Share

Bab 6 Mandi Bersama Mas Giora

Pagi hari yang begitu cerah. Aku masih memeluk Mas Giora dengan hangat, laki-laki itu masih pulas dalam tidurnya dan seketika aku ingin menggodanya.

"Mas bangun."

Aku membisikan sesuatu di telinganya agar dia bangun. Terdengar suara serak yang seperti candu itu, dia memeluk diriku dengan erat.

"Mas pagi Lisa."

"Iya, Mas Giora biasanya selalu bangun pagi. Kenapa sekarang terlihat susah bangun," ujarku heran dengan suamiku.

Seketika Mas Giora langsung bangun, dia menatap kearah diriku. "Maaf Lisa."

Aku akhirnya memutuskan untuk ikut bangun juga. "Mas Giora tidak usah meminta maaf seperti itu. Memangnya Mas Giora punya salah denganku?" tanyaku dengan heran.

"Ah tidak, aku akan bekerja mencari uang untuk melunasi hutangku," ujar Mas Giora.

Aku jadi merasa bersalah karena sudah membebankan semuanya pada Mas Giora. Lagian semuanya juga bukan sepenuhnya salahku.

"Maafkan ibuku yah Mas. Kita jadi semakin susah," ujarku sambil menundukkan kepalanya.

Mas Giora malah memelukku dengan erat. Dia berusaha untuk menenangkan aku dengan baik. "Tidak apa Lisa. Aku pasti akan secepatnya mengumpulkan uang itu."

Raut wajah Mas Giora justru terlihat sedikit tenang. Aku jadi merasa lega karena sudah melihat dia dengan sekilas. Setidaknya semuanya sudah jadi lebih baik sekarang.

"Mas Giora yakin?" tanyaku sedikit ragu.

"Tidak usah dipikirkan, nanti akan aku selesaikan dengan baik. Aku tidak akan membiarkan kamu menikah dengan Martin."

Aku langsung memeluk Mas Giora dengan mesra. Siapa juga yang mau menikah dengan Matin, laki-laki yang terlihat angkuh dan pasti akan melakukan kejahatan.

"Lagian aku juga tidak mau kalau menikah dengan Marina. Aku cukup mencintai suamiku," kataku sambil menggoda Mas Giora yang kini tersenyum padaku dengan manis.

Aku tidak menyangka sama sekali ketika melihat Mas Giora yang pasti akan merasa senang setelah ini. Aku juga lega ketika semuanya jadi lebih baik.

"Kamu juga bisa gombal Lisa."

"Iya dong, aku gombal hanya sama Mas Giora saja," kataku dengan bangga.

Aku merasa senang ketika hubungan antara aku dengan Mas Giora sudah menjadi lebih baik.

"Sekarang kita bangun yuk. Aku akan mandi dulu," ujar Mas Giora.

Aku memeluk Mas Giora dari belakang, seolah aku tidak mau kehilangan laki-laki tersebut. Walaupun dia laki-laki miskin tetapi aku tetap senang bisa berada dekat dengan laki-laki itu.

"Mandi bersama yuk?" ajakku dengan menggoda dirinya.

Mas Giora malah tersenyum miring dan dia langsung mengendong diriku secara tiba-tiba. Jujur saja aku sedikit terkejut dengan tingkahnya yang satu ini. Bahkan dia tidak menyangka sama sekali.

"Mas."

Aku memekik pelan, padahal aku bermaksud untuk menggodanya saja tadi. Tetapi Mas Giora malah mengganggap itu dengan serius. Dia membawa diriku ke kamar mandi kita berdua.

Mas Giora mengambil gayung berbentuk hati yang memang sengaja aku beli di pasar kemarin. Gayung yang memang terlihat legend karena sudah banyak dipakai oleh orang-orang banyak lainnya.

Aku yakin di rumah kalian semuanya juga punya. Lalu aku kembali menatap kearah Mas Giora.

Deg

Astaga Mas Giora sudah hampir membuka bajunya dan memperlihatkan tubuhnya kekarnya. Pemandangan yang begitu sangat luar biasa.

Jangan sampai dia melihat air liurku menetas hanya karena melihat hal ini. Sungguh aku benar-benar dibuat malu dengan hal ini.

"Mas Giora," suaraku sudah mulai parau.

Sial, ini memang sedikit agak memalukan. Bahkan sekarang Mas Giora sudah menuntun tanganku pada tubuh kekarnya. Benar-benar menggoda imanku saja. Padahal niatku tadi hanya bercanda, tetapi dia malah menganggap semuanya dengan serius.

"Kenapa hm? Ayo usapkan aku sabun."

Mas Giora menggodaku dengan lembut, sialan suamiku ini. Benar-benar tidak tahan dengan hal ini. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil sabun dan mengusap tubuhnya.

"Ingat untuk hanya memperlihatkan tubuh kekar ini padaku saja, jangan pernah memperlihatkan pada wanita lain," ujarku dengan nada sedikit mengancam. Enak saja kalau suamiku ini memperhatikan tubuh kekarnya pada orang lain. Jelas aku tidak mau kalau semuanya terjadi seperti ini.

Mas Giora malah tertawa ketika aku mengatakan hal itu padanya. Lalu dia mencolek pipiku dengan lembut.

"Kamu bisa posesif juga Lisa," ujar Mas Giora yang malah menggodaku.

Aku mencebikan bibir ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Mas Giora barusan. "Memangnya aku salah menggoda suamiku sendiri?" tanganku dengan berani.

Mas Giora memberikan kecupan di bibirku dengan sekilas. Sebelum akhirnya dia kembali berbicara sambil melirik kearah diriku.

"Baiklah, aku akan memperlihatkan ini semuanya hanya padamu seorang," ujar Mas Giora yang langsung mengambil alih sabun yang ada di tanganku tadi.

"Janji yah," ujarku.

"Iya janji."

Mas Giora mengatakan itu sambil membasuh bajuku dengan air, dia mencoba untuk membuka pakaikan yang aku gunakan.

"Mas," ujarku ketika merasa dingin.

"Sini gantian giliran aku yang mengusap dirimu dengan sabun Lisa."

Mas Giora hanya mengatakan itu sambil mengedipkan matanya. Aku merasa bahaya sekarang. Sebelum akhirnya aku berdiri dan hendak akan pergi.

Tetapi sial karena lantai yang begitu sangat licin, aku hampir saja terjatuh dari sana. Beruntung sekali karena Mas Giora lebih sigap menahan tubuhku agar tidak jatuh.

"Mas Giora."

Aku benar-benar merasa gugup sekarang, terlebih sekarang aku berada di dalam pangkuan pria itu.

"Makanya jangan kabur-kaburan kaya gitu. Kewalat kan kamu sekarang. Hampir saja kamu terjatuh tadi. Beruntung sekali aku bisa membantu menyelamatkan kamu tadi. Kalau tidak, bagaimana dengan nasibmu selanjutnya," ujar Mas Giora.

Aku hanya bisa tersenyum sekilas ketika mendengar omelan dari Mas Giora barusan. Aku menyadari kesalahanku sekarang. "Maaf yah Mas."

"Sekarang diam dan jangan banyak gerak. Biar aku yang sabuni," ujar Giora yang kini hendak akan menyabuni tubuhku.

Sampai akhirnya aku merasa sesuatu yang sedikit agak tegang disana. Pipiku langsung memerah ketika sadar akan hal tersebut.

Mas Giora langsung menyatukan bibirnya padaku dengan lembut. Aku bahkan tidak tahu kalau dia akan berpikir seperti ini. sampai pada akhirnya kita berdua mandi bersama dan aku merasa senang karena bisa menghabiskan waktu berdua bersama dengan suamiku tercinta. Terlepas dari masalah kami yang memang begitu rumit.

"Kamu tenang saja Lisa. aku bisa melunasi suaminya," bisik Mas Giora pada telingaku dengan sedikit agak sensual.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status