Home / Urban / Suamiku Jadul / Air Mata Buaya Betina

Share

Air Mata Buaya Betina

last update Last Updated: 2023-01-31 20:03:00

PoV Merry

Benar dugaanku, Nia dan anaknya akan membuat aku susah, baru saja mereka mereka datang sudah membuat aku salah bicara. Akhirnya mengakui sendiri jika aku yang membuat Chanda dan Putra terusir dari rumah. Untung juga suamiku tidak mendengarnya, sehingga aku masih bisa bernafas lega. Sedangkan perkataan Salsa masih bisa kubantah, tapi Butet?

Sejak ada Butet di rumah, dunia kami serasa berubah. Subuh sudah bangun dan salat Subuh. Lalu lari pagi mencari sarapan. Setelah itu guru mereka datang, terus belajar sampai jam dua bekas. Tak ada lagi drama Salsabila belajar masak.

Sore harinya Butet malah mengajari Salsa olahraga karate. Mereka latihan di halaman belakang rumah. Magrib salat, setelah salat mengaji. Setelah itu belajar lagi. Lalu mereka main HP. Luar biasa cara Bang Parlindungan mengajari anaknya ini. Teratur dan disiplin sekali.

Akan tetapi aku tidak suka Butet ada di sini, perasaanku padanya bercampur Antara benci dan takut, aku mulai cari cara untuk membuat Butet ters
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (27)
goodnovel comment avatar
carsun18106
ngga tau juga mba sri...ngga ada kabar...
goodnovel comment avatar
Raina Haryati
tumben 1 hari cuma 1 bab. biasanya sampe 4 bab. ceritanya keren. bikin ngakak sndr .........
goodnovel comment avatar
Sri Sepiari
iyuuuuuuh... tumben ini saya punya beberapa aplikasi novel online kagak ada yg up udah dua hari ini... apa janjian yaaak ............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku Jadul   Butet, Kok Dilawan?

    PoV MerryButet ini telah membuat duniaku terasa hancur, impianku sirna sudah. Padahal masih banyak mimpiku yang belum terwujud, aku ingin jadi anggota dewan seperti istri pertama suamiku. Ingin punya kebun sawit yang luas seperti Parlin. Padahal untuk mewujudkan impianku aku sudah mengorbankan banyak hal. Mengorbankan masa muda."Maafkan aku, Pa, aku hanya tidak ingin ada orang lain di rumah ini yang membuat bahagia kita terganggu." kataku lagi, berharap suami masih mengampuniku."Kamu itu sudah keterlaluan, Merry, kamu mau fitnah orang, apablagi yang bisa dipercayai darimu?" kata suami."Ada, Pa, cintaku yang harus papa percayai, aku lakukan semua karena cinta papa, Butet itu hanya akan membuat kita tidak bahagia, Pa, karena itu aku ingin menyingkirkannya, Pa," kataku kemudian."Aku sudah kehilangan respek padamu, Merry," kata suami seraya masuk kamar.Sementara Butet dan Salsa senyum-senyum melihatku, aku makin benci pada Butet. "Puas kau, kan, puas kau setelah orang bertengkar g

    Last Updated : 2023-02-02
  • Suamiku Jadul   Racun Istri Muda

    Dengan berjalan pelan aku terus ke dapur, botol wadah racun sudah tersedia di kantong. Sebentar lagi akan berpindah ke kantong Salsa. Tak bisa kubayangkan kegegeran yang akan terjadi. Aku akan diwawancarai YouTubers lagi."Assalamualaikum," tiba-tiba terdengar suara salam di pintu, terpaksa aku menghentikan langkah. Ternyata suami sudah pulang. Tanpa bicara dia langsung masuk dan berjalan ke arah dapur. "Mau ke mana, Pa?" tanyaku.Dia tak menjawab, hanya menunjuk ke arah dapur saja. Aku ikuti suami dari belakang, sudah kusiapkan jeritan serta air mata buaya. Tiba di dapur tidak ada apa-apa, Salsa dan Butet tidak ada, kemana dua gadis tersebut?Sementara nasi goreng dua piring tetap di atas meja. Wah, aku dikerjai lagi kah. Suami lalu duduk di kursi."Wah, ada nasi goreng," kata suami seraya mendekatkan piring nasi goreng tersebut."Ambill sendok dulu, Merry," perintah suami.Aku gemetar, keringat dingin membasahi tubuh."Ada dua piring ini, ayok makan," kata suami lagi.Apa lagi yang

    Last Updated : 2023-02-02
  • Suamiku Jadul   Aroma Busuk

    PoV NiaTerlalu pintar juga ternyata bisa bermasalah, itu yang terjadi pada Butet. Sudah dua sekolah setingkat SMP dia selalu keluar atau dikeluarkan. Ujian sudah dekat, mungkin belajar bersama Salsa pilihan terbaik. Salsa punya guruvkhusus yang didatangkan ayahnya. Menurut mantan bupati itu home schooling bisa mendapatkan ijazah layaknya sekolah formal. Dengan cara ikut ujian kesetaraan. Atau biasa disebut Paket B. Ada uang satu milliar di rekeningku, aku jadi resah, karena uang itu adalah denda dari keluarga Abdul Hakim, sementara Abdul Hakim yang kini sudah jadi tahanan polisi. Tidak tahu uang itu harus aku kemanakan. Padahal pesantren Bang Parlin lagi butuh dana, akan tetapi Bang Parlin tidak mau terima dana itu karena katanya tidak terjamin kehalalannya."Cok, uang denda itu halal, Gak?" tanyaku pada Ucok di satu hari. Saat itu aku lagi mengantarnya pergi sekolah. Ucok ini, biarpun masih remaja tapi punya ilmu agama yang lumayan. Dia sangat tertarik mempelajari ilmu agama. Teman

    Last Updated : 2023-02-03
  • Suamiku Jadul   Lepas Dari Harimau Jatuh ke Mulut Buaya

    Aku menatap Bang Parlin dengan pandangan curiga, sepertinya suamiku itu paham apa yang ada dalam pikiranku."Dek, datang tamu minta makan, adek gak ada, Abang bawa ke warung ini untuk mencegah fitnah," kata Bang Parlin."Aku percaya pada Abang, yang gak bisa kupercaya adalah wanita ini," kataku kemudian.Merry kembali menangis, dia sampai sesunggukan. Aku tidak percaya dengan air matanya. Entah kenapa yang namanya pelakor sangat sulit untuk kupercayai."Aku terpuruk, sangat terpuruk, aku datang kemari karena tidak tahu mau pergi ke mana lagi, aku butuh bantuan," kata Merry disela isak tangisnya."Kenapa terpuruk?" tanya Bang Parlin."Aku diceraikan, huhuhu," wanita itu masih menangis."Waduh, kenapa?" tanya Bang Parlin.Sementara aku diam diam chat mantan bupati tersebut.(Kenapa bapak ceraikan Merry?) Begitu chat yang kukurim."Salsabila, Bang Parlin, dia rekayasa semua, aku dituduh mau racuni dia, padahal dia yang sudah berpengalaman soal racun," kata Merry."Wah, kok bisa begitu?"

    Last Updated : 2023-02-04
  • Suamiku Jadul   Jurus Bang Parlin

    Aku mulai menghubungi para korban Abdul Hakim, selain Butet dan Salsa, ada empat orang lagi. Semuanya siswa di sekolah Butet dulu. Yang pertama kuhubungi adalah seorang ibu yang punya anak laki-laki korban pelecehan."Bu, kemarin itu kan ada anak angkat kami, dia tawarkan damai supaya bisa bertemu langsung dengan Abdul Hakim, ternyata tawarannya itu diterima keluarga Abdullah Hakim, begitu aku tandanya tangan, mereka langsung transfer dari dua puluh nomor rekening yang berbeda-beda, masing-masing lima puluh juta, jadi saya merasa tidak enak, dan bermaksud membagi uang itu untuk korban' yang lain," kataku setelah basa-basi sejenak."Dia dihukum begitu saja kami sudah sangat berterimakasih kasih, Bu, kami juga berterima kasih karena kalian semuanya ini terungkap," jawab ibu tersebut."Oh, iya, Bu, jadi saya mau bagi uang denda itu untuk tabungan pendidikan anak kita," kataku lagi."Terima kasih banyak, Bu," "Kita bertemu di kota minggu depan ya, Bu," kataku kemudian."Baik, Bu," Satu

    Last Updated : 2023-02-05
  • Suamiku Jadul   Tentang Bayi Dan Pelakor

    Bayi itu sudah agak besar, mengkin umurnya juga sudah satu tahun, akan tetapi sepertinya belum pandai berjalan. Aku coba gendong. Tiba-tiba bayi itu menangis, aku jadi panik, tangisannya terdengar sangat keras. Kucoba goyangkan badan layaknya orang gendong bayi. Akan tetapi bayi itu terus saja menangis."Bang, beli dulu susunya?" perintahku pada Bang Parlin."Susu apa?" "Aku mana tau, Bang," "Kasih air tajin aja," kata Bang Parlin. "Ini anak bupati lo, Bang, bukan anak petani," kataku kemudian.Ucok dan Butet memang tidak pernah minum susu kemasan saat bayi, mereka masih menyusui sampai dua tahun, setelah itu makan seperti biasa, tidak pernah minum susu formula atau susu pertumbuhan. "Udah, sini kugendong," kata Bang Parlin. Suamiku itu pun menggendong bayi satu tahun tersebut sambil bernyanyi. Nyanyiannya masih seperti dulu, ungut-ungut yang sudah dia modifikasi."Dari mana hendaknya ke manaDari Medan hendak ke PadangBagaimana hati tidak gundah gulanaAyah dan ibumu lagi berper

    Last Updated : 2023-02-06
  • Suamiku Jadul   Hati Yang Bolak-balik

    Entahlah, masalah seperti banyak berdatangan, Butet yang hendak ujian kesetaraan, Merry lagi yang tiba-tiba datang ngantar anak, sudah diantarnya minta diantar balik. Belum lagi Bang Parlin yang sepertinya ingin bantu semua orang. Kini dia membimbing Tugirin untuk berdzikir. Aku pernah dengar, zikir itu obat untuk jiwa yang gersang. Atau memang Bang Parlin mau mengobati Tugirin?HP Bang Parlin berbunyi lagi. Saat kulihat panggilan dari Merry lagi."Apa lagi maumu?" tanyaku kesal setelah menggeser tombol hijau."Aku mau bicara dengan Bang Parlin," katanya dari seberang."Mau bicara apa, bilang samaku saja," jawabku makin kesal."Aku hanya mau bicara dengan Bang Parlin," katanya lagi."Oh, kau mau memanfaatkan suamiku kan, kau tahu dia akan bantu orang yang butuh bantuan, sabar dulu, antri, Bang Parlinnya sekarang lagi membantu orang lain," kataku kemudian. Kesal juga pada suami, orang antri yang butuh bantuannya."Bu Nia, tadinya aku sudah ingin tinggalkan anakku saja, karena mau nyebr

    Last Updated : 2023-02-07
  • Suamiku Jadul   Misteri Ahmad Wisnu

    Kami pulang ke rumah, dalam perjalanan Ucok yang menggendong anak Merry. Dia terus bermain bersama anak tersebut. "Yah, kok gak mirip Salsabila ya?" tanya Ucok."Ya iyalah, gak selalu mirip, memang kau mirip Butet?" jawab Bang Parlin."Butet mirip mamak, aku mirip ayah, la, ini mirip siapa?" kata Ucok lagi."Aku lalu memperhatikan wajah anak tersebut, memang tidak mirip Merry, tidak juga mirip mantan bupati."Anak itu gak harus selalu mirip, Cok," kata Bang Parlin.HP Bang Parlin bunyi, ada panggilan dari nomor tak dikenal, Bang Parlin menyuruhku untuk menerima panggilan tersebut. "Assalamualaikum, halo," salam dan sisapaku kemudian."Hallo, Bu, saya temannya Merry, disuruh jemput anak, tapi rumah ibu kosong, gak ada orang," katanya dari seberang."Oh, ya, tunggu, kami segera sampai," kataku kemudian."Baik, saya tunggu, terima kasih, Bu," ujar pria tersebut.Bang Parlin justru menghentikan mobil, katanya kami harus diskusikan lagi."Bagaimana, Dek, kita serahkan anak ini, atau kit

    Last Updated : 2023-02-08

Latest chapter

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status