Share

Bab 5 Tiba-tiba Ditagih Hutang

"Saya bisa membayarnya."

Mas Giora mengatakan itu di depan Martin. Dia terlihat sedikit serius sambil mengepalkan tangannya. Sepertinya dia marah dan tidak suka dengan Martin.

Martin malah tertawa ketika mendengar penuturan dari Mas Giora barusan. Dia terlihat sangat meremehkan, bahkan aku tidak yakin sama sekali dengan hal ini.

"Apa aku tidak salah dengar? Kamu mau membayar hutang? Laki-laki miskin seperti kamu yang hanya jualan ikan saja memangnya gajinya berapa?" sindirnya sambil mendorong Mas Giora.

"Saya akan membayar semua hutang tersebut, jadi lebih baik kamu pergi dari sini," usir Mas Giora yang sepertinya sudah dibuat kesal sekarang.

Aku hanya melihat Mas Giora dengan sekilas saja. Dia benar-benar berani ketika melawan Martin sekarang.

"Kamu mau jadi seorang gigolo untuk membayar hutangmu itu, Giora. Tapi bagus sih, biar istrimu merasa jijik ketika melihatmu nanti," sindir Martin.

Bugh

Mas Giora memukul Martin dengan sedikit keras. Aku langsung menahan tangan Mas Giora, aku tahu sifat orang seperti Martin kaya gimana. Dia bisa saja melaporkan ke polisi dengan laporan penganiayaan.

"Hentikan!"

Aku tidak mau kalau sampai Mas Giora jadi seperti ini. Bahkan aku juga tidak yakin kalau hal ini akan terjadi dengan dirinya.

"Sialan kamu Giora. Awas saja kalau kamu tidak bisa membayar hutang itu. Aku akan mengambil istrimu," ujar Martin yang pergi dengan begitu saja setelah mendapatkan pukulan dari Mas Giora.

Aku hanya bisa menghela napasnya panjang setelah mendengar hal ini. Lalu aku mengajak Mas Giora masuk ke dalam rumah untuk mendiskusikan tentang ini semuanya.

Justru aku merasa kalau ada hal yang harus dilakukan dengan baik sekarang. Dia juga tidak akan melalukan sesuatu yang buruk. Aku menarik tangan Mas Giora dengan erat, ada rasa yang membuat aku malah merasa gelisah sekarang.

"Bagaimana ini Mas, kenapa juga tadi kamu menyanggupinya untuk membayar hutang ibu. Harusnya kamu tidak bilang seperti itu," kataku yang merasa kasian dengan nasib Mas Giora.

Lagi-lagi dia yang harus menanggung hutang dari ibu. Kenapa juga ibu harus berhutang dengan Martin. Laki-laki itu seperti berani melakukan sesuatu dengan dirinya.

"Aku berusaha untuk melindungi kamu tadi, tentang hutang itu. Biar nanti aku yang pikirkan," ujar Giora yang berusaha untuk meyakinkan diriku.

Justru aku sendiri pun tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Terlebih Mas Giora mengatakan itu sendiri. Dari mana kita akan membayar hutang itu? sedangkan aku tahu berapa penghasilan Mas Giora selama ini.

"Tapi kita kita punya uang Mas. Bagaimana cara Mas Giora membayar semuanya," ujarku merasa kasian pada Mas Giora yang harus membayar semua hutang ibuku.

Mas Giora menggenggam tanganku dengan lembut. Seolah meyakinkan aku kalau semuanya baik-baik saja. Padahal ini adalah masalah besar untuk kita berdua, bahkan aku sendiri saja kebingungan dengan uang yang begitu banyak. seratus juta itu bukan uang kecil untuk kita yang memang berpenghasilan kecil.

"Kamu tenang saja, Mas akan melalukan semuanya demi kamu. Kita pasti akan bisa melunasi semuanya."

"Dengan cara apa?" Tanyaku dengan khawatir. Takut Mas Giora akan melalukan yang dikatakan oleh Martin untuk menjadi seorang gigolo. Aku tidak mau kalau dia sampai melakukan hal itu.

"Nanti aku akan memikirkan caranya seperti apa. kamu tidak usah khawatir Lisa." Mas Giora seolah meyakinkan aku atas semuanya. Justru aku malah yang dibuat khawatir dengan rencana tersebut.

"Jangan melakukan hal yang aneh-aneh, nanti aku akan membantu berbicara dengan ibuku." Siapa tahu saja setelah aku berbicara dengan ibu, dia tidak akan memberikan kita beban dan mengembalikan uang Martin.

"Tidak usah, Lisa. Nanti yang ada ibumu malah semakin marah dan tidak merestui hubungan kita." Mas Giora seperti mencegahku, aku tahu kalau dia mungkin khawatir denganku.

"Tetapi Mas Giora. Kali ini ibu benar-benar sudah keterlaluan. Apalagi dengan menjadikan aku sebagai istri dari Martin. Aku tidak akan membiarkan semuanya terjadi," ujarku.

"Mas tahu, lebih baik kamu istirahat yah. Biar Mas pikirkan nanti cara membayar hutang pada Martin."

Aku hanya mengangguk agar Mas Giora percaya. Setelah itu aku memutuskan untuk pergi ke dapur. Mas Giora masuk ke dalam kamar dan dia sepertinya hendak akan mandi.

Aku hanya melihat dengan sekilas saja. Sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengambil ponselku dan menghubungi ibuku.

"Hallo Bu."

"Kenapa Lisa? Kamu mau pinjam uang dengan ibu?"

Aku kesal ketika mendengar hal tersebut, justru aku ingin marah karena ibu yang berhutang dengan Martin. Terlebih menjadikan aku sebagai jaminan menjadi istri laki-laki tersebut.

"Berhenti main-main Bu. Aku tahu kalau ibu sekarang punya uang karena meminjam pada Martin bukan?" ujarku.

Ibu malah terdengar tertawa dari balik suara telepon. Dia seperti bahagia sekali ketika aku membahas tentang hal ini.

"Kalau iya, memangnya kenapa? Apa kamu merasa keberatan sekarang Lisa?"

"Bu, berhenti membuat masalah. Martin tadi ke sini datang, kenapa ibu menjadikan aku sebagai jaminan jadi istrinya," umpatku kesal.

"Kamu tidak suka? Bukannya bagus kalau kamu menikah dengan Martin dan menceraikan Giora. Laki-laki itu sudah tidak berguna sama sekali, Lisa. Kamu harus tahu itu!"

Aku hanya mengumpat kesal ketika mendengar hal tersebut. Benar-benar tidak habis pikir dengan semuanya.

"Aku mencintai Mas Giora dan selamanya aku akan tetap bersama dengan Mas Giora. Aku tidak akan mau menjadi istri dari Martin."

"Bagus kalau begitu, kamu harus membayar utangku kalau begitu. Kalau kamu tidak bisa membayar semuanya, maka kamu harus menikah dengan Martin."

"Bu, kenapa tega sekali memberikan pilihan yang sulit," kataku sambil menangis. Benar-benar tidak habis pikir dengan ibuku sekarang. Dia sampai bertekad melakukan itu semuanya.

"Kenapa Lisa? Apa kamu tidak bisa memenuhi syarat itu? Ah aku lupa suami kamu laki-laki miskin yang tidak bisa membayar hutangnya. Kalau begitu tidak ada pilihan lain sekarang. Kamu harus menikah dengan Matin dan menceraikan Giora."

"Mas Giora sudah janji akan membantu untuk melunasi hutang ibu, jadi aku tidak akan mau cerai dengannya," ujarku dengan ragu sebenernya. Bagaimana Mas Giora bisa membayar hutang ibu yang begitu banyak.

Pekerjaan saja hanya berjualan ikan, bahkan dia tidak bisa membuat apapun yang buruk sekarang. Dia tidak habis pikir kalau semuanya jadi seperti ini.

"Mau bantu bayar dengan apa dia? Pria miskin tidak berguna. Bukannya aku sudah pernah bilang padamu Lisa. Untuk menceraikan suamimu itu, kamu masih saja ngeyel dan tidak mau mendengarkan perkataan ibumu ini. Terserah kamu jika ingin memilih suami miskin kamu itu, tetapi jika dia tidak bisa bayar, maka kamu harus menceraikannya."

Aku langsung mematikan ponsel secara sepihak karena merasa kesal, kenapa ibuku sampai bilang seperti itu. Sampai aku menoleh kebelakang, entah kenapa aku merasa kalau ada orang yang mendengar pembicaraanku tadi.

Mungkin hanya perasaan aku saja, Mas Giora kan tadi ke kamar dan pasti dia akan langsung mandi membersihkan diri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status