Share

Bab 85

“Sayang, bereskan barang  kita juga punya Syifa.

Kita pulang setelah menemui keluarga Enjang di rumah sakit sekali lagi.”

“Iya, Mas. Tapi tanya Syifa dulu takutnya mau nunggu bundanya sampai sadar.”

“Kamu bicaralah.

Syifa juga harus sekolah dan lagi pula semua orang di sini masih focus ke ibu juga perkembangan dua adiknya.

Takutnya Syifa merasa tersisih kalau di sini sendirian.”

“Ya, Mas.” Aku mengelus kepalanya lembut sebelum meninggalkannya untuk bersiap diri.

 Dian istri yang penurut juga ibu yang handal dalam membujuk seorang anak. Dengan mudah Dian bisa memberikan pengertian pada putriku hingga sekarang Syifa sudah duduk manis di antara kami dalam mobil menuju rumah sakit.

“Nanti lihat adek bayi dulu ya, Pa.”

“Siap Tuan Putri,” kataku samb

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status