Share

Bab 76

“Ayah. Kita perlu bicara,” kata Dio sambil menghampiri ayahnya yang duduk terkatuk-kantuk.

Mereka duduk dengan wajah yang sama sama serius. Dio sudah menceritakan hasil penyelidikan petugas juga Rony rekan sekaligus sahabatnya yang berprovesi sebagai intel di jajaran kepolisisan.

Ada kemarahan terlihat dari wajah tua yang masih sangat sehat itu. Tangannya mengepal hingga bukunya memutih. Mulutnya tak henti melafaldkan istighfar agar emosinya mereda.

“Kurang apa ayah memberi mereka? Putrinya kuutamakan agar bisa terus dalam penjagaan keluarga.

Sebentar.” Ayah Dio seperti mengingat sesuatu.

~

Pak Amir sedang menyantap sarapan yang terlambat. Panas sudah tinggi tapi hatinya yang sedikit resah membuat napsu makannya hilang, Sang Istri yang khawatir sakit mag Sang Suami kambuh memaksanya untuk makan pagi menjelang siang.

Dering telep

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status