Suamiku (Tidak) JadulSeasion #ke-2 part 11Bu Ratna sangat berterima kasih sekali, dia bahkan berjanji akan setia bekerja pada kami selama yang dibutuhkan. Aku baru tahu ternyata dia orang Lombok, bertemu suaminya ketika sama-sama TKI di negeri jiran. Lalu pulang ke Medan untuk menikah. Setelah punya anak perangai asli suaminya baru kelihatan. Tak kerja, mabuk dan narkoba kerjanya tiap hari. Sampai akhirnya ditangkap polisi, saat itu mereka sudah punya dua anak. Yang kecil masih dua tahun. Bu Ratna berjuang sendiri membesarkan anak-anaknya.Pernah juga diceraikan suaminya, saat itu Bu Ratna tidak mau mengantar narkoba untuk dia ke penjara, suaminya menceraikan dia ketika berkunjung. Bu Ratna merasa bebas. Sampai lima tahun kemudian, laki-laki itu bebas dari penjara, dia memohon rujuk kembali dan berjanji akan berubah. Akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya, bukannya berubah, lelaki itu malah makin menjadi. Sampai akhirnya kini Bu Ratna bisa bebas dari lelaki tersebut.Malam itu ka
Suamiku (Tidak) JadulSeason ke-2 part 12Aku kembali ke rumah dengan kepala tegak. Rasanya bahagia sekali bisa membantu orang, ternyata begini yang dirasakan Bang Parlin setiap kali bisa bantu orang.Sampai di rumah, aku langsung laporan ke Bang Parlin."Semua sudah beres, Bang, Yuni sudah kembali, ayahnya sudah tak marah lagi, Yuni juga berjanji gak nakal lagi." kataku."Hebat Umak Ucok," kata Bang Parlin seraya menunjukkan jempolnya."Sini, Bang, Ucok udah tidur," kataku seraya melirik kamar.Kodeku dengan cepat disambar Bang Parlin, segera kuganti baju dengan yang lebih seksi. Tutup pintu kamar dan ....Tok, tok, tok."Assalamu'alaikum," terdengar suara ketukan dan salam di pintu.Dengan raut wajah kesal, Bang Parlin keluar kamar, aku pun segera mengganti baju lagi, terus menyusul suami.Ternyata yang datang Pak Romli lagi, kali ini bersama istri dan Yuni-anaknya.
#Suamiku (Tidak) JadulSeason ke-2 part 13"Cok, kau bercita-cita jadi apa nanti?" terdengar Bang Parlindungan bertanya sama si ucok kami, saat itu kami lagi duduk-duduk di kebun depan rumah. Halaman rumah kami kini memang mirip kebun. Biarpun kebanyakan tumbuhannya adalah sayur."Aku bercita-cita jadi orang Batak, Yah," jawab si Ucok sambil tepuk dada.Mendengar itu aku jadi tertawa, masa cita-cita jadi orang Batak? "Ucok, kau itu sudah jadi orang Batak, itu bukan cita-cita, cita-cita itu seperti dokter, polisi, tentara, gitu," Bang Parlindungan coba menasehati."Aku orang Medan, Yah, lahir di Medan kok, aku ingin jadi orang Batak kek ayah itu," kata si Ucok lagi."Memang kenapa dengan ayahmu?" akhirnya aku bertanya juga."Itu tante Rahma bilang ayah orang Batak yang hebat, aku ingin jadi orang Batak yang hebat seperti Ayah," kata si Ucok."Siapa Tante Rahma, Cok?" Aku justru m
Suamiku (Tidak) #JadulSeason 2 part 14Bogel-anak nakal itu kini sudah jadi anak pesantren, Bang Parlin membiayai semua. Tadinya ada tujuh orang anak angkat Bang Parlin yang mondok di pesantren. Sekarang tinggal tiga lagi, karena empat orang sudah tamat dan sudah dewasa. Tambah si Bogel ini jadi empat orang.Selama tiga hari Bang Parlin meluangkan waktu mengurus anak tersebut. Ibu anak tersebut sampai tak bisa berkata-kata lagi. Ayah kandungnya saja tak pernah meluangkan waktu satu hari saja untuk anaknya. Itulah yang menyebabkan anak itu nakal. Katanya bila anak kami yang dia ganggu, ayah kandungnya akan datang. Datang memang, tapi hanya memarahi setengah jam, setelah itu pergi lagi tanpa solusi.Bang Parlin pulang dari kampung membawa dua orang pemuda. Aku kenal dua pemuda tersebut, mereka anak angkat Bang Parlin yang sudah tamat dari pesantren. Sudah dewasa pula."Mereka mau cari kerja, Dek," kata suami sebelum aku sempat bertanya.&
Suamiku (Tidak) JadulSeason ke 2 part 15Liburan tiba lagi, akan tetapi tidak seperti biasanya, kali ini Bang Parlin seperti tidak antusias, belum juga dia bahas soal liburan. Biasanya sebelum tiba masa liburan dia sudah bilang duluan."Bang, besok Ucok dah terima raport, ke mana kita liburan akhir tahun?" tanyaku akhirnya, saat itu kami lagi tiduran di depan TV, Ucok dan Butet belum tidur. Mereka asyik bermain."Terserahlah, Dek,""Kita ke luar negeri ya, Bang,""Ah, gak usah, Dek, alam Indonesia sudah bagus dan luas, ngapain ke luar negeri,""Kita liburan tipis-tipis aja kalau gitu,""Liburan tipis itu seperti apa, Dek?""Aduh, Bang, itu lo, liburan gak mahal, yang dekat aja gitu,""Kok namanya tipis-tipis,""Biar romantis, Bang," kataku seraya melirik si Ucok, dari tadi dia belum tidur, jam sudah menunjukkan angka sepuluh. Malam jum'at pula."Ah, kita liburan p
Suamiku #Tidak #JadulSeason ke-2 part 16Siapa Cut Ana? karena tidak tahu bicara dengan siapa, kumatikan panggilan telepon, terus kupriksa akun tersebut. Tak berteman dengan Bang Parlin, kami berteman, tapi belum pernah kulihat dia komen di statusku, penasaran kuklik akunya, cari foto, akan tetapi tak ada foto sama sekali, ini mungkin jenis orang yang hanya melihat tapi tak pernah meninggalkan jejak."Siapa itu, Dek?" tanya Bang Parlin?""Gak kenal, Bang,""Adek ini bagaimana, sih? gak kenal tapi berteman, tau pula nama Abang,""Teman fb-ku hampir lima ribu, Bang, gak mungkin aku kenal semua,"Akun Cut Ana itu menelepon lagi, kali ini dia video call lewat messenger. Aku lihat wajahnya, pakai jilbab hitam, wajahnya seperti tak asing, akan tetapi aku sungguh lupa."Niyet, sombong kali kau, gak kenal lagi samaku," katanya.Aku baru ingat siapa dia, dia Riswana, teman masa SMA-ku. Setahuku dulu
Suamiku Tidak JadulSeason ke-2 part 17Uang dalam amplop pemberian Cut Ana benar-benar disedekahkan Bang Parlin. Setiap dapat waktu solat, kami singgah di mesjid. Bang Parlin memasukkan uang ke kotak infak.Mobil kami dan mobil Cut Ana berjalan beriringan, mereka di depan, kami di belakang. Ketika melewati perkebunan karet rakyat, tiba-tiba mobil yang di depan berhenti mendadak. Supir kami ambil jalur kanan untuk menghindari tabrakan, untung juga kenderaan dari arah lain tak ada, sehingga kami aman. Akan tetapi ternyata mobil Cut Ana menabrak pengendara motor. Sayur berserakan di jalan. Seorang pria tergeletak juga.Kami berhenti, suami Cut Ana turun dari mobil, aku dan Bang Parlin juga. Lelaki pemgemudi motor itu lalu mencoba berdiri."Maaf, Pak, saya buru-buru, langsung masuk jalan tadi tanpa melihat," kata pria tersebut.Dalam hati aku salut dengan pria itu, biasanya bila pengendara motor dan mobil kecelakaan, yan
Suamiku Tidak JadulSeason ke -2 part 18Perjalanan kami lanjut lagi, Ucok dan Butet tampaknya senang saja, macam-macam pertanyaan Ucok, Bang Parlin berusaha menjawab dengan santai."Mak, kata Bu Guru, bumi ini bulat, tapi kita udah jalan jauh, kok belum terasa bulatannya?" tanya Ucok ketika dalam perjalanan.Aku terkesima, sekaligus terdiam, gak tau harus jawab apa. Sungguh aku tak tahu bagaimana cara menjelaskan hal yang begitu pada Ucok yang baru delapan tahun, aku merasa otaknya lebih dulu dewasa dari umurnya."Tanya Ayah," jawabku singkat. Memang selalu begitu, jika ada yang tak bisa kujawab, Bang Parlin yang jadi sasaranku.Akan tetapi karena Bang Parlin sedang tidur, Ucok tak bertanya lagi, dia justru bertanya hal lain."Mak, Childfree itu apa?"Duh, ada-ada saja pertanyaan anak ini, akan tetapi coba kujelaskan."Chidfree itu artinya bebas anak," jawabku singkat.