Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)

Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)

last updateLast Updated : 2023-04-30
By:  AlthafunnisaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
25 ratings. 25 reviews
139Chapters
19.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sinopsis Risa Anandita dibeli oleh Gilang Dwi Adiguna, CEO perusahaan diamond ternama di Kota Jakarta demi menyelidiki pembunuh Sinopsis Risa Anandita dibeli oleh Gilang Dwi Adiguna, CEO perusahaan diamond ternama di Kota Jakarta demi menyelidiki pembunuh kekasihnya dan menjadi ibu untuk Amira. Risa awalnya menyesali takdirnya yang harus menikah dengan Gilang, tapi semakin lama dia semakin terpikat pada pesona Gilang yang dingin sedingin salju. Bahkan, Gilang terlalu sulit ditaklukkan. Risa yang mendamba cinta Gilang melakukan berbagai cara agar Gilang mencintainya dan pernikahan mereka bahagia. Namun, kejadian demi kejadian tak terduga akhirnya mengungkapkan siapa Amira sebenarnya. Membuat Risa perlahan mundur oleh banyaknya kesalahanpahaman yang ada. Akankah Gilang bisa mencintai Risa sebagai istrinya? Apakah Amira akan tahu bahwa Risa bukan ibu kandungnya? Akankah pernikahan mereka bahagia?

View More

Chapter 1

Dijual Tante Tika

"Tante, apa maksud Tante menjualku di f******k?" Risa berdiri di hadapan Tante Tika seraya memperlihatkan ponselnya.

"Kenapa? Kamu keberatan?” Tante Tika menyunggingkan senyumnya disertai cibiran di bibir seakan mengejek ucapan Risa. “Anggap aja kamu sedang beramal untuk biaya pengobatan Om-mu yang sedang sakit parah." 

Risa mengepalkan tangannya kuat-kuat sehingga buku-buku tangannya memutih dengan gigi yang bergemelutuk. "Tapi, Tante aku bukan wanita murahan!" Risa menatap Tante Tika dengan geram.

Perempuan berambut panjang itu mendekati Tante Tika dengan wajah merah padam. Dia bahkan membanting tas yang sejak tadi disampirkan di bahunya. Sakit hati Risa karena Tante Tika membuat postingan di F******k yang menjual dirinya terang-terangan.

"Lalu, kamu kira Tante peduli?" 

"Tapi Risa peduli, Tan. Risa nggak bisa nikah sama sembarang orang." Risa mencoba berbicara baik-baik dengan Tante Tika.

"Sudah, tidak ada penolakan." Tante Tika mengibas tangannya dan berlalu masuk ke dalam rumah. "Pakai ini!" Tante Tika melempar kebaya berwarna putih dengan kain berwarna bata berukir mewah.

Risa menatap kebaya berwarna putih yang berada di tangannya. Kebaya itu terlihat mahal harganya. Bisa dilihat dari bahannya yang dipenuhi Payet dan mutiara berkilau. 

"Kebaya itu dari calon suamimu. Dia kaya, kok. Makanya kamu harus bersyukur karena aku menjualmu, hidupmu sudah pasti terjamin," ujar Tante Tika.

 Risa menghempaskan kebaya itu ke lantai secara kasar. Dia tetap tidak ingin menerima takdir buruk begitu saja. Risa bahkan menginjak kebaya mewah itu dengan kuat sehingga beberapa mutiara mewahnya lepas dari jahitan. Seperdetik berikutnya, Risa bersimpuh di kaki Tante Tika dengan harapan hati perempuan itu terbuka jika mendengar janjinya.

"Kalau memang semua ini karena Tante butuh uang banyak, Risa akan bantu. Risa janji akan cari kerja sampingan, asal Tante batalkan rencana ini." Risa berujar seraya memeluk kaki Tante Tika.

Namun, Tante Tika justru mengangkat tubuh Risa dan mencengkeram kedua bahu gadis itu kuat-kuat.

"Dengar, Risa, pernikahan ini tidak akan pernah dibatalkan. Laki-laki itu telah membelimu dengan mahar yang cukup besar. Dengan uang itu, aku bisa menggunakannya untuk biaya pengobatan suamiku dan juga untuk membiayai kehidupan kami sehari-hari." Tante Tika mencengkram dagu Risa dengan kuat.  

"Jangan pernah bermimpi untuk kabur dari pernikahan ini karena aku akan menunggumu disini." Tante Tika mendorong tubuh Risa masuk ke dalam kamar yang sudah menanti team MUA di dalamnya.

Tiga puluh menit kemudian, Risa telah selesai dirias dan siap dibawa ke tempat ijab qabul. Gadis itu sangat cantik dengan riasan make up natural, tapi semakin mempercantik wajahnya yang memang tak pernah tersentuh alat make up. Risa memakai kebaya putih dengan singer Sunda di kepalanya yang membuat perempuan itu semakin ayu.

Tante Tika terperangah melihat kecantikan Risa. Dia yakin lelaki yang telah membeli Risa tidak akan menyesal membeli keponakannya dengan harga mahal. 

Namun, amarah membuncah di ubun-ubun Tante Tika saat melihat air mata masih meluncur di pipi Risa yang sudah dirias sedemikian cantik. 

"Hapus air matamu, Risa. Aku tidak ingin suamimu marah melihat air mata itu. Kalau sampai pernikahan ini batal gara-gara air matamu itu, maka kamu akan menyesal karena akan segera melihat mayat Om-mu. Jadi, jangan cuba-cuba bikin malu Tante." Tante Tika mengancam Risa dengan sorot mata tajam mematikan.

Risa tidak ada pilihan lain. Dia tidak ingin Om Herman mati karena tidak punya biaya untuk berobat. Perempuan itu pun menghapus air matanya dan berusaha menerima kenyataan pahitnya.

 Risa yang masih mematung di depan meja rias membuat Tante Tika kesal. "Dengar Risa, suamimu sudah menunggu di luar," ujar Tante Tika. Ia menarik tangan Risa keluar dari kamar.

  

Tante Tika mendudukkan Risa di samping seorang laki-laki yang memakai blazer berwarna hitam. Risa mendengar suara bisik-bisik para beberapa saksi yang hadir di pernikahannya.

Risa gemetar saat mendengar suara bariton disampingnya mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas. 

SAH … Alhamdulillah

Risa benar-benar merasakan sesak yang teramat sangat karena hari ini dia sudah resmi melepas masa lajang untuk menjadi seorang istri dari laki-laki yang tidak dia kenal. Hatinya hancur karena impian untuk menghabiskan masa muda dengan bahagia pupus sudah.

Risa melihat tangan mengulur kedepan wajahnya. Tangan yang besar, putih, dan mulus. Gadis itu meraih tangan tersebut dan menyalaminya dengan takzim. Lalu sang pria memasangkan cincin di jari manis Risa membuat pemilik mata bening itu mendongakkan wajah dan melihat seraut wajah tampan yang memasangkan cincin di jari manisnya.

Lelaki itu menatap Risa dengan tatapan ....

.... dingin.

Risa menahan napas saat wajah lelaki asing itu mendekat dan melabuhkan kecupan sekilas di keningnya. Jantung Risa berdebar jauh lebih kencang dari normal. Bahkan seakan ingin melompat keluar dari tubuh.

Semua tamu meninggalkan rumah Tante Tika setelah acara akad nikah tanpa acara ramah tamah.

"Kamu sudah berkemas?" Suara serak Gilang membuat Risa terkejut.

"Be-belum," sahu Risa terbata. 

Risa masih tertunduk dan tidak berani menatap wajah suaminya karena takut melihat senyum sungging yang nanti akan suaminya tampakkan di wajah tampan itu.

"Sudah aku kemasi. Bawa nih!" Tante Tika mendorong koper berwarna merah maroon yang tertutup rapat di hadapan Risa

Risa ketakutan melihat suaminya yang bernama Gilang mengambil koper dari Tante Tika dan memberi isyarat untuk segera meninggalkan rumah ini. Terlebih ketika lelaki itu hendak menyeretnya keluar ruma

Risa menahan tangan Gilang dan memohon untuk pamit terlebih dahulu kepada Om Herman. 

"Tunggu, Aku mau pamit pada Om Herman," ujar Risa. 

"Tidak ada waktu, Risa. Pulanglah bersama suamimu." Tante Tika menghardik dengan mata yang seakan hendak menelan Risa.

"Ayo pulang!" ujar Gilang seraya menggandeng tangan Risa.

"Sebentar. Aku ingin pamit dengan omku dulu." Risa menolak Gilang menggandeng tangannya.

Gilang menatap tajam pada Risa. Ada amarah yang membuncah dari sorot matanya. Sontak membuat nyali Risa menciut sehingga tidak berani berontak. Lelaki itu mendorong tubuh Risa masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu adalah istriku. Jadi kamu harus menuruti semua perintahku. Aku tidak suka dibantah," hardik Gilang. 

Lelaki itu membawa mobil meninggalkan kediaman Tante Tika.

Jalanan cukup lengang, hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Selama di dalam perjalanan, tak ada suara karena Gilang fokus mengemudikan mobilnya. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Gilang memasuki sebuah rumah yang terletak di kawasan perumahan elit.

 Risa memandangi sebuah rumah yang berada di hadapannya. Rumah yang lebih tepatnya disebut Istana. Megah, dan mewah. Rumah itu berdindingkan tembok berwarna krem dengan pilar yang menjulang tinggi di terasnya. Ada beberapa pohon palem dan pohon anting Putri yang berjejer rapi di sepanjang paving block menuju teras rumah.

"Sampai kapan kamu mau diam di situ?" Gilang memutus tatapan Risa yang tengah mengagumi rumahnya. Cepat, wanita itu mengikuti langkah sang suami yang sudah lebih dulu berjalan beberapa langkah di depannya.

Mereka memasuki rumah yang tampilan elegan dan ornamen mewah di dalamnya. Ada sebuah sofa mewah berwarna coklat dengan motif bunga sakura. Ada juga beberapa guci yang didalamnya terdapat bunga bunga berbentuk kristal.

"Gilang! Kamu keterlaluan!" Seorang perempuan dengan penampilan mewah memanggil Gilang dengan suara yang menggelegar. Namun, Gilang tidak memperdulikan panggilan itu.

Risa menoleh ke arah asal suara. Seorang perempuan yang memanggil menatap Gilang dengan tatapan marah, membuat Risa terkejut dan sedikit takut.

Perempuan itu menghampiri Risa dan Gilang, lalu menatap Risa dari ujung kaki hingga kepala. Risa merasa risih dengan tatapan perempuan paruh baya itu. Ia merasa seolah-olah perempuan itu ingin menelanjangi penampilannya yang memang sederhana. 

Gilang hanya terdiam dan menatap sekilas, lalu menggandeng tangan Risa membuat Risa terheran.

"Siapa kiranya perempuan itu. Jika dia ibunya Kak Gilang, seharusnya Kak Gilang menghormati perempuan tersebut dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan olehnya," gumam Risa seorang diri.

Gilang terus menggandeng tangan Risa melangkah menuju lantai 2. Ketika sampai di anak tangga ke tiga, sebuah suara lain menginterupsi mereka.

"Gilang!" Kali ini suara seorang lelaki tak kalah menggelegar.

Gilang menghentikan langkahnya, tapi tidak menoleh ke arah asal suara. Sedangkan Risa menoleh ke arah asal suara tersebut karena penasaran dengan suara yang memanggil Gilang dengan suara cukup menggema.

"Jangan pernah bermimpi kami akan merestui pernikahanmu!" Laki-laki itu menatap tajam ke pada Risa.

 Gilang menoleh ke arah laki-laki itu. Ia menyunggingkan senyumnya seraya menggelengkan kepala. Ada binar kebencian dari wajah Gilang terhadap orang yang saat ini sedang berdampingan di bawah tangga.

"Aku tidak butuh restu dari kalian, setuju atau tidak, aku telah menikah dengan Risa. Dia akan menjadi Ibu untuk Amira. Dan kalau kalian masih bersikukuh untuk melarangku, aku akan membawa Risa dan Amira pergi dari sini!" Gilang hanya menatap kedua orang tuanya sesaat, setelah itu kembali menggandeng Risa ke lantai atas.

Sedangkah Risa, ia terkejut mendengar sebuah fakta baru yang dikatakan Gilang barusan.

Risa menoleh ke arah Gilang dengan wajah heran."Tu-tunggu. Apa maksudnya menjadi Ibu?"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(25)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
25 ratings · 25 reviews
Write a review
user avatar
Inon Poenya
dulu aja judesnya minta ampun eh sekarang bucinnya gak ketulungan dasar gilang
2023-05-16 01:34:49
0
user avatar
Dwi Handayani
ceritanya bagus banget
2023-05-08 21:33:59
1
user avatar
Dian Ibrahim
bagus pake bangeettt...️ ceritanya bner2 unik
2023-02-22 15:01:45
1
user avatar
Kirani Kirani
wah makin romantis nih si kulkas setelah ml ......
2023-02-18 09:23:59
1
user avatar
Kirani Kirani
eeeaaa akhirnya Risa dan Gilang udah ML juga
2023-02-18 09:23:31
1
user avatar
Kirani Kirani
kayaknya si Gilang beneran udah jatuh cinta sama Risa nih
2023-02-13 13:20:31
1
user avatar
Kirani Kirani
beneran Lang kamu g akan PHP Risa lagi kayak sebelumnya kan
2023-02-13 13:20:12
1
user avatar
Kirani Kirani
jadi om Herman berkorban bnayak buat risaa bahkan beliau rela menjual ginjalnya agar risa bisa hidup dan sehat kembali
2023-02-13 13:19:30
1
user avatar
Kirani Kirani
hadeh nih Tante satu ini bikin gedeg ,ko tega banget sih mau celakai Risa
2023-02-13 13:18:39
0
user avatar
Inon Poenya
bagaikan diterbangkan ke awan lalu dihempaskan kembali ke bumi,, Risa yg merasa sangat dicintai oleh Gilang harus menerima kenyataan pahit kalaulah kata kata dan perlakuan Gilang saat launching diamond terbaru hanyalah sebuah kamuflase supaya orang orang beranggapan bahwa dia bahagia hidup bersama
2023-02-13 08:56:02
0
user avatar
Ella Alveerzharra
suka banget sama cerita,setiap bab sellu bikin penasaran.
2023-01-07 01:44:09
1
user avatar
Dian Ibrahim
bab pertama aj dh bikin penasaran ...
2023-01-06 17:15:03
1
user avatar
Kirani Kirani
dasar Tante Tika gbtau diri ,ponakan sendiri sampai di jual ......
2023-01-06 09:31:43
1
user avatar
Kirani Kirani
siapa sih sebenernya Mega ,apakah mantan istri gilang
2023-01-06 09:31:15
1
user avatar
Inon Poenya
dari awal ceritanya sudah menarik perhatian dan makin jauh makin kepo sama alurnya karena dibikin ketagihan baca sama othornya,, meskipun banyak teka teki tapi othor mampu membawa pembaca ke alur selanjutnya tidak membuat pembaca kesal walau banyak hal yg belum terungkap
2023-01-05 10:35:06
1
  • 1
  • 2
139 Chapters
Dijual Tante Tika
"Tante, apa maksud Tante menjualku di facebook?" Risa berdiri di hadapan Tante Tika seraya memperlihatkan ponselnya."Kenapa? Kamu keberatan?” Tante Tika menyunggingkan senyumnya disertai cibiran di bibir seakan mengejek ucapan Risa. “Anggap aja kamu sedang beramal untuk biaya pengobatan Om-mu yang sedang sakit parah." Risa mengepalkan tangannya kuat-kuat sehingga buku-buku tangannya memutih dengan gigi yang bergemelutuk. "Tapi, Tante aku bukan wanita murahan!" Risa menatap Tante Tika dengan geram.Perempuan berambut panjang itu mendekati Tante Tika dengan wajah merah padam. Dia bahkan membanting tas yang sejak tadi disampirkan di bahunya. Sakit hati Risa karena Tante Tika membuat postingan di F******k yang menjual dirinya terang-terangan."Lalu, kamu kira Tante peduli?" "Tapi Risa peduli, Tan. Risa nggak bisa nikah sama sembarang orang." Risa mencoba berbicara baik-baik dengan Tante Tika."Sudah, tidak ada penolakan." Tante Tika mengibas tangannya dan berlalu masuk ke dalam rumah.
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more
Siapa Amira
"Ayo, Risa." Gilang kembali menggandeng tangan Risa naik ke lantai atas tanpa peduli kedua orang yang masih terus memanggil namanya di bawah tangga.Gilang membawa Risa menuju lantai atas yang ternyata banyak kamar di sana. Ketika Gilang baru saja hendak membuka pegangan pintu kamar, tiba-tiba seorang anak perempuan berhambur memeluk Risa."Bunda … Amira kangen. Bunda kemana saja?" Gadis kecil itu memeluk Risa dengan erat."Bunda? Jadi Kak Gilang sudah punya anak? Aku ... menikah dengan seorang duda?" Risa menatap nanar pada Gilang yang berusaha menyeka air matanya."Bunda ... kenapa Bunda diam saja?" Gadis kecil itu membingkai wajah Risa dan menatap lekat iris mata Risa dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Ak-aku ...."Risa terheran karena gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Bunda. Gadis kecil itu juga mencium kedua pipi Risa dengan lembut. Seakan Risa adalah orang yang sangat dirindukannya. Risa hendak bertanya pada Gilang, tapi diurungkannya saat melihat wajah sendu gadis
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more
Banyak pertanyaan di dada
"Aku .... Errr ..." Risa bingung harus menjawab apa."Cepat mandi, dan bersihkan dirimu." Gilang berdiri di hadapan Risa, lalu menunjuk sebuah pintu dengan dagunya."Ak-aku segera mandi!" Risa langsung meraih pintu dan masuk seperti ketakutan.Risa segera membersihkan diri, lalu berganti pakaian. Ia memakai dress terbaik yang dia punya karena memang dia tidak memiliki pakaian yang bagus.Setelah rapi, Gilang mengajak Risa turun untuk makan bersama anggota keluarga. Dari kejauhan Risa melihat ruang makan yang cukup mewah. Meja makan tersebut terbuat dari kaca yang tebal berukuran panjang yang di setiap sisinya terdapat beberapa kursi yang tak kalah mewah.Risa melihat Mama dan Papa Gilang sedang menikmati makan malam bersama. Sesekali terdengar derai tawa dari kedua pasangan suami istri tersebut. Risa ragu untuk melangkah karena tadi siang masih terngiang di telinganya kalau kedua orang tua tersebut tidak menyukai kehadirannya.Namun, tangan Gilang terus menyeretnya. Tangan lebar itu
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more
Kelas kepribadian
"Ikut aku kekantor." Gilang memberikan sebuah paper bag pada Risa."Selamat pagi, Kakak ipar. Kenalkan, aku Gio." Seorang remaja tiba-tiba masuk ke dalam kamar Gilang."Minggat, Lo." Gilang melempar sebuah sisir pada remaja itu."Gue cuma mau kenalan sama Kakak ipar aja, kali, Kak. Masa nggak boleh?""Minggat, gue bilang.""Dasar pelit." Remaja itu pergi meninggalkan kamar Gilang sambil terus mengomel."Kak, dia ....""Gio, adikku." Gilang menjawab singkat.Risa manggut-manggut mendengar penjelasan Gilang. Perempuan itu segera berganti pakaian karena takut Gilang kembali marah. Sebenarnya Risa ingin merajuk atas sikap Gilang tadi malam, tapi saat dia menyadari bahwa pernikahan mereka tidak dilandasi cinta dan tujuan yang jelas, dia pun menganggap ucapan Gilang tadi malam suatu peringatan untuknya agar tidak banyak berharap pada pernikahan mereka."Sarapan di kantor saja." Gilang langsung menyeret Risa keluar kamar membuat perempuan itu mendengkus kesal."Tak bisakah Kakak berjalan la
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more
Siapa pembunuh itu?
"Katakan padanya kalau Bundanya sedang sibuk."" ... ""Hhhh. Baiklah, aku akan segera pulang." Gilang memanggil pelayan dan membayar makanan mereka, lalu mengajak Risa segera pulang ke rumah."Amira kenapa, Kak?""Aku tidak tahu." Risa tidak berani bertanya lebih banyak karena khawatir Gilang akan marah. Mereka tergesa-gesa masuk ke dalam rumah saat mobil sudah terparkir di halaman."Bunda ... kenapa Bunda pergi lagi?" Amira berhambur memeluk Risa yang baru saja menginjakkan kaki di lantai atas."Karena dia bukan ibumu, Amira!" Nyonya Adiguna muncul dengan bersidekap dada."Ma-maksud Oma apa?" Amira menatap Risa dan Omanya secara bergantian."Iy, Oma sudah bilang berkali-kali, kalau Ibumu itu sudah mati, dia sudah mati karena dia yang membunuh anak tertuaku, ibumu itu pembunuh!" Nyonya Adiguna menunjuk-nunjuk wajah Amira sehingga gadis kecil itu ketakutan.Risa segera memeluk Amira yang ketakutan."Cukup, Ma! Mega bukan pembunuh, kalau ada yang disalahkan atas kematian Kak Gading,
last updateLast Updated : 2022-09-28
Read more
Rumah baru
"Ini, Risa … dia istriku," Gilang mengisyaratkan agar Risa memberi hormat. Wajah Bik Ijum berubah menjadi keruh, dan beberapa bulir bening menetes di pipinya. Risa tidak mengerti mengapa Bik Ijum memanggilnya dengan sebutan Mega. "Mega … aku pernah mendengar nama ini. Tapi aku lupa, dimana itu." Risa bergumam seorang diri. Gilang lalu menggandeng Risa menuju sebuah kamar. Kamar yang tidak kalah mewah dengan kamar di rumah Gilang. "Ini kamar kita," Gilang menatap Risa dan membuka kopernya, lalu memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. "Biar aku saja, Kak," ujar Risa seraya menahan tangan Gilang. Namun, Gilang menatap tajam ke arah Risa seakan tidak suka apa yang dilakukan oleh istrinya itu "Harus berapa kali aku katakan. Aku tidak ingin, kamu menyentuh barang-barang milikku." Suara bariton Gilang membuat dada Risa kembali sesak seperti beberapa saat yang lalu. Melihat Gilang yang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari, Risa memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi dan mencu
last updateLast Updated : 2022-12-27
Read more
Gilang yang gila
"Malam ini Amira mau tidur di pelukan Bunda sampai pagi." Amira memainkan rambut Risa sambil sesekali menoleh ke arah Gilang. Gadis kecil itu bicara dengan nada lirih karena takut ayahnya akan marah. "Ehem, tapi Bunda lelah." Gilang menyahut. "Dulu sebelum tenggelam, Bunda menemani Amira tidur sampai pagi, kok. Bunda juga tidak pernah masuk ke dalam kamar ayah." Amira sedikit bersikeras pada Gilang. "Tidak pernah masuk kamar Kak Gilang?" Risa menatap Gilang yang tengah menengadah kepalanya. "Seperti apa hubungan Kak Gilang dan istrinya sebenarnya?" batin Risa lagi. "Baiklah." Gilang mempersilahkan Risa membawa Amira masuk ke dalam kamar Amira. Amira berbaring di pelukan Risa dan meminta berdongeng seperti kemarin. Gadis kecil itu mendengarkan Risa berdongeng sampai tertidur. "Bik Ijum?" Risa terkejut saat Bik Ijum tiba-tiba masuk ke dalam kamar Amira. Bik Ijum Risa. Dia tersenyum dan berkata. "Terima kasih telah kembali." Risa menatap ke arah Bik Jum. Perempuan itu tampak meny
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
Dela dijual
"Kak." Risa menahan napas saat Gilang semakin merangkulnya ke dalam pelukan dan lelaki itu pun menarik selimut yang tadi sempat terbuka. "Mega ... kenapa kamu ninggalin aku?" Risa tiba-tiba terkejut saat Gilang menangis sambil memeluknya. "Apa kamu nggak tahu kalau aku sangat mencintaimu?" Gilang berbicara sambil memeluk erat tubuh Gilang. "Ternyata ... Kak Gilang mengira aku Mega." Risa beringsut bangkit dari ranjang dan meletakkan guling di pelukan Gilang. Hatinya sakit dan patah karena Gilang ternyata tidak bisa melupakan mantan istrinya yang saat ini Risa tidak tahu di mana keberadaannya. Risa mencoba menerima kenyataan pahit atas pernikahannya, tapi dia berharap lelaki itu mencintainya. Namun ternyata, Risa dinikahi hanya untuk dijadikan ibu bohongan untuk Amira. *** Risa menatap sinar matahari pagi yang menerpa permukaan kolam di depan rumah yang Di dindingnya berdiri sebuah background menyerupai gua. Dia menata bunga bunga cantik yang berada di taman di sudut rumah d
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more
Siapa sebenarnya Della
Risa semakin tak mengerti dengan sikap Tante Tika yang bisa-bisanya mengatakan kalau Della bukan anak kandungnya."Apa maksud Tante?" Risa maju dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia ingin menghadiahkan bogem mentah pada perempuan iblis itu."Iya, Dela bukan anakku. Dela adalah anak sahabatku yang meninggal ketika Della masih bayi," ujar Tante Tika membuat Risa dan Della tidak percaya.Tante Tika tersenyum miring. "Aku di beri sahabatku warisan untuk menjaga dan merawat Dela, makanya aku jauh lebih sayang pada Dela yang bukan siapa-siapa dibandingkan kamu, keponakanku sendiri," ujar Tante Tika menuding Risa dengan jarinya.Risa terperangah mendengar perkataan Tante Tika karna dia memang merasakan perbedaan sayang Tante Tika padanya dan Della. Risa bisa memahami karna Della adalah anak kandungnya, sedangkan Risa hanya kemenakan Om Herman.Dela pun terperangah saat mendengar perkataan Tante Tika. Ia menggeleng seakan tidak mempercayai kenyataan tersebut. "Apa?" Gadis itu merosot ke la
last updateLast Updated : 2022-12-31
Read more
Pelukan Gilang menenangkan
"Kita harus segera memakamkan Om Herman." Gilang membujuk Risa dan Della agar berhenti menangis.Setelah jenazah Om Herman dibersihkan oleh petugas rumah sakit, mereka membawa Om Herman pulang ke rumah dengan memakai ambulans rumah sakit. Risa dan Dela ikut bersama ambulans untuk mendampingi Om Herman yang terakhir kalinya. Awalnya, Risa ingin Om Herman dibersihkan di rumah saja dan di kafankan di rumah, tapi Gilang memberi pendapat agar sebaiknya Om Herman dibersihkan oleh pihak rumah sakit agar langsung dimakamkan di pemakaman umum."Kalau kita bawa ke rumah otomatis kita harus membersihkan kan rumah dulu." Gilang menatap Risa dengan lekat. Gilang membantu Risa dan Dela mengurus pemakaman Om Herman. Risa tidak menyangka kalau ternyata Gilang sebegitu peduli padanya dan Della yang telah kehilangan Om Herman. Gilang juga yang sudah membayar semua biaya pemakaman termasuk minta seorang ustadz untuk membantu proses pemakaman tersebut."Kamu tenang saja. Semua biaya sudah aku handle."
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status