Share

Bab 87

Genap sudah satu bulan Enjang berada di rumah sakit. Anak kembarku juga sudah cukup kuat jantungnya hingga berbagai peralatan di tubuhnya sudah dilepas oleh dokter yang menangani. Jantung kedua bayi itu belum cukup kuat sewaktu dilahirkan karena masih kurang bulan. Lahir premature.

“Kita sudah bisa pulang hari ini, Sayang,” kataku pada istri dengan suara selembut mungkin.

“Enjang nunggu saja sampai bayi kita bisa keluar juga, Mas … biar ASInya tidak terlewat,” jawabnya lesu.

“Alhamdulillah si kembar juga sudah bisa kita bawa,” kataku tersenyum.

Kulihat binar di matanya. Kehangatan itu menulari dada ini. Sungguh aku merasa damai dan bahagia melihat kebahagiaan wanita yang juga mengalirkan ketenangan saat menatap wajahnya saja. Tekad yang kuat dalam diriku untuk berusaha mengembalikan sebagian ingatanku yang hilang. Kehilangan ini membuatku juga menderita kare

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status