bi, kenapa harus malu? Kita bekerja dengan cara halal, bukan mencuri," jawab Sienna.Dari halaman, Sienna mendengar Nelson yang berteriak dari dalam rumah, "Ayah, aku lapar bang
"Sienna, terima kasih. Kami tidak akan mengulangi kesalahan kami."Sienna mengangguk, lalu bertanya, "Oh iya, apakah Paman dan Bibi mengenal orang yang menjual lantai cendana?"Robert memiliki banyak teman. Meskipun gajinya kecil, koneksinya luas. "Nanti aku coba tanyakan. Begitu ketemu, aku akan menghubungimu."Sienna kembali ke hotel. Sesampainya di kamar, dia mandi dan bersiap-siap tidur. Ketika hendak naik ke atas kasur, dia terkejut melihat serangga di atas bantal.Akhirnya Sienna tidur dengan posisi duduk di meja rias. Lehernya terasa sangat pegal.Keesokan pagi, Robert mengirimkan pesan kepada Sienna.[ Sienna, aku sudah menemukan penjualnya, nanti aku pergi ke tempatmu. Robbin bersedia memberikan tumpangan. ]Setelah menyantap bubur dan jagung, Sienna menunggu Robert di depan hotel. Dari kejauhan, Sienna melihat 2 mobil yang datang bersama-sama. Dia mengenali salah satu dari mobil itu.'Hah?" Sienna berpikir, 'Itu mobilnya Jacob, 'kan?'Di saat Sienna masih mencerna semuanya,