Home / Urban / Suami Super Kaya / Bab 81. Cucu Angkat

Share

Bab 81. Cucu Angkat

Author: imam Bustomi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apa aku bisa mempercayaimu?” tanya Niko tiba-tiba.

“A-pa maksudmu?” Danang sedikit gelagapan, merasa Niko berpikiran macam-macam tentang dirinya. “tentu, kamu bisa mempercayaiku. Aku tidak mungkin mengkhianati kepercayaan Pak Abraham dan keturunannya.”

“Oke. Kakek tidak mungkin salah memilih seseorang,” ucap Niko sambil melemparkan senyuman kecil. “Oh, ya. Bagaimana dengan perkembangan Permata Bank?”

“Untuk saat ini masih dalam proses pembukaan lowongan kerja,” jawab Danang.

Niko menjawabnya dengan mengacungkan jempolnya, lalu berbalik pergi meninggalkan ruangan direktur.

***

Niko mengantongi beberapa nama yang telah dicurigainya. Saat ini dia memilih menemui Abraham, Kakeknya yang masih ada di Nusantara.

“Kenapa kamu tidak meminta bantuan kepada Danang? Apa kamu tidak mempercayainya?” tanya Abraham, lalu meminum teh herbal.

“Aku tidak tahu.” Niko tampak ragu-ragu. “tapi sejujurnya aku menilai Danang tidak terlalu cukup baik dalam menangani masalah-masalah perusahaan.”

Abraham mengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Super Kaya   Bab 82. Namanya Nita Anggreini

    Niko pergi ke ruangan direktur. Dia duduk di kursi kebesarannya di ruangan ini. Kini dia memainkan pena favoritnya hingga menghasilkan bunyi yang memenuhi ruangan.Namanya Nita Anggreini. Sedari tadi Niko memikirkan wanita itu. Menurutnya wanita itu sangat asyik dan energik. Dan …. Cantik. Niko tersenyum-senyum sendiri memikirkan adik angkatnya itu.TING!Niko menoleh ke arah pintu yang tiba-tiba terbuka.“Oh, kamu sudah kembali?” tanya Danang sambil berjalan mendekat. “kebetulan sekali. Ini informasi yang kamu inginkan.” dia mengirimkan sebuah file ke email sang atasan.Niko merogoh ponselnya dan membuka email. Di dalamnya ada file yang berisikan informasi mengenai biodata karyawan WARA Corp dan STAR Group.“Hemmm cerdik. STAR Group banyak mengambil eks karyawan sini,” gumam Niko.“Ya begitulah.” Danang tetap berdiri, menunggu instruksi dari Niko. “apa yang kamu rencanakan?”“Belum tahu.” Niko mendongak. “aku pelajari dulu.” saat ini dia masih enggan membocorkan rencananya kepada Dan

  • Suami Super Kaya   Bab 83. Kedekatan Niko dengan Nita

    “Kamu?” Dia bukan wanita yang menggodanya barusan. “Nita?”“Iya, aku Nita,” sahut Nita sambil mengelus-elus dadanya. “kaget loh aku. Emangnya kenapa wanita tadi kok diseret-seret dari sini?”“Kamu tidak perlu tahu,” ucap Niko sambil membuang emosinya. “Untuk apa kamu ke sini? Aku tidak ingin Danang melihatmu.”“Tenang. Kakek sudah mengaturnya. Pak Danang sekarang pergi menemui Kakek,” jawab Nita sambil melangkah maju dan mendudukkan tubuhnya di kursi depan meja kerja Niko.Niko mendengus kecil. Dia lupa Nita memiliki hak istimewa dari Abraham.“Nggak usah mikir aneh-aneh.” seolah-olah Nita bisa membaca pikiran Niko.“Untuk apa kamu datang menemuiku?” tanya Niko sekali lagi. “jika kamu memerlukan data-data lainnya, cukup menelponku saja.”Nita tak menjawab. Dia meletakkan tas ransel di atas meja dan mengeluarkan sebuah laptop.“Aku sudah mengerjakan tugasku. Informasi yang kamu inginkan sudah aku dapatkan,” kata Nita sambil mengoperasikan laptop miliknya.“Hah? Secepat itu?” Niko terte

  • Suami Super Kaya   Bab 84. Saling Percaya

    Niko tidak langsung menjawab sehingga Nita harus menanyakan kembali pertanyaannya hingga akhirnya Niko mengangguk.“Kamu tidak ragu untuk mempercayaiku. Jadi tidak ada alasan bagiku untuk tidak mempercayaimu.” Kali ini Niko mengatakannya dengan penuh kemantapan hati.Nita senang mendengarnya. Mendapat kepercayaan dari Niko itu sudah lebih dari cukup.“Oh ya, Nita. Apa Kakek punya cucu lagi?” Niko masih penasaran, karena dia pikir Nita lebih tahu banyak hal tentang Abraham daripada cucu kandungnya sendiri.“Aku nggak tahu, Kak.” Nita mengedikkan kedua bahunya. “setahuku Kakek nggak mengadopsi cucu lagi selain aku.”‘Semoga Tidak.’ Niko menatap Nita dengan senyuman geli, membayangkan seandainya Abraham mengadopsi 100 cucu seperti Nita. Pasti hidupnya kewalahan.Mata Nita memicing melihat Niko menatapnya dengan senyuman aneh, “Apa yang Kakak pikirkan tentang aku?”“Aku hanya merasa kagum padamu,” kilah Niko dengan senyuman kecil. “hemmm aku penasaran, kenapa kamu bisa mengenalku lebih du

  • Suami Super Kaya   Bab 85. Tessa Kembali Menggoda

    “Bagaimana kalau Echa tahu?” Tessa berbicara dengan seringai dingin. “kamu sudah tertangkap basah, Niko.”Niko segera menguasai situasi. Dia memasang wajah bingung, seolah tidak mengerti apa yang diucapkan Tessa.Dengan santainya Niko kembali menatap Nita dan berpura-pura menjadi seorang pembeli, “Jadi gimana nih, mbak? Mana yang cocok untukku? Maaf ya merepotkan.”Tessa mengernyit.Nita mengerti kode yang diberikan Niko. Dia pun memainkan peran sebagai pelayan toko.“Nggak apa-apa. Ini sudah menjadi tugasku untuk melayani pembeli kami.” Nita tidak kikuk dan murah senyum. Dia memasangkan kemeja berwarna putih ke tubuh Niko. “ini cocok sekali untuk Bapak. Cocok dipakai untuk acara apapun.”Alis Tessa semakin berkerut saat mendengar ini, “Jadi?”Nita menoleh pada Tessa dengan murah senyum, “Mbak silahkan lihat-lihat dulu nggak apa-apa. Kalau bingung milihnya, jangan sungkan minta bantuanku.”Tessa seketika menghembus napas panjang, rupanya dia telah salah paham. Tapi senyum di bibirnya

  • Suami Super Kaya   Bab 86. Prinsip Niko

    Niko sengaja ingin mempermalukan Tessa di hadapan umum untuk memberikan efek jera.“Aku sudah beristri. Jangan menggodaku! Mungkin di luar sana ada lelaki hidung belang yang mau menerima jasamu,” seru Niko.Mata Tessa membulat dan mulutnya menganga lebar. Rasa kesal, marah, dan malu bercampur jadi satu. Orang-orang semakin banyak memperhatikannya.Tessa menatap Niko dengan mata tajamnya. Bibir tebalnya bergerak pelan, seperti akan mengatakan sesuatu.Saat ini, terdengar sorakan dari pengunjung untuk Tessa. Para wanita bahkan mulai melemparkan kalimat hinaan.“Wanita nggak tahu malu! Bisa-bisanya dia menjajakan diri di tempat umum.”“Percuma cantik sih kalau milih jadi pelacur. Jadi cewek kok murahan banget. Itunya pasti sudah disodok ribuan batang.”“Awas ibu-ibu. Jauhkan suaminya dari wanita penggoda. Ini nih yang suka merusak rumah tangga orang.”Rahang Tessa mengeras. Giginya bergemelatuk. Wajahnya menegang, tatapannya menyiratkan amarahnya.“Sembarangan kalian! Aku–” Baru saja di

  • Suami Super Kaya   Bab 87. Bukti Masih Belum Cukup Kuat

    “Es krim-nya enak?” tanya Niko.“Enak.” Echa mendekatkan tubuhnya di telinga Niko. “tapi enakan punyamu.”Niko menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang mendadak terasa kering. Dia merasa darah di sekejur tubuhnya menderu-deru.Echa terkekeh pelan melihat ekspresi Niko ini.Niko pun membisikkan sesuatu di telinga Echa, “Kita makan dulu, abis itu kita bertempur di rumah.” Dengan malu-malu istrinya menganggukkan kepala. Mereka pun menuju salah satu tempat makan yang ada di lantai itu juga.Saat mereka makan bersama, mereka saling bertatapan mesra hingga seseorang menepuk pelan pundak Echa dari arah belakang.“Echa?” sapa seorang wanita.“Susi?” sapa Echa. Dia tampak senang bertemu temannya itu. “sudah lama aku nggak bertemu denganmu. Kapan balik dari Amerika?”“Aku baru balik seminggu yang lalu. Sekalian mau tetap tinggal di sini,” jawab Susi sambil menarik kursi di sebelah Echa, kemudian dia menatap pada Niko yang duduk di depan. “Kamu Niko, ‘kan?”Niko hanya mengangguk.“Iya

  • Suami Super Kaya   Bab 88. 150 Ribu Untuk Hesti

    Melihat Mamanya menatap Niko dengan senyuman penuh arti, Echa pun memperingatkan, “Jangan nyeleneh, Ma. Nggak usah nyuruh Mas Niko yang aneh-aneh lagi.”“Apasih, Echa. Kamu itu loh kalau ke Mama kok pikirannya negatif melulu,” sanggah Hesti. “heran Mama. Apa jangan-jangan otakmu–” “Udah, Ma,” potong Echa. “ada keperluan apa Mama datang ke sini?”“Kamu nggak mau mempersilahkan Mama masuk dulu?” tanya Hesti–kesal. “capek loh Mama nungguin dari tadi.”Echa menarik napasnya dalam-dalam, “Mama jawab dulu keperluan Mama.”“Mama ke sini mau minta uang. Uang Mama sudah habis,” keluh Hesti.Echa mengambil uang dari dalam dompetnya, “Ini, Ma.” dia menyodorkan 3 lembar 50 ribu-an.“150 ribu? Uang apaan ini. Masak cuma ngasih segini doang. Dibelikan jajan nggak cukup ini.” Hesti jelas menolak pemberian Echa yang terlalu sedikit.Echa tidak kaget. “Uang Echa tinggal 200 ribu, Ma. Echa cuma ngambil 50-nya,” ucap Echa.“Kamu kok pelit banget sih sama Mama sendiri. Kebangetan sih kamu, Echa. Minima

  • Suami Super Kaya   Bab 89. Anaknya atau Sapi Perah?

    Lagi, terdengar suara ketukan pintu. Echa meremas-remas tangannya–emosi. Kali ini dia enggan membukakan pintu.“Echa!” teriak Hesti dari luar. “katanya suamimu punya 300 ribu. Di transfer ya ke rekening Mama. Malam ini juga.”Echa tak menjawab. Dia hanya menahan kesedihan dalam hati.“Mama pulang. Awas loh, beneran ditransfer.”Echa berhambur ke pelukan Niko. Dia memeluk suaminya dengan erat.“Aku nggak habis pikir dengan Mama. Kenapa dia sangat membencimu, Mas?” Echa berusaha menahan tangisnya.Niko merengkuh tubuh istrinya. Dia mengelus punggungnya dengan lembut, “Tidak usah dipikirkan. Aku biasa aja.”Tak ingin istrinya berlarut-larut memikirkan ini, Niko membisikkan sesuatu, “Katanya mau bertempur?”Perlahan senyuman merekah terbit di bibir Echa, “Mau bertempur pakai strategi apa?”“Pakai semua strategi yang ada,” jawab Niko, dan keduanya saling melemparkan senyuman menggoda.***Pagi hari yang cerah, tapi suasananya tidak secerah harinya. Bagaimana tidak, Hesti kembali datang men

Latest chapter

  • Suami Super Kaya   Bab 100. Momen Bahagia (ending)

    Echa merasakan ketegangan di dalam rumah. Setelah menerima pesan-pesan dari Tessa, pikirannya berkecamuk. Dia berusaha bertindak normal di depan Niko, meskipun hatinya bergetar.Niko, yang baru saja keluar dari kamar, menyadari ada yang tidak beres. “Echa, kamu baik-baik saja?” tanyanya, memperhatikan ekspresi wajah istrinya.Echa mengangguk, tapi suaranya bergetar, “Iya, Mas. Cuma sedikit lelah.”Niko mendekat, meraih tangan Echa. “Kamu tidak terlihat baik. Ada yang ingin kamu bicarakan?”Echa menarik napas dalam-dalam. Dia harus memberanikan diri, “Mas, ada yang ingin aku tanya. Apa kamu... ada yang ingin kamu katakan padaku?”Niko terkejut. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres, “Apa maksudmu?” Echa menatapnya tajam, berusaha mencari keberanian, “Tessa menghubungiku. Dia bilang... dia tahu semuanya tentang kita.”Niko terdiam sejenak, “Echa, biarkan aku menjelaskan—”“Jelaskan apa, Niko? Tentang semua foto dan video itu? Tentang perselingkuhanmu?” suara Echa meninggi, air mata

  • Suami Super Kaya   Bab 99. Ancaman Tessa Tidak Berarti

    Tak berselang lama ada pesan susulan, [Kalau kamu ingin aku menjaga rahasiamu, temui aku nanti malam. Tessa.]Melihat suaminya tampak begitu serius menatap layar ponsel, Echa pun bertanya, “Ada apa, Mas?”“Hanya urusan kecil,” jawab Niko sambil bangkit dari tempat duduknya. “aku mau ke kamar dulu.”Niko tidak terlihat panik dengan ancaman Tessa, tahu cepat atau lambat dia harus memberitahukan identitasnya kepada sang istri.“Iya, Mas.” Echa sama sekali tidak curiga.Sambil berjalan menuju kamarnya, Niko mengirim pesan itu Ke Nita, dan setelahnya dia langsung menghubungi adik angkatnya itu.“Hallo.”“Ya, Kak?”“Kamu sudah membaca pesanku?”“Iya, Kak. Sudah. Menurutku sih Kak, mendingan kasih tahu aja kebenarannya sama Kak Echa biar nggak salah paham. Kecuali Kakak masih ragu.”Niko mengerti ucapan Nita, “Tidak. Aku tidak ragu sama sekali. Aku sudah mengenal bertahun-tahun istriku.”Niko sudah memutuskan bahwa hari ini waktu yang sangat tepat untuk memberitahukan identitasnya kepada Ech

  • Suami Super Kaya   Bab 98. Cekcok antara Fikram dan Hesti

    “Aku akan menceraikanmu!” seru Fikram.Bagai disambar petir. Hesti terhenyak mendengar perkataan Fikram. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja suaminya ingin menceraikan dirinya.“Mas … Mas sadar dengan apa yang mas katakan?” tanya Hesti tak percaya. “jangan dibuat main-main loh, Mas.”“Aku sadar dan tidak main-main! Aku mau menceraikanmu, Hesti!” Fikram berkata dengan tegas tanpa keraguan. “Mas, apa salahku?! Jangan ngaco kamu, Mas!” Suara Hesti lebih tinggi dari suaminya. “Sembuh-sembuhnya kamu malah kayak gini!”Fikram menatap istrinya dengan dingin, “Kamu masih bertanya di mana salahmu? Di rumah ini banyak kaca, ‘kan? Pergi dan introspeksi dirimu.”“Aku nggak salah apa-apa! Mas yang nggak waras!” pekik Hesti, lalu menoleh pada Niko dengan wajah merah padam. “pasti kamu ‘kan yang meracuni suamiku? Pasti kamu sering mengunjungi suamiku cuma untuk menjelek-jelekkanku. Bajingan! Dendam banget kamu sama aku sampai mau merusak rumah tanggaku!”“Ini tidak ada hubungannya denga

  • Suami Super Kaya   Bab 97. Hari Kepulangan Fikram

    Tessa memasuki sebuah mall. Ketika dia menaiki lantai 3 mall, tatapannya tertuju pada seseorang lelaki dan wanita yang tampak bersenda gurau.“Niko? Dan wanita itu?” keningnya berkerut melihat kebersamaan mereka. “bukankah dia adalah seorang pelayan toko baju di mall sebelah?”Perlahan sudut bibir Tessa terangkat, “Sekarang kamu ketahuan, Niko. Rupanya wanita itu memang selingkuhanmu.”Tak ingin melewati kesempatan ini, Tessa merogoh ponsel di dalam tas kecilnya dan segera mengabadikan momen kebersamaan Niko dengan wanita itu. Kali ini dia sangat yakin bisa mengobrak-abrik rumah tangga Niko dan Echa.Yang sedang diperhatikan tengah membahas ulang tahun sang Kakek.“Kak, kurang dua minggu lagi ulang tahun Kakek. Kita harus ngasih surprise,” ucap Nita sambil memakan es krim.Niko hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya Nita mengingatkannya.“Menurut Kakak kita harus ngasih surprise apa?” tanya Nita.Niko mengedikkan bahu, “Aku tidak pandai dalam hal ini. Aku serahkan semuanya sama kamu. M

  • Suami Super Kaya   Bab 96. Belum Siap Mengungkapkan Identitasnya

    “Nita?” gumam Echa. “Nita siapa, Mas?” tanyanya kemudian.Niko sama sekali tidak terlihat panik.“Ehmm Nita adalah seorang ahli IT … seorang hacker yang membantuku mengurus permasalahan yang sedang dihadapi WARA Corp,” jawab Niko sambil mengambil ponsel miliknya.Echa mengangguk-angguk percaya.Dalam hal ini Niko berkata jujur, tapi masih belum bisa memberitahu keseluruhannya.Niko segera mengangkat telepon itu dan sengaja mengecilkan suara volume telepon agar Echa tidak mendengar suara lawan bicaranya.“Ada temuan baru lagi?”“Nggak, Kak. Aku–”“Baiklah. Besok pagi kita rapatkan bersama dengan petinggi WARA Corp,” potong Niko dan memutus sambungan setelahnya.Di seberang sana, Nita kesal suaranya dipotong dan teleponnya diputus sepihak. Padahal dia ingin menyampaikan kalau satu bulan lagi adalah hari ulang tahun sang Kakek yang ke 71 tahun. Tapi Nita mengerti, mungkin malam ini Niko sedang bersama istrinya. Lantas dia pun mengirim sebuah pesan.[Sebulan lagi adalah hari ulang tahun

  • Suami Super Kaya   Bab 95. Tidak Jauh Dari Tiga Pokok

    “Terima kasih pengertiannya. Kalau gitu kalian pulang sekarang,” sahut Niko tiba-tiba, membuat Hesti dan Sarah kesal.Harapan Hesti adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jika dia tidak bisa mendepak Niko dari kehidupan Echa, setidaknya lelaki itu bisa dia manfaatkan.Saat ini Sarah dilema. Tindakan anaknya yang berusaha mengambil hati Niko bisa merugikan keluarganya sendiri. Di sisi lain dia harus segera membujuk Niko untuk menyelamatkan bisnis keluarganya.“A–” Baru Hesti membuka mulutnya, suara Niko terdengar terlebih dahulu.“Mama juga pulang.” Mata Hesti seketika melotot, “Kamu juga mengusirku?! Aku ini Mama kandungnya Echa.”Niko cukup menjawabnya dengan merogoh ponsel di saku celananya. Dia menghubungi petugas keamanan perumahan.“Pak, tolong ke sini.”Hesti dan Sarah menatap Niko. Sikap tegas lelaki itu membuat mereka sedikit takut.“Aku nggak mau pulang. Aku masih ada perlunya sama anakku,” tolak Hesti geram.“Echa sudah mengirim uang 5 juta ke rekening Mama. Jadi ngg

  • Suami Super Kaya   Bab 94. Negosiasi Antara Hesti dan Sarah

    Lagi, sudut bibir Hesti terangkat. Ini adalah kesempatan emas untuk memeras Sarah.“Cuma satu miliar?” Ekspresi Hesti mengisyaratkan kalau nilai yang ditawarkan masih terlalu kecil.Sekilas Sarah mengepalkan kedua tangannya.“Baiklah aku tambahin 100 juta,” ucap Sarah.Hesti memalingkan muka sambil mendengus, menandakan dia masih belum puas.“Berapa yang kamu mau, Hesti?” tanya Sarah.Hesti menatap Sarah dengan senyuman miring dan berkata, “Tiga miliar. Aku mau tiga miliar. Dan perjanjian ini harus ditandangani di atas materai.”Hesti tidak bodoh. Dia tahu bagaimana caranya menghadapi Sarah yang sama-sama liciknya dengannya.Sementara, Echa yang berdiam diri berulangkali melihat Tessa sedang menatap Niko dengan tatapan seperti orang yang sedang jatuh cinta. “Hesti, kamu mau memerasku? Jangan gila kamu, Hesti.” Sarah tampak begitu geram.“Tante jangan keterlaluan. Jumlah yang diminta Tante nggak masuk akal,” sahut Tessa. Nada bicaranya terdengar santun.Hesti menanggapinya dengan begi

  • Suami Super Kaya   Bab 93. Wanita Licik vs Wanita Licik

    “Aku kasihan sama Niko. Dia menjadi korbanmu.” Tessa semakin bersemangat menyerang psikis Echa. “laki-laki baik seperti Niko seharusnya mendapatkan istri yang baik, bukan istri macam kamu.”Begitu juga dengan Sarah. Dia mulai ikut menekan Echa.“Kamu tuh lebih jahat dari seorang pelakor. Kamu–” kalimat Sarah terpotong oleh suara bariton milik Niko.“Bisakah kalian diam?”Karena tidak sesuai rencana, Niko keluar dan berjalan melindungi istrinya. Melihat kedatangan lelaki itu, seketika Tessa bersikap manis, “Hai, Niko. Aku cuma ingin menyampaikan fakta bahwa–”“Kalau Echa tidak mencintaiku, Echa tidak akan hamil anakku,” potong Niko sambil mendekati Echa dan memegang perutnya.Sontak Tessa dan Sarah tercengang.“Echa hamil?” Tessa tidak percaya.Kehamilan Echa adalah bencana bagi Tessa yang berusaha memisahkan pasangan suami-istri itu. Kehamilan sepupunya itu akan menjadi batu sandungannya untuk merebut Niko.Dengan bangga Echa mengakui, “Iya, aku sedang hamil anaknya Mas Niko.”Dia jug

  • Suami Super Kaya   Bab 92. Mulai Mempermainkan Keluarga Herman

    Kekehan kecil terdengar dari mulut Echa. Dia tahu suaminya hanya bercanda. Dia meyakini ada masalah yang memberatkan Herman sehingga WARA Corp tak kunjung mengirimkan produk-produknya kembali.“Dipikir-pikir kasihan juga ya, Mas. Kira-kira sampai kapan, ya?” tanya Echa.“Sampai mereka mohon-mohon sama kamu. Ini juga momen yang pas untuk balas dendam, ‘kan?” jawab Niko sambil terkekeh.“Hishh.” Echa masih menganggap Niko sedang bercanda. “nggak boleh ngomong gitu.”Sementara di depan kantor ….Sarah tampak begitu kesal. Hingga siang hari tidak ada kejelasan dari Niko. Ini membuatnya semakin yakin kalau lelaki itu sedang mempermainkan dirinya.“Sialan! Mana si Niko ini?” Sarah mondar-mandir di tempat. Sarah berjanji akan membuat perhitungan kepada Niko kelak. Ini pertama kali dalam hidupnya ada dalam situasi seperti ini. Harga dirinya merasa diinjak-injak oleh bekas seorang pembantu.“Apa kita pulang dulu ya, Ma?” Tessa pun tidak sabar menunggu.“Mama yakin dia nggak bakalan menemui ki

DMCA.com Protection Status