Share

Bab 83

Kutatap dua wanita beda usia yang sedang terlelap sambil berpelukan. Baru kusadari betapa Dian begitu menyayangi Syifa dengan tulus meski bukan anak kandungnya. Dian tak pernah bermasalah dengan keluarga besar juga anak-anakku yang lain.

Seharusnya aku bersyukur dan berusaha muve on dari Enjang setelah mendapatkannya. Belajar mengikhlaskan karena semua juga salahku sendiri bukan justru rasa bersalah ini berkepanjangan dan kembali menyakiti orang lain.

Aku benar-benar naif. Semoga belum terlambat untuk memperbaiki semuanya. Entah apa yang kupikirkan sehingga bisa melakukan begitu banyak hal untuk Enjang. Ingin menunjukkan bahwa diri sudah berubah? Untuk apa? Bahkan kembali padanya, sekarang jelas sudah tidak mungkin apa pun alasannya. Batinku terus berperang.

“Kenapa aku begini bodoh,” kataku sendirian sambil menepuk dahi.

Perasaan yang kalut membuatku tak sadar seseorang sed

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status