Beranda / Urban / Suamiku Jadul / Kalau Bulan Kawan Berarti Lawan

Share

Kalau Bulan Kawan Berarti Lawan

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semenjak kejadian itu, ada yang berubah, setiap aku lewat hendak ke mesjid, para tetangga akan menyapa ramah. Tetangga sebelah rumah jadi tiba-tiba rajin antar makanan, seperti pagi itu, aku baru pulang dari mesjid.

"Bang Ucok, ini sarapan," kata ibu tersebut seraya memberikan seporsi bubur ayam.

Entah kenapa makanan di kota ini sangat sulit cocok di lidahku, bubur ayam ini pun justru aku jijik melihatnya saja, wujudnya seperti muntahan kucing, sama sekali aku tidak selera. Akhirnya Bambang yang makan.

"Bang Ucok, bagaimana caranya Abang Ucok bisa panggil polisi, langsung Kapolres yang datang?" tanya Bang Bambang lagi itu, Saat itu dia lagi makan bubur ayam pemberian tetangga.

"Jangan panggil Abang napa, Bang, panggil saja Ucok," kataku. Satu lagi kebiasaan orang di sini yang membuat akun risih, semuanya manggil Bang, Mas, sama ibu-ibu pun manggilnya Bang, padahal di kampung kami, panggilan Abang Itu untuk orang yang lebih tua, di sini ibu-ibu pun manggilnya Bang, untuk sesaat aku ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
tenang cok kebenaran menyertaimu
goodnovel comment avatar
carsun18106
dan bakalan ada lg gadis2 cantik yg datang, minta tolong ini itu, memanfaatkan ucok, apakah ucok bisa kuat bertahan?
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Prinsip ucok harus tetap dijaga '' lawan tidak dicari ketemu jangan lari ':'....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Jadul   Sugih

    Baru sebulan di sini, aku sudah dapat beberapa tawaran, jadi pengurus masjid ada juga yang masuk ormas. Tak ada yang bisa kuterima, jadi marbot masjid, aku khawatir tidak bisa di masjid terus karena harus kuliah. Jadi anggota ormas, sungguh itu bertentangan dengan prinsip hidupku.Tak ada yang kuterima, akan tetapi aku berjanji jika ada waktu akan selalu hadir dibmesjid untuk salat berjamaah.Hari itu aku pertama masuk kuliah, ada acara ospek yang mengharuskan aku memakai pakaian putih hitam. Ospek berjalan lancar tak ada kendala berarti. Di kampus aku berkenalan dengan orang dari berbagai daerah Indonesia. Ada yang lucu, saat aku ditanya seorang mahasiswa baru."Suku Batak ya, logatmu kek Hotman Paris?" begitu dia bertanya."Iya," jawabku singkat."Kok Islam? kan Batak?" tanyanya lagi.Ternyata biarpun pun sudah mahasiswa masih banyak orang yang salah paham tentang suku Batak."Batak itu suku, bukan agama, Batak bukan berarti kristen," jawabku."Minangkabau itu juga suku, Aceh juga

  • Suamiku Jadul   Pesugihan Atau Penipuan

    Aku jadi bimbang juga, kalau kamar itu kubuka dengan kunci cadangan, itu melanggar prinsip hidupku yang tidak menggangu hak orang lain. Kamar itu sudah mereka sewa dua hari, sudah pula kuterima uangnya. Akan tetapi .... "Kita dobrak saja, Cok, jangan-jangan gadis itu dikorbankan," kata Bambang lagi. "Gak boleh begitu, mereka memang berhak kunci kamar itu sampai besok. Sudah mereka bayar," kataku lagi. "Jadi bagaimana, Cok, jujur saja aku tidak bisa tenang ini, bagaimana bisa tidur jika di sebelah ada babi ngepet," kata Bambang lagi. "Kok babi ngepet?" "Gadis itu bawah lilin ke kamar, yang pria pergi entah ke mana," kata Bambang. "Udah, kita cari dulu mereka," kataku kemudian. "Di mana mau dicari, Depok ini luas lo," "Kita cari saja," kataku kemudian. Kami pun keluar rumah, dengan mengendarai Supra, kami keliling-keliling di seputar daerah tersebut. Saat pertama masuk kemari, pria itu sempat memberikan nomor telepon. Coba kutelepon, akan tetapi tak diangkat. Kukirim pesan wa

  • Suamiku Jadul   Ucok Juragan Kontrakan

    Ketika sampai di rumah, penasaran juga ada apa di dalam kamar tersebut, apakah gadis itu masih ada di dalam atau bagaimana. Kucoba intip dari lubang kunci, akan tetapi tidak ada apa-apa yang terlihat. Tak ada celah lagi untuk melihat.Sementara Bambang mondar-mandir di rumah, dia tak bisa tenang."Udah, Bang, tidur saja, besok mau kerja," kataku kemudian."Mana bisa tidur jika begini, Cok," jawabnya. Sejujurnya aku juga tidak bisa tidur, terbayang gadis itu dalam kamar dikurung. Sementara kamar itu tidak ada AC atau kipas angin. Mereka juga tak ada bawa kipas angin. Terbayang alangkah panasnya di situ."Coba ketuk pintunya?" kataku kemudian.Bambang mendekat ke pintu tersebut, lalu..."Tok,tok,tok."Tak ada apa-apa, gadis itu mungkin tidak ada di dalam. Dia mungkin sudah pergi, aku masih belum percaya ada orang yang mau ditumbalkan, juga tidak percaya dengan yang namanya uang gaib.Malam itu benar-benar meresahkan, Aku juga tak bisa tidur, sampai jam setengah sebelas, tak ada aktivi

  • Suamiku Jadul   Makan Budi

    Hari Minggu tiba, aku mau pergi ke rumah Pak Ali Akhir, perwira polisi itu mengundangku datang. Saat aku hendak pergi, kulihat Bang Bambang duduk termenung di depan rumah."Kenapa, Bang?" tanyaku kemudian."Mau pergi ke tempat mertua, tapi gak ada yang mau dibawa," jawab Bang Bambang."Ini, Bang, antar dulu aku ke rumah saudara, baru Abang bawa motornya," kataku kemudian."Bukan perkara itu, Cok, Kamu kan lihat sendiri, seminggu ini nganggur, kalau aku datang gak bawa duit, mertuaku bisa marah," jawab Bang Bambang.Aku menyandarkan motor, lalu duduk di sampingnya. "Kenapa bisa nikah tapi terpisah, Bang?""Gitulah, aku juga sedih, entah pernikahan macam apa ini, istriku gak mau jauh dari orang tuanya, eh, aku gak boleh tinggal di situ," katanya lagi."Apa alasannya tidak boleh, Bang?""Dulu aku tinggal di tempat mertua, kamu ngerti lah kerja tukang ini, kadang ada kadang tidak, jadi pernah nganggur sampai sebulan, ibu mertua mengusirku, katanya aku hanya boleh bawa anaknya jika sudah

  • Suamiku Jadul   Hutang Budi 2

    PoV ButetSetelah Bang Ucok pergi ke Jakarta, banyak yang berubah di rumah. Mamak tampak selalu sedih, sebentar-sebentar mau menelepon, tapi Ayah selalu melarang, kata ayah tidak boleh terlalu sering menelepon, karena bisa membuat Bang Ucok tidak fokus belajar.Bisa dimaklumi, semenjak kecil, baru kali ini mamak terpisah dengan Bang Ucok, kata orang, anak sulung itu selalu jadi anak kesayangan. Aku juga banyak berubah, kini aku mulai belajar bawa motor, sudah bisa, akan tetapi tetap tidak boleh bawa motor ke sekolah. Padahal aku hampir tujuh belas tahun. Sedangkan anak tetangga masih SD sudah bawa motor."Aku bawa motor saja lah, Mak, kasihan ayah harus antar jemput tiap hari," kataku di suatu sore."Belum tujuh belas tahun, belum juga punya SIM, gak boleh," kata mamak."Itu masih kelas enam SD sudah bawa motor, bonceng mamaknya lagi," kataku kemudian."Butet, kau kan tahu hukum, bacaanmu buku hukum, masa kau gak tau, lagi pula kau itu anak kepala desa, harus bisa jadi contoh pada

  • Suamiku Jadul   Harimau Sumatera

    PoV ButetBaru kali ini aku tidak tahu harus bilang apa, biasanya aku dengan mudah bisa mematahkan pendapat Bang Ucok, akan tetapi kali ini, sungguh aku tidak tahu harus memihak siapa. Mamak dan Bang Ucok ada benarnya. "Udahlah, Mak, biar sajalah Bang Ucok," kataku akhirnya."Butet, kok ngomong gitu?""Mau bagaimana lagi, Mak, sudah terlanjur diterima Bang Ucok, dikembalikan pun nenek itu sakit hati, jadi biar saja," kataku seraya mematikan panggilan video."Butet ada betulnya, Dek, biar sajalah dia mencari jati dirinya di Jakarta, kita percayakan saja semuanya, jika kita sudah tak mampu, menengadah lah ke atas, serahkan semuanya pada yang maha kuasa," kata Ayah."Tapi Ucok masih labil, Bang, masih butuh arahan kita," kata Mamak lagi."Betul, Tapi Ucok nya merasa sudah dewasa, merasa sudah bisa memutuskan sendiri, buktinya dia renovasi rumah pun tak minta pendapat kita lagi." kata Ayah."Jadi kita lepas kendali, gitu maksud Abang?" kata Mamak."Bukan, Dek, kita mengawasi saja, sehar

  • Suamiku Jadul   Ditampar Kesombongan Sendiri

    PoV UcokKadang jika pun kita sudah merasa benar, akan tetapi tetap salah di mata orang tua. Aku sudah merenovasi rumah tanpa bantuan orang tua, tetap juga salah, padahal niatku baik. Ingin bantu orang dan menggapai cita-cita. Aku tetap disalahkan saat menerima uang dari nenek, padahal aku tidak minta, bukan pula memohon. Ada teman kuliahku sampai memohon biar diberikan beasiswa, aku tidak. Hanya berusaha sendiri, tanpa menyusahkan orang tua. Aku hanya ingin membuktikan pada dunia, aku sudah dewasa, aku bisa seperti ayah, yang kaya raya sebelum menikah.Mamak sepertinya takut termakan budi, padahal nenek itu yang mau balas budi, tidak mungkin orang yang balas budi kemudian kita merasa termakan budi? Misalnya ada orang punya utang sama kita, kemudian dia bayar, apakah kita merasakan berutang lagi karena dia bayar? Tentu tidak? Dalam hal ini aku merasa benar, terbukti Butet yang selalu punya jawaban kali ini diam, padahal mamak sudah menyuruh dia bicara.Bang Bambang ternyata cukup

  • Suamiku Jadul   Rasa Ingin Jadi Pahlawan

    Aku tak mau ditampar kesombongan sendiri lagi, tidak akan ambil keputusan sendiri. Ini masalah uang sepuluh juta, aku akan minta pendapat keluarga."Tunggu sebentar, ya, Annisa," kataku kemudian.Aku lalu mencari tempat untuk bicara' dengan orang tuaku. Langsung kutelepon mamak, ternyata Mamak dan Ayah lagi di kantor desa, sedangkan Butet di sekolah. Aku pun video call."Mak, Ayah, apa kabar, sehat?" tanyaku basa-basi."Alhamdulillah sehat," "Ini, Mak, Yah, Butet mana ya?" tanyaku lagi."Sekolah, memang kenapa?""Aku mau minta pendapat," kataku kemudian."Alhamdulillah," jawab mamak. Baru saja aku bilang minta pendapat, Mamak sudah mengucapkan syukur."Apa, Cok?" ayah ikut bertanya."Begini, Mak, Ayah, kan uang emas itu enam puluh tiga juta, jadi sama teman serumah tiga belas juta, jadi Annisa minta sepuluh juta, katanya untuk bayar uang kuliah," kataku coba menerangkan."Sebentar, itu yang tiga belas juta kenapa kau tidak minta pendapat ngasihnya, sementara sepuluh juga kau minta p

Bab terbaru

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status