Share

Dipecat

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

#Sdms

Bab 41 Dipecat

Beberapa hari berlalu. Dan hari ini adalah hari pertamaku masuk kerja setelah sekian lama aku libur. Aku pun berangkat dengan penuh semangat, pasalnya aku sudah begitu rindu dengan aktivitasku yang bisa bertemu banyak orang. Termasuk teman-teman kerjaku atau para pelanggan yang sudah akrab denganku.

"Ikut saya, ya," kata Bu Ratna setelah beberapa saat aku sampai di rumah makan.

Aku mengikuti langkah Bu Ratna yang menuju ruangannya. Sedikit merasa curiga lantaran terakhir kali aku dipanggil ke ruangannya disuruhnya aku mengantar makanan ke kantor keponakannya, Siska.

"Maaf Halimah, saya terpaksa melakukan ini," kata Bu Ratna. Wajahnya tampak sedih.

Aku tertegun mendengar ucapan Bu Ratna barusan.

"Ma-maksud Bu Ratna apa?" dengan terbata-bata aku bertanya.

Bu Ratna berjalan mendekatiku hingga jarak kami kurang dari kurang dari sepuluh langkah.

Bu Ratna terlihat seperti berat untuk berbicara. "Saya harus memberhentikan kamu."

Sontak aku tercengang setelah Bu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Permintaan Maaf

    #SdmsBab 42 Sebuah Permintaan MaafAku melihat jam tangan di lenganku. "Oke! Lima menit dari sekarang!"Terpaksa aku memberi kesempatan untuk Mas Aryo. Selain agar aku tak lagi banyak membuang waktu untuknya, aku juga dibuat penasaran dengan hal apa yang akan ia katakan itu.Mas Aryo menarik napasnya. Lalu mulai menjelaskan maksud dari kemunculannya di hadapanku ini yang ternyata memang ia sengaja. Dimana ia ingin meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan istrinya terhadapku. Benar, Mas Aryo tahu rencana Siska untuk meminta tantenya alias Bu Ratna supaya memecatku. Mas Aryo sendiri sudah berusaha mencegahnya, sayangnya karena Siska begitu keras kepala tak mau mendengarkannya, alhasil pemecatan untukku pun terjadi. Dan Siska melakukan hal itu adalah sebagai peringatan awal jika dirinya tak bisa dikalahkan. Awalnya memang berat aku menerima keputusan sepihak itu dari Bu Ratna. Pasalnya selama aku bekerja di warung makan itu aku tak pernah berbuat kesalahan apapun. Semua yang menjad

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kabar Mantan Kakak Ipar

    #SdmsBab 43 Kabar Mbak SusiKetika hendak kembali ke tempatku, secara tiba-tiba lenganku ditahan oleh Mas Hilman. Membuatku terdiam dan pelan-pelan menatap ke arahnya yang ternyata masih terpejam. Dalam hati aku bertanya-tanya jika Mas Hilman tadi sudah betul-betul tertidur atau belum? Jika belum, kenapa bisa ia mendengkur? Jika tidak ... Kenapa ini? Kenapa ia menahan tanganku dan tak kunjung melepaskannya? Astaghfirullah ... Cobaan apa lagi ini? Dengan hati-hati aku mencoba melepaskan genggaman tangan Mas Hilman. Sayangnya bukan terbebas malah yang terjadi adalah sebaliknya. Secara tiba-tiba Mas Hilman menarikku dan membuatku terjatuh di pelukannya. Wajah tampan Mas Hilman terlihat sangat jelas di mataku. Aku membisu saking terpesona oleh suami mudaku itu. Astagaaah. Tak ada obat lagi untuk ketampanannya itu. "Mungkinkah Mas Hilman akan melakukan ...," batinku. Kedua mataku dan mata Mas Hilman masih saling memandang. Mas Hilman tersenyum manis lalu mulai memejamkan matanya. Beg

  • Suami Muda Mbak Halimah   Hari Pernikahan

    #SdmsBab 44 Hari Pernikahan Lagian mau diajak kemana aku sepagi ini? Yang bahkan mandi saja belum. Penasaran? Tentu saja. Barang kali Mas Hilman akan mengajakku berbelanja mengingat baru kemarin hari dimana seharusnya ia menerima gaji pertamanya sebagai seorang guru. ***Dan akhirnya benar tebakanku. Mas Hilman mengajakku ke sebuah toko perlengkapan muslim dan muslimah. Namun, yang membuatku bingung kenapa ada tulisan "laki-laki dilarang masuk" di depan pintu kaca berwarna hitam tersebut. Lalu, bagaimana jika seseorang akan berbelanja jika seperti itu konsepnya? "Kamu masuk, aku tunggu di sini. Nanti kalau mau bayar bilang aja," kata Mas Hilman. Lalu duduk di kursi kayu yang sudah disediakan di depan toko. "Hp mu aku bawa, ya, Mbak," cetus Mas Hilman yang membuatku terheran-heran. Tumben. "Buat apa?" dahiku mengkerut sambil menatap curiga ke suami mudaku itu. "Aku gak bawa hp. Buat temen nunggu," balasnya. Memamg sih tadi aku sempat melihat hp Mas Hilman masih terpasang di kab

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kaburnya Calon Pengantin

    #SdmsBab 45 Kaburnya calon pengantin Setelah beberapa saat menunggu, sang calon pengantin perempuan alias Mbak Susi tak kunjung muncul. Padahal sudah dipanggil beberapa kali. Alhasil membuat suasana menjadi agak riuh. Tak sedikit dari para tamu yang saling bertanya-tanya. Serta ada juga terdengar dari gosipan para ibu-ibu di sekitarku yang mengatakan jika Mbak Watik mungkin saja sudah melarikan diri karena tak ingin dinikahi laki-laki tua itu. Duh, jangan-jangan ... Benar juga yang dikatakan ibu-ibu itu. Astagfirullah .... "Pengantin wanitanya gak ada!" Serempak semua orang mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang baru saja keluar dari rumah Bu Watik dengan wajah yang panik. Wanita itu mendekati Bu Watik yang terlihat gelisah. "Kok, bisa gak ada gimana ceritanya?" bentak Siska ke wanita di depannya itu. Wanita yang ternyata adalah perias untuk Mbak Susi hari ini. "Tolong gak usah bentak saya," balas wanita perias itu. "Kaburnya pengantin bukan kuasa saya. Lagian tugas saya

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan di group WA Rt

    #SdmsBab 46 Pesan di group RT"Aku bisa bantu. Asal kamu juga bantu aku," kata Mbak Susi penuh percaya diri. Mencoba membuat penawaran. Aku terdiam sejenak. Menelaah penawaran dari Mbak Susi barusan. Haruskan aku percaya dan menerima tawarannya? Sedangkan selama ini ia selalu berucap hal-hal yang buruk tentangku. "Gimana?" desak Mbak Susi. Dengan tegas aku menjawab, "enggak!"Mbak Susi menggoyang-goyangkan lenganku. "Haduh kamu itu .. Ayolah. Bantu aku. Aku janji setelah ini aku tobat berbuat jahat ke kamu."Aku terheran-heran melihat tingkah Mbak Susi yang terus membujukku. Seperti anak kecil yang padahal usianya di atasku lima tahun. Ah, pantas saja tak ada yang mau menikahinya. Sekalinya ada malah bapak-bapak. "Enggak, ya, enggak, Mbak," tolakku. Berusaha melepaskan tangan Mbak Susi. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. "Mbak? Buka pintunya!" suara Mas Hilman setengah berteriak. "Bentaaar!" balasku seraya bangkit dari tempat dudukku. "Ngomong sama siapa, sih?" tan

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kemarahan Bu Watik

    #SdmsBab 47 Kemarahan Bu WatikKu serahkan kembali hp milik ibu mertuaku itu. Masih tak percaya dengan apa yang dilakukan Mbak Susi. Walaupun hanya sekedar pesan, tapi bagiku itu adalah satu langkah untuk membersihkan namaku. Tapi ... Mengapa tiba-tiba Mbak Susi melakukan hal itu? Padahal sebelumnya aku tak ingin membantunya dalam persembunyiannya ini. ***"Halimaaaaahhh!!!!!"Benar-benar membuatku terkejut mendengar teriakan Bu Watik dari luar. Wanita tua itu bahkan terus mengetuk pintu dengan sangat kasar. Sepertinya amarahnya sedang bergejolak setelah mengetahui pesan yang dikirim anaknya di group Rt beberapa jam yang lalu. "Biar Ibu yang buka." Bulik Erni berjalan ke arah pintu depan.Sedangkan aku mengikutinya dari belakang. Hanya saja aku tak ikut menemui Bu Watik. Aku mengintip dari balik horden yang menjadi pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah. Bulik Erni membuka pintu. "Salam dulu kenapa, sih, Mbak?" "Haduh! Mana menantumu!" Bu Watik tampak emosi. Kedua matanya

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pergi

    #SdmsBab 48 Pergi Meski batin terasa sesak dan tubuh tak sanggup lagi menopang diri, aku berusaha keras menjernihkan pikiranku. Berdiam diri sejenak untuk memantapkan keputusan yang akan aku ambil saat ini. Ya, keputusanku pasti akan menjadi yang terbaik untuk semuanya. ***Malam ini sengaja aku tak tidur duluan. Aku menunggu waktu tengah malam supaya bisa meninggalkan rumah Bulik Erni tanpa sepengetahuan orang-orang rumah. Ini adalah keputusan yang sangat berat. Namun, dari sekian banyak hal yang terjadi, pada akhirnya aku lah penyebabnya. Dan aku merasa kepergianku ini nantinya akan menjadi jalan terbaik untuk semuanya. Hidup Bu Watik akan tenang. Siska yang tak akan lagi mengusik dan mengancamku. Serta Mas Hilman sendiri yang bisa jadi akan menikahi Sarah. Gadis idamannya. Dan aku? Aku akan menjalani hidupku dengan kebahagiaan yang ku ciptakan sendiri tanpa ada gangguan dari orang-orang yang julid terhadapku. "Maafkan aku, Mas. Maafkan aku." Ku tatap wajah Mas Hilman dengan

  • Suami Muda Mbak Halimah   Permintaan Maaf Dari Tetangga Julid

    #SdmsBab 49 Permintaan Maaf Dari Tetangga Julid "Mbak Susi sedang berjuang membersihkan namamu. Jadi tolong, jangan bertindak tanpa mempertimbangkannya lebih dulu denganku," kata Mas Hilman lagi.Kali ini aku tak melihat sosok laki-laki tengil ada pada diri Mas Hilman. Memang, aku pernah melihatnya bersikap dewasa dan bijak. Tapi kali ini ... Sungguh berbeda. Dan hal itu membuat batinku semakin terasa sesak. Karena sampai di titik ini aku telah menyadari jika aku sudah jatuh cinta dengan suami mudaku itu.***Beberapa hari telah berlalu. Di suatu pagi aku dibuat tak percaya dengan kedatangan beberapa ibu-ibu tetangga ke rumah. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang selama ini selalu julid denganku. Awalnya perasaan su'udzon sudah menghinggapiku melihat kedatangan mereka. Namun, ternyata aku malah dibuat semakin tak percaya dengan apa yang terjadi. Ya, para tetangga itu memiliki satu tujuan datang kw rumah pagi ini, yakni ingin meminta maaf kepadaku atas sikap julidnya

Latest chapter

  • Suami Muda Mbak Halimah   Ending

    Bab 124 EndingTak lama setelah kabar gembira itu mencuat, tiba-tiba kami semua yang berada di teras rumah Bu Watik itu pun seketika dibuat terkejut lantaran terdengar teriakan dari arah dalam rumah. Dan sudah bisa ditebak teriakan yang cukup kencang itu pasti berasal dari Bu Watik.Di waktu yang bersamaan itu pula lah Mas Aryo lantas berlari dengan cepat menuju dalam rumah. Pastilah ia merasa khawatir jikalau terjadi sesuatu pada ibunya itu. Bulik Erni, Sarah, Rahma, serta aku yang menggendong Abrisam pun dengan panik menyusul Mas Aryo ke dalam. Dan disaat kami semua berada tepat di depan kamar Bu Watik, kedua mata kami dibuat tercengang dengan pemandangan di depan sana.Dimana Bu Watik ternyata ... Terjatuh dari tempat tidurnya.Entahlah apa yang sebelumnya wanita paruh baya itu perbuat hingga membuatnya terjatuh dari kasurnya. Namun yang jelas hal tersebut membuat Mas Aryo begitu terkejut. Begitu juga dengan diriku dan yang lainnya.Mendapati ibunya dalam kondisi demikian, tanpa b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kondisi Mantan Mertua

    Bab 123 Kondisi Mantan Mertua Setelah memberikan jawabanku tersebut, aku tidak lagi mendengar suara dari Mas Hilman. Dan entah mengapa di momen itu aku merasa kalau suami mudaku itu sedang memikirkan sesuatu yang ujung-ujungnya aku diminta untuk mengembalikan satu set perhiasan itu.Astagfirullah ... Aku terus berucap istighfar dalam hati sembari terus berharap kalau Mas Hilman tidak memintaku untuk mengembalikan satu set perhiasan itu. Karena bagaimanapun aku berusaha menghargai hadiah yang dikirim Siska itu. Walaupun perihal permintaan maaf dari Siska belum juga diketahui secara pasti. Namun yang jelas jika memang benar Siska ingin meminta maaf dan sudah menyesali perbuatannya, hal itu lah yang membuatku senang dan bukan semata-mata karena perhiasan saja.Namun ternyata dugaanku salah. Ketika aku meminta untuk menyudahi aktivitas memijat ini, Mas Hilman masih sama seperti sebelumnya. Tetap tak bersuara. Tentu saja hal ini sudah bisa dipastikan kalau suami mudaku itu pasti tertidur.

  • Suami Muda Mbak Halimah   Satu Set Perhiasan

    Bab 122 Satu Set Perhiasan "O ya, udah hubungi nomor di paket mu itu belum?" tanya Mas Hilman yang membuatku teringat sesuatu."Astaghfirullah, belum, Mas," balasku.Benar, setelah menerima paket beberapa hari yang lalu, dimana paket yang berisikan satu set perhiasan emas itu membuatku dan Mas Hilman terkejut saat mengetahuinya. Alhasil karena tidak ada nama pengirim dan hanya ada nomor telepon yang sepertinya dari toko perhiasan itu dibeli, aku berencana untuk menghubungi toko tersebut. Dengan tujuan untuk mengkonfirmasi apakah satu set perhiasan yang aku terima benar-benar ditujukan untukku.***"Mas, Mas, Mas!!" dengan terburu-buru aku mendekati Mas Hilman yang baru saja pulang dari sekolah."Kenapa?" tanyanya heran."Lihat, deh," ucapku seraya meminta Mas Hilman melihat ke arah layar hp yang berada di tanganku.Setelah membaca isi pesan yang aku tunjukkan lantas saat itu juga Mas Hilman menatapku dengan raut wajah kebingungan. Sontak hal itu membuatku yang tadinya ceria seketika

  • Suami Muda Mbak Halimah   Kepergian Mbak Susi

    Bab 121 Kepergian Mbak SusiSayangnya, ketika Mbak Susi belum sempat memulai ceritanya disaat yang bersamaan tiba-tiba muncul Rahma, adik iparku. Ia datang dengan nafas terengah-engah sambil membawa Abrisam."Maaf semuanya," kata Rahma sembari menurunkan keponakannya.Abrisam pun berjalan dengan wajah riangnya ke arahku. Sedangkan Rahma diminta untuk duduk terlebih dahulu dan menenangkan diri sebelum bercerita. Sampai akhirnya Rahma diminta untuk menceritakan apa yang menjadi sebab ia menyusul ke rumah ini dengan kondisi seperti itu tadi. Dimana ternyata ... Ada seseorang yang mencariku.Mendengar hal itu Mas Hilman lantas bergegas keluar rumah dan berjalan pulang ke rumahnya. Sedangkan aku menitipkan Abrisam ke ibu mertuaku dan segera menyusul suami mudaku itu. Begitu juga dengan Rahma yang mengikutiku dari belakangku. Sementara yang lainnya lebih memilih untuk tetap berada di tempatnya sembari memantau dari kejauhan.***Bersamaan dengan kehadiranku, saat itu pula lah Mas Hilman me

  • Suami Muda Mbak Halimah   Pesan Untukku

    Bab 120 Pesan Untukku"Gak pa-pa, kok, Bulik," jawab Mbak Susi dengan suara pelan seraya tersenyum ke arah Bulik Erni.Melihat kondisi Mbak Susi yang berjalan seperti itu, ditambah adanya luka lebam dibeberapa titik wajahnya membuatku merasa kasihan padanya. Aku betul-betul tak menyangka jika pernikahan yang awalnya dulu penuh drama kini harus berakhir seperti ini. Sungguh menyedihkan dan sungguh malang nasib mantan kakak iparku itu.Di momen ini pula lah yang membuatku semakin bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Dan adakah kesalahan yang diperbuat Mbak Susi hingga Pak Tejo dan ketiga istrinya yang lain sampai tega meninggalkan bekas luka-luka di tubuh Mbak Susi seperti itu.Sampai akhirnya setelah melihat Mbak Susi lebih tenang dan lebih rileks, Bu Watik yang memang sejak tadi malam mengkhawatirkan anaknya sampai-sampai dia pingsan pun mulai mengajukan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu aku sendiri juga teramat penasaran dengan apa yang membuat Mbak S

  • Suami Muda Mbak Halimah   Menjemput

    Bab 119 Menjemputnya pulang ke rumahMelihat nama dari orang yang meneleponku malam-malam itu seketika aku dibuat mendelik. Mendadak pula jantungku berdebar-debar karena aku merasa yakin kalau ada hal yang penting untuk disampaikan malam itu juga. Ku angkat lah panggilan telepon tersebut dan mendapati kabar yang sangat-sangat membuatku terkejut seketika. Bahkan saking terkejutnya aku sampai tidak bisa menggerakkan badanku untuk beberapa detik. Sampai akhirnya tiba-tiba Mas Hilman terbangun dan melanjutkan obrolan dari orang yang cukup kami kenal itu lewat telepon.Setelah beberapa saat kemudian panggilan telepon berakhir. Dan saat itu juga Mas Hilman memintaku untuk bersiap karena kami akan segera pergi ke tempat sesuai yang disampaikan orang yang belum lama menelepon kami tadi. Dengan perasaan yang masih syok, aku tetap berusaha tenang. Karena bagaimanapun nanti setelah sampai di tempat tujuan, aku lah yang akan berperan penting di sana.***"Ada apa, Sar?" tanyaku panik ketika aku

  • Suami Muda Mbak Halimah   Dalang

    Bab 118 Dalang"Maksudnya udah biasa?" tanyaku.Sembari menarik selimut suami mudaku itu lantas menjawab, "udah biasa kamu curigain!" dengan cepat Mas Hilman menutupi seluruh tubuhnya dengan selimutnya yang seolah ingin berlindung dariku.Dan memang tepat apa yang dilakukan Mas Hilman tersebut. Pasalnya usai mendengar jawabannya itu reflek aku mengambil bantalku dan menggunakannya untuk memukul-mukul tubuhnya. Enak saja memberi jawaban seperti itu. Apa dia pikir aku adalah tipe wanita yang selalu curigaan padanya?! Haduh! ***Pagi harinya ketika aku ingin melihat nomor tanpa nama di hp ku, yang kemarin ku kira milik Dewi, aku dibuat terkejut karena aku tidak menemukan nomor tersebut. Baik di daftar pesan maupun di riwayat panggilan. Tidak ku temukan nomor itu sama sekali.Mendapati hal demikian seketika itu juga aku teringat akan Mas Hilman yang membuka-buka hp ku tadi malam, yang katanya hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. "Pasti kamu, Mas!" rutukku lalu berjalan mencari kebera

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Nasihat

    Bab 117 Sebuah NasihatKarena pesan yang membuatku begitu syok ketika aku membacanya itu, aku sampai tidak sabar ingin menyampaikannya kepada Mas Hilman yang mana suami mudaku itu belum pulang dari masjid. Ingin sekali ku telepon Mas Hilman tetapi sayangnya hp nya di rumah. Dan memang kebiasaan suami mudaku itu lah yang selalu tidak membwa hp jika pergi ke masjid seperti ini.Sampai setelah beberapa saat menunggu akhirnya Mas Hilman pulang. Dan dengan semangat serta rasa ingin tahu akan ekspresi juga tanggapan dari Mas Hilman, aku pun langsung menyodorkan pesan dari nomor tanpa nama tersebut. Dan tebakanku akan tanggapan Mas Hilman pun terjawab ketika suami mudaku itu telah tuntas membaca pesan tersebut. Dimana Mas Hilman berkata jika ia juga tidak menyangka dengan isi pesan tersebut. Dan sama dengan diriku, Mas Hilman juga menyakini jika pesan tersebut berasal dari Dewi.Akhirnya di pagi itu tanpa banyak berpikir aku dan Mas Hilman langsung keluar kamar dan berjalan dengan terburu-b

  • Suami Muda Mbak Halimah   Sebuah Video

    Bab 116 Sebuah VideoDimana ia bilang jika sebetulnya selama di rumah Bu Mira, ia dan Mas Aryo tidak banyak mendapatkan informasi mengenai apa yang menjadi tujuan mereka. Malah yang ada Bu Mira terus mengajak dua bersaudara itu bercerita ke hal-hal yang terbilang tidaklah penting. Saking banyak omong nya, sampai-sampai setiap kali Mas Hilman dan Mas Aryo ingin pamit untuk pulang selalu saja merasa sungkan karena cerita yang belum kelar tersebut.Sampai di titik ini aku merasa semakin yakin kalau sebenarnya ada yang tidak beres dengan kejiwaan Bu Mira. Tapi, bagaimana aku bisa menemukan jawaban dari dugaanku itu jika Bu Mira saja bersikap buruk ketika berhadapanku. Dan ... Apa mungkin kejadian yang menimpaku ini ada hubungannya dengan Dewi yang katanya adalah anak kandung dari Bu Mira?"Bu Mira bilang gak kalau Dewi tau soal ini?" tanya Bulik Erni yang membuat kami semua menoleh ke arahnya.Mas Hilman menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya barusan. "Enggak, Bu. Tapi menurut Hilman

DMCA.com Protection Status