Share

Bab 90

Aku pergi meninggalkan rumah dengan berbagai rasa berperang dalam batin. Satu sisi aku ingin bebas melangkah dan tetap waras menghadapi hidup dan masa depan diusia masih dua puluh tahun yang belum genap.

“Ma, ma, ma.” Kata pertama Azka hampir mengurungkan langkah ini tapi mengingat ini juga demi dirinya aku mantap melangkah.

Menjadi ibu bagi Azka aku harus kuat juga cerdas. Kalau tidak aku tak akan bisa membimbingnya kelak. Mengingat betapa keluargaku sangat ambisi menguasai harta keluarga suamiku melalui cucunya maka kukeraskan hati meninggalkannya.

“Ini semua demi kamu, Sayang …,” gumamku dengan rasa tercekik.

Aku tak akan membawa fasilitas apa pun kecuali ATM untuk membiayai hidup dan pendidikanku nanti. Lebih baik kembali hidup sederhana agar aku tak lupa daratan dan meneruskan sifat kedua orang tuaku.

 Bagaimana kabar mereka sekarang?

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status