Share

Bab 84

“Syifa terluka kalau sampai kita berpisah, Dian.

Dia sangat menyayangimu jadi kau tidak akan menggugat, Mas ke pengadilan agama, kan?” Kulihat Dian tak sedikitpun bergerak. Aku mulai kesal.

“Aku kan sudah minta maaf! Memangnya aku harus apa!?” tanyaku keras.

“Ssstt. Nanti Syifa terbangun, Mas.” Kini Dian telah duduk menghadapku dengan wajah cemberut.

Dian wanita yang sebenarnya tak kalah cantic dan shalihah dari Enjang. Tetap menarik meski dengan wajah tanpa polesan. Hanya aku saja yang jarang memperhatikannya setelah menjadikannya istri karena terlalu menyesali keputusan melepas ibu dari anak-anak. Aku memang sedikit brengsek kurasa. Bukankah seharusnya aku banyak bersyukur diberi anugrah oran- orang baik di sekitarku?

Dian Nampak jengah terus kutatap intens. Aku mendekat dan merengkuhnya dalam pelukan. Awalnya istriku yang ke dua ini memberot

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status