Share

Bab 3

Penulis: Daliah Wahidah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 16:25:25
Tiara yang masih anak-anak belum bisa menyembunyikan emosinya sepenuhnya.

Begitu dia mendengar rumah ini akan jadi milik mereka, dia langsung bertanya dengan penuh semangat, "Benarkah?"

Sophie buru-buru menarik lengannya dengan panik, "Tiara, jangan ngomong sembarangan!"

"Ini rumah Tante Narella."

Setelah itu, mata Sophie memerah dan dia menatapku dengan wajah sedih.

"Narella, aku nggak pernah berniat merusak hubunganmu dan Kak Michael."

"Aku akan pergi sekarang, kamu jangan marah ya."

Michael bergegas mendekat dan meraih lengan Sophie.

Sophie jatuh ke pelukannya.

Michael buru-buru memeluknya, tapi saat tatapan kami saling beradu, Michael buru-buru melepaskan tangannya.

Kilatan keengganan muncul di mata Sophie dan detik berikutnya terganti dengan keluhan.

"Kak Michael, sudah nggak usah membujukku lagi. Memang kami yang sudah mengganggumu."

Dia bicara sambil menitikkan air mata, Sophie tampak seperti bunga cantik yang layu.

Tiara memeluk Sophie dan menangis tersedu-sedu.

"Mama jangan menangis. Itu semua salah Tiara. Kalau Tiara nggak jadi beban, Mama nggak akan begitu menderita."

Aku menyaksikan adegan ini dengan tatapan dingin, dalam hati aku merasa sayang sekali keduanya tidak terjun ke dunia sinetron. Akting mereka sungguh luar biasa.

Michael sedih melihat mereka seperti ini.

Dan karena itulah dia makin marah padaku.

"Narella, aku yang minta mereka pindah ke sini."

"Rumah Sophie bocor dan perlu waktu beberapa hari untuk memperbaikinya."

"Vila kita 'kan sangat besar, jadi aku minta mereka tinggal di sini."

"Kalian berdua bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan kalian.

"Tapi aku nggak menyangka kamu begitu memusuhi mereka berdua."

"Tiara masih sangat kecil, kok kamu tega membuatnya sedih?"

Sebenarnya aku tidak berniat berdebat dengan Michael, tapi aku benar-benar tidak tahan dengan ucapannya yang tidak pakai otak ini.

Aku berkata dengan sinis, "Michael, kayaknya matamu itu buta deh. Mending kamu periksa ke dokter."

"Dari mereka menginjakkan kaki di rumah ini sampai sekarang, aku cuma ngomong satu kalimat."

"Tapi coba lihat barusan kalian cerita panjang lebar. Sayang sekali, harusnya kalian yang menang penghargaan pengarang terbaik di seluruh dunia!"

"Lagian, toh sebentar lagi juga aku akan pindah, menurutmu aku peduli kamu nyuruh mereka tinggal di sini atau nggak?"

Michael menatapku dengan tatapan kosong. Untuk sesaat, dia sungguh tidak tahu apa aku sungguh tidak peduli atau pura-pura tidak peduli.

Baru setelah aku mendorongnya menjauh, menyeret koperku dan pergi tanpa menoleh, akhirnya dia sadar sepertinya aku mungkin benar-benar ingin menceraikannya.

Karena aku bahkan tidak bisa lagi mempertahankan rumah ini.

Michael pun teringat kecelakaan mobil yang menimpa Sophie setengah tahun yang lalu.

Setelah keluar dari rumah sakit, Tiara bilang padanya mereka ketakutan karena hanya ada mereka berdua di rumah.

Jadi, Michael menyuruh Tiara dan Sophie pindah ke vila.

Begitu aku tahu, aku yang murka langsung memecahkan seluruh barang di rumah, aku berteriak dengan marah dan berkata jika dia berani mengizinkan Sophie tinggal di sini, aku akan bunuh diri dengan melompat dari lantai dua.

Michael tidak punya pilihan selain menyerah.

Namun, dia mengajakku perang dingin selama tiga bulan penuh.

Namun karena setelah itu Andy dirawat di rumah sakit karena alergi dan aku ingin merawatnya, Michael menghalangiku. Jadilah aku menundukkan kepala pada Michael dan mengaku salah. Barulah setelah itu hubungan kami tidak lagi sedingin es.

Namun sejak saat itu, aku tidak begitu ramah terhadapnya seperti sebelumnya.

Aku jadi sangat patuh, bahkan lebih patuh daripada setelah aku terjatuh dari tangga waktu itu.

Michael diam-diam bangga dengan perubahanku.

Dia merasa telah mengalahkan diriku yang sombong, tapi dia tidak tahu bahwa sejak saat itu, perasaanku padanya mulai luntur sedikit demi sedikit sampai akhirnya ... hilang tak bersisa.

Michael ingin keluar mengejarku, tapi Sophie tiba-tiba berteriak.

Dia menatap Sophie dan melihat Tiara dalam pelukannya pingsan.

Sophie, "Kak Michael, Tiara kenapa!"

Andy juga cemas. Dia meraih lengan baju Michael dan berkata, "Papa, ayo cepat bawa Tiara ke rumah sakit!"

Andy tidak peduli sama sekali dengan aku sebagai ibunya yang melenggang pergi.

Michael membopong Tiara dan bergegas keluar vila tanpa ragu-ragu.

Di luar sedang hujan deras.

Hujan yang tiba-tiba ini membuatku sulit mendapatkan taksi.

Apalagi area vila ini berada di pinggiran kota yang terpencil, jadi aku hanya bisa melangkah maju di tengah hujan.

Mobil Michael berhenti di depanku. Dia menurunkan jendela, mengernyit dan menatapku.

"Masuk."

Aku mengabaikannya.

Dia memukul kemudi dengan marah, "Narella, berapa lama kamu akan terus membuat masalah?"

Tiba-tiba suara ibuku terdengar dari ponselnya, "Narella, kalau kamu masih cari ribut begini, aku nggak akan mengakuimu sebagai anakku!"

Aku tersenyum lembut dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku memang sudah bukan lagi putrimu, Bibi."

Bab terkait

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 4

    Michael pergi dengan marah.Yang menghilang di saat bersamaan adalah makian kasar ibuku.Ketika mobil lewat di depanku, aku melihat wajah bangga Sophie.Dia pikir dia telah menang.Sekali lagi aku terpisah dari semua sanak saudaraku, bagaikan orang malang yang kesepian.Tapi aku tidak peduli sama sekali.Baik orang tuaku, suamiku, atau anakku, aku tidak menginginkan semuanya lagi.Kalau Sophie mau, ya sudah. Kuberikan saja padanya.Entah karena berada di lingkungan yang keras, tiba-tiba semua kenangan buruk itu perlahan-lahan memenuhi pikiranku.Aku ingin sekali menangis, bukan karena sedih, tapi hanya karena ingin melampiaskannya.Tapi aku tidak berani menangis, aku takut wajahku akan tersengat air mata, yang niscaya akan memperburuk keadaan.Aku melangkah, menyeret kakiku satu persatu sampai mati rasa. Kepalaku terasa pusing dan aku tidak lagi terpikir semua hal buruk itu.Ketika aku akhirnya menemukan tempat untuk berteduh dan mencegat taksi, tiba-tiba taksi itu tergelincir, menabra

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 5

    Kata-kata Arthur sangat mengejutkan hingga aku hampir melompat dari tempat tidur.Michael tiba-tiba meninggikan suaranya, "Apa katamu? Siapa kamu?"Arthur langsung mematikan telepon.Melihatku menatapnya, dia tersenyum canggung dan berkata, "Aku nggak bermaksud nyumpahin kamu mati, tapi menurutku suamimu keterlaluan.""Masa istrinya masuk rumah sakit karena kecelakaan dia nggak tahu?""Semua orang menelepon untuk mengabarinya, tapi nggak bisa. Sudah nggak kontak dua hari masa nggak khawatir sama sekali?""Kak, sejujurnya ... seleramu dalam memilih pria jelek banget sih."Aku tersenyum tak berdaya dan bergumam, "Bukan cuma urusan milih suami, aku juga bodoh dalam memilih orangtua dan sahabat."Bahkan aku melahirkan anak yang durhaka.Aku menelan kepahitanku dan bertanya, "Boleh bantu aku pesan makan siang?"Aku belum makan sejak tadi malam, jadi aku sangat lapar.Arthur langsung mengeluarkan ponselnya dan menanyakan apa yang ingin aku makan.Aku tidak nafsu makan, jadi aku hanya meminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 6

    Michael mengerutkan kening saat melihatku memanggilnya mantan suami.Kupikir dia akan menuduhku keras kepala dan kehilangan kesabaran seperti sebelumnya.Tidak disangka, dia hanya menghela nafas, mengelus kepalaku dan berkata, "Masih marah? Sayang, maaf ya aku sudah nggak peduliin kamu, ke depannya aku janji akan berubah.""Kamu jangan marah lagi ya.""Kamu bisa pergi ke mana tanpa aku?"Meskipun aku tidak tahu kenapa tiba-tiba sikapnya berubah seperti ini, tapi aku tidak senang mendengar kalimat terakhir ucapannya."Dunia ini 'kan besar, kenapa aku bisa nggak punya tempat tujuan?"Michael berkata, "Bukan itu maksudku."Aku terlalu malas bicara dengannya.Sepertinya orang ini tidak mau bagi harta denganku, tapi aku tidak tahu apa alasannya tidak mau menceraikanku.Aku melihat Sophie sekilas dari ujung mataku. Aku pun memindahkan api permusuhan ini padanya."Hei, bisa nggak kamu keluar dari kamarku?"Wajah Sophie langsung memerah, dia terlihat hampir menangis dan berkata dengan hati-hat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 7

    Harus diakui, Arthur lebih terampil membedakan mana wanita yang munafik dan mana yang tidak dibandingkan Michael.Aku mengambil apel yang sudah dia kupas, lalu berkata dengan nada mengejek, "Oh, mungkin itu depresi."Aku terdiam sebentar, lalu berujar dengan nada menekankan, "Depresi berat.""Depresi berat apanya?" sahut Arthur dengan riang. "Dia itu menderita skizofrenia, harusnya dia dirawat di rumah sakit jiwa. Gejalanya harus diobati biar bisa segera pulih."Aku pun tertawa terbahak-bahak.Michael hanya menatapku dengan tidak percaya.Dia pasti tidak menyangka aku sebegitunya berhati dingin sampai-sampai ikut mengolok-olok Sophie yang sedang sakit.Namun, aku yakin dia paling tidak suka dengan kenyataan bagaimana aku selalu bersikap seperti patung di hadapannya padahal aku bisa tersenyum manis di hadapan pria lain.Api kecemburuan bergelora dalam hatinya, dia pun menegurku dengan marah,"Cukup, Narella! Bisa-bisanya sekarang kamu jadi seperti ini? Pantas saja orangtuamu sangat kece

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 8

    Tiga bulan lalu, seorang preman yang melecehkan Sophie sudah dibebaskan dari penjara.Aku langsung menemuinya pada hari pertama dia bebas.Aku tidak pernah lupa ucapan Sophie terkait ada temannya yang sudah menunggunya di jalan itu.Menurutku, jika memang ada orang seperti itu, mungkin dialah satu-satunya saksi yang bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah.Aku menelusuri semua teman Sophie di sosial media, tetapi tidak menemukan apa pun.Itu sebabnya aku menduga bahwa "teman" yang Sophie maksud adalah preman ini.Pada akhirnya, bukan hanya aku berhasil mengetahui identitas sebenarnya dari "teman" itu, tetapi juga semua faktanya.Besok, akan kubeberkan semua fakta ini untuk membongkar kedok Sophie.Aku juga akan memberikan Michael sebuah perceraian yang dramatis.Setelah mengatur semuanya, aku pun tertidur.Dalam mimpi, aku seolah mendengar ada yang bertanya kepadaku, "Kalau memang kamu nggak peduli, kenapa kamu harus minum obat antidepresan?"...Keesokan harinya, setelah keluar dari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 9

    Sorot tatapan Sophie langsung terlihat waspada.Sepertinya dia tidak bodoh-bodoh amat. Dia tahu betapa aku membencinya, jadi wajar saja dia bertanya-tanya untuk apa aku sampai menyiapkan hadiah buatnya.Belum sempat Sophie menolak, seorang pria berambut pendek sudah berjalan keluar dari kerumunan orang yang menonton keributan kami.Sophie sontak terkejut. Dia langsung mengambil beberapa langkah mundur dengan ketakutan sambil refleks menyerukan nama pria berambut pendek itu,"Dicky!"Dicky Nolan mengembuskan asap rokok dari mulutnya, matanya menatap wajah Sophie dengan jahat."Hei, Mantan, sudah lama nggak ketemu, ya. Kamu kelihatan baik-baik saja. Apa janjimu untuk menikahiku setelah merebut semua harta Keluarga Dimant itu masih berlaku?"Orangtuaku sontak menatap Sophie dengan mata yang terbelalak kaget.Sophie menggelengkan kepalanya dan segera menjelaskan, "Jangan percaya ucapannya, Ayah! Ibu! Dia ... dia itu salah satu preman yang waktu itu!"Kemudian, Sophie menatapku dengan marah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 10

    Unggahan itu memang tidak menyebutkan nama siapa pun, tapi tidak kusangka ada banyak teman-teman SMA-ku dulu yang meninggalkan komentar.Tidak lama kemudian, semua kejahatan Sophie pun terungkap.Michael dan orangtuaku juga ikut terkena dampaknya.Ponselku bahkan nyaris meledak selama beberapa hari setelahnya.Aku pun menatap pelaku keonaran yang duduk di hadapanku itu sambil bertanya dengan geli, "Dasar anak nakal. Siapa juga yang menyuruhmu ikut campur?"Arthur meletakkan sepotong daging sapi yang masih hangat karena baru selesai dimasak ke atas piringku, lalu menjawab sambil tersenyum, "Jangan marah, Kak. Aku tahu kamu nggak mau repot-repot menggunakan lukamu untuk membuat orang lain jadi merasa bersalah.""Tapi, menurutku kenapa pihak yang dirugikan nggak boleh angkat bicara? Orang nggak bakal merasa bersalah kalau nggak tahu yang sebenarnya.""Semua ini juga sebenarnya nggak cukup untuk memulihkan lukamu, kamu juga nggak mungkin bisa benar-benar ikhlas melepaskan semua ini.""Jadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 1

    Di tahun kesepuluh pernikahanku, mantan sahabatku memposting sebuah foto.Putrinya dan putraku masing-masing digendong olehnya dan suamiku.Keempat orang itu berdiri berdekatan dan di bawah foto itu tertulis:"Sudah sepasang 'kan anak-anak kami?"Aku berkomentar untuk foto itu, Pasangan yang sempurna.Detik berikutnya, postingan itu dihapus.Keesokan harinya, suamiku bergegas pulang dan bertanya padaku, "Susah payah aku membuat kondisi Sophie membaik, kenapa kamu malah cari ribut?"Putraku bahkan mendorong dan menuduhku, "Ini semua salahmu! Tiara, adikku jadi menangis."Aku mengeluarkan surat cerai dan melemparkannya ke wajah mereka."Ya, ini salahku! Jadi biar aku yang pergi, semoga kalian berempat jadi keluarga bahagia!"...Surat cerai ini baru kucetak setengah jam yang lalu.Sebelum itu, aku duduk di sofa ruang tamu semalaman.Di meja makan terjadi selusin hidangan lezat yang kusiapkan dengan sepenuh hati, tapi tidak ada sedikit pun yang tersentuh.Kue bertema Ultraman sudah melele

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 10

    Unggahan itu memang tidak menyebutkan nama siapa pun, tapi tidak kusangka ada banyak teman-teman SMA-ku dulu yang meninggalkan komentar.Tidak lama kemudian, semua kejahatan Sophie pun terungkap.Michael dan orangtuaku juga ikut terkena dampaknya.Ponselku bahkan nyaris meledak selama beberapa hari setelahnya.Aku pun menatap pelaku keonaran yang duduk di hadapanku itu sambil bertanya dengan geli, "Dasar anak nakal. Siapa juga yang menyuruhmu ikut campur?"Arthur meletakkan sepotong daging sapi yang masih hangat karena baru selesai dimasak ke atas piringku, lalu menjawab sambil tersenyum, "Jangan marah, Kak. Aku tahu kamu nggak mau repot-repot menggunakan lukamu untuk membuat orang lain jadi merasa bersalah.""Tapi, menurutku kenapa pihak yang dirugikan nggak boleh angkat bicara? Orang nggak bakal merasa bersalah kalau nggak tahu yang sebenarnya.""Semua ini juga sebenarnya nggak cukup untuk memulihkan lukamu, kamu juga nggak mungkin bisa benar-benar ikhlas melepaskan semua ini.""Jadi

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 9

    Sorot tatapan Sophie langsung terlihat waspada.Sepertinya dia tidak bodoh-bodoh amat. Dia tahu betapa aku membencinya, jadi wajar saja dia bertanya-tanya untuk apa aku sampai menyiapkan hadiah buatnya.Belum sempat Sophie menolak, seorang pria berambut pendek sudah berjalan keluar dari kerumunan orang yang menonton keributan kami.Sophie sontak terkejut. Dia langsung mengambil beberapa langkah mundur dengan ketakutan sambil refleks menyerukan nama pria berambut pendek itu,"Dicky!"Dicky Nolan mengembuskan asap rokok dari mulutnya, matanya menatap wajah Sophie dengan jahat."Hei, Mantan, sudah lama nggak ketemu, ya. Kamu kelihatan baik-baik saja. Apa janjimu untuk menikahiku setelah merebut semua harta Keluarga Dimant itu masih berlaku?"Orangtuaku sontak menatap Sophie dengan mata yang terbelalak kaget.Sophie menggelengkan kepalanya dan segera menjelaskan, "Jangan percaya ucapannya, Ayah! Ibu! Dia ... dia itu salah satu preman yang waktu itu!"Kemudian, Sophie menatapku dengan marah

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 8

    Tiga bulan lalu, seorang preman yang melecehkan Sophie sudah dibebaskan dari penjara.Aku langsung menemuinya pada hari pertama dia bebas.Aku tidak pernah lupa ucapan Sophie terkait ada temannya yang sudah menunggunya di jalan itu.Menurutku, jika memang ada orang seperti itu, mungkin dialah satu-satunya saksi yang bisa membuktikan bahwa aku tidak bersalah.Aku menelusuri semua teman Sophie di sosial media, tetapi tidak menemukan apa pun.Itu sebabnya aku menduga bahwa "teman" yang Sophie maksud adalah preman ini.Pada akhirnya, bukan hanya aku berhasil mengetahui identitas sebenarnya dari "teman" itu, tetapi juga semua faktanya.Besok, akan kubeberkan semua fakta ini untuk membongkar kedok Sophie.Aku juga akan memberikan Michael sebuah perceraian yang dramatis.Setelah mengatur semuanya, aku pun tertidur.Dalam mimpi, aku seolah mendengar ada yang bertanya kepadaku, "Kalau memang kamu nggak peduli, kenapa kamu harus minum obat antidepresan?"...Keesokan harinya, setelah keluar dari

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 7

    Harus diakui, Arthur lebih terampil membedakan mana wanita yang munafik dan mana yang tidak dibandingkan Michael.Aku mengambil apel yang sudah dia kupas, lalu berkata dengan nada mengejek, "Oh, mungkin itu depresi."Aku terdiam sebentar, lalu berujar dengan nada menekankan, "Depresi berat.""Depresi berat apanya?" sahut Arthur dengan riang. "Dia itu menderita skizofrenia, harusnya dia dirawat di rumah sakit jiwa. Gejalanya harus diobati biar bisa segera pulih."Aku pun tertawa terbahak-bahak.Michael hanya menatapku dengan tidak percaya.Dia pasti tidak menyangka aku sebegitunya berhati dingin sampai-sampai ikut mengolok-olok Sophie yang sedang sakit.Namun, aku yakin dia paling tidak suka dengan kenyataan bagaimana aku selalu bersikap seperti patung di hadapannya padahal aku bisa tersenyum manis di hadapan pria lain.Api kecemburuan bergelora dalam hatinya, dia pun menegurku dengan marah,"Cukup, Narella! Bisa-bisanya sekarang kamu jadi seperti ini? Pantas saja orangtuamu sangat kece

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 6

    Michael mengerutkan kening saat melihatku memanggilnya mantan suami.Kupikir dia akan menuduhku keras kepala dan kehilangan kesabaran seperti sebelumnya.Tidak disangka, dia hanya menghela nafas, mengelus kepalaku dan berkata, "Masih marah? Sayang, maaf ya aku sudah nggak peduliin kamu, ke depannya aku janji akan berubah.""Kamu jangan marah lagi ya.""Kamu bisa pergi ke mana tanpa aku?"Meskipun aku tidak tahu kenapa tiba-tiba sikapnya berubah seperti ini, tapi aku tidak senang mendengar kalimat terakhir ucapannya."Dunia ini 'kan besar, kenapa aku bisa nggak punya tempat tujuan?"Michael berkata, "Bukan itu maksudku."Aku terlalu malas bicara dengannya.Sepertinya orang ini tidak mau bagi harta denganku, tapi aku tidak tahu apa alasannya tidak mau menceraikanku.Aku melihat Sophie sekilas dari ujung mataku. Aku pun memindahkan api permusuhan ini padanya."Hei, bisa nggak kamu keluar dari kamarku?"Wajah Sophie langsung memerah, dia terlihat hampir menangis dan berkata dengan hati-hat

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 5

    Kata-kata Arthur sangat mengejutkan hingga aku hampir melompat dari tempat tidur.Michael tiba-tiba meninggikan suaranya, "Apa katamu? Siapa kamu?"Arthur langsung mematikan telepon.Melihatku menatapnya, dia tersenyum canggung dan berkata, "Aku nggak bermaksud nyumpahin kamu mati, tapi menurutku suamimu keterlaluan.""Masa istrinya masuk rumah sakit karena kecelakaan dia nggak tahu?""Semua orang menelepon untuk mengabarinya, tapi nggak bisa. Sudah nggak kontak dua hari masa nggak khawatir sama sekali?""Kak, sejujurnya ... seleramu dalam memilih pria jelek banget sih."Aku tersenyum tak berdaya dan bergumam, "Bukan cuma urusan milih suami, aku juga bodoh dalam memilih orangtua dan sahabat."Bahkan aku melahirkan anak yang durhaka.Aku menelan kepahitanku dan bertanya, "Boleh bantu aku pesan makan siang?"Aku belum makan sejak tadi malam, jadi aku sangat lapar.Arthur langsung mengeluarkan ponselnya dan menanyakan apa yang ingin aku makan.Aku tidak nafsu makan, jadi aku hanya meminta

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 4

    Michael pergi dengan marah.Yang menghilang di saat bersamaan adalah makian kasar ibuku.Ketika mobil lewat di depanku, aku melihat wajah bangga Sophie.Dia pikir dia telah menang.Sekali lagi aku terpisah dari semua sanak saudaraku, bagaikan orang malang yang kesepian.Tapi aku tidak peduli sama sekali.Baik orang tuaku, suamiku, atau anakku, aku tidak menginginkan semuanya lagi.Kalau Sophie mau, ya sudah. Kuberikan saja padanya.Entah karena berada di lingkungan yang keras, tiba-tiba semua kenangan buruk itu perlahan-lahan memenuhi pikiranku.Aku ingin sekali menangis, bukan karena sedih, tapi hanya karena ingin melampiaskannya.Tapi aku tidak berani menangis, aku takut wajahku akan tersengat air mata, yang niscaya akan memperburuk keadaan.Aku melangkah, menyeret kakiku satu persatu sampai mati rasa. Kepalaku terasa pusing dan aku tidak lagi terpikir semua hal buruk itu.Ketika aku akhirnya menemukan tempat untuk berteduh dan mencegat taksi, tiba-tiba taksi itu tergelincir, menabra

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 3

    Tiara yang masih anak-anak belum bisa menyembunyikan emosinya sepenuhnya.Begitu dia mendengar rumah ini akan jadi milik mereka, dia langsung bertanya dengan penuh semangat, "Benarkah?"Sophie buru-buru menarik lengannya dengan panik, "Tiara, jangan ngomong sembarangan!""Ini rumah Tante Narella."Setelah itu, mata Sophie memerah dan dia menatapku dengan wajah sedih."Narella, aku nggak pernah berniat merusak hubunganmu dan Kak Michael.""Aku akan pergi sekarang, kamu jangan marah ya."Michael bergegas mendekat dan meraih lengan Sophie.Sophie jatuh ke pelukannya.Michael buru-buru memeluknya, tapi saat tatapan kami saling beradu, Michael buru-buru melepaskan tangannya.Kilatan keengganan muncul di mata Sophie dan detik berikutnya terganti dengan keluhan."Kak Michael, sudah nggak usah membujukku lagi. Memang kami yang sudah mengganggumu."Dia bicara sambil menitikkan air mata, Sophie tampak seperti bunga cantik yang layu.Tiara memeluk Sophie dan menangis tersedu-sedu."Mama jangan me

  • Suami dan Anakku Direbut Sahabatku   Bab 2

    Michael tidak menyangka aku bahkan sudah mengemasi barang bawaanku, jadi dia bergegas menghentikanku.Tiba-tiba, terdengar pintu utama terbuka.Detik berikutnya, Sophie masuk sambil menggendong putrinya, Tiara Mischa.Aku tidak menyangka ternyata kunci rumah kami yang menggunakan sistem sidik jari, ternyata bisa dibuka juga olehnya.Padahal jelas-jelas aku sudah memberi tahu Michael kalau aku tidak ingin melihat Sophie di rumah ini.Aku membencinya! Wanita yang sudah memfitnahku dan merebut segalanya dariku!Tapi yang jelas, Michael tidak mengindahkan kata-kataku.Saat melihatku, ekspresi Sophie berubah, dia memasang tampang sedih."Narella ...."Tiara yang ada di sampingnya langsung bersembunyi di balik ibunya, seolah dia sudah bertemu dengan binatang buas saat melihatku."Tante Narella, jangan pukulin mamaku."Aku menatap dingin gadis kecil yang baru berusia sepuluh tahun ini. Dia terlihat sangat polos.Namun, anak ini juga yang sudah menuduhku memukuli Sophie di rumah orangtuaku.Ha

DMCA.com Protection Status