Share

Bab. 32. Membela Mas Irawan

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-08-02 19:09:48

Cani bergidik mendengar ucapan Marci yang asal ceplos tanpa berpikir terlebih dahulu.

“Astagfirullah, Pak. Nggak boleh gitu. Jangan sampai menjadi orang yang doyan merusak pagar ayu,” tegur Cani.

Marci tertawa canggung sambil mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya.

“Ey ... Jangan dianggap serius, dong. Aku ‘kan hanya bergurau saja,” tukas Marci meluruskan.

“Owalah, hanya bercanda, toh?” timpal Cani mengerti.

“Baiklah kalau begitu. Aku meluncur. Nanti akan aku hubungi jika aku sudah bertemu dengan Mbak Melati,” ujar Marci berpamitan.

Sebelum Marci melangkah meninggalkan tempat. Cani sempat mengucapkan banyak terima kasih kepada Marci.

“NP.” Begitulah jawaban Marci.

Melihat Marci sudah menghilang dari hadapannya. Cani kembali duduk di sebelah Han. Cani sedikit memiringkan kepalanya.

“Mas Han. NP itu apa? Kok Pak Marci barusan jawabnya gitu doang?” tanya Cani bingung.

Han tertawa kecil. Ekspresi polos Cani terlihat begitu menggemaskan.

“Mungkin No Problem, Sayang,” jawab
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 33. Indra Tertarik dengan Marci

    “Jangan gegabah, Mbak! Pikirkan soal istri dan kedua anak Mas Irawan!” pinta Victory lebih terdengar seperti sebuah perintah. “Justru karena aku memikirkan mereka. Orang macam Mas Irawan. Tidak boleh dibiarkan bebas,” tegas Cani tanpa ada keraguan. Victory terlihat sangat kesal dengan Cani yang mempertahankan pilihan. “Nggak masuk akal belas! Mas sendiri kok mau di penjara?” cibir Victory. Cani menghembuskan napas lelah. “Victory, kamu kok mau belain Mas Irawan? Bukannya, dari dulu kamu nggak suka sama Mas Irawan?” tanya Cani penuh curiga. Dengan gelagat sedikit gelagapan, Victory menyangkal dan berkata, “Jangan asal ngomong kamu, Mbak! Kapan aku bilang kalau aku nggak suka sama Mas Irawan? Dasar tukang ngarang.”“Loh, aku nggak ngarang. Aku berbicara kenyataan di lapangan,” tukas Cani enteng.“Lagian, aku heran. Kamu kok sekarang membela orang yang melakukan kekerasan? Bukankah, kamu masuk organisasi anti kekerasan? Kamu sudah pro kekerasan nih?” cecar Cani heran.Victory terdi

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 34. Pertemuan Antara Marci dan Indra

    Marci bukan orang yang mudah, atau pun tak memiliki harga diri. Marci hanya sengaja mempermudah Indra untuk mengakses data dirinya yang telah ia persiapkan sebelumnya. Well, Marci sudah menduka jika Indra akan mencari tahu tentang dirinya.Meskipun tak pernah menanti. Akhirnya hari ini datang juga. Hari di mana Indra mengajak Marci kopi darat. Marci agak bernafsu. Bisa dibilang, Marci sudah tidak sabar untuk memainkan permainan yang telah ia, dan Han siapkan untuk menghancurkan Indra.“Senang berjumpa denganmu.” Indra menyambut kedatangan Marci dengan amat sangat baik.Keduanya saling berjabat tangan. Sebelum Indra meminta Marci duduk di hadapannya.Indra merasa terintimidasi dengan karisma Marci yang begitu kuat. Seperti terkena silau di kedua matanya. Indra sampai mundur ke belakang. Untungnya, keadaan itu tak berlangsung lama. Hanya sesaat namun bisa membuat Indra bergidik.“Silakan memesan makanan yang anda sukai,” pinta Indra berusaha menghilangkan rasa gugupnya.“Sayang sekal

    Last Updated : 2024-08-04
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 35. Bertemu Mbak Melati

    “Aku tidak sama sepertimu, yang suka memanfaatkan orang lain,” timpal Han.“Apa kamu bilang? Aku memanfaatkan orang lain? Jangan asal bicara!” sungut Indra tidak terima.Han terkekeh kemudian berkata, “Kamu memanfaatkan saudara-saudara Cani untuk membuat hidup Cani tidak tenang.”Wajah Indra berubah tegang. Tak menyangka jika Han mengetahui tabiatnya selama ini. Indra memang masih menyimpan dendam terhadap Cani yang pernah menolaknya mentah-mentah, tanpa memberi Indra kesempatan terlebih dahulu.“Kenapa kamu melakukan hal murahan seperti itu?” tanya Han menatap datar Indra.“Tutup mulutmu, dan berhentilah berbicara omong kosong,” tegas Indra enggan mengakui perbuatannya. Apalagi di hadapan Han yang menurutnya bukan siapa-siapa.“Orang miskin sepertimu tidak layak berbicara lancang denganku,” cerca Indra.Sejujurnya Han ingin tertawa ketika mendapat perlakuan semena-mena dari Indra. Namun Han harus bisa menahan diri. Dan tetap berada di dalam karakter yang tengah ia ciptakan sendiri.

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

    “Aku siap menjadi saksi di pengadilan nanti,” tegas Mbak Melati tanpa ada sedikit pun keraguan.Cani dan Han terdiam, dan saling melempar pandangan. Keduanya tak tahu harus merespons seperti apa.“Maaf, aku baru bisa datang,” ucap Marci tiba-tiba muncul entah dari mana, dan langsung duduk di sebelah Mbak Melati.Kedatangan Marci agaknya membuat Han dan Cani terperanjat kaget.“Kenapa kamu datang? Tidak ada yang mengundangmu,” cibir Han.Cani menyenggol lengan Han sebagai bentuk sebuah teguran untuk Han. Kalimat yang barusan Han lontarkan. Terdengar tidak sopan menurut Cani.“Aku hanya bercanda, Sayang,” lirih Han sambil mengeluarkan ekspresi sedih.“Pak Marci juga ada di sini? Aku nggak nyangka,” kata Cani tersenyum canggung.“Aku bertanggung jawab untuk menjaga Mbak Melati. Jadi, aku akan selalu mendampingi Mbak Melati,” tandas Marci tersenyum lebar.Pernyataan Marci membuat Cani kembali terkejut sekaligus bingung.“Selama ini Pak Marci banyak membantuku. Pak Marci juga yang membayar

    Last Updated : 2024-08-05
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 37. Kedatangan Albert Yang Tak Terduga

    Han tak dapat menutupi rasa terkejutnya ketika melihat sosok yang sudah lama tak ia lihat. “Sini! Masuk dulu, Bos.”Orang tersebut membuka pintu mobil dari dalam. Meminta Han untuk masuk. Han pun menuruti. Han masuk ke dalam mobil. Dan membiarkan dirinya dibawa pergi oleh orang itu. “Sudah lama kita tidak berjumpa. Aku sangat merindukanmu,” ucapnya basa-basi. “Apa yang kamu lakukan di sini, Albert?” tanya Han pada lelaki muda yang ternyata bernama Albert.“Apa lagi alasanku kalau bukan karena rindu? Aku ingin melihat wajahmu. Aku pikir kamu sudah menua,” cerocos Albert.Han tahu jika Albert tak menjawab pertanyaannya dengan serius. Maka dari itu, Han tetap menuntut Albert untuk mengatakan yang sesungguhnya.“Baiklah, akan aku katakan yang sebenarnya dari tujuanku berada di sini.” Albert menjeda kalimatnya.“Jangan setengah-setengah kalau mau menjelaskan. Kamu masih saja sama. Tak berubah sama sekali,” cibir Han menegur kebiasaan Albert.Siapakah Albert?“Aku menjalankan bisnis kot

    Last Updated : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 38. Albert Minta Tinggal Bareng Cani

    “Boleh ‘kan? Aku tinggal bersama kalian?” tanya Albert agak memaksa. Rahang Han mengeras tanda tidak setuju. “Nyonya Cani. Aku boleh menginap di sini ya. Soalnya aku takut tinggal di hotel.” Albert berfokus pada Cani. Yeah, karena Albert tahu, jika Han tak mungkin menolak keinginan Cani. Sebelumnya, Albert telah diberi tahu oleh Marci tentang Han yang bucin parah. “Loh, kenapa kok takut tinggal di hotel?” tanya Cani bermaksud mengorek alasan Albert. “Katanya, hotel di kota ini banyak yang berhantu. Aku takut banget,” jawab Albert dengan nada yang sengaja dibuat merengek. “Nggak boleh takut sama hantu. Kita sebagai manusia, hanya boleh takut kepada Sang Pencipta,” tutur Cani malah memberi nasihat. “Aku ada trauma! Nyonya Cani tega? Aku ini masih kecil. Aku pasti nggak bisa tidur. Terus nanti bakal sakit. Kalau aku sakit. Ibuku pasti khawatir.”Han tercengang mendengar rayuan maut dari Albert untuk Cani. “Masih kecil?” Cani kebingungan. “Mas Abret sudah besar,” tambahnya. Alb

    Last Updated : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 39. Bisnis Pertama, Semoga Sukses Ya

    Di sebuah restoran mewah bergaya Italia. Indra sekali lagi mengajak Marci bertemu. Beruntungnya, Marci bersedia. Padahal Marci sedang sibuk“Aku tak menyangka. Kita bisa bertemu dalam kurun waktu secepat ini,” ujar Indra memulai perbincangan.Marci masih sama seperti biasanya. Selalu menebar senyuman. Marci ini memang doyan tersenyum dalam kondisi apa pun.“Aku dengar, kamu sangat sibuk akhir-akhir ini,” lanjut Indra sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.“Kamu suka memata-matai aku ya?” tuduh Marci.“Bukan memata-matai. Kebetulan, hanya sekedar tahu saja,” sanggah Indra.Nyatanya, Indra memang kerap mengirim anak buahnya untuk mengecek kegiatan, maupun jadwal Marci.Sekarang, Indra sangat terobsesi ingin menjadi teman Marci.“Sepertinya, kamu tahu banyak tentangku,” goda Marci.Indra tertawa kecil untuk menghilangkan suasa canggung yang tiba-tiba muncul.“Hm ... Arancini di restoran ini sangat lezat. Lain kali aku bakal balik lagi buat makan di sini,” cetus Marci memuji hidanga

    Last Updated : 2024-08-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 40. Tercium Aroma Perselingkuhan

    Kedua alis Cani nengernyit. Merasa bingung dengan ucapan Albert.“Maksudnya? Kamu kenapa, Abret?” tanya Cani. Albert menggelengkan kepalanya. Seperti sedang berusaha menyadarkan diri. Sambil memegang batang hidung, Albert berkata, “Kayaknya aku kurang tidur. Tadi malam nggak bisa tidur.” Malah curhat. “Owalah ... Pantesan ngomongnya ngelantur. Yaudah, mending sekarang kamu tidur. Istirahat dulu. Nanti aku bikinin minuman jahe.” Tanpa rewel, Albert menurut begitu saja. Sampainya di dalam kamar. Albert membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sembari sesekali mengacak rambutnya. “Jantungku kok berdebar terus?” gumam Albert meraba dadanya sendiri. “Pasti gara-gara jarang olahraga. Sial!”Bukannya beristirahat. Albert justru bangkit dari rebahannya. Dan mulai melakukan olahraga ringan di dalam kamar. “Untung kamarnya nggak kecil-kecil amat.”Albert berhenti melakukan push up karena mendengar suara siulan yang berasal dari arah pintu kamar. Albert bangkit, lalu berpindah duduk di atas

    Last Updated : 2024-08-07

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 161. Awal Dari Kehidupan Baru

    Setelah menghancurkan tablet tersebut hingga tak berbentuk, tiba-tiba layar televisi di sampingnya menyala sendiri, menampilkan adegan di mana Hime mengakui segala kebohongannya mengenai kemandulan Han. Seketika tubuh Hime melorot dan terjatuh di atas lantai.Perhatian Hime kembali fokus pada layar televisi ketika sosok Han tampil di sana. Han menyatakan jika kini ia sudah tidak peduli kepada Hime. Han juga telah mengeluarkan Hime dari Black Ice. Han mencabut segala fasilitas yang ia berikan pada Hime.Di akhir ocehan Han, pria itu tersenyum dan berterima kasih pada Hime. Namun Han berjanji akan menjaga keselamatan Hime.“Sialan! Beraninya kamu membuangku setelah semua yang aku lakukan untukmu!” geram Hime melempar piring berisi makanan ke layar telivi yang masih menyala.Hime berteriak seperti orang kehilangan akal. Semua rencanya berantakan, dan sekarang justru rencana itu berbalik menusuknya. Dia sama sekali tak menyangka jika Han aka

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 160. Penjebakan Kejam

    Setelah makan malam romantis, Han mengajak Hime ke sebuah hotel bintang lima yang sangat terkenal di kota. Keduanya menikmati suasana nyaman yang tersaji dari balkon kamar, dengan Han yang memeluk Hime dari belakang.“Han ... Apa kamu benar-benar menyukaiku?” tanya Hime mamastikan.“Tak hanya menyukaimu, aku juga mencintaimu,” jawab Han cepat.Hime tertawa kecil. “Tapi ... Kita tidak bisa bersama.”“Kenapa?” Han membalik tubuh Hime agar menghadap dirinya.“Karena ada Cani,” bisik Hime menenggerkan kedua lengannya pada pundak lebar Han.Han tertawa renyah, ia berkata, “Itu bisa diatur.”“Jadi, kamu akan menceraikan wanita kampung itu?”Han tidak menjawab, ia justru menggendong Hime, dan membawa tubuh sexy Hime menuju ranjang. Han melempar tubuh Hime di atas kasur, lalu menindihnya.“Han? Kamu serius?” Hime melototkan kedua matanya. Apalagi saat Han merobek gaun indah yang dikenakan Hime.“Hime, apa kamu tahu? Cani sedang hami sekarang,” ucap Han bernada rendah.Sontak Hime terkejut, na

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 159. Rencana Han

    Jika memang benar Cani hamil sebelum diculik oleh Rio, maka bayi yang dikandung Cani merupakan darah daging Han. Demi membuktikan, dan meluruskan segalanya, hari ini juga Han mengunjungi klinik dokter kenalan Hime yang menyatakan bahwa ia mandul.Begitu sampai di klinik, Han langsung mengobrak-abrik tempat praktik dokter tersebut. bahkan Han juga menyandera para asisten dokter guna makin memberi tekanan.Han memaksa Dokter untuk mengatakan yang sebenarnya, jika tidak, Han akan melubangi kepala Dokter dengan peluru. Tak hanya itu, Han juga mengancam akan membuat kematian Dokter terasa sangat menyakitkan. Dalam kata lain, Han tak ‘kan begitu saja melenyapkan nyawa Sang Dokter.Dengan ekspresi penuh ketakutan, Dokter akhirnya mengaku jika ia dibayar Hime untuk membohongi Han mengenai kesuburan. Darah Han seketika mendidih ketika Dokter mengungkapkan segalanya.Han yang berada dalam kendali amarah, langsung memasukkan ujung pistol ke dalam mulut Dokter, dan melepas peluru yang membuat kep

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 158. Kebenaran Mulai Terbuka

    Hime tersenyum tipis. “Yang memintaku tinggal di sini adalah Han. Tapi, jika Kepala Keluarga Ditmer mengusirku, aku akan hengkang.”Albert mencengkeram pergelangan tangan Hime ketika wanita itu hendak beranjak meninggalkannya. Ia sangat ingin membahas mengenai dokter perkebunan yang meninggal mengenaskan, namun Albert menundanya. Entah mengapa, perasaannya tidak enak.“Kembalilah mengurus Kartel, aku membutuhkan bantuanmu,” pinta Albert.Hime melipat kedua tangan pada dada. Ia menghela napas sebelum berkata, “Kamu masih membutuhkan bantuanku untuk mengurus Kartel? Bukankah aku di sini untuk membantu Cani?” Hime mengernyitkan dahi.“Sudah banyak pelayan yang membantu Cani,” sahut Albert. “Biarkan Cani mengurus segala urusan di rumah ini sendirian,” tandasnya menatap lurus Hime.Dengan amat sangat terpaksa, Hime menyetujui permintaan Albert.“Aku menurutimu karenam neghomatimu sebagai Pemimpin Black Ice,” pungkas Hime berlalu meninggalkan Albert yang terdiam.Dari sekian banyak pria di

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 157. Tak Goyah Sedikitpun

    Beberapa hari berlalu, Han melangkah pelan ke sisi ranjang, tangannya terulur untuk meraih tangan Cani yang dingin. Han tahu istrinya masih bersedih, masih terombang-ambing dalam kenyataan pahit tentang siapa ayah dari bayi di perutnya.Tanpa berkata apa pun, Han menggenggam tangan Cani, memberikan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh sentuhan lembut seorang suami.Cani terisak, sesekali mengusap perutnya yang masih tampak rata. Kehamilannya, seharusnya menjadi kabar gembira, namun malah membuatnya hancur."Sayang ...." bisik Han lembut. "Percayalah, aku tak peduli siapa ayah bayi kita. Yang penting, bayi ini akan tumbuh dalam keluarga kita, dengan cinta dan kasih sayang kita berdua. Aku akan menjadi ayahnya, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya."Air mata Cani kembali menetes, kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan haru. Han bersungguh-sungguh, Cani dapat melihatnya dari sorot mata Han yang penuh kasih sayang."Kenapa? Aku telah mengkhianatimu, Mas," lirih Cani mengalihka

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 156. Kenyataan Pahit Dari Hime

    Senja menyelimuti kediaman keluarga Albert. Di ruang kerjanya yang luas, Albert, kepala keluarga yang disegani, duduk termenung dengan ditemani secangkir kopi yang masih hangat di tangannya. Pikiran Albert dipenuhi oleh cerita Eila, pelayan pribadi sekaligus sahabat Nyonya Ditmer, tentang kecurigaan Eila terhadap sikap aneh Hime.Setelah beberapa saat berpikir, Albert mengambil keputusan. Ia bangkit dari kursinya, wajahnya dipenuhi dengan keraguan. Ia memanggil anak buahnya yang berada tak jauh darinya. "Ya, Tuan?"“Aku perlu kau melakukan sesuatu. Awasi Hime. Laporkan setiap gerak-geriknya kepadaku. Lakukan dengan hati-hati, jangan sampai ia menyadari hal ini.” Suara Albert terdengar tegas. Pria tinggi tegap itu mengangguk hormat, menerima perintah tanpa bantahan.***Di sisi lain, angin yang berhembus sepoi-sepoi, membawa aroma tanah basah dan sedikit bau anyir dari kandang buaya raksasa.Hime memandang Han yang berdiri sambil memperhatikan buaya peliharaannya, beberapa ekor buay

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 155. Kehamilan Yang Disembunyikan

    Cani terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Cahaya redup menyinari wajahnya. Bau disinfektan klinik memenuhi hidungnya. Ia mengerjapkan mata, pandangannya masih kabur. Sebuah tangan hangat menggenggam tangan Cani. Ia menoleh dan melihat Hime duduk di sampingnya, wajah Hime tampak lelah namun dihiasi senyum lembut.“Cani ... Kamu sudah sadar,” bisik Hime, suaranya lembut seperti sutra.Cani mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba mengingat kejadian sebelum ia pingsan. Kenangan samar-samar berkelebat, perkebunan yang luas, aroma tanah basah, lalu gelap.“Mbak Hime ... Aku dimana? Apa yang terjadi?” tanya Cani, suaranya masih lemah.“Kamu pingsan di perkebunan,” jawab Hime, “Untungnya, tidak terjadi apa-apa yang serius.”Hime meraih tangan Cani, matanya berkaca-kaca. Ia memiliki raut wajah yang serius."Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, Cani,” lirih Hime, suaranya sedikit gemetar. Ia menggenggam tangan Cani lebih erat. “Dokter sudah memeriksakanmu tadi ....” Ia berhenti s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 154. Kehamilan Cani

    Semakin Hime mendekati Han, semakin Hime tahu bahwa yang ada di otak dan pikiran Han hanyalah Cani seorang. Hime seperti tidak ada celah untuk merebut hati Han. "Jika aku tidak bisa merebut Han, maka akan aku buat hubungan mereka berdua berantakan." Janji telah meluncur dari bibir Hime. Membangkitkan gairah amarah pada diri Hime. Seiring berjalannya waktu, Hime berhasil mengambil hati Cani, dan menjadikannya sebagai orang paling dipercaya Cani, menggeser posisi Eila. Hime juga memutuskan untuk membantu Cani mengurus segala keperluan dan masalah di kediaman Keluarga Ditmer. Hal tersebut membuat Hime mengetahui seluk beluk kegiatan di rumah. Termasuk sektor perkebunan yang nilainya fantastis. Hime begitu takjub, selama ini ia hanya membantu pekerjaan Han tanpa mengetahui kegiatan sesungguhnya di rumah Keluarga Ditmer. "Hasil perkebunan langsung dijual ke pemerintah?" tanya Hime pada Cani. Cani yang sedang membawa catatan menoleh ke arah Hime. "Iya, Mbak. Katanya untuk membantu ra

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 153. Usaha Hime

    Rio menatap tajam Xander yang sudah ketakutan melihat Rio mengayunkan katana. "Tuan Rio! Tolong ampuni saya!" mohon Xander bersujud di kaki Rio. Rio mendesis, "Orang sepertomu, yang mengkhianati kartelmu."Xander mendongak guna melihat wajah Rio. "Terlebih kelakuanmu, yang membuat Kania bersedih, tak akan pernah termaafkan!" tandas Rio penuh penekanan di nada bicaranya. Ketika Rio hendak menebas leher Xander, kedatangan Mizu membuatnya berhenti. Mizu meminta agar Xander tak dilenyapkan, sebab, Xander masih bisa digunakan untuk kepentingan Kartel. Karena Rio sangat percaya pada Mizu, dan mempertimbangkan perkataan Mizu, akhirnya Rio lebih memilih menurut pada Mizu. Ia menyerahkan Xander pada Mizu.Rio juga menegaskan jika Xander melakukan hal-hal yang berhubungan dengan Cani, maka Mizu harus menyerahkan nyawa Xander padanya. "Baik, Tuan. Aku pastikan, Xander berada di bawah kendaliku," tegas Mizu mantap. Rio menyembunyikan katanya, lalu bergegas keluar dari ruang bawah tanah, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status