Share

Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)
Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)
Penulis: Althafunnisa

Dijual Tante Tika

Penulis: Althafunnisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tante, apa maksud Tante menjualku di f******k?" Risa berdiri di hadapan Tante Tika seraya memperlihatkan ponselnya.

"Kenapa? Kamu keberatan?” Tante Tika menyunggingkan senyumnya disertai cibiran di bibir seakan mengejek ucapan Risa. “Anggap aja kamu sedang beramal untuk biaya pengobatan Om-mu yang sedang sakit parah." 

Risa mengepalkan tangannya kuat-kuat sehingga buku-buku tangannya memutih dengan gigi yang bergemelutuk. "Tapi, Tante aku bukan wanita murahan!" Risa menatap Tante Tika dengan geram.

Perempuan berambut panjang itu mendekati Tante Tika dengan wajah merah padam. Dia bahkan membanting tas yang sejak tadi disampirkan di bahunya. Sakit hati Risa karena Tante Tika membuat postingan di F******k yang menjual dirinya terang-terangan.

"Lalu, kamu kira Tante peduli?" 

"Tapi Risa peduli, Tan. Risa nggak bisa nikah sama sembarang orang." Risa mencoba berbicara baik-baik dengan Tante Tika.

"Sudah, tidak ada penolakan." Tante Tika mengibas tangannya dan berlalu masuk ke dalam rumah. "Pakai ini!" Tante Tika melempar kebaya berwarna putih dengan kain berwarna bata berukir mewah.

Risa menatap kebaya berwarna putih yang berada di tangannya. Kebaya itu terlihat mahal harganya. Bisa dilihat dari bahannya yang dipenuhi Payet dan mutiara berkilau. 

"Kebaya itu dari calon suamimu. Dia kaya, kok. Makanya kamu harus bersyukur karena aku menjualmu, hidupmu sudah pasti terjamin," ujar Tante Tika.

 Risa menghempaskan kebaya itu ke lantai secara kasar. Dia tetap tidak ingin menerima takdir buruk begitu saja. Risa bahkan menginjak kebaya mewah itu dengan kuat sehingga beberapa mutiara mewahnya lepas dari jahitan. Seperdetik berikutnya, Risa bersimpuh di kaki Tante Tika dengan harapan hati perempuan itu terbuka jika mendengar janjinya.

"Kalau memang semua ini karena Tante butuh uang banyak, Risa akan bantu. Risa janji akan cari kerja sampingan, asal Tante batalkan rencana ini." Risa berujar seraya memeluk kaki Tante Tika.

Namun, Tante Tika justru mengangkat tubuh Risa dan mencengkeram kedua bahu gadis itu kuat-kuat.

"Dengar, Risa, pernikahan ini tidak akan pernah dibatalkan. Laki-laki itu telah membelimu dengan mahar yang cukup besar. Dengan uang itu, aku bisa menggunakannya untuk biaya pengobatan suamiku dan juga untuk membiayai kehidupan kami sehari-hari." Tante Tika mencengkram dagu Risa dengan kuat.  

"Jangan pernah bermimpi untuk kabur dari pernikahan ini karena aku akan menunggumu disini." Tante Tika mendorong tubuh Risa masuk ke dalam kamar yang sudah menanti team MUA di dalamnya.

Tiga puluh menit kemudian, Risa telah selesai dirias dan siap dibawa ke tempat ijab qabul. Gadis itu sangat cantik dengan riasan make up natural, tapi semakin mempercantik wajahnya yang memang tak pernah tersentuh alat make up. Risa memakai kebaya putih dengan singer Sunda di kepalanya yang membuat perempuan itu semakin ayu.

Tante Tika terperangah melihat kecantikan Risa. Dia yakin lelaki yang telah membeli Risa tidak akan menyesal membeli keponakannya dengan harga mahal. 

Namun, amarah membuncah di ubun-ubun Tante Tika saat melihat air mata masih meluncur di pipi Risa yang sudah dirias sedemikian cantik. 

"Hapus air matamu, Risa. Aku tidak ingin suamimu marah melihat air mata itu. Kalau sampai pernikahan ini batal gara-gara air matamu itu, maka kamu akan menyesal karena akan segera melihat mayat Om-mu. Jadi, jangan cuba-cuba bikin malu Tante." Tante Tika mengancam Risa dengan sorot mata tajam mematikan.

Risa tidak ada pilihan lain. Dia tidak ingin Om Herman mati karena tidak punya biaya untuk berobat. Perempuan itu pun menghapus air matanya dan berusaha menerima kenyataan pahitnya.

 Risa yang masih mematung di depan meja rias membuat Tante Tika kesal. "Dengar Risa, suamimu sudah menunggu di luar," ujar Tante Tika. Ia menarik tangan Risa keluar dari kamar.

  

Tante Tika mendudukkan Risa di samping seorang laki-laki yang memakai blazer berwarna hitam. Risa mendengar suara bisik-bisik para beberapa saksi yang hadir di pernikahannya.

Risa gemetar saat mendengar suara bariton disampingnya mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas. 

SAH … Alhamdulillah

Risa benar-benar merasakan sesak yang teramat sangat karena hari ini dia sudah resmi melepas masa lajang untuk menjadi seorang istri dari laki-laki yang tidak dia kenal. Hatinya hancur karena impian untuk menghabiskan masa muda dengan bahagia pupus sudah.

Risa melihat tangan mengulur kedepan wajahnya. Tangan yang besar, putih, dan mulus. Gadis itu meraih tangan tersebut dan menyalaminya dengan takzim. Lalu sang pria memasangkan cincin di jari manis Risa membuat pemilik mata bening itu mendongakkan wajah dan melihat seraut wajah tampan yang memasangkan cincin di jari manisnya.

Lelaki itu menatap Risa dengan tatapan ....

.... dingin.

Risa menahan napas saat wajah lelaki asing itu mendekat dan melabuhkan kecupan sekilas di keningnya. Jantung Risa berdebar jauh lebih kencang dari normal. Bahkan seakan ingin melompat keluar dari tubuh.

Semua tamu meninggalkan rumah Tante Tika setelah acara akad nikah tanpa acara ramah tamah.

"Kamu sudah berkemas?" Suara serak Gilang membuat Risa terkejut.

"Be-belum," sahu Risa terbata. 

Risa masih tertunduk dan tidak berani menatap wajah suaminya karena takut melihat senyum sungging yang nanti akan suaminya tampakkan di wajah tampan itu.

"Sudah aku kemasi. Bawa nih!" Tante Tika mendorong koper berwarna merah maroon yang tertutup rapat di hadapan Risa

Risa ketakutan melihat suaminya yang bernama Gilang mengambil koper dari Tante Tika dan memberi isyarat untuk segera meninggalkan rumah ini. Terlebih ketika lelaki itu hendak menyeretnya keluar ruma

Risa menahan tangan Gilang dan memohon untuk pamit terlebih dahulu kepada Om Herman. 

"Tunggu, Aku mau pamit pada Om Herman," ujar Risa. 

"Tidak ada waktu, Risa. Pulanglah bersama suamimu." Tante Tika menghardik dengan mata yang seakan hendak menelan Risa.

"Ayo pulang!" ujar Gilang seraya menggandeng tangan Risa.

"Sebentar. Aku ingin pamit dengan omku dulu." Risa menolak Gilang menggandeng tangannya.

Gilang menatap tajam pada Risa. Ada amarah yang membuncah dari sorot matanya. Sontak membuat nyali Risa menciut sehingga tidak berani berontak. Lelaki itu mendorong tubuh Risa masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu adalah istriku. Jadi kamu harus menuruti semua perintahku. Aku tidak suka dibantah," hardik Gilang. 

Lelaki itu membawa mobil meninggalkan kediaman Tante Tika.

Jalanan cukup lengang, hanya ada beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Selama di dalam perjalanan, tak ada suara karena Gilang fokus mengemudikan mobilnya. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Gilang memasuki sebuah rumah yang terletak di kawasan perumahan elit.

 Risa memandangi sebuah rumah yang berada di hadapannya. Rumah yang lebih tepatnya disebut Istana. Megah, dan mewah. Rumah itu berdindingkan tembok berwarna krem dengan pilar yang menjulang tinggi di terasnya. Ada beberapa pohon palem dan pohon anting Putri yang berjejer rapi di sepanjang paving block menuju teras rumah.

"Sampai kapan kamu mau diam di situ?" Gilang memutus tatapan Risa yang tengah mengagumi rumahnya. Cepat, wanita itu mengikuti langkah sang suami yang sudah lebih dulu berjalan beberapa langkah di depannya.

Mereka memasuki rumah yang tampilan elegan dan ornamen mewah di dalamnya. Ada sebuah sofa mewah berwarna coklat dengan motif bunga sakura. Ada juga beberapa guci yang didalamnya terdapat bunga bunga berbentuk kristal.

"Gilang! Kamu keterlaluan!" Seorang perempuan dengan penampilan mewah memanggil Gilang dengan suara yang menggelegar. Namun, Gilang tidak memperdulikan panggilan itu.

Risa menoleh ke arah asal suara. Seorang perempuan yang memanggil menatap Gilang dengan tatapan marah, membuat Risa terkejut dan sedikit takut.

Perempuan itu menghampiri Risa dan Gilang, lalu menatap Risa dari ujung kaki hingga kepala. Risa merasa risih dengan tatapan perempuan paruh baya itu. Ia merasa seolah-olah perempuan itu ingin menelanjangi penampilannya yang memang sederhana. 

Gilang hanya terdiam dan menatap sekilas, lalu menggandeng tangan Risa membuat Risa terheran.

"Siapa kiranya perempuan itu. Jika dia ibunya Kak Gilang, seharusnya Kak Gilang menghormati perempuan tersebut dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan olehnya," gumam Risa seorang diri.

Gilang terus menggandeng tangan Risa melangkah menuju lantai 2. Ketika sampai di anak tangga ke tiga, sebuah suara lain menginterupsi mereka.

"Gilang!" Kali ini suara seorang lelaki tak kalah menggelegar.

Gilang menghentikan langkahnya, tapi tidak menoleh ke arah asal suara. Sedangkan Risa menoleh ke arah asal suara tersebut karena penasaran dengan suara yang memanggil Gilang dengan suara cukup menggema.

"Jangan pernah bermimpi kami akan merestui pernikahanmu!" Laki-laki itu menatap tajam ke pada Risa.

 Gilang menoleh ke arah laki-laki itu. Ia menyunggingkan senyumnya seraya menggelengkan kepala. Ada binar kebencian dari wajah Gilang terhadap orang yang saat ini sedang berdampingan di bawah tangga.

"Aku tidak butuh restu dari kalian, setuju atau tidak, aku telah menikah dengan Risa. Dia akan menjadi Ibu untuk Amira. Dan kalau kalian masih bersikukuh untuk melarangku, aku akan membawa Risa dan Amira pergi dari sini!" Gilang hanya menatap kedua orang tuanya sesaat, setelah itu kembali menggandeng Risa ke lantai atas.

Sedangkah Risa, ia terkejut mendengar sebuah fakta baru yang dikatakan Gilang barusan.

Risa menoleh ke arah Gilang dengan wajah heran."Tu-tunggu. Apa maksudnya menjadi Ibu?"

Komen (24)
goodnovel comment avatar
Imtiaz salsabila
janji ga d jual...
goodnovel comment avatar
Noundtt Iefachaj
sepertinya gilang ini duda anak 1
goodnovel comment avatar
Dian Ibrahim
awal baca dah menarik banget ceritanya semoga aja Risa jatuh ke tangan yg tepat,karna pernikahan itu ckup sakral dan sekli seumur hdup...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Siapa Amira

    "Ayo, Risa." Gilang kembali menggandeng tangan Risa naik ke lantai atas tanpa peduli kedua orang yang masih terus memanggil namanya di bawah tangga.Gilang membawa Risa menuju lantai atas yang ternyata banyak kamar di sana. Ketika Gilang baru saja hendak membuka pegangan pintu kamar, tiba-tiba seorang anak perempuan berhambur memeluk Risa."Bunda … Amira kangen. Bunda kemana saja?" Gadis kecil itu memeluk Risa dengan erat."Bunda? Jadi Kak Gilang sudah punya anak? Aku ... menikah dengan seorang duda?" Risa menatap nanar pada Gilang yang berusaha menyeka air matanya."Bunda ... kenapa Bunda diam saja?" Gadis kecil itu membingkai wajah Risa dan menatap lekat iris mata Risa dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Ak-aku ...."Risa terheran karena gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Bunda. Gadis kecil itu juga mencium kedua pipi Risa dengan lembut. Seakan Risa adalah orang yang sangat dirindukannya. Risa hendak bertanya pada Gilang, tapi diurungkannya saat melihat wajah sendu gadis

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Banyak pertanyaan di dada

    "Aku .... Errr ..." Risa bingung harus menjawab apa."Cepat mandi, dan bersihkan dirimu." Gilang berdiri di hadapan Risa, lalu menunjuk sebuah pintu dengan dagunya."Ak-aku segera mandi!" Risa langsung meraih pintu dan masuk seperti ketakutan.Risa segera membersihkan diri, lalu berganti pakaian. Ia memakai dress terbaik yang dia punya karena memang dia tidak memiliki pakaian yang bagus.Setelah rapi, Gilang mengajak Risa turun untuk makan bersama anggota keluarga. Dari kejauhan Risa melihat ruang makan yang cukup mewah. Meja makan tersebut terbuat dari kaca yang tebal berukuran panjang yang di setiap sisinya terdapat beberapa kursi yang tak kalah mewah.Risa melihat Mama dan Papa Gilang sedang menikmati makan malam bersama. Sesekali terdengar derai tawa dari kedua pasangan suami istri tersebut. Risa ragu untuk melangkah karena tadi siang masih terngiang di telinganya kalau kedua orang tua tersebut tidak menyukai kehadirannya.Namun, tangan Gilang terus menyeretnya. Tangan lebar itu

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Kelas kepribadian

    "Ikut aku kekantor." Gilang memberikan sebuah paper bag pada Risa."Selamat pagi, Kakak ipar. Kenalkan, aku Gio." Seorang remaja tiba-tiba masuk ke dalam kamar Gilang."Minggat, Lo." Gilang melempar sebuah sisir pada remaja itu."Gue cuma mau kenalan sama Kakak ipar aja, kali, Kak. Masa nggak boleh?""Minggat, gue bilang.""Dasar pelit." Remaja itu pergi meninggalkan kamar Gilang sambil terus mengomel."Kak, dia ....""Gio, adikku." Gilang menjawab singkat.Risa manggut-manggut mendengar penjelasan Gilang. Perempuan itu segera berganti pakaian karena takut Gilang kembali marah. Sebenarnya Risa ingin merajuk atas sikap Gilang tadi malam, tapi saat dia menyadari bahwa pernikahan mereka tidak dilandasi cinta dan tujuan yang jelas, dia pun menganggap ucapan Gilang tadi malam suatu peringatan untuknya agar tidak banyak berharap pada pernikahan mereka."Sarapan di kantor saja." Gilang langsung menyeret Risa keluar kamar membuat perempuan itu mendengkus kesal."Tak bisakah Kakak berjalan la

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Siapa pembunuh itu?

    "Katakan padanya kalau Bundanya sedang sibuk."" ... ""Hhhh. Baiklah, aku akan segera pulang." Gilang memanggil pelayan dan membayar makanan mereka, lalu mengajak Risa segera pulang ke rumah."Amira kenapa, Kak?""Aku tidak tahu." Risa tidak berani bertanya lebih banyak karena khawatir Gilang akan marah. Mereka tergesa-gesa masuk ke dalam rumah saat mobil sudah terparkir di halaman."Bunda ... kenapa Bunda pergi lagi?" Amira berhambur memeluk Risa yang baru saja menginjakkan kaki di lantai atas."Karena dia bukan ibumu, Amira!" Nyonya Adiguna muncul dengan bersidekap dada."Ma-maksud Oma apa?" Amira menatap Risa dan Omanya secara bergantian."Iy, Oma sudah bilang berkali-kali, kalau Ibumu itu sudah mati, dia sudah mati karena dia yang membunuh anak tertuaku, ibumu itu pembunuh!" Nyonya Adiguna menunjuk-nunjuk wajah Amira sehingga gadis kecil itu ketakutan.Risa segera memeluk Amira yang ketakutan."Cukup, Ma! Mega bukan pembunuh, kalau ada yang disalahkan atas kematian Kak Gading,

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Rumah baru

    "Ini, Risa … dia istriku," Gilang mengisyaratkan agar Risa memberi hormat. Wajah Bik Ijum berubah menjadi keruh, dan beberapa bulir bening menetes di pipinya. Risa tidak mengerti mengapa Bik Ijum memanggilnya dengan sebutan Mega. "Mega … aku pernah mendengar nama ini. Tapi aku lupa, dimana itu." Risa bergumam seorang diri. Gilang lalu menggandeng Risa menuju sebuah kamar. Kamar yang tidak kalah mewah dengan kamar di rumah Gilang. "Ini kamar kita," Gilang menatap Risa dan membuka kopernya, lalu memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. "Biar aku saja, Kak," ujar Risa seraya menahan tangan Gilang. Namun, Gilang menatap tajam ke arah Risa seakan tidak suka apa yang dilakukan oleh istrinya itu "Harus berapa kali aku katakan. Aku tidak ingin, kamu menyentuh barang-barang milikku." Suara bariton Gilang membuat dada Risa kembali sesak seperti beberapa saat yang lalu. Melihat Gilang yang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam lemari, Risa memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi dan mencu

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Gilang yang gila

    "Malam ini Amira mau tidur di pelukan Bunda sampai pagi." Amira memainkan rambut Risa sambil sesekali menoleh ke arah Gilang. Gadis kecil itu bicara dengan nada lirih karena takut ayahnya akan marah. "Ehem, tapi Bunda lelah." Gilang menyahut. "Dulu sebelum tenggelam, Bunda menemani Amira tidur sampai pagi, kok. Bunda juga tidak pernah masuk ke dalam kamar ayah." Amira sedikit bersikeras pada Gilang. "Tidak pernah masuk kamar Kak Gilang?" Risa menatap Gilang yang tengah menengadah kepalanya. "Seperti apa hubungan Kak Gilang dan istrinya sebenarnya?" batin Risa lagi. "Baiklah." Gilang mempersilahkan Risa membawa Amira masuk ke dalam kamar Amira. Amira berbaring di pelukan Risa dan meminta berdongeng seperti kemarin. Gadis kecil itu mendengarkan Risa berdongeng sampai tertidur. "Bik Ijum?" Risa terkejut saat Bik Ijum tiba-tiba masuk ke dalam kamar Amira. Bik Ijum Risa. Dia tersenyum dan berkata. "Terima kasih telah kembali." Risa menatap ke arah Bik Jum. Perempuan itu tampak meny

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Dela dijual

    "Kak." Risa menahan napas saat Gilang semakin merangkulnya ke dalam pelukan dan lelaki itu pun menarik selimut yang tadi sempat terbuka. "Mega ... kenapa kamu ninggalin aku?" Risa tiba-tiba terkejut saat Gilang menangis sambil memeluknya. "Apa kamu nggak tahu kalau aku sangat mencintaimu?" Gilang berbicara sambil memeluk erat tubuh Gilang. "Ternyata ... Kak Gilang mengira aku Mega." Risa beringsut bangkit dari ranjang dan meletakkan guling di pelukan Gilang. Hatinya sakit dan patah karena Gilang ternyata tidak bisa melupakan mantan istrinya yang saat ini Risa tidak tahu di mana keberadaannya. Risa mencoba menerima kenyataan pahit atas pernikahannya, tapi dia berharap lelaki itu mencintainya. Namun ternyata, Risa dinikahi hanya untuk dijadikan ibu bohongan untuk Amira. *** Risa menatap sinar matahari pagi yang menerpa permukaan kolam di depan rumah yang Di dindingnya berdiri sebuah background menyerupai gua. Dia menata bunga bunga cantik yang berada di taman di sudut rumah d

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Siapa sebenarnya Della

    Risa semakin tak mengerti dengan sikap Tante Tika yang bisa-bisanya mengatakan kalau Della bukan anak kandungnya."Apa maksud Tante?" Risa maju dan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia ingin menghadiahkan bogem mentah pada perempuan iblis itu."Iya, Dela bukan anakku. Dela adalah anak sahabatku yang meninggal ketika Della masih bayi," ujar Tante Tika membuat Risa dan Della tidak percaya.Tante Tika tersenyum miring. "Aku di beri sahabatku warisan untuk menjaga dan merawat Dela, makanya aku jauh lebih sayang pada Dela yang bukan siapa-siapa dibandingkan kamu, keponakanku sendiri," ujar Tante Tika menuding Risa dengan jarinya.Risa terperangah mendengar perkataan Tante Tika karna dia memang merasakan perbedaan sayang Tante Tika padanya dan Della. Risa bisa memahami karna Della adalah anak kandungnya, sedangkan Risa hanya kemenakan Om Herman.Dela pun terperangah saat mendengar perkataan Tante Tika. Ia menggeleng seakan tidak mempercayai kenyataan tersebut. "Apa?" Gadis itu merosot ke la

Bab terbaru

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Tamat

    Risa memarkirkan mobil di halaman sekolah yang bercat merah putih tersebut. Ia memasuki ruangan yang di tuju. Acara belum di mulai. Ia memilih duduk di deretan bangku paling depan. Setelah menunggu beberapa menit, Acara pun di mulai. Kepala sekolah menyampaikan pidatonya tentang perkembangan sekolah dan meminta maaf atas nama seluruh majelis guru jika pernah menyinggung perasaan wali murid. Tibalah saatnya pengumuman siswa berprestasi dengan nilai terbaik. "Siswa tersebut adalah ..." Hening "Amira Syakila Gading Putri" Air mata Risa meluncur dengan deras membasahi pipi. Amira naik ke atas panggung, menerima piala dan berjalan menuju mikropon yang telah di sediakan. Amira menunduk sebelum berbicara. Setelah mengangkat wajahnya, Risa baru tahu kalau putrinya itu sedang menangis. "Piala ini .. Amira persembahkan untuk Bunda. Bunda yang telah menjaga dan merawat Amira dengan baik dan penuh kasih sayang. Bunda yang begitu tulus menyayangi Amira. Bunda yang begitu sabar dan tabah

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Cinta pertama dan terakhir

    Dear Diary ...Sejak awal pertama aku dilelang oleh Tante Tika, aku tidak pernah menyangka kalau hidupku akan menjadi seperti saat ini.Dinikahi laki-laki yang tidak dikenal bukanlah impianku. Namun, aku selalu berharap, untuk bisa mengabdi pada laki-laki yang telah mengikatku pada ikatan pernikahan yang suci.Sejak pertama kali Kak Gilang menggenggam erat tanganku, aku merasa terlindungi. Aku jatuh cinta padanya. Walaupun sikap Kak Gilang sangat dingin padaku, aku merasa nyaman dengan perhatian dan ketegasannya.Aku merasa terluka saat tahu Kak Gilang memilki seorang ratu di dalam hatinya. Aku berharap, dan selalu berdo'a agar Kak Gilang bisa membuka hatinya untukku dan melupakan cinta di masa lalunya.Cinta membawa keajaiban. Kak Gilang yang dahulu sangat dingin, perlahan mulai sedikit mencair dengan seringnya kami merajut kasih. Dan yang membuat aku sangat bahagia adalah ketika Kak Gilang mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku. Dan aku adalah cinta pertama dan terakhir baginya.Na

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Kematian Gilang

    "Aku tidak ingin Kakak terus-terusan membicarakan tentang kematian. Kita pasti akan menjaga anak kita dengan bersama-sama." Risa membingkai wajah Gilang dan kembali mencium pipi suaminya itu dengan mesra.Lisa meraba dadah Gilang yang terkena bekas tembakan dan dia merasakan bahwa detak jantung Gilang yang sudah semakin melemah."Jantungku akan berhenti berdetak. Tapi, kamu harus terus maju. Jangan pernah berpikir kalau kamu seorang diri membesarkan anak-anak. Karena aku akan selalu menyelimutimu dengan cinta." Gilang menatap Risa dan mengusap air mata istrinya itu yang semakin deras mengalir."Jangan pernah sakiti dirimu dengan memori tentang kita. Karena aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu ada dalam hatimu, menemanimu. Karena yang akan pergi, hanya ragaku saja. Tapi jiwaku akan selalu ada ...!""Kak ... Tolong. Berhenti bicara seperti itu!" Risa berhambur memeluk suaminya itu. Gilang mendekap tubuh Risa dengan erat. Membelai rambutnya dan mencium kening istrinya itu berkali

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Gilang kesakitan

    Risa dan Gilang sampai di Villa ketika matahari hampir terbenam. Gilang terlihat sangat lemah. Sesekali dia memegang dadanya. Setiap Risa tanya kenapa? Gilang berkata dia baik-baik saja.Mereka duduk di bangku panjang di Balkon kamar yang dulu pernah mereka tempati untuk merajut kasih. Gilang berkata ingin melihat matahari terbenam. Senyum terbit di wajah Gilang. Senyum itu sangat manis. Namun, seperti menyimpan sebuah luka."Kamu bahagia menikah denganku?" Gilang menoleh ke arah Risa sesaat. Lalu kembali menatap matahari yang semakin hilang dan meninggalkan semburat berwarna merah. "Sangat. Aku sangat bahagia. Kebahagiaanku selama hidup adalah menjadi istri Kakak," jawab Risa dengan uraian air mata."Kakak sendiri? Apa Kakak bahagia?" tanya balik Risa.Gilang menatap Risa, lalu mengecup kelopak bibir istrinya itu dengan hangat. Risa pun memejamkan mata menikmati kecupan yang diberikan oleh suaminya itu. Risa merasakan sentuhan bibir Gilang yang kali ini terasa berbeda. Entah mengapa

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Gilang selamat

    Beberapa saat kemudian, Perawat membawa Gilang menuju ruang ICU. Risa dan keluarga Gilang di larang untuk masuk. Dan mereka harus menunggu di luar.Risa semakin gelisah. Perasaan takut semakin menghantuinya. Ia ingin segera bertemu Dengan Gilang. Perempuan itu sudah sangat rindu pada suaminya dan ingin melihat kondisi suaminya itu.Sementara itu, Pak Adiguna dan Gio merasa gelisah karena pihak polisi tak kunjung datang ke rumah sakit. Padahal baik Pak Adiguna maupun pihak rumah sakit sudah menelpon pihak polisi sejak setengah jam yang lalu."Apa sebaiknya aku telepon lagi polisi itu?" Dio hendak merogoh ponselnya di dalam saku celana. Namun Pak Adiguna menahan pergerakan putranya karena khawatir pihak polisi menganggap mereka tidak mempercayakannya.Mereka semua merasa gelisah karena satu-satunya kunci untuk mengetahui apa yang terjadi dengan Gilang adalah pihak polisi.Della pun sudah datang kembali ke rumah sakit karena ketiga anak Risa sudah tertidur dengan pulas."Kak, polisinya d

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Gilang tertembak

    "Mati kau Gilang! Lebih baik kau mati dari pada menambah luka hatiku!" Allea tertawa terbahak-bahak."Allea ....!" Gilang memegangi dadanya.Risa terkejut ketika tiba-tiba Gilang meraba dadanya dan ...Darah mengalir dengan deras."Kakak ...! Ya Allah." Air mata Risa mengalir dengan deras. Dia tidak kuasa melihat Gilang yang bersimbah darah."Alea. Kamu sudah gila!" Mamanya Gilang membantu Risa menyanggah tubuh Gilang yang hampir tumbang."Kita akan mati bersama-sama, Gilang. Aku mencintaimu!"Dhuarr ...!Alea menembakkan pistol tersebut ke dadanya. Mata Alea melotot, dengan darah segar mengalir deras dari mulutnya.Alea ambruk ke lantai. Dengan pistol yang masih di tangannya. Alea merenggang nyawa."Allea ....!" Mamanya Gilang terkejut ketika melihat Allea yang benar-benar sudah tidak berkutik dan sudah mati.Risa memeluk tubuh Gilang yang bersimbah darah. Ia merasakan tubuh suaminya semakin dingin. "Gio... Cepat panggilkan ambulans!" Risa berteriak dengan lantang dan suara yang be

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Allea menuntut balas

    "Ya udah deh. Mama dan Papa nginap di sini." Nyonya Adiguna tersenyum membuat Gilang mencium punggung tangannya dengan takzim."Makasih, Ma. Pa."Gio hanya menggeleng melihat kelakuan kakaknya yang dianggap terlalu lebay. Risa pun sebenarnya merasa melihat Gilang yang memiliki karakter tidak sama dengan suaminya yang begitu tegas dan tidak manja."Gue balik dulu, Kak. Udah malam," ujar Gio melirik jam tangannya."Lo juga nginap di sini, Gi. Gue mohon," ujar Gilang dengan wajah memohon."Eh, Kak. Lo kenapa, sih? Melow amat?" Gio mengerutkan keningnya."Gue pengen aja, kita kumpul rame-rame kayak masih kecil dulu!" Gilang kembali merebahkan kepalanya di pangkuan Mamanya. Hal itu membuat Gio mengurungkan niatnya untuk pulang ke rumah.Akhirnya, malam itu mereka berkumpul bersama. Mereka bercengkrama dengan hangat. Risa sesekali ikut tertawa saat mendengar kekonyolan mereka bertiga ketika masih kecil.*****Pukul dua dini hari, Risa merasa tenggorokannya kering. Ia melihat gelas di atas n

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Sikap aneh Gilang

    Risa mengecek secara detail persiapan ulang tahun Galuh dan Galih yang dirayakan secara meriah. Gilang sengaja mengundang para relasi bisnis dan teman-temannya dalam perayaan kali ini.Sebelumnya, Gilang tidak setuju kalau ulang tahun anak-anaknya di rayakan dengan meriah. Setiap ulang tahun Amira, Galuh dan Galih, mereka memilih untuk merayakannya di panti asuhan. Berbagi kebaikan pada anak-anak yatim di sana.Namun, kali ini Gilang meminta Risa untuk mengadakan pesta ulang tahun yang meriah. Ketika Risa tanya alasannya, Gilang mengatakan kalau dia ingin melihat anaknya bahagia berada ditengah-tengah pesta. Risa merasa itu jawaban yang aneh. "Nggak biasanya Kak Gilang seperti ini," bisik Risa seorang diri.Gilang juga meminta Risa untuk mengundang anak-anak yatim dan panti asuhan yang sering mereka kunjungi. Gilang mengatakan, ia ingin mengajak anak-anak tersebut melihat pesta ulang tahun dan berbagi lebih banyak lagi.Gilang memang suka berbuat baik. Bahkan sampai Sekarang, Gilang

  • Terpikat Pesona Suami Sedingin Salju (love me please, Hubby)   Hari raya penuh suka cita

    Prangggg ....!"Benar-benar sial! Tak ada satupun anak buahku di Indonesia yang bisa diandalkan. Mereka semua benar-benar bodoh. Tidak ada yang cerdas satupun!" Allea kembali membanting gelas berisi wine yang berada di tangannya.Dia baru saja mendapat kabar dari anak buahnya bahwa mereka sudah gagal menculik anak Gilang."Sepertinya memang harus aku sendiri yang turun tangan untuk menghabisi mereka. Aku tidak akan pernah lagi membiarkan hatiku sakit melihat Gilang berbahagia dengan keluarganya. Memang harus aku sendiri yang turun tangan dan menyelesaikan masalah ini." Allea menatap sinis pada foto Gilang yang masih terpampang di dalam kamarnya.Perempuan itu pun segera membuka aplikasi Traveloka untuk memesan tiket pesawat. Tak sabar lagi bagi dia ingin segera mengakhiri penderitaannya dan melihat penderitaan keluarga Gilang untuk kedepannya."Aku akan melakukan apapun yang aku yakini bisa membuatku bahagia. Aku tidak akan pernah membiarkan Gilang dan keluarganya hidup tenang. Mereka

DMCA.com Protection Status