Malam yang dinanti-nantikan oleh Nyonya Kasturi Latief akhirnya tiba. Tepat pukul enam sore, para tamu undangan terlihat mulai berdatangan ke kediamannya. Dengan senyum semringah Kasturi begitu antusias sekali saat menyambut tamu-tamu tersebut. Di sisi kanan dan kirinya ada Ziko dan Felita yang menemani. Sedangkan Nadia, entah ada di mana. Sambil memperhatikan para tamu yang sedang asik bercengkerama satu sama lain, Kasturi tak henti-hentinya memuji hasil kerja Sellandra yang telah mempersembahkan sebuah jamuan yang begitu apik hingga membuat para tamu terlihat begitu nyaman. Tidak dipungkiri. Sejak kemarin Kasturi memang selalu memuji cucu perempuan yang selama ini sangat di bencinya. Ya mau bagaimana lagi. Berkat Sellandra-lah Latief Group berhasil terselamatkan dari kebangkrutan. Bahkan berkat Sellandra juga keluarga Latief mendapatkan satu kehormatan besar karena salah satu orang kepercayaan Aeron Group bersedia datang ke perjamuan ini. Dan begitu kabar tentang kedatangan sekertar
Semua orang yang datang ke perjamuan di kediaman keluarga Latief tampak menatap penuh kagum ke arah dua orang yang baru saja datang kesana. Entah mengapa aura kedua orang ini memancarkan pesona yang begitu mahal di mana mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sungguh sangat amat serasi layaknya seorang pangeran dan seorang putri kerajaan.“Selamat malam semuanya. Maaf telah membuat kalian semua menunggu lama. Saya pribadi sebagai seorang wanita perlu menghabiskan waktu yang lumayan lama agar lipstick yang saya pakai tidak berantakan. Bukan begitu para Nyonya sekalian?” seloroh Sellandra saat menyapa para tamu. Dia kemudian tersenyum saat selorohannya di sambut gelak tawa oleh semua orang. Terkecuali keluarga sang paman tentunya.“Hahaha, Nona Sellandra, yang kau katakan sangatlah benar. Aku bahkan harus rela menunggu selama hampir dua jam hanya demi agar istriku bisa tampil cantik di acara ini. Kalian para wanita memang sangat luar biasa. Dan kami para pria hanya bisa pasrah me
Selama berada dalam acara, Davis sama sekali tak melepaskan pandangannya dari memperhatikan Sellandra. Darah di tubuhnya seperti mendidih semua setelah tadi melihat sendiri bagaimana Sellandra begitu berani membela Ero di hadapan para tamu. Sungguh, Davis benar-benar tidak menyangka kalau perkataan Kintan memang benar adanya. Sellandra berselingkuh dengan Ero. Fakta ini semakin memperburuk luka di hati dan perasaan Davis. Hingga membuatnya terpikir untuk melenyapkan mantan kekasihnya itu. Davis terbakar amarah.“Dav, you okay?” tanya Kintan sembari mengelus pelan pundaknya Davis. Bibirnya tampak menyeringai tipis melihat kemarahan dan kebencian yang muncul di wajah pria ini.“Bagaimana mungkin aku akan baik-baik saja setelah melihat ini semua, Kintan. Wanita itu … aku sungguh sangat jijik padanya. Ternyata ucapanmu memang benar kalau mereka telah menjalin hubungan di belakangku. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Sellandra bisa memiliki sikap yang begitu rendah. Dia tak ubahnya j*l
“Ero, aku sungguh tidak apa-apa. Lebih baik kau pulang saja dan beristirahatlah,” ucap Sellandra sembari menahan tangan Ero yang ingin kembali mengompres pipinya.“Bagaimana mungkin aku bisa pulang kalau istriku sedang terluka seperti ini. Di pukulpun aku juga tidak akan beranjak dari sisimu, Sell!” sahut Ero tak mengindahkan perkataan Sellandra. Biar saja. Lagipula suami mana yang bisa merasa tenang meninggalkan istri mereka yang baru saja menerima perlakuan kasar dari anggota keluarganya sendiri. Jadi wajar saja kan kalau Ero menolak untuk pergi?Tadi setelah sekertaris Fang meninggalkan acara perjamuan, Sellandra langsung di panggil sang nenek masuk ke dalam rumah. Karena neneknya hanya ingin berbicara empat mata, Sellandra melarang Ero yang ingin ikut masuk menemaninya. Dia meyakinkan Ero kalau semuanya pasti akan baik-baik saja. Namun apa yang terjadi selanjutanya sangatlah di luar dugaan Sellandra. Awalnya dia pikir sang nenek hanya akan s
Pagi-pagi sekali, Ero telah sampai di rumah Sellandra. Dia sudah berjanji akan membantu Sellandra sepenuhnya untuk mengambil alih kursi kepemimpinan dari tangan Nyonya Kasturi. Karena rencana ini cukup beresiko, Ero meminta izin pada Sellandra untuk selalu mengawalnya setiap akan bepergian. Hal ini bertujuan agar Bima dan Tuan Ziko tidak mempunyai celah untuk menghambat rencana mereka, juga agar Ero bisa melindungi keselamat Sellandra dari kejahatan mereka.“Selamat pagi,” sapa Ero sambil tersenyum kecil ke arah Sellandra yang baru saja datang. Saat ini Ero tengah berdiri menyender di dekat pintu gerbang. Dia memilih untuk menunggu Sellandra di sini saja agar lebih memudahkan mereka untuk pergi bersama.“Selamat pagi juga, Ero,” sahut Sellandra. “Bagaimana? Kita mau langsung berangkat atau ….“Kita langsung berangkat saja. Dan ini ….,” ucap Ero sembari menyodorkan kotak bekal pada Sellandra. “Karena s
Tok tok tok“Hmmm, sepertinya ada yang sedang sibuk. Boleh aku masuk?”Tanpa menunggu ada jawaban, Bima dengan santainya melenggang masuk tanpa mengindahkan tatapan tak suka dari pemilik ruangan. Dia mendudukkan bokongnya ke sofa kemudian menyilangkan kaki seolah ruangan ini adalah miliknya. Sambil tersenyum, Bima pun mulai membuka percakapan.“Ayolah, Sell. Kau tidak perlu menatapku seolah aku ini adalah seorang penjahat yang datang untuk membunuhmu. Aku ini Bima, sepupumu. Salah ya kalau sesama sepupu itu saling mengunjungi?” tanya Bima berbasa basi.“Apa yang ingin kau bahas denganku? Katakan saja sekarang. Aku sedang sangat sibuk, tak punya waktu untuk meladeni orang licik sepertimu,” tanya Sellandra dengan tegas. Dia tahu kalau kedatangan Bima pastilah karena ingin mengetahui sesuatu hal tentangnya.“Ck, kau terlalu terus terang menunjukkan ketidaksukaanmu padaku. Tapi … aku suka.Setidaknya kau
“Hmmm, sepertinya kau perlu pergi menemui wanita tua itu, Kai. Aku tidak suka melihatnya mempersulit Sellandraku!” ucap Komisaris dengan kedua sisi rahang yang mengetat. Matanya yang tajam semakin bertambah tajam saja setelah tahu kalau Bima mencoba menyakiti wanita pujaannya. Sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuknya menyingkirkan semua orang yang coba menghentikan Sellandra dari jalan menuju kesuksesan, tapi dia masih tetap berusaha menahan diri karena tak mau membuat Sellandra merasa tersinggung ataupun merasa curiga. “Baik, Komisaris. Sesuai yang anda perintahkan saya akan langsung menemui Nyonya Kasturi setelah ini,” sahut Kai patuh sambil menundukkan kepala. Namun, Kai tak langsung beranjak dari sana. Masih ada sesuatu yang mengganjal, yang mana membuat Kai merasa tak tenang.“Ada apa?”“Komisaris, apakah tindakan kita tidak akan membuat posisi Nona Sellandra menjadi sulit? Setelah Aeron Group bersedia menjadi investor di Latief Group tanpa mengambil keuntungan apapun, juga d
“A-apa?”Mata Kasturi membelalak lebar begitu dia mendengar perkataan seorang pria berwajah datar yang sedang duduk di hadapannya. Dan keterkejutan tersebut tidak hanya dirasakan oleh Kasturi saja. Akan tetapi Sellandra, Ziko, dan juga Bima yang kebetulan juga ada di sana juga ikut membelalakkan mata mereka begitu mendengar perkataan Tuan Kai, orang kedua paling sulit setelah Komisaris Aeron Group. Tadi saat semua orang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka semua di kagetkan oleh kemunculan Tuan Kai yang tiba-tiba datang ke Latief Group. Dan tentu saja kedatangan orang ini membuat semua orang bertanya-tanya ada apakah gerangan? “Benar, Nyonya Kasturi. Komisaris batal menginvestasikan dana ke perusahaan ini jika yang menjadi direktur utama bukan Nona Sellandra. Saya harap anda bisa menimang keputusan yang paling baik sebelum mengatakan jawabannya,” ucap Kai dengan raut wajah yang begitu tenang.“T-tapi, Tuan Kai. Mendiang suami saya telah mewasiatkan perusahaan ini agar