Share

Terpaksa

Shit,” berulang kali Raska memukul stir dan saat ingin menyusul Bagas, tiba tiba mobil di belakang membunyikan klaksonnya yang ternyata lampu merah telah berubah menjadi hijau, dan terpaksa Raska harus melajukan mobilnya, dia mencari arah jalan putar balik untuk menyusul Bagas yang mengejar gadis itu.

Di jalan Bagas mulai berlari pelan saat melihat ke arah mobil Raska yang kini berjalan menjauh, tapi itu bukan akhir pasti sebentar lagi ponselnya berdering dan benar saja.

Kring kring

“Ya halo Ras,” jawab Bagas dengan ngos ngosan yang di buat buat .

“Bagaimana, dimana gadis itu,” cerocos Raska yang Bagas jamin pasti dia lagi kesal banget karena gadis itu bisa kabur dari mobilnya dan itu berkat bantuan Bagas.

“Sorry Ras hilang jejak gue,” alasan Bagas padahal dia melihat gadis itu masuk ke salah satu mobil entah mobil siapa itu tapi hanya Bagas pantau dari jauh yang masih terlihat olehnya buat jaga jaga kalau di dalam mobil itu ngapa ngapain itu cewek Bagas bakal nyelamatinnya.

“Sial,” umpat Raska kembali dari balik ponselnya.

Bagas yang mendengar umpatan Raska hanya tersenyum kecut yang tidak mungkin Raska lihat.

“Dimana sekarang lo,” tanya Raska kembali.

“Entah ini Ras, gue ada di sebuah gang yang tidak jauh dari lampu merah tadi,” jelas.

“Oke gue jemput Lo kesana, jangan kemana mana Lo,” kata Raska yang diangguki Bagas dan ditutup sepihak oleh Raska.

Di lain tempat sebuah mobil parkir di dekat warung kopi dekat gang, seorang laki laki yang memberhentikan mobilnya untuk menerima telpon dari seseorang, dia menoleh ke arah pintu mobil belakang yang tiba tiba ada seseorang tanpa permisi membukanya.

“Hei, kamu siapa?” tanya laki laki itu menghampiri gadis yang tiba tiba sudah masuk ke dalam mobilnya dan gadis itu seperti menunduk dan menatap laki laki itu dengan wajah memelas seperti meminta tolong.

“Om please tolong aku, aku lagi di kejar orang,” kata gadis itu dengan memohon dengan tangan gemetar.

Laki laki itu melihatnya antara percaya dan tidak, tapi melihat pergelangan tangannya ada tali yang masih menggantung dan dikaki gadis itu seperti ada bekas ikatan tali membuat laki laki itu percaya dan pergi menuju pintu mobil depan dan duduk di belakang kemudi dan membiarkan gadis itu berada di bangku penumpang belakang.

Saat laki laki itu melihat spion dan menatap ke arah gadis itu yang gemetar dan melihat ke arah jendela belakang netra laki laki itu mengikuti pandangan gadis itu ke belakang dan menduga bahwa 2 pria yang dibelakangnya adalah orang yang menculik gadis itu.

“Mbak ,” panggil Rafi nama laki laki itu.

“Mbak,” panggil lagi sampai gadis itu menoleh ke arahnya.

“Iya om, tolong bantu saya ya, bawa pergi saya dari sini, sepertinya orang itu berjalan ke arah sini deh please,” mohon gadis itu dengan pandangan menuju ke arah belakang kembali dengan badan masih bergetar.

“Please tolong om,” mohon gadis itu kembali dengan menundukkan tubuhnya kebawah agar tidak terlihat oleh 2 laki laki yang kini telah dekat menuju mobil Rafi.

Rafi yang tidak tega melihat keadaan gadis itu, dia pun melajukan mobilnya dan melewati 2 laki laki itu dengan tenang.

Sementara di jalan dekat warung tadi yang tadi buat parkir mobil Rafi

Raska dan Bagas berdiri dengan menoleh kanan kiri untuk mencari gadis yang tadi kabur dari mobilnya.

“Sial, cepat sekali itu cewek, lari kemana dia, dan Lo Gas kenapa tidak bisa mengejar itu cewek!” Marah Raska menuding sahabatnya Bagas yang tidak becus mengejar gadis malang itu.

“Gue sudah berusaha cepat Ras, tapi tadi orang bawa gerobak yang halangin gue Ras,” kilah Bagas.

“Udah ah, ayo!” ajak Raska kesal.

“Kemana!” tanya Bagas terhadap Raska yang kini berjalan cepat menuju tempat dimana mobilnya di parkir.

“Nyari gadis itu lagi, pakai mobil gue, siapa tahu belum jauh dari sini,”

Kata Raska kesal saat sudah dekat dengan mobilnya dan membuka pintu mobilnya, diikuti dengan Bagas yang masih ngos-ngosan karena mengejar Raska tadi, dan mobil mereka pun mulai jalan menyusuri jalan itu kembali untuk mencari gadis itu.

Di dalam mobil kini Rafi masih melirik gadis itu lewat spionnya, dengan posisi gadis itu Masi menundukkan badannya.

"Hei, mbak sudah aman, kamu bisa duduk, kedua orang itu sudah tidak kelihatan," kata Rafi pada gadis itu.

"Apakah benar om," kata gadis itu dan bertemu tatap saat mendongakkan wajahnya.

Dan seketika Rafi sedikit terpesona dengan wajah cantik gadis itu saat bertemu tatap dengannya, seperti tidak asing wajah itu, tapi Rafi tidak yakin apa pernah bertemu atau tidak, begitupun gadis itu terdiam sesaat saat melihat wajah tampan pria itu seperti tidak asing, apakah dia pernah bertemu lelaki itu atau tidak.

"Heem," Rafi mencoba mencairkan suasana yang sedikit canggung.

"Mbak, mau turun dimana?" kata Rafi pada gadis itu.

"Em," jawab gadis itu dengan gugup.

"Om, bolehkah saya ikut om sebentar, saya takut pulang ke rumah takut 2 orang itu datang ke rumah saya, lagian saya di rumah sendirian," mohon gadis itu tiba tiba.

"Emangnya kamu tidak takut dengan saya," heran Rafi pada gadis itu.

Gadis itu hanya menggeleng kan kepalanya.

"Memangnya kamu percaya sama saya, kalau saya orang jahat bagaimana," tanya Rafi lagi Yanga ditanggapi gelengan kepala gadis itu lagi.

"Kamu yakin mau ikut saya, kalau saya berbuat sesuatu ke kamu bagaimana, kita kan baru ketemu,"

"Tidak Om, saya yakin Om orang baik, buktinya om mau menyelamatkan saya tanpa mengusir saya dari mobil om," yakin gadis itu entah apa yang di rasa gadis itu, dia merasa aman dengan pria yang baru dia temui yang sudah menyelamatkannya dan tidak merasa takut sedikit pun.

"Tapi saya harus pulang ada acara keluarga, masa kamu mau ikut saya ke rumah saya, nanti apa kata keluarga saya nanti," kata Rafi yang kini melihat notif dari mamanya yang sudah tidak sabar untuk Rafi sampai Rumah.

"Tidak apa apa om, nanti Om masuk saja ke rumah, saya tunggu di mobil om saja, please om saya hanya ingin menenangkan diri dulu, nanti saya telpon seseorang buat jemput saya om," mohon gadis itu.

"Nanti kamu bawa kabur mobil saya bagaimana," kata Rafi yang membuat gadis itu menatap kembali pria itu.

"Kalau om tidak percaya sama saya, ini pegang KTP saya om," kata Rania menyodorkan ktp yang dia ambil dari dalam dompetnya di tas kecilnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status