Share

Bab 115

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-23 15:37:43

"Baiklah, kali ini aku menyerah, namun ini bukan berarti aku melepaskanmu, Yudha. karena kau hanya milikku seorang," bisik Jesslyn sambil terus memacu mobilnya.

***

"Bagaimana pak? Apa mobilnya masih ada di depan?" Tanya Rahma pada penjaga rumahnya.

"Tak ada lagi, Bu. Mobilnya sudah pergi." Penjaga itu kembali menoleh ke kanan dan kiri guna memastikan kembali.

"Baguslah. Ingat baik-baik mobil itu. Jangan pernah membukakan pagarnya tanpa seizinku atau Pak Yudha, mengerti?" Perintah Rahma yang langsung di balas anggukan kepala olehnya. Tak lama Rahma membalikkan badannya, bergegas masuk ke dalam rumah.

"Kucing betinamu itu sepertinya sudah mulai ingin mengajak bermain, mas," sindir Rahma cemberut begitu melihat Yudha melepas dasinya.

"Nih ponselmu." Tangan Rahma terulur menyerahkan benda pipih itu pada Yudha.

"Untung saja ponselmu tertinggal di mobil kalau tidak, aku mungkin tidak tahu jika kucing gatal itu mulai mengeong," ketus Rahma. Setidaknya ia harus berterima kasih pada sopir pri
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 116

    "Iya, mereka berdua ada di kamar dan sepertinya mereka sudah tidur," Jawab Suryani yang entah mengapa melirik tajam pada Hera. ***Matahari baru saja terlihat saat Widya memutuskan untuk keluar dari rumah. Wajah wanita dengan rambut sebahu itu tampak masam dengan salah satu tangannya menarik kasar koper miliknya.Keputusannya untuk pergi tampaknya sudah bulat, Widya memilih kembali ke rumah orang tuanya karena merasa keputusan Deni untuk menjual rumah dan mobil mereka sangat merugikan dirinya.Bayang-bayang hidup susah tampak terus membayangi hari - harinya. Entah mengapa, mendadak ia membayangkan kehidupan Rahma saat berada di kontrakan dulu yang penuh kesengsaraan, hinaan dan cacian.Sungguh, ia tak ingin menjalani kehidupan seperti itu."Jadi ini keputusanmu, Widya?" Tanya Deni saat melihat Widya sudah rapi dengan salah satu tangannya memegang handle koper."Iya, sudah kuputuskan untuk pulang ke rumah orang tuaku jika kau tetap bersikeras menjual rumah kita pada Rahma demi menutup

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 117

    "Tak apa, aku akan minta pelayan untuk membuatnya." Ekor mata Yudha terlihat melirik Suryani yang berdiri tak jauh dari meja makan itu yang entah mengapa terlihat begitu jengah melihat sikap Hera yang seakan masih merasa menjadi nyonya besar Widjaja. ***"Mak bisakah minta tolong seseorang untuk membuatnya?" Pinta Yudha pada Suryani yang masih bergeming menatap Hera."Tak perlu mas, biar Mak saja yang membuatnya." Suryani tersenyum kecut. Wanita paruh baya itu lantas beralih ke dapur untuk membuat sandwich yang diinginkan Hera.Wajah Suryani kembali datar, wanita itu terlihat diam hanya tangannya yang tampak begitu sibuk meraciknya."Entah mengapa aku masih tak suka melihat wanita itu, meskipun sudah tak lagi menjadi bagian dari keluarga ini, sikapnya yang sombong masih mengakar ," gumam Suryani sembari menyelesaikan pekerjaannya. Tak lama, empat potong sandwich akhirnya tersaji di meja makan itu."Silakan Bu." Suryani mempersilakan Hera menyantapnya."Ah, terima kasih mak. Maaf jik

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 118

    "Bisakah kau membantu mama agar bisa menikmati semua kemewahan ini? Mama tidak ingin hidup susah lagi. Lakukan sesuatu Denisa agar Mama bisa kembali pada Papa Budi," pinta Hera dengan penuh harap.***Untuk beberapa saat Denisa bergeming saat mendengarnya, ia tak menyangka jika ibunya masih memiliki ambisi dan berpikir bisa kembali menjadi bagian dari keluarga Widjaja."Apa yang baru saja tadi mama katakan?""Ingin kembali pada Papa Budi?" Tanya Denisa seakan tak percaya dengan apa yang telah ia dengar."Iya, mama lelah hidup susah. Bantu mama ya agar mama bisa kembali menikah dengan papa Budi," pinta Hera dengan tatapan memohon.Entah mengapa kali ini Denisa tertawa, wanita itu seolah tak bisa menahannya, lalu menggeleng perlahan."Aku tak bisa membantu mama kali ini. Lagipula tujuanku datang ke Jakarta hanya untuk mencari mama." Denisa menyahut."Tapi, mama sungguh mengharapkan bantuanmu, nak!"Denisa segera menggeleng." Tidak ma. Maaf kali ini aku tak bisa mengabulkan keinginan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 119

    "Ada apa kalian semua berkumpul di depan kamarku?" Tanya Yudha begitu melihat mereka yang masih berkumpul di depan kamarnya.***Wajah Yudha terlihat bingung saat melihat semua orang tengah berkumpul di depan kamarnya begitu juga dengan Rahma. Namun belum sempat ia kembali bertanya Denisa menyahut lebih dulu."Maaf. Mama memaksa ingin pamit padaku. Katanya mau ketemu teman." "Keluar ...?" Dahi Yudha tampak berkerut."Iya, Yudha, karena itu tante ingin mem ..." Belum selesai Hera menjawabnya, kembali Denisa memotong."Mama mau bilang, kemungkinan nanti akan pulang malam. Iya kan ma?" Tangan Denisa menyenggol lengan Hera sebagai isyarat bahwa ia harus mengikuti apa yang baru saja diucapkannya. Namun melihat gelagat Hera yang mendelik tak suka padanya, membuat wanita itu akhirnya menarik paksa tangan ibunya dan menjauhi tempat itu."Maaf ya jika menganggumu, aku dan mama pamit dulu. Sampai nanti malam, Yudha, Rahma," Pamit Denisa sambil terus menarik lengan ibunya."Apa yang kau lakuka

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 120

    "Apa Mak tahu jika ada beberapa lembar halaman buku harian itu hilang. Ah tepatnya seperti sengaja di robek oleh seseorang?" Rahma lanjut bertanya. Sejenak di lihatnya Suryani tampak bingung membuat Rahma mencecarnya kembali dengan banyak pertanyaan.***"Buku harian ini?" Tanya Suryani memastikan dengan mata tak berkedip."Iya, beberapa lembar halaman buku ini hilang, entah mengapa aku sedikit penasaran karena tanggal halaman terakhir yang tak di robek adalah satu minggu sebelum tanggal kecelakaan Mama Jasmine.""Menurut Mak bukankah itu mencurigakan. Mungkinkah ada hal yang penting di tulis almarhumah di buku hariannya sebelum kecelakaan itu terjadi?" Tanya Rahma setelah menjelaskan alasannya.Suryani tampak sedikit berpikir, terlihat dari keningnya yang berkerut."Mak sebenarnya tak yakin, tapi Bu Jasmine memang sangat suka menulis apapun kegiatannya di buku harian. Tapi ... tunggu sebentar, mbak." Suryani menghentikan kalimatnya sejenak."Apa Mak mengingat sesuatu?" Tanya Rahma ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-02
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 121

    "Tak ada," jawab Rahma menggeleng, namun senyum yang terbit di wajahnya terlihat begitu mencurigakan di mata Suryani.***Tangan Deni memegang erat ponselnya, meski sedikit ragu, namun akhirnya tangannya menekan nomor ponsel Nella, lelaki itu berniat untuk bertukar pikiran dengan saudarinya itu mengenai masalah rumah tangganya.Suara jaringan statis terdengar ketika akhirnya panggilan teleponnya tersambung, tak lama suara Nella terdengar menyapanya lebih dulu."Ada apa kau menelponku, mas?""Ah, maaf jika kau mengganggu. Widya ... dia sudah dua hari tak kembali," jawab Deni."Maksudnya pergi dari rumah? kalian bertengkar?""Iya, kami bertengkar ..." Deni menghentikan ucapannya lalu terdengar helaan nafasnya yang berat."Lalu ...? Kau takut jika ia benar-benar akan meninggalkanmu? Begitu maksudmu, Mas?""Haruskah aku mengatakannya? Aku mengikuti saran Rahma, dan lihat hasilnya, Widya benar benar pergi meninggalkanku," keluh Deni.Mendengarnya, Nella menghela nafas panjang. "Kau tenang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 122

    Tampak di hadapannya Budi Anshara Widjaja tengah tersenyum padanya, membuat Hera spontan mengulas senyum, namun senyum itu mendadak lenyap saat dilihatnya seorang wanita dengan blazer hitam datang menghampiri Budi.***"Dia, Bukankah ..." Suara Miranda terdengar lebih dulu bertanya. Wajah wanita itu tampak terlihat bingung memandang Budi yang berada di sampingnya."Hera ...?" Wajah Budi tak kalah terkejutnya dengan Miranda. Mereka lalu terlihat saling melempar pandangan tanya.Hera masih berdiri memantung memandang mereka. Keinginannya untuk bertemu dan berbicara berdua dengan mantan suaminya tersebut sepertinya terhalang. namun bukan Hera namanya jika menyerah begitu saja."Ada apa datang ke sini, Hera?" Tanya Budi berbasa-basi, sambil melirik Miranda yang tampak memaksakan diri untuk tersenyum."A-ku ingin bicara denganmu, Mas. Tapi kelihatannya kau sedang sibuk," jawab Hera melirik sinis pada Miranda."Bicara saja, tak perlu sungkan. Lagipula, dia adalah calon istriku. Kurasa kalia

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-04
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 123

    "Aku butuh bantuan darimu, mbak?" Ujar Rahma melanjutkan kembali kalimatnya."Apa yang bisa ku bantu?" Balas Denisa yang masih tampak bingung.***Wajah Rahma terlihat mengulas senyum tipis, lalu duduk di sebelah Denisa. Sejenak ia tampak menghela nafas panjang, sebelum akhirnya bicara."Tolong perlihatkan sebentar buku itu pada Tante Hera. Dan katakan bahwa kau tak sengaja menemukannya di ruang baca," Pinta Rahma sambil menatap lawan bicaranya."Ah, tapi jika mbak Denisa keberatan, tidak apa -apa?" Lanjut Rahma."Buku ini? Pada mama? Tapi kenapa? Bukankah buku ini sangat privasi?" Tanya Denisa tak mengerti."Yah!" Kepala Rahma mengangguk."karena itu bisakah aku meminta tolong?" lanjut Rahma sedetik kemudian."Sebenarnya ada apa Rahma? Aku yakin kau punya penjelasannya, bukan?" Denisa menatap Rahma dengan tatapan selidik. "Aku hanya sedang bertaruh pada keberuntunganku Mbak," sahut Rahma yang membuat Denisa melipat keningnya."Katakan saja Rahma, aku semakin tidak mengerti," pinta De

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-05

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status