Share

Bab 102

"Katakan saja Rahma, tak perlu sungkan padaku."

"Apa kau mengenal Jesslyn?" Mendengar pertanyaan Rahma, sontak Denisa mengerutkan keningnya.

***

Deni memandang meja makannya yang kosong, hanya ada sedikit sisa lauk semalam. Dibukanya penanak nasi, tak ada nasi hangat di sana melainkan nasi kemarin yang sudah hampir basi.

Sejak pagi ia belum mengisi perutnya dengan makanan dan sekarang matahari sudah tinggi, namun tak jua ada sedikit makanan yang ditemukannya di sini untuk sekedar mengganjal perutnya yang lapar.

Perlahan ia memeriksa dapurnya, mencari sesuatu yang bisa ia masak, Namun usahanya tampaknya sia-sia saja karena tak ada apapun di dapurnya.

"Bahkan gula pun tak ada," keluh Deni kesal, lalu menghempaskan tubuhnya di kursi.

Sejak pagi Widya sudah keluar rumah, beralasan ada keperluan dengan salah seorang saudaranya. Tak ada sarapan yang biasa disiapkan oleh Widya, membuat suara diperutnya kini kembali bernyanyi.

"Widya benar benar keterlaluan, sepertinya ia sengaja membuatku ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status