Jacob mengerutkan keningnya karena merasa wanita ini benar-benar keras kepala. Dia hanya menanggapi dengan singkat, "Ya."Sienna menghela napas lega setelah mendengar bahwa Jacob tidak lagi mempersulitnya."Baiklah, aku akan tiba tepat waktu," balas Sienna.Setelah menyemprotkan obat pereda nyeri, pergelangan kakinya juga sudah merasa baikan. Sienna menundukkan kepalanya dan membereskan kotak obat tersebut, lalu menyimpannya kembali ke dalam lemari.Sebelum menutup pintu kamar, dia bahkan berkata, "Kalau begitu, selamat beristirahat, Tuan Jacob."Ekspresi Jacob tiba-tiba menjadi semakin dingin, seolah-olah ada perasaan aneh yang sulit dijelaskan muncul dalam hatinya. Rasanya sesak dan tidak nyaman. Setelah membuka dasinya, Jacob baru merasa perasaan yang tidak nyaman itu menjadi sedikit berkurang.Namun, gerakannya saat membuka dasi membuat luka di tangan Jacob terasa berdenyut. Padahal, itu hanya seorang wanita yang tidak terlalu dikenalnya. Jacob seharusnya tidak usah terlalu peduli
Padahal, Sienna tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi Cherry merasa sangat dipermalukan. Petra yang sedang meraba-raba tubuh Cherry baru melihat perubahan pada ekspresinya dan merasakan adanya keganjilan. Ketika mendongak, dia melihat Sienna dan langsung mematung di tempat.Setelah tersadar dengan situasinya, tebersit kemarahan dalam pandangan Petra. Dia berteriak, "Sienna!" Setelah itu, dia melepaskan pelukannya terhadap Cherry dan bergerak maju.Sienna mengerutkan alis dengan heran, dia tidak mengerti mengapa Petra bisa semarah itu. Lantas, dia menyapanya, "Pak Petra."Sapaannya ini terdengar cukup sopan. Meskipun Petra melanggar perjanjian mereka sebelumnya, Sienna tidak ingin mencari masalah dan bermusuhan dengan orang seperti ini."Sienna, hebat sekali kamu, ya. Entah cara apa yang kamu gunakan sampai membuat Pak Mike menarik kembali kontrak perjanjiannya denganku! Bagaimanapun, kita telah bekerja sama selama 3 tahun. Aku nggak menyangka kamu adalah orang seperti ini. Aku kira
Namun, saat ini Sienna benar-benar terlalu mengantuk. Jika Jacob datang telat semenit saja, mungkin Sienna sudah ketiduran sambil bersandar di dinding. Jadi, ketika mendengar suara lift yang terbuka, mata Sienna sontak terbuka lebar. Begitu mendongak melihat Jacob, sikapnya berubah menjadi sangat sopan."Tuan Jacob." Melihat mata Sienna yang tiba-tiba terbuka lebar, Jacob merasa sangat terhibur. Oleh karena itu, ekspresinya menjadi lebih lembut ketika melihat Sienna. Jacob memindai kartunya dan masuk ke kamar. Sienna mengikuti di belakangnya, lalu meletakkan termos bawaannya ke meja teh."Tuan Jacob, ini adalah sup malam ini."Termos tersebut berwarna merah muda dan terlihat sangat indah. Jacob tidak pernah menyangka bahwa Sienna akan menggunakan termos dengan warna seperti ini. Pasalnya, Sienna biasanya memberi kesan sebagai wanita yang lugas dan fokus dalam pekerjaannya.Tebersit keterkejutan dalam pandangan Jacob, tetapi dia hanya melonggarkan dua buah kancing dari jasnya. Setelah m
Wiandro adalah seorang penulis naskah. Dia paling mahir menangkap detail-detail kecil seperti ini, lalu mengembangkannya menjadi sebuah cerita. Namun, tebakannya kali ini memang benar. Jacob dan Sienna memang sedang bersama.Keduanya memang tidak berada di ranjang yang sama, tetapi ini sudah merupakan sebuah pengecualian bagi Jacob. Apalagi, ketika berbalik dan masuk ke kamar, dia melihat leher Sienna yang begitu terbuka.Wanita mana pun yang mengenakan pakaian pria akan terlihat memiliki pesona yang berbeda. Apalagi, suasana di malam hari paling rentan memicu keintiman. Jacob mengerutkan alisnya, lalu berjalan memasuki kamar. Dia merasa seharusnya tadi dia mandi air dingin.Pada saat bersamaan, dalam hatinya merasa sangat gelisah. Wanita mana yang bisa tidur di kamar klien pria dengan begitu santai? Apakah Jacob yang berpikir terlalu berlebihan, atau Sienna memang memiliki niat lain?Pandangan Jacob jatuh pada sebuah selimut di tempat tidur, dia ingat bahwa Sienna masih mengenakan jak
Sienna menghela napas lega, dia hanya merasa tubuhnya benar-benar kelelahan. Namun, dia tetap tidak ingin tinggal di tempat ini sampai pagi. Jadi, dia diam-diam membereskan pecahan gelas tersebut hingga tidak bersisa, lalu mengambil sampah-sampah di kamar tersebut dan pergi. Sienna bahkan lupa membawa termos yang dibawanya tadi.Ketika sampai di lantai bawah, dia kembali bertemu dengan Cherry. Cherry benar-benar tersiksa melayani Petra. Bahkan kakinya juga berjalan dengan terpincang-pincang. Sementara itu, langkah kaki Sienna juga tampak tidak alami karena pergelangan kakinya yang kesakitan.Melihat Sienna, Cherry tersenyum sinis. Dilihat dari cara jalan mereka berdua yang mirip dan meninggalkan hotel pada waktu seperti ini, Cherry bisa menebak apa yang dilakukan oleh Sienna.Dia mengira entah Sienna adalah wanita suci, tapi ternyata mereka berdua sama saja sedang menjual diri secara diam-diam. Cherry mendengus sambil melipat kedua tangannya di dalam lift. Setelah melihat Sienna dari a
Tangan Jacob dibalut dengan perban. Dia baru saja tiba di Grup Yuwono, tetapi sudah bertemu dengan Yuliana. Yuliana tidak berani lancang seperti sebelumnya dan hanya bisa menatap tangan Jacob dengan sedih."Kakak .... Tuan Jacob, ada apa dengan tanganmu?"Jacob mengernyitkan alisnya dan membalasnya dengan cuek, "Terluka."Jacob tidak mengatakan apa-apa lagi dan masuk ke dalam kantor. Ekspresi Yuliana terlihat buruk. Tepat pada saat itu, ada seseorang yang datang dari meja depan dan hendak mengetuk pintu kantor. Yuliana buru-buru menahannya."Kamu bukan eksekutif. Apa sudah buat janji? Sembarangan masuk saja."Tentunya, gadis resepsionis itu memiliki penampilan yang menawan sehingga bisa diterima bekerja sebagai resepsionis di Grup Yuwono."Nona Yuliana, ada seseorang yang mengirimkan hadiah untuk Presdir dan memintaku mengantarkannya ke atas."Ekspresi Yuliana terlihat makin kesal dan merebut hadiah itu."Biar kuantarkan, kamu kembali ke tempatmu saja."Perkataan Yuliana ini terdengar
Harris sangat membenci Nelson. Waktu itu, Nelson melarikan uang klien sebesar ratusan juta dan membuat Keluarga Winata hampir kehilangan bisnis besar. Pada saat itu, Harris sangat sibuk dan stres karena harus membereskan masalah yang ditimbulkan oleh Nelson.Harris berbaik hati membantu adik dari mantan istrinya yang telah meninggal, tetapi adiknya itu justru membalas kebaikannya dengan kejahatan. Anak lelaki satu-satunya dari adiknya itu benar-benar jahat!Harris pasrah saat mengetahui Sienna masih berhubungan dengan Robert. Namun, ketika mengetahui Sienna masih terlibat dengan Nelson, Harris benar-benar kecewa. Sienna tidak bisa berkata apa-apa, apalagi dia tidak pandai berbohong di depan Harris.Harris sudah mengetahui masalah dengan Nelson, jadi Sienna sekarang mungkin tidak bisa meminjam uang lagi. Jelas-jelas, Harris adalah ayahnya, tetapi Sienna malah merasa sulit untuk membahas tentang uang. Apalagi, saat memikirkan tentang kondisi penyakit Harris, Sienna jadi merasa tidak berd
Selama bertahun-tahun ini, Sienna tidak pernah berinisiatif meminta uang dari Harris, sedangkan Harris selalu sibuk dan jarang memikirkan masalah ini. Lagi pula, di sisi Harris masih ada Susan, Nanda, dan Junando.Sienna bekerja sendiri untuk mencari uang. Jika bukan karena beban mendadak 1,6 miliar dari bibinya, Sienna sebenarnya tidak kekurangan uang. Dia hanya tidak menyangka, uang saku yang terpaksa dimintanya kepada Harris sebelumnya, akan ditarik kembali. Bibir Sienna berkedut."Ayah, jaga kesehatanmu baik-baik. Aku ada urusan hari ini, aku pergi dulu.""Pergilah. Kamu di sini juga hanya akan membuatku marah. Sudah menikah, jadi bertindaklah selayaknya istri orang."Sienna tidak mengatakan apa pun dan hanya mengiakan saja. Lalu, dia berjalan keluar dan menutup pintu kamar pasien. Saat di depan lift, Sienna bertemu dengan Nanda yang datang menjenguk Harris. Ekspresi Nanda terlihat tidak begitu bagus, tetapi saat melihat Sienna, dia tampak terkejut."Kakak."Sienna teringat perkata
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu
Kekeruhan di mata Omar perlahan-lahan menghilang, tetapi dia tetap tidak bisa berbicara. Setelah air matanya menetes lagi, dia perlahan-lahan menutup matanya.Melihat pemandangan itu, Sienna berkata dengan nada yang jauh lebih tegas, "Aku akan menemukan penawar untuknya, jadi sebaiknya Tuan Jero tetap tinggal di sini saja. Sekarang Arlo nggak ada di sini, Keluarga Shankar membutuhkanmu. Yang lainnya juga pasti mengincar harta milik Keluarga Shankar."Jero membuka mulutnya karena situasinya memang seperti yang dikatakan Sienna, apalagi anggota Keluarga Shankar juga bukan hanya mereka saja.Saat Jero hendak mengatakan sesuatu, terdengar keributan dari lantai bawah dan seorang pelayan bergegas datang melapor, "Tuan Jero, mereka sudah datang."Saat terlihat perasaan jijik dari tatapan Jero, pintu tiba-tiba didorong dengan kasar. Pria yang masuk itu terlihat mirip dengan Omar, tetapi tidak memiliki aura yang kuat seperti Omar. Dia adalah adik sepupu Omar, Marko.Keluarga Shankar terkenal de
Setelah menutup telepon, Arlo segera memberi tahu Jero semua yang dikatakan Lily.Jero langsung marah sampai ingin membawa senjata, lalu pergi mencari Lily dan menembak Lily sampai pelurunya habis.Namun, Arlo memijat keningnya dan berkata, "Entah Jacob tahu organisasi misterius yang dia bilang. Jero, coba kamu tanya Jacob."Saat ini, Arlo takut untuk bertemu dengan Sienna dan juga Jacob. Dia hanya ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, tetapi dia merasa bertanggung jawab dengan ayahnya yang koma. Sebagai putra sulung, dia harus memikul beban ini.Namun, hati Arlo merasa agak bingung. Setelah melihat foto itu ruangan ayahnya saat itu, dia selalu gelisah karena merasa wanita di foto itu berbeda dengan Yuna. Jika benar-benar berbeda, berarti wanita itu adalah Luna. Ditambah lagi, Omar kadang-kadang mengigau memanggil Luna, sehingga dia bertanya-tanya apakah Omar sebenarnya mencintai Luna dan tidak pernah mencintai ibunya.Hati Arlo merasa pahit. Sebagai anak dari Yuna, dia merasa
Namun, para pengawal itu sama sekali tidak peduli dengan perkataan Lily. Telapak tangannya pun sudah memerah karena terus memukul-mukul jeruji besi kandang itu."Jangan! Berani-beraninya kalian! Kak Arlo, cepat selamatkan aku!" teriak Lily. Namun, tidak peduli seberapa keras pun dia berteriak, tetap tidak terlihat sosok Arlo di atas kapal itu.Melihat kandangnya benar-benar akan ditenggelamkan ke dasar sungai, Lily akhirnya berteriak dengan keras, "Katakan pada Arlo. Kalau dia membunuhku, jangan harap Omar bisa bangun lagi seumur hidupnya. Dia bukan pingsan karena terlalu emosi, tapi karena racunku. Siapa suruh Arlo membawaku menemuinya. Hehe.""Aku memang sengaja meracuni Omar agar dia mati. Sayangnya, Jero menghalangiku. Meskipun aku hanya sempat memberinya setetes, itu sudah cukup untuk membuat Omar koma seumur hidupnya."Mendengar perkataan itu, ekspresi para pengawal itu langsung berubah karena pengeras suara di ponsel mereka tetap aktif. Oleh karena itu, Arlo bisa mendengar apa y
Pipi Lily memerah karena gembira. Apakah yang dimaksud Arlo adalah saham Keluarga Shankar? Apakah Arlo ingin memberikan beberapa saham Keluarga Shankar padanya? Jika memiliki saham keluarga, kelak dia tidak perlu khawatir apakah anggota Keluarga Shankar lainnya akan menerimanya atau tidak lagi."Lily, aku ganti baju sebentar, biar pengawal yang membawamu ke sana dulu," kata Arlo."Baik. Kak, cepat menyusul ya," jawab Lily.Setelah itu, Lily perlahan-lahan dituntun menuju halaman belakang. Namun, dia sama sekali tidak tahu dia akan dibawa ke mana, hanya merasa dia menaiki sebuah kapal dan duduk di kursi yang nyaman. Tak lama kemudian, dia langsung merasa agak gelisah karena merasakan ada sesuatu yang mengikat kakinya ke kursi."Kenapa kalian mengikat kakiku?" tanya Lily."Nona Lily, ini adalah rantai kaki, hadiah yang bernilai puluhan miliar. Tuan yang memintaku menyiapkan ini, tapi sekarang kamu masih belum boleh melihatnya," jawab orang itu.Lily langsung merasa lega dan tersenyum. "A