Beranda / Urban / Suamiku Jadul / Misteri Ahmad Wisnu

Share

Misteri Ahmad Wisnu

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kami pulang ke rumah, dalam perjalanan Ucok yang menggendong anak Merry. Dia terus bermain bersama anak tersebut.

"Yah, kok gak mirip Salsabila ya?" tanya Ucok.

"Ya iyalah, gak selalu mirip, memang kau mirip Butet?" jawab Bang Parlin.

"Butet mirip mamak, aku mirip ayah, la, ini mirip siapa?" kata Ucok lagi.

"Aku lalu memperhatikan wajah anak tersebut, memang tidak mirip Merry, tidak juga mirip mantan bupati.

"Anak itu gak harus selalu mirip, Cok," kata Bang Parlin.

HP Bang Parlin bunyi, ada panggilan dari nomor tak dikenal, Bang Parlin menyuruhku untuk menerima panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, halo," salam dan si

sapaku kemudian.

"Hallo, Bu, saya temannya Merry, disuruh jemput anak, tapi rumah ibu kosong, gak ada orang," katanya dari seberang.

"Oh, ya, tunggu, kami segera sampai," kataku kemudian.

"Baik, saya tunggu, terima kasih, Bu," ujar pria tersebut.

Bang Parlin justru menghentikan mobil, katanya kami harus diskusikan lagi.

"Bagaimana, Dek, kita serahkan anak ini, atau kit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
carsun18106
iyalah, pilih agamanya yg nomor satu
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Keluarga pak parlin memang di takdir kan tuhan untuk tempat menyelesaikan masalah, bukti nya sudah banyak permasalahan yang mereka selesai kan. Keluarga pak parlin pun masih tetap kompak, semua masalah selalu di diskusi kan,,.
goodnovel comment avatar
sekai
cuma liat yaa cuma liat aja.... siapa tau ada yg lbh sholehah lg yg pas buat c ucok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Jadul   Romantis Ala Bang Parlin

    Aku bisa bernafas lega malam itu, dua masalah serius bisa teratasi dalam satu hari. Dalam hati aku salut sama suamiku itu, dia rela menyisihkan waktunya yang tak seberapa membantu masalah orang, yang bahkan bukan saudara. "Bang, itu Tugirin kok berubah drastis?" tanyaku saat kami berduaan di kamar."Abang juga tidak ngerti, Dek, yang Abang ajari dia sekaligus praktekkan mengembalikan miliknya yang hilang," kata Bang Parlindungan."Kok bisa berubah ya, tiba-tiba dia talak istrinya talak tiga," kataku kemudian."Zikir juga bisa menghilangkan pengaruh jin, Makin kita berzikir, setan akan makin menjauh," kata Bang Parlin."Apa hubungannya?""Gini lo, Dek, ilmu pelet itu lewat bantuan jin jahat, jadi zikir obatnya, orang yang selalu menjaga zikirnya, tidak bisa dipelet," "Maksud Abang Tugirin dipelet bininya?""Ya, begitulah kira-kira," "Wah, itu sekali zikir dua hasil, pelet pudar, istri kembali," kataku lagi."Ya, tepat sekali, tapi Abang jadi khawatir, Dek," kata Bang Parlin."Khawat

  • Suamiku Jadul   Peselingkuh Diselingkuhi

    Kami justru ditinggalkan di rumah tersebut bersama Salsabila. Sebelum pergi, Mantan bupati itu masih berpesan pada anaknya supaya menuruti perkataan kami. Jadilah kami tinggal di rumah tersebut."Ini bisa menghemat pengeluaran kita, Bang, gak lagi bayar hotel," kataku pada Bang Parlin. Saat itu kami lagi memperhatikan Salsa dan Butet yang lagi belajar didampingi guru."Iya, juga, ya," sahut Bang Parlin."Bang, kira-kira Butet selepas ini nyambungnya sekolah di mana?" tanyaku kemudian."Entahlah, Dek, Butet ini terlalu pintar, sekolah pun payah dapat yang cocok," kata Bang Parlin."Benar juga ya, Bang, asal pakai terlalu, gak ada yang Bagus, terlalu pintar saja jadi begini," kataku lagi."Iya, Dek, cuma satu terlalu yang baik," "Apa itu, Bang,""Kamu itu terlalu gemuk,""Ish, Abang,""Itu pujian lo, Dek, ada ungkapan beginil, jangan mengaku sebagai suami sukses, jika belum bisa membuat istriy gemuk," kata Bang Parlin."Hahaha," di luar dugaan, guru Salsa dan Butet ternyata mendengar p

  • Suamiku Jadul   Saat Anak Jadi Beban

    PoV MerryDitalak tiga justru membuat aku senang, ini saatnya bisa merdeka, setelah selama ini merasa terkungkung dengan banyaknya aturan suami. Akan tetapi anakku, ini akan jadi beban untukku, jika kutinggal bersama Salsa, bagaimana jika mereka tahu rahasia yang sebenarnya.Aku lalu teringat, Bang Parlin, dia orang yang selalu bisa dimintai bantuan. Dengan naik motor matic serta bawa anak, aku nekat pergi tengah malam. Paginya baru sampai, dari jauh sudah kulihat Nia hendak berangkat bersama anaknya. Aku memilih menunggu Bang Parlindungan sendiri. Bicara dengan Nia selalu tidak mengenakkan.Setelah Nia pergi aku langsung datangi rumah Bang Parlin, dia malah tak membiarkanku masuk rumah. Aku malah dibawa ke warung sarapan.Sambil sarapan, aku minta tolong pada Bang Parlin, akan tetapi dia kali ini tidak bisa bantu. Entahlah, aku makin kesal karena Nia datang ke warung tersebut. Gagal sudah rencana.Aku akhirnya pergi dari tempat tersebut. Saat di jalan, aku dapat telepon dari Wisnu."

  • Suamiku Jadul   Butet dan Pedet

    Butet akhirnya selesai juga ujian kesetaraan tersebut. Kami mendampingi Butet setiap hari sampai selesai. Setelah selesai ujian, kami rencananya mau pulang. Karena sudah hampir seminggu Ucok sendirian di rumah. Akan tetapi Ayahnya Salsa belum pulang."Sepertinya masih lama ini, uangku sudah terlanjur dikuras orang itu, butuh waktu untuk mengurusnya." Begitu jawaban Ayah' Salsa saat kutelepon."Tolong jangan tinggalkan Salsabila di rumah sendirian ya," kata pria itu lagi."Iya, Pak," kataku akhirnya.Aku selalu heran pada Salsabila ini, ayahnya mantan bupati, ibunya mantan anggota DPRD, tentu banyak saudaranya. Kenapa selalu ke kami dititipkan. Padahal rumah lama mereka masih ada, ada ART-nya lagi. "Kita bahwa ke desa saja Salsabila, Dek?" tanya Bang Parlin."Sebenarnya bukan tidak mau, Bang, tapi Ucok?" jawabku kemudian.Memang aku selalu khawatir dengan Ucok dan Salsabila jika berada dalam satu rumah. Ucok sudah jelas menunjukkan kesukaannya pada Salsabila, aku selalu khawatir setan

  • Suamiku Jadul   Ketika Nia Pe Em Es

    Memang selalu ada saja hal yang terjadi yang sampai mengaitkan dengan Rara, kuakui itu, akan tetapi sungguh aku tidak suka cara Bang Parlin bilang cewek cantik. Kadang jadi ingin juga membalas Bang Parlin, akan tetapi entah kenapa mantanku semua bak hilang ditelan bumi, tak ada hal yang membuat aku teringat, tak ada juga yang pernah menghubungi. Padahal mantanku sebelas orang. Sedangkan Bang Parlin cuma satu, itu pun tak layak disebut mantan. Menurut cerita yang sering kudengar, mereka tidak pernah jadian. Bang Parlin masih diam, biasanya dia akan melancarkan jurus ngelesnya, akan tetapi kali ini dia diam."Mantanku sebelas orang lo, Bang, tampan semuanya, pasti juga punya kenangan semua, akan tetapi tidak ada yang kukenang, tidak ada yang terbayang-bayang, karena apa, Bang? Karena sudah ada Abang," kataku kemudian."Udah, Dek, gak usah cerita mantan," kata Bang Parlin."Abang yang duluan, segala yang terjadi selalu dihubungkan dengan Rara sudah meninggal pun orangnya masih terus d

  • Suamiku Jadul   Hamil?

    Aku hamil? Ah, tidak mungkin, usiaku sudah empat puluh delapan tahun, akan tetapi aku mulai ragu setelah Bang Parlin bilang "doaku terkabul" berarti Bang Parlin memang berusaha dan berdoa membuat aku hamil lagi. Teringat perbincangan kami tempo hari, saat itu Bang Parlin bilang ingin punya bayi lagi, aku hilang iya karena merasa gak mungkin lagi bisa hamil.Tak sabar rasanya ingin memastikan apa aku hamil, akan tetapi di desa ini tidak ada apotik, tidak ada yang menjual alat test kehamilan. Satu-satunya tempat untuk periksa adalah rumah bidan. Satu-satunya bidan di desa kami rumahnya agak jauh."Aku ke rumah bidan dulu, Bang, periksa," pamitku pada Bang Parlin."Gak usah dulu, Dek, baru satu Minggu, terlambat dua Minggu baru kita periksakan," kata Bang Parlin."Jangan angkat beban berat dulu, ya, Dek," pesan' dari Bang Parlin lagi.Akan tetapi aku masih tidak percaya jika aku hamil. Coba kubuka internet, mencari tahu apakah wanita empat puluh delapan tahun masih bisa hamil. Ternyata m

  • Suamiku Jadul   Caper Ala Ucok

    Ternyata Butet tak menguping sepenuhnya, dia mungkin hanya mendengar Bang Parlin bertanya soal nama, lalu aku katakan nama-nama nabi. Aku melihat Bang Parlin, dia justru tertawa. Akhirnya kubatalkan memberi tahu kabar ini pada anak-anak. Entah kenapa, aku takut Ucok tidak suka, aku khawatir Butet merasa ada saingan. Butet dan Salsabila punya banyak waktu sebelum mendaftar ke SMA. Mereka sudah selesai ujian, lulus tidaknya jiga belum diketahui. Salsabila justru makin betah tinggal di rumah kami, ia tak pernah menyinggung soal pulang. Tentu saja kami tidak berani mengusir', Ayahnya pun tak pernah menelepon lagi.Pagi itu aku terkejut melihat Butet dan Salsabila pulang bawa rumput yang banyak. Mereka bawakan dengan cara dipanggul. Padahal mereka tadinya permisi mau olahraga.Melihat Salsabila yang penuh keringat dan Butet yang wajahnya memerah aku kasihan juga. Mereka lalu bawa rumput tersebut ke belakang rumah. "Kuat kali yang ini makan, Mak, aku ganti lah namanya, yang ini Samson, y

  • Suamiku Jadul   Caper Ala Bang Parlin?

    Ucok merajuk, ini sesuatu yang sangat jarang terjadi. Dia masuk kamarnya dan menutupi pintu. Butet dan Salsa hanya berpandangan. "Cok, buka pintu, Cok," aku mengetuk pintu kamar Ucok.Pintu terbuka, wajah Ucok cemberut, dia lalu membenamkan wajahnya di kasur."Cok, ayahmu hanya menjaga kamu supaya tak seperti dirinya, Cok," kataku seraya mengelus rambut anakku tersebut."Aku selaku dituduh caper, Mak," kata Ucok."Iya, Cok, mama ngerti, tapi itu dilakukan ayahmu karena takut kau seperti dirinya, lihat ayahmu, sampai sekarang gak bisa lepas dari masa lalu, dia termakan budi, ayahmu tidak ingin kau seperti itu, berhenti coba ambil hati cewek," kataku lagi."Tapi, kan hanya menolong, Mak, aku pernah dengar cerita ayah, tangannya kena sebetan pisau hanya karena menolong seorang cewek, apa ayah cari perhatian?" kata Ucok lagi."Cok, percaya saja, aturan apapun yang dibuat ayahmu itu untuk kebaikanmu juga," kataku kemudian."Iya, Mak,""Ya, udah, sana minta maaf sama ayahmu," kataku lagi.

Bab terbaru

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status