Share

Suamiku Mantan Kepala Sekolahku
Suamiku Mantan Kepala Sekolahku
Penulis: Milkysweety

Apes

"Ras, Lo ada dendam apa sih Ama ini cewek," tanya seorang laki laki yang mencoba menyeret seorang gadis yang pingsan karena ulahnya.

"Diem lo, jangan banyak bacot Lo Gas, jalani saja perintah gue Lo mau dapat bagian nggak entar," kata Raska dengan senyum smirknya.

"Maksud bagian gimana Ras?" tanya Bagas yang penasaran perkataan Raska.

Setahu Bagas dia disuruh Raska untuk buat ini cewek pingsan dan membawanya ke dalam mobil Raska.

"Sudah ikut gue aja Gas, Lo bakal tahu bagian apa yang bakal lo dapat. ," tawa Raska yang menurut Bagas terdengar seperti seorang psikopat ditelinganya.

Tiba tiba Bagas ingat sesuatu yang seketika membuat Bagas menoleh ke bangku penumpang di belakang dimana adanya gadis itu berada.

"Jangan Lo bilang, Lo mau jual itu gadis Ras," kata Bagas yang seketika menoleh ke arah Raska yang mulai mengemudikan mobilnya.

"Menurut Lo Gas," jawab Ras dengan ekspresi dingin yang seketika membuat Bagas merinding, seumur umur Bagas baru merasakan Raska begitu marah bahkan seperti bukan Raska yang Bagas kenal selama ini, Raska menoleh sekali lagi ke belakang dimana gadis itu berada yang kini terbaring dikursi penumpang belakang akibat ulah Raska dan Bagas tadi siang saat gadis itu pulang dari kampusnya.

Raska memandang gadis itu sejenak dan mengamati wajahnya seperti sedang tertidur pulas dan bukan pingsan karena ulah Bagas tadi.

“Cantik juga, tapi apa salah gadis ini sehingga membuat Raska bisa berbuat nekat begini, pasti ada sesuatu yang besar yang membuat Raska berbuat nekat seperti ini.” Batin Bagas.

Di lain tempat di sebuah parkiran sekolah elit bernama Sekolah Bakti Bangsa, seorang pria tampan berkacamata dengan umur yang sudah matang berdiri di dekat pintu sebuah mobil hitam sedang berbicara dengan seseorang lewat gawainya.

“Ya ma, aku akan kesana ,” jawab pria tampan itu malas menanggapi obrolan dari sang penelepon yang tidak lain adalah ibunya sendiri.

“Jangan sampai telat ya nak, mama tidak mau kayak kemarin kamu tiba tiba membatalkan pertemuan begitu saja, mama hanya ingin yang terbaik untukmu nak,”

“kalau mama mau yang terbaik untukku kenapa harus dengan wanita pilihan mama bukan aku sendiri ma,” kata pria yang bernama Rafi.

“Mama sudah semakin tua nak, kamu tidak kasian dengan mama yang ingin cepat punya cucu.” Rengek Sintia mama dari seorang Rafi.

Rafi menghela nafas lelah menanggapi rengekan mamanya, yah memang sampai saat ini dia memang belum mendapatkan seorang wanita yang benar benar bisa menaklukkan hatinya, meski setengah tahun yang lalu ada satu wanita yang meluluhkan hatinya tapi takdir berkata lain ternyata wanita itu memang bukan takdir yang dikirim Tuhan untuknya, cintanya bertepuk sebelah tangan.

“Halo nak, kamu masih dengar mama kan,” kata suara dari seberang sana.

“Iya mah, Rafi akan segera pulang, sudah dulu ya Rafi mau nyetir,

“Iya mah, Rafi akan segera pulang, sudah dulu ya Rafi mau nyetir,”

“Baiklah nak, hati hati dijalan, mama tunggu di rumah jangan coba coba alasan untuk tidak pulang lagi ya,” ancam wanita berumur itu.

“Iya ma, bye ,” putus Rafi.

Rafi pun masuk ke dalam mobilnya dan mulai mengemudikannya, tapi saat tiba tiba dia keluar dari area parkir, ada mobil yang tiba tiba berada di belakangnya tanpa dia sadar dan tertabrak mobil yang ditumpangi Rafi

Bruk!!

Rafi yang kaget pun tiba tiba melihat spion ke arah belakang dan terlihat mobil berwarna hitam pekat tertabrak mobilnya tanpa dia sengaja.

“Ish , sialan,” umpat seorang yang baru keluar dari pintu mobil kemudi itu.

Rafi pun ikut turun untuk menemui orang yang baru keluar dari mobil hitam itu yang terlihat marah dan berjalan ke arah Rafi.

“Maaf mas, saya ga tahu kalau tiba tiba ada mobil mas di belakang mobil saya,” kata Rafi dengan meminta maaf pada seorang pria yang ditaksir Rafi masih muda.

“Gimana ini pak, mobil saya lecet tuh , bisa ga sih anda nyetirnya!” bentak pria itu pada Rafi.

“Iya mas, maaf saya salah keluar parkir tidak lihat lihat belakang karena terburu buru tadi.” Jelas Rafi pada pria itu yang ditaksir berumur 19 20 an.

“Saya enggak mau tahu saya minta ganti rugi sama bapak,”

“Iya, saya tanggung jawab nanti total perbaikan nya berapa, nanti saya transfer.”

“Sekarang saja pak, saya minta ganti rugi 3 juta pak,” kata pria muda itu yang sontak buat Rafi kaget, setahu Rafi tidak sampai segitu biaya perbaikannya lagian Rafi liat hanya lecet ga terlalu parah dan kayaknya juga itu mobil tidak penyok taksiran Rafi jika pun penyok itupun tidak dalam dan perbaikannya tidak sampai 3 juta paling mahal juga 1,5 juta.

Ini malak namanya, bocah ingusan ini mau mencoba membohongi Rafi, tapi Rafi tidak bisa di bohongi.

Rafi merapikan kacamata yang bertengger di mata indahnya itu dan mulai bernegosiasi bocah ingusan ini, enak saja mau membohongi seorang Rafi yang terkenal cerdas dan bijak ini.

“Gini mas kayaknya biaya perbaikannya tidak sampai segitu deh, gini saja saya kasih nomer saya nanti masnya telpon saya bilang berapa total semuanya dan saya juga minta surat buktinya,” kata Rafi yang berbalik dan ingin mengambil kartu nama dia yang ada di mobilnya.

Sementara itu saat Rafi berbalik dan ingin menyerahkan kartu namanya pada bocah itu, tiba tiba bocah itu sudah lari menuju ke arah mobilnya dan seperti berbicara sesuatu dengan temannya di mobil tapi yang bikin curiga Rafi saat melihatnya seperti ada sesuatu yang ganjal seperti samar samar ada suara tangisan perempuan di mobil mereka, Rafi seperti terdorong untuk melihatnya tapi saat dia ingin melangkah bocah itu sudah berbalik dan berlari kembali ke arah Rafi.

“Mana pak, nomer telponnya, gue buru buru,” kata pria itu dengan terburu buru.

Rafi menyodorkan tanpa basa basi yang langsung di terima pria itu dengan kasar dan tanpa berterimakasih langsung lari ngloyor saja meninggalkan Rafi yang membuat dia menggelengkan kepalanya melihat anak jaman sekarang yang tidak ada sopan santunnya kepada yang lebih tua.

“Dasar anak jaman sekarang tidak ada sopan santunnya.”

Ting

Satu pesan di terima yang tidak lain pesan dari mama Rafi yang mengharuskan Rafi untuk cepat cepat pulang, Rafi membacanya hanya menghela nafas lelah, dan dia cepat cepat masuk mobilnya dan mulai mengemudikannya dan keluar parkiran yang kini kosong setelah mobil hitam itu sudah pergi lebih dulu tadi.

Dan melaju cukup cepat agar cepat sampai rumah sebelum mamanya menghubunginya lagi yang membuat Rafi jengah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status