Share

Bab 90. Mengambil Keputusan Yang Salah

“Echa, ngapain kamu pungut lagi sampah itu?” Hesti melarangnya. “Nggak jijik kamu?”

Echa mengangkat pandangannya. Dia menatap Hesti dengan wajah marah, “Aku capek ngadepin Mama.” Air mata tumpah dari kedua sudut matanya.

“Mama pulang, Echa nggak mau lihat Mama lagi.” berulang kali dia sekuat tenaga menahan emosinya.

“Ya mana uangnya buat ongkos? Mana uangnya buat Mama makan?” Masih detik ini, Hesti sedikitpun tidak merasa bersalah.

Echa berdiri sambil menghapus air matanya. Dia menghela napas dalam-dalam.

“Gini ya, Ma. Kalau Mama nggak mau pulang, dengan terpaksa Echa manggil satpam di perumahan ini untuk ngusir Mama.”

“Echa?” Hesti terperanjat. “kamu mau–”

“Maaf, Ma. Echa sudah capek,” potong Echa terlihat begitu frustasi. “Mama, jangan temui Echa lagi. Anggap saja Echa sudah mati.”

Hesti terdiam sejenak, merasa kalimat ini adalah sebuah ancaman yang nyata.

“Aku punya uang 100 ribu,” sahut Niko sambil melangkah masuk ke ruang tengah dan menghampiri Hesti.

“Ini cukup untuk ongkos dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status