Beranda / Urban / Suami Super Kaya / Bab 73. Echa Mual

Share

Bab 73. Echa Mual

Penulis: imam Bustomi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Hueek!” Echa menunduk di atas closet yang terbuka. Niko mendekati dari belakang dan mengusap tengkuk beserta punggungnya.

“Sayang, kamu kenapa?” tanya Niko lembut.

“Paling aku masuk angin, Mas … Ah, lupa. Aku belum makan dari tadi siang. Mungkin ini penyebabnya,” jawab Echa, lalu membasuh mulutnya.

“Duh, habis ini makan, ya.”

“Iya, Mas.”

“Sepertinya kamu nggak demam,” ucap Niko sambil memegang kening istrinya. “terus perutmu kembung, nggak?”

Echa menggeleng pelan, “Nggak, Mas.”

Niko berlanjut menekan area ulu hati sang istri, “Sakit?” dan istrinya menggeleng.

“Kalau inimu?” Tangan Niko beralih memegang gunung kembar milik istrinya.

“Aww …. Hish tanganmu nakal.” Echa tersenyum. Dia membalikkan badan dan menatap suaminya penuh cinta.

“Nyeri nggak?”

“Sedikit nyeri sih.” Dia melihat Niko mengatupkan mulutnya, melihat raut tampan yang terlihat bingung.

Niko mengeryit. Yang terjadi pada Echa saat ini bukan gejala dari sakit maag dan masuk angin, tapi menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

“Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Provi Hananta
sambungannya mana om author, jangan terlalu lama, banyak yang nunggu
goodnovel comment avatar
Wong Pitue
bagus.....
goodnovel comment avatar
Ilham Sabara
sudah lah niko hentikan aja sandiwaranya,,, biar echa dulu yg tau siapa dirimu,,, kalau mertua biar nanti2 aja taunya,,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suami Super Kaya   Bab 74. Pengorbanan Suaminya

    “Mas kok bisa ada di sini? Tadi ‘kan masih di bawah?” tanya Echa.“Oh aku tadi naik lift Eksekutif,” jawab Niko jujur.“Loh, ‘kan.” Echa heran.“Ehem …” Danang berdehem pelan untuk menarik perhatian suami-istri itu. “aku bertemu suamimu di bawah. Jadi sekalian kami naik satu lift.”Echa mengangguk-angguk, “Oh, gitu.”“Duduklah. Bukankah ada yang mau dibicarakan?” tanya Danang.“Oh, Iya, Pak.” Seketika Echa melangkahkan kakinya. Dia memilih duduk tepat di samping suaminya.Echa menoleh ke samping saat Niko tiba-tiba berdiri, “Mas mau ke mana?” “Urusanku sudah selesai. Sekarang giliranmu. Good luck,” jawab Niko dengan senyuman kecil, kemudian dia beralih menatap Danang. “terima kasih, Pak.”“Sama-sama.”Echa sedikit kesal melihat Niko keluar dari ruangan, padahal dia berharap sang suami menemani dirinya untuk menghadap Danang.“Jadi, gimana? Ada keperluan apa kamu menemuiku?” tanya Danang.DEG!Pertama, Echa menerbitkan senyuman dan mencoba bersikap senormal mungkin, “Pak, maaf sebelum

  • Suami Super Kaya   Bab 75. Yang Membayar Hutang Bank

    Niko dan Echa memutuskan pergi ke rumah orang tuanya untuk bertemu dengan pihak bank Bunapin.Baru menginjakkan kaki di sana, Niko langsung disambut dengan nada tinggi sang mertua, “Sampah nggak tahu diri! Ngapain kamu ikut-ikutan ke sini! Keluar, sana! Ini bukan urusanmu!” Detik ini Hesti masih belum mengetahui bahwa hutang-hutangnya sudah dilunasi oleh menantu yang dihina-hinanya.“Mas Niko suamiku, Ma. Urusanku juga menjadi urusannya,” sahut Echa sambil melirik seorang lelaki yang sudah duduk nyaman di sofa. “kenapa Mama lebih menghormati orang asing dibandingkan menantu Mama sendiri?” sindirnya.“Echa, jaga mulutmu!” Hesti memarahi anaknya dengan suara pelan. “jangan bikin dia tersinggung.”Laki-laki itu tak lain adalah Berry. Dia bersandar santai di punggung sofa. Kakinya terlipat. Tangannya datar di atas paha. Raut wajahnya puas bak atlet yang sebentar lagi akan menerima medali juara dunia. Menganggap dirinya sudah berhasil membuat Echa tak berkutik menerima tawarannya.“Echa,

  • Suami Super Kaya   Bab 76. Pengorbanan Menantu Yang Tak Dianggap

    “Kamu menantangku?” tanya Berry sambil mengeluarkan ponsel miliknya, bermaksud untuk menakut-nakuti Niko.“Aku tidak bilang begitu. Tapi jika kamu ingin melaporkan, silahkan. Sekalian gandeng wartawan,” jawab Niko–santai.“Sudah dengar, ‘kan?” Echa menyambung. “selagi suamiku tidak salah, suamiku tidak takut.”Berry menciut. Pasalnya jika menggandeng wartawan, nama baik STAR Group bisa terseret jika laporannya tidak terbukti.Hesti mengernyit melihat ekspresi Echa. Sepertinya anaknya itu tahu segalanya.“Echa, jelaskan sama Mama. Sampah ini dapat uang miliaran rupiah dari mana? Bukannya keuntungan investasinya sudah ludes?”Echa sejenak menoleh pada suaminya dengan tatapan penuh cinta, sudah saatnya Mamanya menerima Niko sebagai menantu satu-satunya di keluarga ini.“Mama heran ‘kan melihat orang yang sering Mama remehkan ternyata bisa membantu kita?” tanya Echa dan Hesti hanya terdiam. “Ma, sebenarnya mulai hari ini Niko diterima kerja sebagai asisten direktur WARA Corp,” ungkapnya d

  • Suami Super Kaya   Bab 77. Bersitegang

    “Mama jahat! Mama nggak punya hati!” pekik Echa dengan wajah berlinang air mata. “lebih baik Echa pergi dari sini! Echa nggak mau ketemu Mama lagi!”“Apaan sih?” Hesti juga berdiri–kesal. “Mama ngelakuin ini semua demi kebahagiaan kamu! Yang bisa ngebahagiain kamu itu–”“Bukan demi kebahagiaan Echa, tapi demi keuntungan Mama sendiri,” potong Echa.“Echa kamu mulai berani melawan Mama?!” suara Hesti meninggi. Kali ini dia benar-benar marah.“Ini bukan kedurhakaan, Ma. Taat dan berbakti kepada orang tua ada batasannya,” balas Echa. “jika orang tuanya bersikap sewenang-wenang terhadap anaknya, apalagi mengajarkan hal keburukan, haruskah anaknya berbakti? Mama harus instrospeksi diri.”“Echa, kamu!” Hesti yang emosi bergerak maju dan mengarahkan tangan kanannya ke wajah Echa. “anak durhaka!”Niko selalu melindungi Echa. Dia menangkap tangan Hesti di udara, “Jangan, Ma.”“Jangan ikut campur, Sampah! Echa, anakku!” mata tajam Hesti menghunjam Niko. “Echa, istriku,” balas Niko sambil melepa

  • Suami Super Kaya   Bab 78. Bagaikan Tebu

    “Minta maaf? Bahkan aku ingin melemparkannya ke sarang buaya,” balas Echa sambil menatap Berry dengan tatapan berani.Lagi-lagi Hesti tercengang. Wajahnya berkeringat dingin, “Echa, sadar! Jangan teruskan kegilaanmu!”Berry mengepalkan tangannya kuat-kuat, “Sepertinya kamu perlu dikasih pelajaran Echa.” Berry melangkah maju menghampiri Echa dengan wajah merah padam, tapi langkahnya mendadak terhenti kala melihat seorang laki-laki yang berdiri di samping Echa tampak menatapnya dengan aura dingin yang begitu mengerikan.“Satu helai saja kamu menyentuh istriku, aku tidak jamin kamu bisa pulang malam ini,” ucap Niko–dingin.Tak mau kalah, Berry mengintimidasi lelaki itu, “Kamu tahu siapa aku, ‘kan? Jika kamu ingin selamat, jangan ikut campur. Kalau perlu serahkan istrimu kepadaku!”Niko menjawabnya dengan tatapan mematikan, dan itu sudah cukup membuat Berry gentar.Di titik ini, Echa memasang senyuman sopan, lalu mengangkat ponsel di tangannya, “Semua omonganmu terekam di sini.”seketika

  • Suami Super Kaya   Bab 79. Permintaan Mertuanya

    “Mama?” Mata Echa terfokus pada layar ponsel. Dia seketika kesal.Dia kemudian mengangkat telepon itu, “Apa lagi, Ma?” “Mama ada di perumahan Grand Asri. Cepat keluar. Yang mana rumah temannya?”Echa menghembus napas-kesal, “Ngapain sih, Ma? Apa yang perlu dibicarakan lagi? Sudah kubilang aku nggak akan menerima tawaran Berry.”“Mama nggak perlu sama kamu. Mama ingin bicara 4 mata dengan suami sampahmu itu. ”“Apa yang mau–”“Jangan banyak ngomong. Di mana rumahnya?”“Aku tinggal di rumah no 23, sebelah timur,” jawab Echa dengan nada malas.Tak lama kemudian, Niko berjalan ke arah pintu rumahnya yang diketuk berulang kali. Saat pintu terbuka, dia melihat Hesti berdiri dengan tatapan kebencian. Dia menjulurkan tangannya kepada sang mertua tapi tidak dihiraukan sama sekali.Bahkan Hesti tiba-tiba menepis tangan Niko sambil berkata, “Nggak usah sok ramah.”“Ma, ada apa Mama malam-malam ke sini?” tanya Echa sambil berjalan mendekat. Nada bicaranya kentara jelas tidak suka dengan kedatang

  • Suami Super Kaya   Bab 80. Kompetitor Bermain Curang

    Echa mencoba melupakan kejadian buruk kemarin malam. Hari ini dia dan suaminya berangkat kerja bersama dengan penuh semangat.Sesampai di WARA Corp, mereka bertemu dengan Yono dan Dito yang sedang memegang sebuah maps cokelat.“Rapi banget pakai jas dan dasi segala. Mau melamar kerja? Haha percuma nggak bakalan diterima,” ejek Dito.“Aku saranin ngelamar di posisi ob aja biar peluang diterimanya lebih besar,” sambung Yono dengan tatapan meremehkan. Kemudian kedua orang itu tertawa keras.Niko menghiraukan, tapi tidak dengan Echa. Dia sangat gatal untuk membungkam mulut mereka.“Oh, ya? Teman yang kalian remehkan ini nggak perlu melamar kerja lagi. Teman kalian yang hina-hina ini sudah menjadi asisten direktur WARA Corp.”Dito dan Yono terdiam sejenak, tapi seperkian detik berlalu tawa mereka kembali terdengar keras.“Aduhhh Kak Echa ini bisa aja. Jangan segitunya dong ngebela suaminya,” ejek Dito.“Staff akuntan masih logis. La ini asisten direktur, ya nggak logis sama sekali. Terlalu

  • Suami Super Kaya   Bab 81. Cucu Angkat

    “Apa aku bisa mempercayaimu?” tanya Niko tiba-tiba.“A-pa maksudmu?” Danang sedikit gelagapan, merasa Niko berpikiran macam-macam tentang dirinya. “tentu, kamu bisa mempercayaiku. Aku tidak mungkin mengkhianati kepercayaan Pak Abraham dan keturunannya.”“Oke. Kakek tidak mungkin salah memilih seseorang,” ucap Niko sambil melemparkan senyuman kecil. “Oh, ya. Bagaimana dengan perkembangan Permata Bank?”“Untuk saat ini masih dalam proses pembukaan lowongan kerja,” jawab Danang.Niko menjawabnya dengan mengacungkan jempolnya, lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan direktur.***Niko mengantongi beberapa nama yang telah dicurigainya. Saat ini dia memilih menemui Abraham, Kakeknya yang masih ada di Nusantara.“Kenapa kamu tidak meminta bantuan kepada Danang? Apa kamu tidak mempercayainya?” tanya Abraham, lalu meminum teh herbal.“Aku tidak tahu.” Niko tampak ragu-ragu. “tapi sejujurnya aku menilai Danang tidak terlalu cukup baik dalam menangani masalah-masalah perusahaan.”Abraham mengan

Bab terbaru

  • Suami Super Kaya   Bab 100. Momen Bahagia (ending)

    Echa merasakan ketegangan di dalam rumah. Setelah menerima pesan-pesan dari Tessa, pikirannya berkecamuk. Dia berusaha bertindak normal di depan Niko, meskipun hatinya bergetar.Niko, yang baru saja keluar dari kamar, menyadari ada yang tidak beres. “Echa, kamu baik-baik saja?” tanyanya, memperhatikan ekspresi wajah istrinya.Echa mengangguk, tapi suaranya bergetar, “Iya, Mas. Cuma sedikit lelah.”Niko mendekat, meraih tangan Echa. “Kamu tidak terlihat baik. Ada yang ingin kamu bicarakan?”Echa menarik napas dalam-dalam. Dia harus memberanikan diri, “Mas, ada yang ingin aku tanya. Apa kamu... ada yang ingin kamu katakan padaku?”Niko terkejut. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, “Apa maksudmu?” Echa menatapnya tajam, berusaha mencari keberanian, “Tessa menghubungiku. Dia bilang... dia tahu semuanya tentang kita.”Niko terdiam sejenak, “Echa, biarkan aku menjelaskan—”“Jelaskan apa, Niko? Tentang semua foto dan video itu? Tentang perselingkuhanmu?” suara Echa meninggi, air mata

  • Suami Super Kaya   Bab 99. Ancaman Tessa Tidak Berarti

    Tak berselang lama ada pesan susulan, [Kalau kamu ingin aku menjaga rahasiamu, temui aku nanti malam. Tessa.]Melihat suaminya tampak begitu serius menatap layar ponsel, Echa pun bertanya, “Ada apa, Mas?”“Hanya urusan kecil,” jawab Niko sambil bangkit dari tempat duduknya. “aku mau ke kamar dulu.”Niko tidak terlihat panik dengan ancaman Tessa, tahu cepat atau lambat dia harus memberitahukan identitasnya kepada sang istri.“Iya, Mas.” Echa sama sekali tidak curiga.Sambil berjalan menuju kamarnya, Niko mengirim pesan itu Ke Nita, dan setelahnya dia langsung menghubungi adik angkatnya itu.“Hallo.”“Ya, Kak?”“Kamu sudah membaca pesanku?”“Iya, Kak. Sudah. Menurutku sih Kak, mendingan kasih tahu aja kebenarannya sama Kak Echa biar nggak salah paham. Kecuali Kakak masih ragu.”Niko mengerti ucapan Nita, “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku sudah mengenal bertahun-tahun istriku.”Niko sudah memutuskan bahwa hari ini waktu yang sangat tepat untuk memberitahukan identitasnya kepada Ech

  • Suami Super Kaya   Bab 98. Cekcok antara Fikram dan Hesti

    “Aku akan menceraikanmu!” seru Fikram.Bagai disambar petir. Hesti terhenyak mendengar perkataan Fikram. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja suaminya ingin menceraikan dirinya.“Mas … Mas sadar dengan apa yang mas katakan?” tanya Hesti tak percaya. “jangan dibuat main-main loh, Mas.”“Aku sadar dan tidak main-main! Aku mau menceraikanmu, Hesti!” Fikram berkata dengan tegas tanpa keraguan. “Mas, apa salahku?! Jangan ngaco kamu, Mas!” Suara Hesti lebih tinggi dari suaminya. “Sembuh-sembuhnya kamu malah kayak gini!”Fikram menatap istrinya dengan dingin, “Kamu masih bertanya di mana salahmu? Di rumah ini banyak kaca, ‘kan? Pergi dan introspeksi dirimu.”“Aku nggak salah apa-apa! Mas yang nggak waras!” pekik Hesti, lalu menoleh pada Niko dengan wajah merah padam. “pasti kamu ‘kan yang meracuni suamiku? Pasti kamu sering mengunjungi suamiku cuma untuk menjelek-jelekkanku. Bajingan! Dendam banget kamu sama aku sampai mau merusak rumah tanggaku!”“Ini tidak ada hubungannya denga

  • Suami Super Kaya   Bab 97. Hari Kepulangan Fikram

    Tessa memasuki sebuah mall. Ketika dia menaiki lantai 3 mall, tatapannya tertuju pada seseorang lelaki dan wanita yang tampak bersenda gurau.“Niko? Dan wanita itu?” keningnya berkerut melihat kebersamaan mereka. “bukankah dia adalah seorang pelayan toko baju di mall sebelah?”Perlahan sudut bibir Tessa terangkat, “Sekarang kamu ketahuan, Niko. Rupanya wanita itu memang selingkuhanmu.”Tak ingin melewati kesempatan ini, Tessa merogoh ponsel di dalam tas kecilnya dan segera mengabadikan momen kebersamaan Niko dengan wanita itu. Kali ini dia sangat yakin bisa mengobrak-abrik rumah tangga Niko dan Echa.Yang sedang diperhatikan tengah membahas ulang tahun sang Kakek.“Kak, kurang dua minggu lagi ulang tahun Kakek. Kita harus ngasih surprise,” ucap Nita sambil memakan es krim.Niko hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya Nita mengingatkannya.“Menurut Kakak kita harus ngasih surprise apa?” tanya Nita.Niko mengedikkan bahu, “Aku tidak pandai dalam hal ini. Aku serahkan semuanya sama kamu. M

  • Suami Super Kaya   Bab 96. Belum Siap Mengungkapkan Identitasnya

    “Nita?” gumam Echa. “Nita siapa, Mas?” tanyanya kemudian.Niko sama sekali tidak terlihat panik.“Ehmm Nita adalah seorang ahli IT … seorang hacker yang membantuku mengurus permasalahan yang sedang dihadapi WARA Corp,” jawab Niko sambil mengambil ponsel miliknya.Echa mengangguk-angguk percaya.Dalam hal ini Niko berkata jujur, tapi masih belum bisa memberitahu keseluruhannya.Niko segera mengangkat telepon itu dan sengaja mengecilkan suara volume telepon agar Echa tidak mendengar suara lawan bicaranya.“Ada temuan baru lagi?”“Nggak, Kak. Aku–”“Baiklah. Besok pagi kita rapatkan bersama dengan petinggi WARA Corp,” potong Niko dan memutus sambungan setelahnya.Di seberang sana, Nita kesal suaranya dipotong dan teleponnya diputus sepihak. Padahal dia ingin menyampaikan kalau satu bulan lagi adalah hari ulang tahun sang Kakek yang ke 71 tahun. Tapi Nita mengerti, mungkin malam ini Niko sedang bersama istrinya. Lantas dia pun mengirim sebuah pesan.[Sebulan lagi adalah hari ulang tahun

  • Suami Super Kaya   Bab 95. Tidak Jauh Dari Tiga Pokok

    “Terima kasih pengertiannya. Kalau gitu kalian pulang sekarang,” sahut Niko tiba-tiba, membuat Hesti dan Sarah kesal.Harapan Hesti adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dia tidak bisa mendepak Niko dari kehidupan Echa, setidaknya lelaki itu bisa dia manfaatkan.Saat ini Sarah dilema. Tindakan anaknya yang berusaha mengambil hati Niko bisa merugikan keluarganya sendiri. Di sisi lain dia harus segera membujuk Niko untuk menyelamatkan bisnis keluarganya.“A–” Baru Hesti membuka mulutnya, suara Niko terdengar terlebih dahulu.“Mama juga pulang.” Mata Hesti seketika melotot, “Kamu juga mengusirku?! Aku ini Mama kandungnya Echa.”Niko cukup menjawabnya dengan merogoh ponsel di saku celananya. Dia menghubungi petugas keamanan perumahan.“Pak, tolong ke sini.”Hesti dan Sarah menatap Niko. Sikap tegas lelaki itu membuat mereka sedikit takut.“Aku nggak mau pulang. Aku masih ada perlunya sama anakku,” tolak Hesti geram.“Echa sudah mengirim uang 5 juta ke rekening Mama. Jadi ngg

  • Suami Super Kaya   Bab 94. Negosiasi Antara Hesti dan Sarah

    Lagi, sudut bibir Hesti terangkat. Ini adalah kesempatan emas untuk memeras Sarah.“Cuma satu miliar?” Ekspresi Hesti mengisyaratkan kalau nilai yang ditawarkan masih terlalu kecil.Sekilas Sarah mengepalkan kedua tangannya.“Baiklah aku tambahin 100 juta,” ucap Sarah.Hesti memalingkan muka sambil mendengus, menandakan dia masih belum puas.“Berapa yang kamu mau, Hesti?” tanya Sarah.Hesti menatap Sarah dengan senyuman miring dan berkata, “Tiga miliar. Aku mau tiga miliar. Dan perjanjian ini harus ditandangani di atas materai.”Hesti tidak bodoh. Dia tahu bagaimana caranya menghadapi Sarah yang sama-sama liciknya dengannya.Sementara, Echa yang berdiam diri berulangkali melihat Tessa sedang menatap Niko dengan tatapan seperti orang yang sedang jatuh cinta. “Hesti, kamu mau memerasku? Jangan gila kamu, Hesti.” Sarah tampak begitu geram.“Tante jangan keterlaluan. Jumlah yang diminta Tante nggak masuk akal,” sahut Tessa. Nada bicaranya terdengar santun.Hesti menanggapinya dengan begi

  • Suami Super Kaya   Bab 93. Wanita Licik vs Wanita Licik

    “Aku kasihan sama Niko. Dia menjadi korbanmu.” Tessa semakin bersemangat menyerang psikis Echa. “laki-laki baik seperti Niko seharusnya mendapatkan istri yang baik, bukan istri macam kamu.”Begitu juga dengan Sarah. Dia mulai ikut menekan Echa.“Kamu tuh lebih jahat dari seorang pelakor. Kamu–” kalimat Sarah terpotong oleh suara bariton milik Niko.“Bisakah kalian diam?”Karena tidak sesuai rencana, Niko keluar dan berjalan melindungi istrinya. Melihat kedatangan lelaki itu, seketika Tessa bersikap manis, “Hai, Niko. Aku cuma ingin menyampaikan fakta bahwa–”“Kalau Echa tidak mencintaiku, Echa tidak akan hamil anakku,” potong Niko sambil mendekati Echa dan memegang perutnya.Sontak Tessa dan Sarah tercengang.“Echa hamil?” Tessa tidak percaya.Kehamilan Echa adalah bencana bagi Tessa yang berusaha memisahkan pasangan suami-istri itu. Kehamilan sepupunya itu akan menjadi batu sandungannya untuk merebut Niko.Dengan bangga Echa mengakui, “Iya, aku sedang hamil anaknya Mas Niko.”Dia jug

  • Suami Super Kaya   Bab 92. Mulai Mempermainkan Keluarga Herman

    Kekehan kecil terdengar dari mulut Echa. Dia tahu suaminya hanya bercanda. Dia meyakini ada masalah yang memberatkan Herman sehingga WARA Corp tak kunjung mengirimkan produk-produknya kembali.“Dipikir-pikir kasihan juga ya, Mas. Kira-kira sampai kapan, ya?” tanya Echa.“Sampai mereka mohon-mohon sama kamu. Ini juga momen yang pas untuk balas dendam, ‘kan?” jawab Niko sambil terkekeh.“Hishh.” Echa masih menganggap Niko sedang bercanda. “nggak boleh ngomong gitu.”Sementara di depan kantor ….Sarah tampak begitu kesal. Hingga siang hari tidak ada kejelasan dari Niko. Ini membuatnya semakin yakin kalau lelaki itu sedang mempermainkan dirinya.“Sialan! Mana si Niko ini?” Sarah mondar-mandir di tempat. Sarah berjanji akan membuat perhitungan kepada Niko kelak. Ini pertama kali dalam hidupnya ada dalam situasi seperti ini. Harga dirinya merasa diinjak-injak oleh bekas seorang pembantu.“Apa kita pulang dulu ya, Ma?” Tessa pun tidak sabar menunggu.“Mama yakin dia nggak bakalan menemui ki

DMCA.com Protection Status