Harris sangat membenci Nelson. Waktu itu, Nelson melarikan uang klien sebesar ratusan juta dan membuat Keluarga Winata hampir kehilangan bisnis besar. Pada saat itu, Harris sangat sibuk dan stres karena harus membereskan masalah yang ditimbulkan oleh Nelson.Harris berbaik hati membantu adik dari mantan istrinya yang telah meninggal, tetapi adiknya itu justru membalas kebaikannya dengan kejahatan. Anak lelaki satu-satunya dari adiknya itu benar-benar jahat!Harris pasrah saat mengetahui Sienna masih berhubungan dengan Robert. Namun, ketika mengetahui Sienna masih terlibat dengan Nelson, Harris benar-benar kecewa. Sienna tidak bisa berkata apa-apa, apalagi dia tidak pandai berbohong di depan Harris.Harris sudah mengetahui masalah dengan Nelson, jadi Sienna sekarang mungkin tidak bisa meminjam uang lagi. Jelas-jelas, Harris adalah ayahnya, tetapi Sienna malah merasa sulit untuk membahas tentang uang. Apalagi, saat memikirkan tentang kondisi penyakit Harris, Sienna jadi merasa tidak berd
Selama bertahun-tahun ini, Sienna tidak pernah berinisiatif meminta uang dari Harris, sedangkan Harris selalu sibuk dan jarang memikirkan masalah ini. Lagi pula, di sisi Harris masih ada Susan, Nanda, dan Junando.Sienna bekerja sendiri untuk mencari uang. Jika bukan karena beban mendadak 1,6 miliar dari bibinya, Sienna sebenarnya tidak kekurangan uang. Dia hanya tidak menyangka, uang saku yang terpaksa dimintanya kepada Harris sebelumnya, akan ditarik kembali. Bibir Sienna berkedut."Ayah, jaga kesehatanmu baik-baik. Aku ada urusan hari ini, aku pergi dulu.""Pergilah. Kamu di sini juga hanya akan membuatku marah. Sudah menikah, jadi bertindaklah selayaknya istri orang."Sienna tidak mengatakan apa pun dan hanya mengiakan saja. Lalu, dia berjalan keluar dan menutup pintu kamar pasien. Saat di depan lift, Sienna bertemu dengan Nanda yang datang menjenguk Harris. Ekspresi Nanda terlihat tidak begitu bagus, tetapi saat melihat Sienna, dia tampak terkejut."Kakak."Sienna teringat perkata
Posisinya tidak jauh, jadi apa yang dikatakan Sienna tadi, Jacob pasti sudah mendengar semuanya. Sienna langsung merasa canggung. Namun, saat memikirkan Jacob tidak tahu suami yang dimaksud adalah dia, Sienna diam-diam merasa lega dan hanya menatap luka Jacob. Bagaimanapun juga, luka itu terjadi karena Jacob melindunginya dari serangan, jadi sudah seharusnya dia bertanya untuk memastikan keadaannya."Tuan Jacob, ada apa dengan luka Anda?"Setelah menyimpan ponselnya, Sienna buru-buru mendekati Jacob. Jimmy pergi ke belakang Jacob dengan santai dan meniru gaya bicara Sienna."Kami ini bukan pasangan yang dijodohkan dan kami saling mencintai satu sama ... argh."Kelakuan Jimmy memang tidak serius. Setelah meniru gaya bicara Sienna, dia melihat ke arah Jacob sambil tersenyum. Sienna yang mengetahui kata-kata romantis yang dia ucapkan telah didengar oleh Jacob dan Jimmy, jadi dia memutuskan untuk bersikap santai."Maaf, telah membuat kalian melihat kekacauan ini."Jimmy tidak terlalu terta
Sienna mengangkat alisnya. Binar ingin tahu terpancar sekilas dari matanya. Hanya saja, Jacob tentu tidak ingin orang lain mencampuri urusan privasinya. Jadi, Sienna mematikan layar ponsel itu.Namun, Elena kembali mengirimkan pesan lain.[ Tania bilang kalau kamu sudah menikah. Aku ingin berterima kasih kepada istrimu karena sudah menjagamu saat aku nggak ada. ]Kata-kata ini sangat manipulatif. Sienna tidak peduli dengan Jacob, tetapi pada umumnya wanita memiliki insting yang tajam terhadap wanita polos yang sebenarnya sangat manipulatif. Kebanyakan dari mereka tidak menyukai sesama wanita yang seperti itu, tetapi pria justru sebaliknya.Ternyata Jacob menyukai tipe wanita seperti ini. Pikiran ini hanya terlintas di benak Sienna, tetapi dia tidak terlalu memedulikannya. Dia mengambil kunci dan ponsel dengan patuh, lalu menekan tombol lift untuk ke bawah.Saat ini, Jacob sedang berada di lobi. Melihat Sienna belum turun, dia pun berjalan ke depan jendela besar dan menunggu di sana. Ke
Setelah masuk ke dalam mobil, Sienna duduk di kursi pengemudi. Luka di kakinya masih terasa agak sakit, tetapi sudah hampir sembuh.Mereka berdua tidak berbicara, membuat suasana di dalam mobil terasa canggung. Sienna tidak langsung menginjak pedal gas, melainkan melirik Jacob melalui kaca spion. Pergi ke Vila Cahwana, ke Grup Yuwono, atau ke hotel? Sienna merasa ragu."Ini ponselmu."Dia menyerahkan ponsel Jacob. Jacob mengambilnya, lalu mengerutkan alis saat melihat dua notifikasi pesan baru di ponselnya. Sienna tidak memperhatikan apakah Jacob membuka dan membaca pesan itu. Intinya, dia merasa suasana hati Jacob menjadi kian buruk. Tanpa bicara dengannya pun, Sienna sudah bisa merasakan kejengkelan Jacob.Biasanya, temperamen Jacob selalu tenang, tetapi pesan dari Elena bisa membuatnya menunjukkan emosi yang tak perlu. Sienna tidak bisa menahan diri untuk menghela napas. Elena memang benar-benar dambaan hati Jacob."Kembali ke Grup Yuwono."Dengan ringan, Jacob melempar ponselnya ke
"Kakek, aku baik-baik saja dengan Jacob, Kakek nggak perlu khawatir," kata Sienna dengan nada lembut sembari menyodorkan secangkir teh kepada Pak Darwo. "Dibandingkan dengan hal ini, Kakek harus lebih memperhatikan kesehatan Kakek."Pipi Pak Darwo segera menjadi kemerahan karena semangat. Dia hampir tidak bisa menahan senyum. Kupikir Jacob itu lamban, tak kusangka dia sangat pintar. Pantas saja dia bilang dia akan bekerja keras, ternyata dia sudah mendapatkan Sienna, batin Pak Darwo.Berhubung pasangan muda itu begitu mesra, sepertinya kedatangannya kali ini untuk memantau mereka tidak ada gunanya. Pak Darwo lantas meneguk tehnya dengan riang."Sienna, kalau ada orang yang berani mengganggumu, kamu nggak perlu ragu-ragu. Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, suruh saja Jacob maju."Sienna tidak berani bicara terlalu banyak tentang masalah ini karena takut rahasianya terbongkar. Jadi, dia pun mengungkit masalah rumah tangga lainnya. Satu jam kemudian, dia bangun untuk membu
Setelah membalas pesan ini, dia tahu Jacob tidak akan membalas. Lalu, Sienna pun menggunakan nomor kantornya untuk mengirimi Jacob pesan lain.[ Tuan Jacob, apa uang kompensasi langsung ditransfer ke rekeningmu? Tolong kirimkan nomor kartumu. ]Dia baru saja meminjam uang Jacob semenit yang lalu, lalu sekarang dia menggunakannya untuk melunasi utang. Sienna sama sekali tidak memiliki hati. Ketika Jacob melihat pesan itu, alisnya berkerut. Dari mana wanita itu mendapatkan begitu banyak uang? Bukankah dia masih menyewa rumah dengan suaminya?Mobil yang rusak bisa ditanggung oleh asuransi. Sebenarnya, dia meminta Juliana untuk ganti rugi karena mau mempersulit Sienna. Sekarang, Sienna benar-benar maju dan menyanggupi Jacob untuk menanggung kompensasi. Jacob tidak pernah menyangka bahwa wanita itu akan benar-benar membayar 1,6 miliar itu.Namun, mata Jacob berkilat dingin memikirkan sikap Sienna yang selalu mengemban tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi. Saat dia hendak memb
Semua orang awalnya mengira bahwa Jacob tidak akan ikut bermain. Dahulu, dia paling membenci permainan semacam ini. Paling-paling, permainan hanya akan berjalan seputar hubungan antara pria dan wanita.Sementara itu, Wiandro memang sangat pandai memanas-manasi keadaan. Ketika mendengar Jacob akan ikut bermain, suasana di sana menjadi makin ramai. Para wanita lajang langsung menegakkan punggung mereka, berharap bisa mendapatkan tantangan dan memanfaatkan kesempatan untuk berhubungan dengan Jacob.Semua orang dalam kelompok ini tahu bahwa setelah Jacob putus dengan Elena, Jacob terus melajang selama bertahun-tahun. Katanya, dia melakukannya demi menjaga Elena. Para wanita yang ingin menjadi Nyonya Yuwono pun berhenti berfantasi.Hanya saja, wajah Jacob begitu tampan. Bisa terlibat dalam situasi yang ambigu dengannya saja sudah cukup untuk membuat mereka puas.Sebelum bermain, Wiandro berkata, "Karena semua orang ingin bermain, kalau nanti dapat tantangan, jangan sampai nggak mau terima,
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu
Kekeruhan di mata Omar perlahan-lahan menghilang, tetapi dia tetap tidak bisa berbicara. Setelah air matanya menetes lagi, dia perlahan-lahan menutup matanya.Melihat pemandangan itu, Sienna berkata dengan nada yang jauh lebih tegas, "Aku akan menemukan penawar untuknya, jadi sebaiknya Tuan Jero tetap tinggal di sini saja. Sekarang Arlo nggak ada di sini, Keluarga Shankar membutuhkanmu. Yang lainnya juga pasti mengincar harta milik Keluarga Shankar."Jero membuka mulutnya karena situasinya memang seperti yang dikatakan Sienna, apalagi anggota Keluarga Shankar juga bukan hanya mereka saja.Saat Jero hendak mengatakan sesuatu, terdengar keributan dari lantai bawah dan seorang pelayan bergegas datang melapor, "Tuan Jero, mereka sudah datang."Saat terlihat perasaan jijik dari tatapan Jero, pintu tiba-tiba didorong dengan kasar. Pria yang masuk itu terlihat mirip dengan Omar, tetapi tidak memiliki aura yang kuat seperti Omar. Dia adalah adik sepupu Omar, Marko.Keluarga Shankar terkenal de
Setelah menutup telepon, Arlo segera memberi tahu Jero semua yang dikatakan Lily.Jero langsung marah sampai ingin membawa senjata, lalu pergi mencari Lily dan menembak Lily sampai pelurunya habis.Namun, Arlo memijat keningnya dan berkata, "Entah Jacob tahu organisasi misterius yang dia bilang. Jero, coba kamu tanya Jacob."Saat ini, Arlo takut untuk bertemu dengan Sienna dan juga Jacob. Dia hanya ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, tetapi dia merasa bertanggung jawab dengan ayahnya yang koma. Sebagai putra sulung, dia harus memikul beban ini.Namun, hati Arlo merasa agak bingung. Setelah melihat foto itu ruangan ayahnya saat itu, dia selalu gelisah karena merasa wanita di foto itu berbeda dengan Yuna. Jika benar-benar berbeda, berarti wanita itu adalah Luna. Ditambah lagi, Omar kadang-kadang mengigau memanggil Luna, sehingga dia bertanya-tanya apakah Omar sebenarnya mencintai Luna dan tidak pernah mencintai ibunya.Hati Arlo merasa pahit. Sebagai anak dari Yuna, dia merasa
Namun, para pengawal itu sama sekali tidak peduli dengan perkataan Lily. Telapak tangannya pun sudah memerah karena terus memukul-mukul jeruji besi kandang itu."Jangan! Berani-beraninya kalian! Kak Arlo, cepat selamatkan aku!" teriak Lily. Namun, tidak peduli seberapa keras pun dia berteriak, tetap tidak terlihat sosok Arlo di atas kapal itu.Melihat kandangnya benar-benar akan ditenggelamkan ke dasar sungai, Lily akhirnya berteriak dengan keras, "Katakan pada Arlo. Kalau dia membunuhku, jangan harap Omar bisa bangun lagi seumur hidupnya. Dia bukan pingsan karena terlalu emosi, tapi karena racunku. Siapa suruh Arlo membawaku menemuinya. Hehe.""Aku memang sengaja meracuni Omar agar dia mati. Sayangnya, Jero menghalangiku. Meskipun aku hanya sempat memberinya setetes, itu sudah cukup untuk membuat Omar koma seumur hidupnya."Mendengar perkataan itu, ekspresi para pengawal itu langsung berubah karena pengeras suara di ponsel mereka tetap aktif. Oleh karena itu, Arlo bisa mendengar apa y
Pipi Lily memerah karena gembira. Apakah yang dimaksud Arlo adalah saham Keluarga Shankar? Apakah Arlo ingin memberikan beberapa saham Keluarga Shankar padanya? Jika memiliki saham keluarga, kelak dia tidak perlu khawatir apakah anggota Keluarga Shankar lainnya akan menerimanya atau tidak lagi."Lily, aku ganti baju sebentar, biar pengawal yang membawamu ke sana dulu," kata Arlo."Baik. Kak, cepat menyusul ya," jawab Lily.Setelah itu, Lily perlahan-lahan dituntun menuju halaman belakang. Namun, dia sama sekali tidak tahu dia akan dibawa ke mana, hanya merasa dia menaiki sebuah kapal dan duduk di kursi yang nyaman. Tak lama kemudian, dia langsung merasa agak gelisah karena merasakan ada sesuatu yang mengikat kakinya ke kursi."Kenapa kalian mengikat kakiku?" tanya Lily."Nona Lily, ini adalah rantai kaki, hadiah yang bernilai puluhan miliar. Tuan yang memintaku menyiapkan ini, tapi sekarang kamu masih belum boleh melihatnya," jawab orang itu.Lily langsung merasa lega dan tersenyum. "A