Share

Bab 108

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-16 16:06:25

"Tentu saja tidak Tante, aku cukup tahu diri. Kedatanganku kemari hanya untuk bertemu dengan Rahma dan memperlihatkan sesuatu yang menarik padanya, aku yakin wanita itu akan menyukainya nanti," Jawab Jesslyn dengan tatapan mata yang penuh arti.

***

Denisa terpaku saat melihat sebuah pesan balasan yang masuk ke ponselnya. Sebuah pesan dari Anton, ayah biologisnya yang sengaja di hubunginya kemarin malam.

Dalam pesannya, lelaki itu bersedia menunggu kedatangannya di rumah. Sejenak Denisa merasa tak yakin jika ayahnya mengetahui keberadaan Hera, ibunya. Mengingat hubungan mereka berdua yang tidak begitu baik.

Tapi, apa salahnya jika di coba, karena ia juga tak bisa terlalu lama berada di Jakarta, karena waktu cuti nya hanya beberapa hari saja.

Tangannya kini mengengam ponselnya, tak lama ia meraih tas dan bergegas keluar dari kamarnya.

"Mbak Denisa mau pergi?" Tanya Suryani begitu melihatnya keluar dari kamar.

"Iya, Mak. Tolong katakan pada Yudha mungkin akan pulang terlambat," ujar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 109

    "Kebetulan sekali kita bertemu di sini Rahma, bisa kau luangkan waktu sebentar? karena ada hal yang ingin bicara denganmu. Aku pastikan pembicaraan kita tak akan lama," pinta Jesslyn dengan seraut sinis di wajahnya. Seakan ada yang tengah di rencanakan oleh wanita itu.***Mendengarnya Rahma memiringkan sedikit kepalanya, memindai wanita yang baru saja mengajaknya bicara."Apa yang hendak kau bicarakan denganku?" Tanya Rahma dengan mata yang kini menyipit tajam."Jika kau tidak keberatan bagaimana jika kita cari tempat duduk yang enak untuk mengobrol," ajak Jesslyn."Maaf, aku tak punya waktu banyak, jika memang ingin bicara, katakan saja sekarang karena sebentar lagi aku mau pulang," Tolak Rahma cepat."Begitu ya!? Baiklah. Sebelum itu aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu," ujar Jesslyn dengan seringai sinisnya. "Apa yang ingin kau perlihatkan padaku?" Jesslyn mengabaikan pertanyaan Rahma, tangan ramping itu lalu merogoh ponselnya yang berada di dalam tas branded berwarna hitam

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-17
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 110

    "Kelihatannya kau ingin sekali mengumumkan ke semua orang bahwa kau telah tidur dengan suamiku, Jesslyn?" Tanya Rahma santai seakan tak terpengaruh dengan ancaman Jesslyn padanya.***"Lakukan saja, tunggu apa lagi?" Lanjut Rahma dengan salah satu sudut alisnya yang terangkat.Jesslyn menelisik wajah Rahma yang seolah tak takut dan mempedulikan ancamannya. Sesaat ia tampak bingung karena sejak tadi reaksi Rahma sama sekali tak seperti yang diharapkannya. Rahma sama sekali tak terlihat takut ataupun cemas."Aku tidak main - main dengan ancamanku, Rahma!" Gertak Jesslyn tak sabar. Tangannya kini mengepal kuat seakan hendak meremukkan ponsel miliknya yang sedari dari ia pegang."Lalu? Kau ingin aku bersikap bagaimana? Memohon? mengiba padamu agar mempertimbangkannya kembali? Atau menangis tersedu di hadapanmu? Begitu?""Lakukan saja jika kau ingin menyebarluaskannya? Hanya saja aku tak menyangka jika kau sebodoh itu, Jesslyn!" Sinis Rahma menanggapinya.Hampir saja Jesslyn berteriak sete

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 111

    Kupikir kau akan menerima tantanganku, Jesslyn Tenyata kau lemah. Entah apa lagi yang akan kau rencanakan, tapi kupastikan semua rencanamu itu akan berakhir dengan kegagalan karena aku akan selalu selangkah berada di depanmu," bisik Rahma sambil terus memandang pada Jesslyn yang kini sudah berdiri kembali di sisi Miranda.***Mata Denisa tak berkedip saat mobil yang dikendarainya melewati sebuah perkampungan di pinggiran kota Depok, mencari sebuah alamat yang dituliskan Anton padanya pada selembar kertas.Beberapa penduduk tampak melirik ke arah mobilnya, sejenak Denisa tampak jengah seakan kedatangannya ke tempat itu menjadi sebuah tontonan. Dibalik kaca mobilnya yang gelap ia membalas tatapan mereka namun tak lama kemudian ia terkekeh geli saat menyadari kesalahannya.Yah, di perkampungan seperti ini melihat mobil mewah seperti yang dikendarainya mungkin suatu hal yang cukup jarang. Jadi wajar saja para warga tampak begitu antusias menatap mobilnya. Sejenak ia menyesali keputusannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-19
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 112

    "Baguslah. Tapi aku penasaran apa lagi rencana wanita itu untuk menyingkirkanku."Ucapan Rahma membuat kening Yudha mengeryit, tak lama segaris senyum terbit di wajah orientalnya, seolah ada sesuatu yang sedang direncanakan lelaki itu dalam kepalanya.***Pagi pagi sekali Denisa telah bersiap, bahkan saat Suryani mengetuk pintu kamarnya agar bersiap-siap untuk sarapan, wanita berusia tiga puluh tahunan itu sudah rapi lengkap dengan riasan wajahnya.Di ikuti Suryani yang berjalan di belakang, dengan langkah pelan ia berjalan menuju meja makan, lalu menyapa Rahma dan seorang asisten rumah tangga masih sibuk membuat sandwich di sana.Melihat kedatangan Denisa, Rahma tersenyum menyambut kedatangannya, dipersilahkannya Denisa duduk di meja makan sementara dirinya masih menyelesaikan pekerjaannya."Kau selalu menyiapkan sarapan sendiri?" Tanya Denisa.Rahma menggeleng. " Tidak, Mbak. Hanya sesekali saja. Soalnya kalau keseringan di dapur aku diomeli sama Mak Suryani," Bisik Rahma sambil mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 113

    "Mama," sapa Denisa dengan matanya yang berkaca-kaca. Sungguh banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan pada ibunya tersebut ***"Aku mau pulang ke rumah orang tuaku, mas!" Teriak Widya begitu Deni baru saja melangkahkan kaki ke kamar mereka."Apa maksudmu, Widya?" Kening Deni berkerut."Kau sudah mendengarnya sendiri dengan jelas, rasanya aku tak perlu mengulanginya lagi mas." Wajah Widya tampak begitu kesal."Apa alasannya?" Tanya Deni tak mengerti."Kau masih bertanya padaku apa alasannya, mas?" Suara Widya meninggi."Berapa kali harus kukatakan bahwa aku tidak mau tinggal di kontrakan, aku tak mau miskin dan hidup susah. Apa itu masih kurang jelas?""Jadi kau menyalahkanku?" Tuding Deni tak percaya."Iya, kau pemalas. Sudah tahu hutangmu banyak, tapi yang kaulakukan hanyalah bermain game online saja.""Kau bilang aku pemalas? Lalu siapa yang sampai hari ini menafkahimu, hah!? Set-an?" Hardik Deni tak terima, wajah lelaki itu mulai memerah karena marah."Kalau bukan pemalas, apa na

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-21
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 114

    "Kurasa aku harus berusaha untuk membuatnya bicara, aku tahu dia mengetahui buku harian ini dan aku juga yakin ia Juga tahu mengenai beberapa halaman buku yang hilang itu," Bisik Rahma begitu melihat tubuh Suryani menghilang di balik pintu kamarnya.***Mata Jesslyn tampak menyipit kala melihat mobil hitam yang ditumpangi Yudha bergerak perlahan keluar dari pelataran kantornya, untuk sesaat ia menggigit bibirnya, mencari cara agar lelaki itu mau menemuinya.Tak ingin melihat mangsanya lepas begitu saja, bergegas ia menginjak pedal gas mobilnya dan memaksa dirinya untuk mengikuti mobil hitam itu. Beberapa kali ia harus menahan laju mobilnya karena tak ingin ketahuan.Entah mengapa wanita itu akhirnya memutuskan untuk membuntutinya, sesekali matanya melirik ke arah ponselnya, berharap ada telepon maupun pesan balasan darinya, karena sejak tadi tak satupun pesan maupun panggilan teleponnya di gubris oleh Yudha.Terdengar helaan nafas panjang dari mulutnya saat mobilnya terpaksa berhenti

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 115

    "Baiklah, kali ini aku menyerah, namun ini bukan berarti aku melepaskanmu, Yudha. karena kau hanya milikku seorang," bisik Jesslyn sambil terus memacu mobilnya.***"Bagaimana pak? Apa mobilnya masih ada di depan?" Tanya Rahma pada penjaga rumahnya."Tak ada lagi, Bu. Mobilnya sudah pergi." Penjaga itu kembali menoleh ke kanan dan kiri guna memastikan kembali."Baguslah. Ingat baik-baik mobil itu. Jangan pernah membukakan pagarnya tanpa seizinku atau Pak Yudha, mengerti?" Perintah Rahma yang langsung di balas anggukan kepala olehnya. Tak lama Rahma membalikkan badannya, bergegas masuk ke dalam rumah."Kucing betinamu itu sepertinya sudah mulai ingin mengajak bermain, mas," sindir Rahma cemberut begitu melihat Yudha melepas dasinya."Nih ponselmu." Tangan Rahma terulur menyerahkan benda pipih itu pada Yudha."Untung saja ponselmu tertinggal di mobil kalau tidak, aku mungkin tidak tahu jika kucing gatal itu mulai mengeong," ketus Rahma. Setidaknya ia harus berterima kasih pada sopir pri

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 116

    "Iya, mereka berdua ada di kamar dan sepertinya mereka sudah tidur," Jawab Suryani yang entah mengapa melirik tajam pada Hera. ***Matahari baru saja terlihat saat Widya memutuskan untuk keluar dari rumah. Wajah wanita dengan rambut sebahu itu tampak masam dengan salah satu tangannya menarik kasar koper miliknya.Keputusannya untuk pergi tampaknya sudah bulat, Widya memilih kembali ke rumah orang tuanya karena merasa keputusan Deni untuk menjual rumah dan mobil mereka sangat merugikan dirinya.Bayang-bayang hidup susah tampak terus membayangi hari - harinya. Entah mengapa, mendadak ia membayangkan kehidupan Rahma saat berada di kontrakan dulu yang penuh kesengsaraan, hinaan dan cacian.Sungguh, ia tak ingin menjalani kehidupan seperti itu."Jadi ini keputusanmu, Widya?" Tanya Deni saat melihat Widya sudah rapi dengan salah satu tangannya memegang handle koper."Iya, sudah kuputuskan untuk pulang ke rumah orang tuaku jika kau tetap bersikeras menjual rumah kita pada Rahma demi menutup

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status