Share

Suami dan Anakku Direbut Sahabatku
Suami dan Anakku Direbut Sahabatku
Penulis: Daliah Wahidah

Bab 1

Di tahun kesepuluh pernikahanku, mantan sahabatku memposting sebuah foto.

Putrinya dan putraku masing-masing digendong olehnya dan suamiku.

Keempat orang itu berdiri berdekatan dan di bawah foto itu tertulis:

"Sudah sepasang 'kan anak-anak kami?"

Aku berkomentar untuk foto itu, Pasangan yang sempurna.

Detik berikutnya, postingan itu dihapus.

Keesokan harinya, suamiku bergegas pulang dan bertanya padaku, "Susah payah aku membuat kondisi Sophie membaik, kenapa kamu malah cari ribut?"

Putraku bahkan mendorong dan menuduhku, "Ini semua salahmu! Tiara, adikku jadi menangis."

Aku mengeluarkan surat cerai dan melemparkannya ke wajah mereka.

"Ya, ini salahku! Jadi biar aku yang pergi, semoga kalian berempat jadi keluarga bahagia!"

...

Surat cerai ini baru kucetak setengah jam yang lalu.

Sebelum itu, aku duduk di sofa ruang tamu semalaman.

Di meja makan terjadi selusin hidangan lezat yang kusiapkan dengan sepenuh hati, tapi tidak ada sedikit pun yang tersentuh.

Kue bertema Ultraman sudah meleleh dan tak bisa dikenali lagi.

Kemarin adalah hari ulang tahun anakku, Andy Baskara.

Suamiku, Michael Baskara, sengaja menyuruhku menyiapkan pesta di rumah karena dia akan membawa Andy untuk merayakan ulang tahun di rumah.

Aku terus menunggu, namun yang kudapat adalah postingan Sophie tadi.

Konyol sekali.

Michael tidak menyangka aku akan menyebut tentang perceraian. Dia mengerutkan kening dan langsung merobek surat cerai itu dengan kesal.

"Narella, mau berbuat onar apalagi kamu? Aku 'kan cuma lupa ngomong ke kamu kalau aku bawa Andy ke tempat Sophie."

Setelah berkata demikian, Michael melirik makanan yang tersaji di atas meja, dia pun terlihat agak bersalah.

Michael melunakkan nada bicaranya dan berkata.

"Sudahlah, maaf semalam aku lupa ngabarin kamu. Aku yang salah, lain kali aku akan lebih teliti."

"Biar aku yang bersihin meja ini, kamu istirahat dulu aja sebentar. Nanti siang aku ajak kamu dan Andy makan di luar."

Michael selalu seperti ini, menyogokku dengan tawaran manis setelah menampar wajahku.

Aku tahu aku sudah keterlaluan, tapi aku tidak akan minta maaf karena aku akan memberi jalan untukku mundur perlahan.

Kalau tidak begitu, dia akan mengajakku perang dingin sampai aku sendiri yang tidak tahan dan mengalah padanya.

Dulu aku memang akan mengalah, tapi kali ini aku langsung mengambil surat cerai lainnya, lalu melemparkannya ke meja.

"Aku cetak banyak banget kok, robek saja sebanyak yang kamu mau."

Michael sangat marah, dia langsung membanting piring ke lantai.

Dia menatapku dengan tidak sabar dan berkata, "Kamu cuma iri 'kan karena Andy lebih suka Sophie, 'kan?"

"Narella, jangan lupa. Kamu itu berutang sama dia!"

"Aku dan Andy harus merawat Sophie dan putrinya, karena kamu harus menebus kesalahanmu!"

Menebus kesalahan? Apa salahku?

Sophie adalah sahabatku. Suatu hari saat liburan musim panas, dia mengajakku jalan-jalan.

Sore harinya saat kami hendak pulang, aku mau melewati jalan besar sedangkan Sophie ingin lewat jalan kecil. Dia bilang temannya sedang menunggunya di persimpangan.

Jadi, kami pisah jalan.

Namun keesokan paginya, Michael bergegas ke rumahku dan mencengkeram kerah bajuku.

Dia bertanya kenapa aku tidak menelepon polisi, kenapa aku tidak peduli pada Sophie?

Aku bingung. Barulah setelah itu aku tahu kalau Sophie sudah diperkosa para preman di jalan kecil yang dia lewati kemarin.

Sophie mengaku, dia mengalihkan para preman itu supaya menjauhiku. Namun alhasil malah dia sendiri yang celaka.

Sophie berbohong.

Aku berusaha membela diri mati-matian, tetapi tidak ada yang memercayaiku. Ditambah kamera pengawas jalan waktu hari itu rusak, jadi aku yang disalahkan.

Sejak itu, aku menjadi orang berdosa di mata semua orang.

Orangtua memarahiku yang sudah tega dengan teman sendiri, Michael menyalahiku karena tidak punya hati nurani.

Mereka memberikan seluruh cinta yang seharusnya jadi milikku pada Sophie dan mengatasnamakan semua ini sebagai penebusan kesalahan.

Mereka bahkan membawa anakku pergi, mereka bilang aku nggak beretika dan tidak pantas mendidik anakku.

Itulah sebabnya hubunganku dan Andy merenggang hebat.

Tapi jelas-jelas aku sangat mencintainya, jelas-jelas aku berusaha keras memperbaiki hubungan di antara kami.

Aku menatap Andy yang juga sedang menatapku saat ini.

Tatapannya terlihat dingin dan jijik, seolah aku adalah musuhnya.

"Kamu menghancurkan hidup papa dan Tante Bibi Sophie. Kalau nggak ada kamu, Tante Sophie yang jadi mamaku!"

Tubuhku limbung, aku merasa sangat sedih,

"Siapa yang ngasih tahu kamu hal ini?"

Andy mengerutkan kening, "Memangnya aku salah?"

Aku melirik Michael.

Sudah di saat seperti ini saja, bisa-bisanya aku berharap dia memberikan penjelasan.

Namun, Michael hanya menghindari tatapanku.

"Andy pikir, kalau kejadian itu nggak terjadi, aku akan menikah sama Sophie."

Kalau dulu, aku pasti akan bertanya pada Michael kenapa dia tidak menjelaskannya pada Andy.

Jelas-jelas Michael adalah kekasih masa kecilku, jelas-jelas aku yang mengenalkannya pada Sophie, jelas-jelas aku adalah pacarnya ....

Tapi sekarang, aku tidak peduli lagi.

Aku tidak peduli apa yang Andy pikirkan tentangku, yang jelas mulai sekarang kami tidak akan saling berhubungan lagi.

Aku menyeret koperku keluar pintu.

"Kalau sudah dipikir baik-baik, kita ketemu di kantor sipil."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status