Share

Bab 6

Kanaya berlari keluar dan hendak menyusul Zhafir, namun sesampainya di depan rumah, dia sudah tidak melihat lagi keberadaan suaminya itu.

"Yahhhh,,, dia sudah pergi," Ucapnya lemah.

Karena sudah tidak melihat keberadaan suaminya, Kanaya pun juga ikut pergi meninggalkan rumahnya.

Sesampainya di kantor, Kanaya langsung menuju meja kerjanya. Namun, sesampainya disana, Kanaya langsung dibuat terkejut oleh kehadiran seseorang yang sudah menempati meja kerjanya tersebut.

"Kamu?" Kanaya nampak geram.

Wanita itu tersenyum licik melihat keberadaan Kanaya, menatapnya dengan tatapan remeh.

"Itu adalah meja kerjaku, kenapa kamu yang duduk di meja kerjaku? Barangku? Kamu kemana-kan barang-barang ku?" Protes Kanaya dengan wajah yang kesal.

"Sekarang, aku yang akan menggantikan posisimu," Jawab Cindy dengan senyuman kemenangan.

"Masalah barang-barangmu, kamu cari saja di gudang," lanjutnya enteng.

"Sejak kapan kamu bekerja? Bukankah selama ini kakak tidak pernah mau bekerja?" Tanya Kanaya lagi, masih dengan wajah yang kesal.

"Sejak aku menjadi calon istri Mas Kris. Selama ini, aku sudah salah membiarkan mu menempati posisi ini, jadi, sekarang aku yang akan menggantikan posisi mu sebagai sekretaris mas Kris," Jawab Cindy dengan senyuman manisnya.

"Sekarang, kamu boleh berhenti bekerja disini dan cari pekerjaan baru."

"Oh ya, aku ingin menawarkan posisi yang bagus untukmu. Bagaimana kalau kamu menjadi OB saja, mumpung aku masih berbaik hati memberikan pekerjaan untukmu, bagaimana?" Lanjut Cindy dengan seringai liciknya.

"Siapa yang berani menyuruhnya bekerja sebagai OB?" Teriak seseorang yang nampak baru sampai disana. Kanaya dan Cindy mengalihkan pandangannya dengan wajah terkejut.

"Kakek... " gumam Kanaya dan Cindy bersamaan.

"Kanaya, barang-barangmu sudah kakek siapkan di meja kerjamu yang baru, yaitu sebagai Direktur Utama perusahaan ini. l"

"Kakek, bukankah posisi itu adalah milikku?" Protes Kris yang juga baru sampai disana.

"Itu dulu, tapi sekarang kakek ingin Kanaya lah yang menempati posisi itu," jawab kakek mantap.

"Lalu, aku bagaimana?" protes Kris lagi yang merasa tak terima atas keputusan kakeknya itu.

"Jika kamu masih ingin bekerja di sini, maka kamu akan menempati posisi sebagai marketing perusahaan. Kamu yang akan pergi keluar dan melakukan pemasaran barang," Jawab kakek enteng.

"Mana bisa begitu kek, aku tidak bisa melakukan itu." Kris langsung menolak.

"Benar kek. Lagipula, Kris tidak cocok dengan pekerjaan itu. Apa hebatnya Kanaya sehingga dia bisa menjadi Direktur Utama perusahaan ini, itu sangat berlebihan dan kakek sangat tidak adil kepada Mas Kris sebagai cucu kakek."

"Diam kamu!" Sentak kakek dengan sorot yang tajam.

"Tau apa kamu tentang cucu saya. Ini adalah hukuman untuk orang yang tidak mau mendengarkan perintah saya. Ini juga hukuman kepadanya karena sudah berani mencoreng nama baik keluarga Abimana." tegas kakek.

"Seharusnya kamu tahu malu, bahkan dibandingkan dengan kamu, Kanaya lebih berharga, karena dia adalah menantu sah dari keluarga Abimana, sedangkan kamu?" Kakek memandang remeh Cindy.

"Kamu hanya seorang wanita penghibur yang kapan saja bisa digunakan, lalu kamu ingin menggantikan posisi Kanaya disini? Jangan pernah bermimpi," lanjut kakek dengan perkataan tajamnya.

Cindy yang mendengar hinaan itu terlihat mengepal tangannya geram, lalu kemudian ia pergi dengan perasaan kesal.

"Cindy tunggu!" Kris yang melihat kemarahan Cindy hendak menyusul kekasihnya itu.

"Kek, apa ini tidak berlebihan? Aku tidak bisa menerima posisi ini begitu saja. Aku takut kakek akan kecewa jika aku tidak bisa menjalankan pekerjaan ini dengan baik," Ujar Kanaya yang merasa ragu atas posisinya sebagai Direktur utama perusahaan yang ditawarkan kakek.

"Kakek percaya sepenuhnya kepadamu, Nak. Kakek ingin, kamu yang memegang perusahaan ini, karena kamu adalah istri Zhafir dan menantu keluarga ini. Zhafir tidak pernah mau mengurus perusahaan, jadi kakek akan menyerah kan jabatan ini kepadamu sebagai bentuk rasa sayang kakek kepada mu dan Zhafir," jelas kakek.

"Tapi kek..... "

"Jangan membantah, kakek yakin kamu bisa. Perusahaan ini akan maju jika berada ditangan yang tepat," Lanjut Kakek memotong ucapan Kanaya.

Disisi lain, Kris menarik tangan kekasihnya yang sedang kesal, "Cindy tunggu."

"Apa lagi. Kakek mu sudah menghinaku habis-habisan di depan semua orang. Mau di taruh dimana wajahku ini? Apalagi, kamu tidak pernah berniat menikahi ku walaupun tau kalau aku sedang mengandung anakmu. Apa kamu sengaja ingin menghancurkan hidupku." Cindy hampir menangis.

Kris langsung memeluk tubuh kekasihnya itu, "Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku mencintaimu, tapi aku tidak berdaya dengan keputusan kakek," jawab Kris lemah.

"Kalau begitu, hancurkan nama keluarga mu dengan kehamilan ini. Buat berita tentang kehamilan ku Kris, Semua orang akan menganggap kakekmu egois karena tidak merestui pernikahan kita dan membiarkan aku mengandung tanpa dinikahi."

"Tapi aku tidak bisa melakukan itu," Kris nampak ragu.

"Aku mohon kepada-Mu untuk bersabar. Aku akan membujuk kakek dan kita akan menikah segera, aku janji," lanjut Kris meyakinkan Cindy.

"Bagaimana dengan pekerjaan mu?" tanya Cindy lagi.

"Kita ikuti saja permainan ini, setelah itu, akan aku buat Kanaya tidak mampu dengan pekerjaan ini dan memaksa Kanaya untuk menyerahkannya secara sukarela kepadaku. Karena dengan begitu, Kakek tidak akan bisa menolak keputusan Kanaya untuk memberikan jabatan Direktur utama kepadaku."

"Aku punya rencana untuk menyingkirkan Kanaya dari perusahaan." Cindy tersenyum licik.

"Apa itu?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status