"Apa yang kamu harapkan dari dia?"
"Zhafir hanya seorang lelaki tidak berguna. Apa kamu ingin menikah bersama pria yang tidak memiliki masa depan?" "Dia bahkan 10 tahun lebih tua darimu. Kalian hanya akan terlihat seperti dua orang yang menyedihkan. Jangan pernah berpikir kamu untuk menikah dengannya Kanaya" "Apa hak mu melarang ku? Mau aku menikahi pria tidak berguna sekalipun, itu lebih baik dari pada menikah bersamamu," Tegas Kanaya, masih bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi kamu hanya akan tersiksa dan menderita jika menikah bersamanya Kanaya" "Aku mohon Kanaya, urungkan niatmu untuk menikah bersama Zhafir. Aku peduli kepadamu. Itu sebabnya aku tidak ingin kamu salah langkah. Hanya aku lelaki yang bisa membuatmu bahagia. Jadi, aku mohon berikan aku kesempatan, dan katakan kepada kakek kalau kita saling mencintai. Menikahlah bersamaku Kanaya, aku mohon!" Kris masih tetap memohon. "Lepas, Kris!" Kanaya kembali menepis tangan Kris yang memegang tangannya. "Aku katakan sekali lagi. Aku akan tetap menikah bersama Zhafir. Aku lebih baik hidup menderita dari pada harus kembali dengan lelaki tukang selingkuh seperti kamu." Kanaya begitu teguh dengan pendiriannya. Daripada harus kembali bersama Kris, keputusan untuk menikah bersama Zhafir adalah keputusan yang tepat baginya. Walaupun, dia tahu rumor buruk tentang Zhafir. Hal itu tidak akan mengubah keputusannya. Apalagi, memikirkan Cindy, kakak tirinya yang sedang hamil, tentu saja dirinya tidak akan sudi lagi jika harus berbagi suami. Kanaya merasa jijik memikirkan Kris yang menginginkan dirinya kembali bersamanya. "Ayolah Kanaya. Aku tahu kamu juga mencintaiku. Kamu hanya memutuskan ini karena marah kepadaku, aku tahu kamu tidak benar-benar ingin menikah bersama dia. Kembali lah Kanaya, aku mohon! Ini semua belum berakhir Kanaya. Kita bisa memulainya lagi dari awal lagi, aku tahu kamu tidak ingin berpisah dariku, jadi kembalilah kepadaku," Kanaya tertawa kecil, "Aku tidak menduga kalau kamu begitu menyedihkan. Apa dengan meminta maaf, semuanya akan kembali seperti semula?" "Percuma kamu mengatakan apapun. Aku akan tetap menikah bersama Zhafir." Tegas Kanaya tajam. "Dasar wanita tidak tahu diri. Jika kamu tidak mau menikah bersama ku, aku pastikan hidupmu akan menderita jika menikah bersama dia," teriak Kris geram. Kanaya memutar bola matanya malas, ia pun pergi begitu saja meninggalkan Kris disana. Sementara Kris merasa frustasi, namun tidak bisa berbuat apapun tentang keputusan Kanaya. Dia hanya bisa menatap kepergian Kanaya dengan perasaan kesal dan penuh penyesalan. *** Pagi hari. Tepat dihari pernikahan. Kanaya yang sedang duduk sendirian di kamar, menatap Pantulan wajahnya yang sudah dirias di depan cermin. Ia terlihat begitu gugup dan cemas saat ini. Pernikahan, bukanlah sesuatu yang dia inginkan. Apalagi, menikah bersama laki-laki yang tidak dia cintai. Akankah, dia mampu melewati pernikahan yang tidak di dasari oleh perasaan saling suka. "Percuma kamu menatap wajahmu itu di cermin, Kanaya. Riasan dan baju mewah itu tidak Akan pantas untukmu." Sindir Cindy di ambang pintu. Wanita itu terlihat tersenyum meremehkan. "Aku tidak butuh penilaian mu," sahut Kanaya ketus. "Cih. Sombong sekali. Apa kamu sudah merasa seperti tuan putri yang datang dari kayangan?" Cindy tertawa puas. "Apa kamu lupa, laki-laki yang akan kamu nikahi itu tidak lebih dari seorang sampah. Jadi jangan bermimpi menjadi bagian keluarga Abimana," lanjut Cindy. Kanaya berdiri dan keduanya pun saling berhadapan. "Yang harusnya sadar diri itu kamu. Apa kamu lupa, setelah berusaha merebut Kris hingga hamil anaknya, tapi kamu masih tidak bisa menjadi bagian keluarga Abimana." tegas Kanaya. "Nona Kanaya. Sudah saatnya untuk pergi ke aula pernikahan!" Ujar seorang pelayan yang ditugaskan untuk menjemput Kanaya di kamar pengantin. Kanaya pun pergi meninggalkan kamar pengantin dan meninggalkan Cindy yang terlihat kalah telak dari Kanaya. Di Aula. Semua orang menatap kedatangan Kanaya dengan tatapan kagum. Tak dipungkiri semua orang memuji kecantikan Kanaya yang dipadu dengan gaun mewah yang dia kenakan saat ini. "Dia sangat cantik. Apakah pantas untuknya menikahi seorang lelaki terbuang?" "Seharusnya wanita seperti dia tidak menikah dengan pria sembarangan." beberapa orang terdengar memberikan komentar. Melihat kedatangan Kanaya, Cindy dan Sintya tersenyum licik. Kanaya yang hendak sampai, mendadak terkejut disaat Cindy yang dengan sengaja menumpahkan air ke gaun pengantin yang Kanaya kenakan. "Ups. Astaga, maaf Kanaya. Aku tidak sengaja menumpahkan air ke gaunmu itu. Sepertinya gaun mu harus diganti, dan Ini terlihat sangat kotor. Lagipula gaunnya sangat tidak cocok untuk mu," ucap Cindy yang terdengar mengejek. "Nona. Apa Nona baik-baik saja?" Seorang pelayan berusaha merapikan dan membersihkan gaun yang sengaja di rusak oleh Cindy. "Kamu sengaja kan melakukan ini, kak?" geram Kanaya. "Apa kamu tidak puas sudah merusak segalanya?" Cindy memutar bola matanya malas, "Ya..ya..ya..ya, sudah ku katakan kalau aku tifak sengaja," jawab Cindy. "Apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bukankah kamu sudah mendapatkan Kris. Lalu kenapa terus mengganggu ku?" Tanya Kanaya yang sudah mulai geram. "Aku hanya menginginkan apa yang kamu miliki, itu saja," jawab Cindy enteng. "Oh, begitu? Tidak heran jika kamu selalu mendapatkan barang bekas dariku," Jawab Kanaya yang berhasil membuat Cindy kehilangan muka. "Jangan kurang ajar ya kamu. Hidupmu sudah sangat menyedihkan. Bahkan semua orang tahu, kalau kamu hanyalah wanita yang menikahi pria tidak berguna. Tidak akan ada yang akan menghormati mu disini." Sintya ikut bicara dan merendahkan Kanaya. "Hahahha, dia akan menjadi wanita termiskin setelah menikah bersama pria terbuang itu, Ma. Bahkan, tidak tahu seperti apa kehidupan yang akan dia dapatkan setelah ini," sambung Cindy sambil tertawa mengejek. "Dasar wanita miskin." Ucap Cindy yang kembali menyiram air ke gaun Kanaya. Cindy dan ibu tirinya terus mengejeknya bahkan tak segan menindasnya. "Bahkan miskin pun lebih baik daripada menjadi wanita hamil yang belum tentu dinikahi. Bukankah itu sangat memalukan" Sahut Kanaya tajam. Semua orang mulai menatap Cindy dengan pandangan kasihan. Hal itu membuat Cindy sangat geram. "Jaga ucapanmu." geram Cindy, hingga dia hendak melayangkan tamparan kepada Kanaya. Namun, belum sempat tamparan itu mendarat di wajah Kanaya, seseorang tiba-tiba menahan tangannya dengan kuat, membuat Cindy meringis kesakitan. Seorang pria tampan dengan rahang tegas terlihat berdiri di sampingnya. Menatap Cindy dengan tatapan berbahaya. Semua orang nampak dibuat terpana. Seorang lelaki yang mereka kenal sebagai Zhafir, seorang Pria pengangguran dengan penampilan berantakan, kini datang dengan penampilan yang sangat berbeda dari biasanya. Pria yang selalu diremehkan semua orang itu, terlihat sangat tampan dan gagah dengan karismanya yang begitu menggoda. Kanaya yang melihat sosok tampan dan gagah yang menahan tangan kakaknya itu, juga ikut terpana dan terpesona.Pandangan semua orang tertuju kepada satu tujuan, yaitu Zhafir Mahendra Arkan, seorang pria yang dikenal sebagai cucu terbuang. Zhafir dikenal sebagai cucu terbuang, karena sejak kematian kedua orangtuanya dia lebih memilih mengasingkan diri dan tidak ingin ikut andil dalam bisnis keluarga besarnya. Zhafir juga dirumorkan memiliki penampilan yang berantakan, pengangguran dan tidak menyukai wanita. Namun semua itu seolah terbantahkan dengan penampilan Zhafir saat ini yang terlihat sangat berbeda. "Jangan pernah berani menyentuh calon istri ku!" suara tegas dan lantang penuh tekanan itu, membuat nyali Cindy seolah menciut. "Satu jarimu menyentuh wajahnya, maka akan aku pastikan jarimu ini tidak akan berada di tempatnya lagi," ujarnya tegas. Merasa takut, Cindy menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya langsung pucat mendengar ucapan Zhafir. "Jangan coba-coba mengancam ku ya. Kamu tidak tahu siapa aku?" Sentak Cindy terbata. "Aku itu adalah calon menantu keluarga Abimana. Calo
Suara Zhafir berhasil membuat Kanaya terperanjat. Ia pun segera membawa kopernya dan kembali melangkah mengikuti Zhafir. "Ini kamar kamu. Silahkan bereskan barang-barangmu, dan jika kamu ingin istirahat bisa di kamar ini!" "Kamu mau kemana?" Kanaya langsung bertanya ketika Zhafir hendak pergi setelah menunjukkan kamar untuknya. "Aku... Aku akan menyiapkan makanan untukmu. Kamu tunggulah sampai aku selesai memasak," jawab Zhafir dingin. Lalu pergi meninggalkan Kanaya yang masih diam di tempatnya. Usai mengemasi semua barang miliknya. Kanaya langsung menyusul suaminya itu menuju dapur. Kanaya melangkah pelan, menyusuri setiap sudut rumah suaminya itu. Barang-barang mewah dan barang-barang antik tersusun rapi disetiap sudut rumah suaminya. Kanaya sampai mengernyitkan dahi, berpikir apakah barang-barang ini palsu atau asli. Melihat dari segi kualitas, semua barang-barang antik ini seperti barang asli yang dapat Kanaya tafsir harganya mencapai ratusan juta per-satu barang. "
Kanaya berlari keluar dan hendak menyusul Zhafir, namun sesampainya di depan rumah, dia sudah tidak melihat lagi keberadaan suaminya itu. "Yahhhh,,, dia sudah pergi," Ucapnya lemah. Karena sudah tidak melihat keberadaan suaminya, Kanaya pun juga ikut pergi meninggalkan rumahnya. Sesampainya di kantor, Kanaya langsung menuju meja kerjanya. Namun, sesampainya disana, Kanaya langsung dibuat terkejut oleh kehadiran seseorang yang sudah menempati meja kerjanya tersebut. "Kamu?" Kanaya nampak geram. Wanita itu tersenyum licik melihat keberadaan Kanaya, menatapnya dengan tatapan remeh. "Itu adalah meja kerjaku, kenapa kamu yang duduk di meja kerjaku? Barangku? Kamu kemana-kan barang-barang ku?" Protes Kanaya dengan wajah yang kesal. "Sekarang, aku yang akan menggantikan posisimu," Jawab Cindy dengan senyuman kemenangan. "Masalah barang-barangmu, kamu cari saja di gudang," lanjutnya enteng. "Sejak kapan kamu bekerja? Bukankah selama ini kakak tidak pernah mau bekerja?" Tanya
Masih di ruangan yang sama. Kanaya berdiri di depan kakek, "Maaf Kek. Kanaya tidak bisa menerima pekerjaan ini. Kanaya tidak pantas mendapatkannya dan Kanaya takut mengecewakan Kakek," ujar Kanaya ragu. "Kakek percaya kepadamu, Nak." "Sekali lagi maafkan Kanaya, Kek. Kanaya tau kakek ingin yang terbaik untuk Kanaya. Tapi, Kanaya tidak bisa menerima jabatan yang diberikan oleh Kakek untuk Kanaya. Kanaya merasa belum pantas menerima semua itu. Kanaya benar-benar tidak bise menerima pekerjaan itu. Kanaya hanya ingin, Kanaya mendapatkan jabatan yang benar-benar karena hasil kinerja Kanaya yang maksimal, bukan karena Kanaya adalah bagian dari keluarga di perusahaan ini," jelas Kanaya lagi. "Kamu yakin, tidak mau menerima jabatan sebagai Direktur utama perusahaan ini?" Tanya kakek lagi memastikan. Dia sangat menyayangkan keputusan Kanaya saat ini. "Iya, Kek. Aku harap, kakek mengerti dengan keputusan ku." "Baiklah. Kakek menghormati keputusan mu, Kanaya. Jika nanti kamu berubah p
"K-Kris...— akh....Kamu hebat sekali "Itu adalah suara desahan seorang wanita.Dan wanita itu memanggil nama … calon suaminya? Kanaya semakin mendekatkan dirinya menuju arah suara. Matanya seketika membelalak begitu melihat pemandangan di depannya yang menampilkan dua orang sedang bergumul dengan panas, bahkan mereka tak menyadari kehadiran Kanaya di situ. Yang lebih mengejutkan lagi ternyata dua orang itu adalah calon suaminya dan kakak tirinya sendiri, Cindy. Padahal Kanaya beberapa hari lagi akan melangsungkan pernikahan dengan Kris, dan hari ini dia diminta pihak hotel untuk datang dan mengecek kamar hotel. Namun, siapa sangka dirinya justru menangkap basah perselingkuhan keduanya. Lama ia terdiam menahan perasaannya yang sakit karena sebuah pengkhianatan, Kanaya akhirnya mengambil keputusan untuk mengambil ponselnya dan merekam kelakuan bejat calon suaminya dan kakak tirinya itu sebagai bukti."Kita berakhir disini Mas Kris." Gumam Kanaya sangat kecewa. Pria yang dia pikir b
Kakek menahan dadanya yang terasa sakit. Semua orang, termasuk Kanaya menjadi cemas dan langsung menghampiri kakek. "Apa yang kamu lakukan ini, Kris? Bisa-bisanya kamu mempermalukan keluarga dan membuat kakek mu sakit." Ardi, ayahnya Kris terlihat cemas dan langsung menyalahkan Kris."Paman, aku tahu Paman marah. Tapi, jangan salahkan Kris, karena Kris hanya mengikuti kata hatinya, " ucap Cindy. "Paman, Kakek. Saya ingin pernikahan ini dibatalkan saja. Saya tidak ingin menikah bersama Kris lagi," Ungkap Kanaya serius.Kakek terlihat melebarkan matanya, seolah dia tidak setuju dengan keputusan itu."Baguslah kalau kamu tidak mau menikah. Kris hanya cocok menikah bersamaku. Lagipula, anakku ini akan menjadi penerus di keluarga Abimana" Sahut Cindy yang langsung mendapatkan bentakan dari kakek."Diam kamu," Sentak kakek. Semua orang terdiam dan tidak berani menatap wajah kakek yang terlihat sangat marah.Kakek melangkah dengan tatapan tajam. Cindy yang melihat kemarahan Kakek semakin m