Share

Bab 2

Kakek menahan dadanya yang terasa sakit. Semua orang, termasuk Kanaya menjadi cemas dan langsung menghampiri kakek.

"Apa yang kamu lakukan ini, Kris? Bisa-bisanya kamu mempermalukan keluarga dan membuat kakek mu sakit." Ardi, ayahnya Kris terlihat cemas dan langsung menyalahkan Kris.

"Paman, aku tahu Paman marah. Tapi, jangan salahkan Kris, karena Kris hanya mengikuti kata hatinya, " ucap Cindy.

"Paman, Kakek. Saya ingin pernikahan ini dibatalkan saja. Saya tidak ingin menikah bersama Kris lagi," Ungkap Kanaya serius.

Kakek terlihat melebarkan matanya, seolah dia tidak setuju dengan keputusan itu.

"Baguslah kalau kamu tidak mau menikah. Kris hanya cocok menikah bersamaku. Lagipula, anakku ini akan menjadi penerus di keluarga Abimana" Sahut Cindy yang langsung mendapatkan bentakan dari kakek.

"Diam kamu," Sentak kakek. Semua orang terdiam dan tidak berani menatap wajah kakek yang terlihat sangat marah.

Kakek melangkah dengan tatapan tajam. Cindy yang melihat kemarahan Kakek semakin mengeratkan pegangannya kepada Kris.

"Kakek, ma-maafkan a-ku."

PLAK.

Sekali lagi tamparan keras kembali mendarat di wajah Kris. Semua orang menganga menyaksikan kemarahan yang begitu besar dari kakek.

Kakek kembali mengangkat sebelah tangannya, hendak menampar Cindy yang sudah merusak hubungan Kanaya dan Kris, namun segera dia urung, sebab dia ingat wanita itu sedang mengandung anak dari keluarga Abimana.

"Jika bukan karena kamu sedang mengandung, kamu tidak akan selamat," Geram Kakek. Cindy seketika menjadi pucat.

Kakek berbalik badan, lalu menatap Kanaya dengan tatapan iba. Dia tidak menduga bahwa cucunya itu akan menghancurkan rencana pernikahan yang sudah dia buat sejak awal.

Lama, kakek memandang wajah Kanaya, hingga akhirnya dia berkata, "Pernikahan akan tetap dilaksanakan."

Cindy yang mendengar itu seketika terkejut.

"Pernikahan ini tidak dapat dibatalkan. Hanya Kanaya yang boleh menjadi menantu keluarga Abimana. Karena hanya Kanaya yang merupakan keturunan Sah keluarga Anggara." Dengan tegas kakek mengatakan keputusannya, dan memandang Cindy dengan tatapan remeh.

Sementara Cindy terlihat kesal. Bagaimana mungkin kakek membiarkan dirinya hamil tanpa dinikahi. Perjuangannya untuk menjadi menantu Abimana terdengar sia-sia saat ini.

"Kanaya," Kakek berjalan mendekat dan menatap teduh wanita cantik di depannya.

"Aku tidak akan memintamu menikah bersama Kris. Aku ingin kamu menikah bersama cucuku yang lain, yaitu Zhafir sebagai pengganti Kris di pernikahan besok," Jelas kakek kembali.

Kanaya mengangkat wajahnya dan menatap kakek dengan wajah terkejut.

Semua orang pun dibuat terkejut dengan keputusan kakek. Terlebih, Kanaya dan keluarganya cukup sering mendengar rumor buruk tentang Zhafir, cucu terbuang yang bekerja serabutan dengan jarak umur mereka yang terbilang jauh dengan jarak hampir 10 tahun. Bahkan, Zhafir dijuluki sebagai cucu terbuang yang hampir tidak pernah dikenalkan di keluarga Abimana.

Sementara itu, Cindy tertawa kecil, seolah mengejek bahwa Kanaya bukannya untung, ternyata malah rugi karena hanya akan mendapatkan seorang laki-laki yang tidak berguna.

"Kamu bersedia-kan Kanaya?"

Melihat tatapan penuh harap yang dipancarkan di wajah keriput lelaki tua itu membuatnya begitu sulit untuk menolak. Kanaya pun hanya bisa mengangguk mengiyakan, dan ia tak bisa berbuat apapun selain menerima keputusan itu.

"Iya, Kek. Kanaya bersedia," jawabnya terpaksa.

Melihat itu, Cindy tersenyum puas penuh kemenangan. Berpikir, bahwa dirinya lah yang menang kali ini.

***

Sementara itu, disisi lain. Kanaya terlihat berdiri sendirian memikirkan masalah hidup yang ia lewati.

Masalah silih berganti usai kepergian ayahnya yang sudah meninggal. Terlebih, kini dia harus menikah bersama laki-laki yang entah seperti apa masa depannya.

Di tengah pikirannya yang masih kacau, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya pergi.

Kanaya terlihat kesal Setelah melihat siapa yang sedang membawanya pergi, Kanaya pun menarik tangannya dengan kuat dan melepaskan pegangan Kris.

"Kanaya, kita perlu bicara bicara," ujar Kris yang nampak memaksa.

"Tidak ada yang harus dibicarakan lagi, hubungan kita sudah selesai," Tegas Kanaya.

"Tapi aku mencintaimu, aku tidak bisa hidup tanpamu,"

Kanaya memutar matanya kesal. Dia tak habis pikir jika lelaki itu masih bisa mengatakan cinta setelah berkhianat dan menghamili kakak tirinya.

"Apa kamu tidak ada rasa malu, setelah apa yang terjadi, kamu masih berani mengatakan itu?" Kanaya semakin menggeram.

"Aku minta maaf Kanaya, aku khilaf," Kris kembali memegang kedua tangan Kanaya, berharap Kanaya mau memaafkannya.

"Aku khilaf, dan aku menyesal karena sudah melakukan itu. Bukan aku yang bersalah, ini semua karena Cindy lah yang sudah menggodaku. Ini hanya kecelakaan saja, aku tidak berniat mengkhianati kamu. Aku minta maaf Kanaya. Tolong berikan aku kesempatan sekali lagi," Ucapnya memohon.

"Aku mohon, berikan aku kesempatan. Besok adalah pernikahan kita berdua. Aku tidak rela jika kamu bersama lelaki itu. Bicaralah kepada Kakek agar dia tetap menikahkan kita berdua saja."

PLAK.

Kanaya sangat geram sehingga sebuah tamparan melayang di wajah Kris.

"Kamu adalah laki-laki tidak tahu malu yang pernah aku temui. Kakakku sudah hamil dan kamu masih mengatakan semua itu hanya sebuah kecelakaan, dan kamu dengan tidak tahu malu memintaku untuk tetap menikah bersamamu. Dimana otakmu itu?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status