Share

Terjebak Di Antara Dua Pilihan

Wak Haji masih menunduk, mungkin dia sudah kena mental karena ocehan Butet. Dia lalu berdiri lalu melihat ke arah Bang Parlin yang sudah marah.

"Baiklah, Parlin, aku menyerah, kukembalikan padamu semua," kata Wak Haji.

"Ya, memang mau saya ambil alih," kata Bang Parlin.

"Begini Parlin, tolong hargai saya, tolong namanya pakai nama saya, pondok pesantren kyai haji Syaifuddin Lubis. Itu impian saya sejak dulu," kata Wak Haji lagi.

"Apalah arti sebuah nama, Wak Haji?" kata Bang Parlin.

"Kau tidak akan mengerti Parlin, ini semua berkasnya, namanya sudah diganti," kata Wak Haji lagi.

Begitu pentingnya sama Wak Haji masalah nama ini, dia sampai marah jika dipanggil tanpa pakai haji, kini dia mau ambil alih pembangunan pesantren hanya karena dia ingin namanya jadi abadi di pondok pesantren tersebut.

"Maaf, Wak Haji, kami tidak bisa janji," kata Bang Parlin.

"Kami permisi dulu, Wak Haji," kataku kemudian seraya mengambil semua berkasnya itu.

Kami pulang dari rumah Wak Haji, masih berjalan kak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sri Sepiari
nia udah jangan kayak ahli sejarah... suka mengingat masa lalu... yg penting hanya nia di hati bang parlin... tinggal menatap masa depan ciaaaah kayak orang pinter aja aku ......
goodnovel comment avatar
sekai
kan akhirnya, nia sama bang parlin ribut krn mslh orang lain...
goodnovel comment avatar
carsun18106
dan jurus bang parlin sekarang klo udh merasa tersudut, ah sudah sudah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status