Pandangan semua orang tertuju kepada satu tujuan, yaitu Zhafir Mahendra Arkan, seorang pria yang dikenal sebagai cucu terbuang.
Zhafir dikenal sebagai cucu terbuang, karena sejak kematian kedua orangtuanya dia lebih memilih mengasingkan diri dan tidak ingin ikut andil dalam bisnis keluarga besarnya. Zhafir juga dirumorkan memiliki penampilan yang berantakan, pengangguran dan tidak menyukai wanita. Namun semua itu seolah terbantahkan dengan penampilan Zhafir saat ini yang terlihat sangat berbeda. "Jangan pernah berani menyentuh calon istri ku!" suara tegas dan lantang penuh tekanan itu, membuat nyali Cindy seolah menciut. "Satu jarimu menyentuh wajahnya, maka akan aku pastikan jarimu ini tidak akan berada di tempatnya lagi," ujarnya tegas. Merasa takut, Cindy menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya langsung pucat mendengar ucapan Zhafir. "Jangan coba-coba mengancam ku ya. Kamu tidak tahu siapa aku?" Sentak Cindy terbata. "Aku itu adalah calon menantu keluarga Abimana. Calon istri Kris, dan pewaris keluarga ini. Ngaca, kamu itu hanya seorang cucu terbuang dan jangan berani mengancam ku dengan kata-kata mu itu" Zhafir hanya berdecih seraya memutar bola matanya jengah mendengar perkataan Cindy. "Ayo. Sudah waktunya kita menikah" Zhafir mengabaikan Cindy yang terus mengoceh, lalu menarik tangan Kanaya untuk menuju aula pernikahan. "Heh gembel. Aku kasihan sekali kepadamu. Tidak hanya kehilangan orang tua, tapi kamu juga mendapatkan seorang wanita buangan yang tidak mencintai mu. Dia terpaksa menikah bersamamu, karena calon suaminya lebih memilih ku dari pada dia. Kalian sangat cocok untuk menikah. Satunya dibuang calon suami, dan satunya lagi dibuang keluarganya sendiri" Teriak Cindy dengan seringai liciknya. Zhafir menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan melangkah mendekat, mengintimidasi Cindy dengan tatapan tajamnya. "Aku harap, kamu bisa menjaga mulutmu itu. Mau dia wanita buangan sekalipun, aku akan tetap menikahinya. Tidak ada yang berhak menghinanya karena dia adalah menantu keluarga Abimana. Calon istri dari cucu keluarga Abimana. Jika kamu berani menghinanya lagi, aku tidak akan tinggal diam, karena dia sekarang adalah tanggung jawab ku." Tegas Zhafir. Zhafir melangkah semakin dekat, menatap Cindy tajam, dan berdiri didepannya. Detik kemudian ia mendekatkan wajahnya dan berbisik ditelinga Cindy. "Jangan sampai aku membongkar rahasia mu disini. Jika sampai itu terjadi, maka aku tidak akan menjamin kamu akan ada di dunia ini lagi setelah ini. Jadi, tetaplah diam dan jangan mencoba membangunkan Singa yang sedang tidur." Tegasnya lagi. Cindy terdiam setelahnya. Sementara Kanaya yang melihat bagaimana Zhafir melindunginya, terlihat menganga dan tak bisa berkata-kata. Kanaya tak pernah dibela seperti ini sebelumnya, cara Zhafir melindunginya terdengar cukup ekstrim, tapi Kanaya suka dan itu membuat Kanaya seakan terpesona karenanya. Tak lama kemudian, disaat semua orang masih tegang. Kakek beserta keluarganya pun datang. Semua orang menatap kedatangan konglomerat kaya itu dengan sangat hormat. Cindy yang melihat kedatangan Kris, segera menghampirinya dan menggelayut manja di lengan lelaki itu tanpa rasa malu. Semua orang tahu, pernikahan ini sebenarnya ditujukan untuk Kris dan Kanaya. Namun karena suatu kejadian, mengharuskan pengantin pria diganti dengan cucu yang lain, yaitu Zhafir. Semua orang menyayangkan kejadian ini, banyak yang merasa kasihan kepada Kanaya. Karena disini Kanaya lah yang menjadi korbannya. Setelah ditinggal calon suami yang berkhianat, kini dia harus menikah bersama lelaki pengangguran. "Cucuku sudah datang. Kenapa tidak memberitahu kakek. Kakek sudah mengutus seseorang untuk menjemput mu di rumahmu, tapi kamu malah datang sendirian," Ujar kakek senang melihat cucunya, Zhafir. "Maaf kek. Zhafir tidak mau merepotkan kakek," jawab Zhafir sopan. "Syukurlah jika kamu sadar diri." Celetus Kris dengan nada menghina. "Kris.... " Kris langsung diam ketika mendapatkan tatapan tak suka dari kakeknya. "Zhafir, jangan dengarkan ucapan Kris. Kakek tau Kamu anak yang baik. Kakek sangat merindukan mu. Seharusnya kamu dirumah bersama kakek, dan hidup bersama dengan kakek. Tapi kamu malah ingin hidup sendiri dan hidup di rumah tua itu." "Sudahlah kek. Jangan bahas itu lagi. Zhafir hanya ingin hidup sesuai apa yang Zhafir inginkan. Aku harap kakek mengerti," Jawab Zhafir. "Hmm. Baiklah. Kakek paham." Kakek manggut-manggut. "Oh, ya. Sekarang kalian berdua akan menikah. Cepatlah, penghulunya sudah menunggu kalian. Kakek sangat bahagia melihat cucu kakek akan menikah bersama wanita pilihan kakek. Semoga kamu menyukai Kanaya dan mencintainya sepenuh hati," lanjut kakek lagi dan membawa Zhafir dan Kanaya menuju pelaminan. *** Beberapa saat kemudian. Kanaya dan Zhafir pun sudah sah menjadi sepasang suami istri. Tak lupa, Semua tamu undangan secara bergantian memberikan selamat kepada kedua mempelai. Kris dengan wajah masamnya menatap kearah Kanaya dan Zhafir yang nampak bahagia, "Wanita sombong. Aku yakin kamu tidak akan betah hidup menderita bersamanya. Suatu saat kamu akan mengemis untuk kembali kepadaku, Kanaya. Aku pastikan hal itu akan terjadi." Batin Kris kesal. "Sayang..... " Cindy terlihat datang dan memanggil Kris dengan manja. Namun, wajah sumringah yang sengaja tampak di wajah Cindy seketika memudar ketika melihat Kris pergi begitu saja meninggalkan nya dengan wajah yang masam. Pandangan Cindy seketika bergantian menatap ke arah Kanaya tajam, "Wanita itu lagi. Apa Kris masih tidak rela melihat Kanaya menikah," Cindy berdecah kesal. "Tenang Cindy. Kamu harus tenang." Cindy menarik nafasnya, lalu menghembuskannya perlahan. "Wanita itu tidak akan bisa berada di hidup Kris lagi. Karena dia sudah menikahi pria tidak berguna itu. Kris hanya akan menjadi milikku saja. Akan aku buat dia tidak akan bisa lari dari belenggu ku," ucapnya yakin. Cindy pun ikut berlalu meninggalkan aula. Dia bahkan tak mengucapkan selamat kepada adik tirinya itu. *** Malam itu, disebuah rumah minimalis dan terlihat sangat tua. Kanaya turun dari mobil yang ia tumpangi bersama suaminya, Zhafir. Langkahnya begitu pelan sembari menyusuri pemandangan di depannya. Rumah tua yang sederhana, terlihat sangat bersih dan terawat, serta dihiasi dengan berbagai tumbuhan bunga dan pepohonan, membuat pemandangan rumah itu terlihat asri dan indah. "Ternyata dia benar-benar hidup miskin disini. Aku pikir, semua gosip itu hanyalah bohongan setelah melihat penampilannya di pernikahan kemarin. Tapi, walaupun aku hidup sederhana dan rumah ini sudah tua dan sangat kecil, ini jauh lebih baik daripada aku harus tinggal bersama Cindy dan mama di rumah." Batin Kanaya bersyukur. Baginya, hidup bersama ibu dan kakak tirinya itu adalah penderitaan yang sesungguhnya. Sebaliknya, hidup sederhana yang dikira semua keluarganya akan membuatnya menderita, malah membuat Kanaya lebih tenang dan bahagia dari sebelumnya. "Masuk!" Kanaya sedikit tersentak dengan suara dingin suaminya. Ia kemudian mengangguk dan mengikuti langkah Zhafir membawanya. Di dalam, semua perabotan rumah tersusun dengan rapi, bingkai foto lama yang Kanaya yakini adalah ibu dan ayah Zhafir juga tersusun dengan rapi di dinding. Bahkan, saking rapinya tidak ada debu yang terlihat di dalam sana. Semuanya sangat terawat dan bersih. Kanaya pun mengerutkan keningnya, berpikir lagi tentang gosip yang sering ia dengar tentang Zhafir, suaminya. "Kenapa berita-berita buruk selalu tersebar di sosial media tentang Zhafir. Seorang cucu terbuang, pengangguran dan memiliki penampilan yang berantakan. Tapi,,,, saat bersamanya, aku tidak melihat keburukan itu di dalam diri Zhafir. Ada apa ini? Kenapa semua orang bergosip seolah mengetahui semuanya, padahal Zhafir hidup dengan baik disini." Batin Kanaya heran yang nampak sedang berpikir. "Sampai kapan kamu akan berdiri dan memandang foto-foto itu?"Suara Zhafir berhasil membuat Kanaya terperanjat. Ia pun segera membawa kopernya dan kembali melangkah mengikuti Zhafir. "Ini kamar kamu. Silahkan bereskan barang-barangmu, dan jika kamu ingin istirahat bisa di kamar ini!" "Kamu mau kemana?" Kanaya langsung bertanya ketika Zhafir hendak pergi setelah menunjukkan kamar untuknya. "Aku... Aku akan menyiapkan makanan untukmu. Kamu tunggulah sampai aku selesai memasak," jawab Zhafir dingin. Lalu pergi meninggalkan Kanaya yang masih diam di tempatnya. Usai mengemasi semua barang miliknya. Kanaya langsung menyusul suaminya itu menuju dapur. Kanaya melangkah pelan, menyusuri setiap sudut rumah suaminya itu. Barang-barang mewah dan barang-barang antik tersusun rapi disetiap sudut rumah suaminya. Kanaya sampai mengernyitkan dahi, berpikir apakah barang-barang ini palsu atau asli. Melihat dari segi kualitas, semua barang-barang antik ini seperti barang asli yang dapat Kanaya tafsir harganya mencapai ratusan juta per-satu barang. "
Kanaya berlari keluar dan hendak menyusul Zhafir, namun sesampainya di depan rumah, dia sudah tidak melihat lagi keberadaan suaminya itu. "Yahhhh,,, dia sudah pergi," Ucapnya lemah. Karena sudah tidak melihat keberadaan suaminya, Kanaya pun juga ikut pergi meninggalkan rumahnya. Sesampainya di kantor, Kanaya langsung menuju meja kerjanya. Namun, sesampainya disana, Kanaya langsung dibuat terkejut oleh kehadiran seseorang yang sudah menempati meja kerjanya tersebut. "Kamu?" Kanaya nampak geram. Wanita itu tersenyum licik melihat keberadaan Kanaya, menatapnya dengan tatapan remeh. "Itu adalah meja kerjaku, kenapa kamu yang duduk di meja kerjaku? Barangku? Kamu kemana-kan barang-barang ku?" Protes Kanaya dengan wajah yang kesal. "Sekarang, aku yang akan menggantikan posisimu," Jawab Cindy dengan senyuman kemenangan. "Masalah barang-barangmu, kamu cari saja di gudang," lanjutnya enteng. "Sejak kapan kamu bekerja? Bukankah selama ini kakak tidak pernah mau bekerja?" Tanya
Masih di ruangan yang sama. Kanaya berdiri di depan kakek, "Maaf Kek. Kanaya tidak bisa menerima pekerjaan ini. Kanaya tidak pantas mendapatkannya dan Kanaya takut mengecewakan Kakek," ujar Kanaya ragu. "Kakek percaya kepadamu, Nak." "Sekali lagi maafkan Kanaya, Kek. Kanaya tau kakek ingin yang terbaik untuk Kanaya. Tapi, Kanaya tidak bisa menerima jabatan yang diberikan oleh Kakek untuk Kanaya. Kanaya merasa belum pantas menerima semua itu. Kanaya benar-benar tidak bise menerima pekerjaan itu. Kanaya hanya ingin, Kanaya mendapatkan jabatan yang benar-benar karena hasil kinerja Kanaya yang maksimal, bukan karena Kanaya adalah bagian dari keluarga di perusahaan ini," jelas Kanaya lagi. "Kamu yakin, tidak mau menerima jabatan sebagai Direktur utama perusahaan ini?" Tanya kakek lagi memastikan. Dia sangat menyayangkan keputusan Kanaya saat ini. "Iya, Kek. Aku harap, kakek mengerti dengan keputusan ku." "Baiklah. Kakek menghormati keputusan mu, Kanaya. Jika nanti kamu berubah p
"K-Kris...— akh....Kamu hebat sekali "Itu adalah suara desahan seorang wanita.Dan wanita itu memanggil nama … calon suaminya? Kanaya semakin mendekatkan dirinya menuju arah suara. Matanya seketika membelalak begitu melihat pemandangan di depannya yang menampilkan dua orang sedang bergumul dengan panas, bahkan mereka tak menyadari kehadiran Kanaya di situ. Yang lebih mengejutkan lagi ternyata dua orang itu adalah calon suaminya dan kakak tirinya sendiri, Cindy. Padahal Kanaya beberapa hari lagi akan melangsungkan pernikahan dengan Kris, dan hari ini dia diminta pihak hotel untuk datang dan mengecek kamar hotel. Namun, siapa sangka dirinya justru menangkap basah perselingkuhan keduanya. Lama ia terdiam menahan perasaannya yang sakit karena sebuah pengkhianatan, Kanaya akhirnya mengambil keputusan untuk mengambil ponselnya dan merekam kelakuan bejat calon suaminya dan kakak tirinya itu sebagai bukti."Kita berakhir disini Mas Kris." Gumam Kanaya sangat kecewa. Pria yang dia pikir b
Kakek menahan dadanya yang terasa sakit. Semua orang, termasuk Kanaya menjadi cemas dan langsung menghampiri kakek. "Apa yang kamu lakukan ini, Kris? Bisa-bisanya kamu mempermalukan keluarga dan membuat kakek mu sakit." Ardi, ayahnya Kris terlihat cemas dan langsung menyalahkan Kris."Paman, aku tahu Paman marah. Tapi, jangan salahkan Kris, karena Kris hanya mengikuti kata hatinya, " ucap Cindy. "Paman, Kakek. Saya ingin pernikahan ini dibatalkan saja. Saya tidak ingin menikah bersama Kris lagi," Ungkap Kanaya serius.Kakek terlihat melebarkan matanya, seolah dia tidak setuju dengan keputusan itu."Baguslah kalau kamu tidak mau menikah. Kris hanya cocok menikah bersamaku. Lagipula, anakku ini akan menjadi penerus di keluarga Abimana" Sahut Cindy yang langsung mendapatkan bentakan dari kakek."Diam kamu," Sentak kakek. Semua orang terdiam dan tidak berani menatap wajah kakek yang terlihat sangat marah.Kakek melangkah dengan tatapan tajam. Cindy yang melihat kemarahan Kakek semakin m
"Apa yang kamu harapkan dari dia?" "Zhafir hanya seorang lelaki tidak berguna. Apa kamu ingin menikah bersama pria yang tidak memiliki masa depan?" "Dia bahkan 10 tahun lebih tua darimu. Kalian hanya akan terlihat seperti dua orang yang menyedihkan. Jangan pernah berpikir kamu untuk menikah dengannya Kanaya" "Apa hak mu melarang ku? Mau aku menikahi pria tidak berguna sekalipun, itu lebih baik dari pada menikah bersamamu," Tegas Kanaya, masih bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi kamu hanya akan tersiksa dan menderita jika menikah bersamanya Kanaya" "Aku mohon Kanaya, urungkan niatmu untuk menikah bersama Zhafir. Aku peduli kepadamu. Itu sebabnya aku tidak ingin kamu salah langkah. Hanya aku lelaki yang bisa membuatmu bahagia. Jadi, aku mohon berikan aku kesempatan, dan katakan kepada kakek kalau kita saling mencintai. Menikahlah bersamaku Kanaya, aku mohon!" Kris masih tetap memohon. "Lepas, Kris!" Kanaya kembali menepis tangan Kris yang memegang tangannya. "Aku katakan sekal