Share

Chapter 147 - Surat Wasiat

"Mengingat semuanya sudah berkumpul di sini, saya akan menyampaikan beberapa hal soal isi surat wasiat dari mendiang Bapak Wisnu Kertakusuma," jelas notaris yang sudah duduk di depan Vania, Dipta, juga Kaira.

Kaira yang takut mendengar isi surat wasiat itu merasa gugup sendiri. Kedua telapak tangannya terasa dingin.

Dipta yang memang duduk di tengah-tengah antara Mama dan istrinya, kini menoleh sekilas ke arah Kaira dengan senyuman manis.

Tak lupa juga sebelah tangannya meraih telapak tangan milik Kaira yang saat ini sedang memilin-milin ujung pakaiannya.

Digenggam erat membuat Kaira menoleh, membalas tatapan dari suaminya dengan pandangan sendu.

Lain hal dengan Vania yang masih saja duduk tegak dengan ekspresi wajah angkuh sekaligus jutek. Apalagi wanita paruh baya ini masih belum ikhlas menerima kepergian suaminya, dan terus saja menyalahkan sekaligus menyudutkan Kaira.

"Saya, Wisnu Kertakusuma membuat surat wasiat ini dalam keadaan sadar dan tidak terpaksa sama sekali. Jika kalian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status