Share

Bab 87. Bukti Masih Belum Cukup Kuat

“Es krim-nya enak?” tanya Niko.

“Enak.” Echa mendekatkan tubuhnya di telinga Niko. “tapi enakan punyamu.”

Niko menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak terasa kering. Dia merasa darah di sekejur tubuhnya menderu-deru.

Echa terkekeh pelan melihat ekspresi Niko ini.

Niko pun membisikkan sesuatu di telinga Echa, “Kita makan dulu, abis itu kita bertempur di rumah.” Dengan malu-malu istrinya menganggukkan kepala.

Mereka pun menuju salah satu tempat makan yang ada di lantai itu juga.

Saat mereka makan bersama, mereka saling bertatapan mesra hingga seseorang menepuk pelan pundak Echa dari arah belakang.

“Echa?” sapa seorang wanita.

“Susi?” sapa Echa. Dia tampak senang bertemu temannya itu. “sudah lama aku nggak bertemu denganmu. Kapan balik dari Amerika?”

“Aku baru balik seminggu yang lalu. Sekalian mau tetap tinggal di sini,” jawab Susi sambil menarik kursi di sebelah Echa, kemudian dia menatap pada Niko yang duduk di depan. “Kamu Niko, ‘kan?”

Niko hanya mengangguk.

“Iya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status