Beranda / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

Share

Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

Penulis: Kurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 21:47:33

“Aku siap menjadi saksi di pengadilan nanti,” tegas Mbak Melati tanpa ada sedikit pun keraguan.

Cani dan Han terdiam, dan saling melempar pandangan. Keduanya tak tahu harus merespons seperti apa.

“Maaf, aku baru bisa datang,” ucap Marci tiba-tiba muncul entah dari mana, dan langsung duduk di sebelah Mbak Melati.

Kedatangan Marci agaknya membuat Han dan Cani terperanjat kaget.

“Kenapa kamu datang? Tidak ada yang mengundangmu,” cibir Han.

Cani menyenggol lengan Han sebagai bentuk sebuah teguran untuk Han. Kalimat yang barusan Han lontarkan. Terdengar tidak sopan menurut Cani.

“Aku hanya bercanda, Sayang,” lirih Han sambil mengeluarkan ekspresi sedih.

“Pak Marci juga ada di sini? Aku nggak nyangka,” kata Cani tersenyum canggung.

“Aku bertanggung jawab untuk menjaga Mbak Melati. Jadi, aku akan selalu mendampingi Mbak Melati,” tandas Marci tersenyum lebar.

Pernyataan Marci membuat Cani kembali terkejut sekaligus bingung.

“Selama ini Pak Marci banyak membantuku. Pak Marci juga yang membayar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 37. Kedatangan Albert Yang Tak Terduga

    Han tak dapat menutupi rasa terkejutnya ketika melihat sosok yang sudah lama tak ia lihat. “Sini! Masuk dulu, Bos.”Orang tersebut membuka pintu mobil dari dalam. Meminta Han untuk masuk. Han pun menuruti. Han masuk ke dalam mobil. Dan membiarkan dirinya dibawa pergi oleh orang itu. “Sudah lama kita tidak berjumpa. Aku sangat merindukanmu,” ucapnya basa-basi. “Apa yang kamu lakukan di sini, Albert?” tanya Han pada lelaki muda yang ternyata bernama Albert.“Apa lagi alasanku kalau bukan karena rindu? Aku ingin melihat wajahmu. Aku pikir kamu sudah menua,” cerocos Albert.Han tahu jika Albert tak menjawab pertanyaannya dengan serius. Maka dari itu, Han tetap menuntut Albert untuk mengatakan yang sesungguhnya.“Baiklah, akan aku katakan yang sebenarnya dari tujuanku berada di sini.” Albert menjeda kalimatnya.“Jangan setengah-setengah kalau mau menjelaskan. Kamu masih saja sama. Tak berubah sama sekali,” cibir Han menegur kebiasaan Albert.Siapakah Albert?“Aku menjalankan bisnis kot

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 38. Albert Minta Tinggal Bareng Cani

    “Boleh ‘kan? Aku tinggal bersama kalian?” tanya Albert agak memaksa. Rahang Han mengeras tanda tidak setuju. “Nyonya Cani. Aku boleh menginap di sini ya. Soalnya aku takut tinggal di hotel.” Albert berfokus pada Cani. Yeah, karena Albert tahu, jika Han tak mungkin menolak keinginan Cani. Sebelumnya, Albert telah diberi tahu oleh Marci tentang Han yang bucin parah. “Loh, kenapa kok takut tinggal di hotel?” tanya Cani bermaksud mengorek alasan Albert. “Katanya, hotel di kota ini banyak yang berhantu. Aku takut banget,” jawab Albert dengan nada yang sengaja dibuat merengek. “Nggak boleh takut sama hantu. Kita sebagai manusia, hanya boleh takut kepada Sang Pencipta,” tutur Cani malah memberi nasihat. “Aku ada trauma! Nyonya Cani tega? Aku ini masih kecil. Aku pasti nggak bisa tidur. Terus nanti bakal sakit. Kalau aku sakit. Ibuku pasti khawatir.”Han tercengang mendengar rayuan maut dari Albert untuk Cani. “Masih kecil?” Cani kebingungan. “Mas Abret sudah besar,” tambahnya. Alb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 39. Bisnis Pertama, Semoga Sukses Ya

    Di sebuah restoran mewah bergaya Italia. Indra sekali lagi mengajak Marci bertemu. Beruntungnya, Marci bersedia. Padahal Marci sedang sibuk“Aku tak menyangka. Kita bisa bertemu dalam kurun waktu secepat ini,” ujar Indra memulai perbincangan.Marci masih sama seperti biasanya. Selalu menebar senyuman. Marci ini memang doyan tersenyum dalam kondisi apa pun.“Aku dengar, kamu sangat sibuk akhir-akhir ini,” lanjut Indra sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.“Kamu suka memata-matai aku ya?” tuduh Marci.“Bukan memata-matai. Kebetulan, hanya sekedar tahu saja,” sanggah Indra.Nyatanya, Indra memang kerap mengirim anak buahnya untuk mengecek kegiatan, maupun jadwal Marci.Sekarang, Indra sangat terobsesi ingin menjadi teman Marci.“Sepertinya, kamu tahu banyak tentangku,” goda Marci.Indra tertawa kecil untuk menghilangkan suasa canggung yang tiba-tiba muncul.“Hm ... Arancini di restoran ini sangat lezat. Lain kali aku bakal balik lagi buat makan di sini,” cetus Marci memuji hidanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 40. Tercium Aroma Perselingkuhan

    Kedua alis Cani nengernyit. Merasa bingung dengan ucapan Albert.“Maksudnya? Kamu kenapa, Abret?” tanya Cani. Albert menggelengkan kepalanya. Seperti sedang berusaha menyadarkan diri. Sambil memegang batang hidung, Albert berkata, “Kayaknya aku kurang tidur. Tadi malam nggak bisa tidur.” Malah curhat. “Owalah ... Pantesan ngomongnya ngelantur. Yaudah, mending sekarang kamu tidur. Istirahat dulu. Nanti aku bikinin minuman jahe.” Tanpa rewel, Albert menurut begitu saja. Sampainya di dalam kamar. Albert membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sembari sesekali mengacak rambutnya. “Jantungku kok berdebar terus?” gumam Albert meraba dadanya sendiri. “Pasti gara-gara jarang olahraga. Sial!”Bukannya beristirahat. Albert justru bangkit dari rebahannya. Dan mulai melakukan olahraga ringan di dalam kamar. “Untung kamarnya nggak kecil-kecil amat.”Albert berhenti melakukan push up karena mendengar suara siulan yang berasal dari arah pintu kamar. Albert bangkit, lalu berpindah duduk di atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 41. Mulai Membohongi Ibu

    “Eh? Waduh, Mas Marci kok gitu? Kaget aku,” ucap Victory terkejut atas pertanyaan Marci. Marci tertawa kecil. Kemudian lanjut berbicara, “Aku hanya bercanda saja.”Seketika itu hati Victory merasa lega, sekaligus agak kecewa. Jujur, Victory memang berharap Marci menyukainya. “Kamu sudah memilih cincin yang kamu suka?” tanya Marci mengalihkan pembicaraan. “Enggak ah ... Aku nggak mau milih cincin sendiri. Mending, Mas Marci yang pilihkan,” kata Victory seperti memberi kode pada Marci. “Mas Marci tadi bikin GR deh,” imbuh Victory tersenyum genit. Dengan sesekali mencubit kecil pundak Marci. Victory berucap, “Aku tunggu cincin pilihan kamu, Mas.”“Wah, kamu pengen dilamar nih?” goda Marci. Masih tersipu malu. Victory menggelengkan kepalanya. “Aku harap. Kamu ngasih kejutan di pertemuan kita selanjutnya,” tutur Victory ngarep diperlakukan spesial oleh Marci. “Sekarang, kita pulang aja, yuk. Aku capek banget,” pinta Victory mengajak Marci pulang. “Baiklah, kita pulang. Padahal aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 42. Jalan-Jalan Ke Mall Nih Ye!

    “Pindah rumah maksudnya?” tanya Cani kebingungan. Han terdiam karena terlalu ragu mengungkapkan maksud dan tujuannya. “Mas Han ngajak pindah? Mas nggak betah tinggal di sini?” Cani ingin diperjelas. Dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Han menjawab, “Mungkin, kamu ingin tinggal di rumah yang jauh lebih dari ini.”Cani meletakkan alat makannya. Lalu melempar sebuah senyuman kepada Han. “Mas Han tahu nggak? Alasan, kenapa aku nggak rela rumah ini dibeli sama Indra?” ucap Cani. Han tak mau berasumsi. Jadi, dia lebih memilih menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Karena rumah ini milik mendiang ayahku. Aku tahu persis bagaimana perjuangan ayah untuk membangun rumah. Maka dari itu, aku nggak rela kalau rumah ini sampai jatuh ke tangan orang lain. Selain keturunan ayah sendiri.”Penjelasan Cani sudah cukup membuat Han mengerti. “Maaf ya, Mas. Aku nggak mau pindah rumah. Kalau, Mas nggak betah tinggal di sini. Mas bisa ngomong ke aku. Apa yang bikin, Mas nggak betah?” tutur C

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 43. Lagi Berduaan, Eh Ketahuan Mbak Cani

    Untuk ke sekian kalinya, Marci meminta Indra pergi ke luar kota atas dasar pekerjaan. Indra yang mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat pun tak kuasa menolak.Kepergian Indra membuat Victory leluasa bertemu dengan Marci. Bukankah, memang itu tujuan Marci?Seperti saat ini, mereka berdua kembali bertemu di sebuah Mall. Awalnya Marci berniat ingin menjemput Victory di rumah. Akan tetapi Victory menolak dengan alasan tak ingin ribut dengan Bu Helena, sang ibu tercinta.Alhasil, Marci setuju jika mereka melakukan pertemuan di restoran Mall saja. Ketimbang nantinya ribet.“Nanti sampai malam ya,” pinta Marci pada Victory yang sedang mengenakan lipstik sehabis makan.“Boleh ... Emangnya kita mau ke mana saja sih? Bikin penasaran deh,” jawab Victory tersenyum genit.“Ke mana pun. Ke tempat yang mungkin bisa buat kamu basah, dan ketagihan,” balas Marci tak kalah genit dari Victory.Victory tersipu malu. “Ah, Mas Marci bisa saja.”Marci memperhatikan penampilan Victory yang enak dipandang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 44. Mengadu Ke Ibu Tercinta

    “Jangan macam-macam, Mbak. Nggak usah ikut campur urusan rumah tangga orang lain,” tegas Victory memberi ancaman kepada Cani.Tingkah Victory yang panik. Makin membuat Cani tahu jika adiknya itu tengah main belakang. Cani yang tak takut sama sekali, malah balik mengancam Victory. Dengan menyindir soal kesetiaan seorang istri.“Mbak Cani nuduh aku selingkuhi Mas Indra?” sungut Victory tidak terima.“Loh, aku nggak nuduh kamu, kok. Aku ‘kan cuma bilang kalau istri nggak boleh keluar rumah bareng cowok lain, yang bukan suami,” tukas Cani menjelaskan. Victory menatap Cani dengan tatapan penuh rasa tidak suka.“Siapa juga yang bilang kamu selingkuh? Kamu merasa ta?” celetuk Cani sengaja ingin membuat sang adik kesal.“Kamu ya!”Ketika Victory hendak memukul Cani. Dengan cekatan Marci menarik lengan Victory. Dan meminta Victory untuk tenang. Karena kini mereka tengah menjadi bahan tontonan oleh pengunjung lain.“Kayaknya asyik banget, mengobrolnya. Gimana kalau kita lanjut di kafe saja?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 124. Penculikan Cani?

    Mobil bagaikan sebuah peti mati yang beroda. Gelap, sempit, dan mencekik. Tali nilon yang melilit pergelangan tangan Cani terasa semakin mengerat, menciptakan rasa sakit yang membakar.Cani mencoba lagi, dan lagi, menarik-narik tali itu, namun hanya rasa perih yang menusuk kulitnya. Di bibirnya, lirih dan putus asa, terucap hanya satu kalimat, "Mas Han ... Tolong aku ...." Kalimat itu bergema dalam kegelapan, sebuah permohonan yang mungkin tak akan pernah sampai.Di luar, kegelapan pedesaan berganti dengan pemandangan jalan raya yang semakin ramai. Lampu-lampu kota mulai bermunculan, tapi bukan kota yang dikenalnya. Cani menyadari, ia dibawa jauh, jauh dari tempat tinggalnya. Jalan raya berganti dengan jalan yang menuju bandara.Hati Cani mencelos. Ia jelas sudah dibawa ke luar kota, dan sekarang ... Sebuah bandara? Ke mana ia akan dibawa? Keputusasaan mencengkeram Cani lebih erat."Mas Han ... Kamu di mana?" isakannya terdengar di antara giginya yang terkatup.Cani menendang k

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 123. Rio Mulai Bertingkah

    Kedatangan Rio membuat Han makin memperketat penjagaannya. Terutama pada Cani yang sepertinya diincar oleh Rio. Han ingin melakukan pertemuan kembali dengan Rio, guna mempertanyakan maksud, dan tujuan Rio datang ke Indonesia. Akan tetapi, Rio seperti belut yang licin. Tak mudah untuk bertemu Rio lagi. Bahkan Han tak mampu melacak keberadaan Rio. "Ke mana si keparat itu?" geram Han meremas gelas yang ia genggam. "Entah lah, apa mungkin dia kembali? Tapi, aku sudah mengecek di seluruh bandara, dan pelabuhan. Rio belum keluar dari negara ini," jelas Marci. "Mungkin Rio hanya menggertak saja," sahut Hime. Semua orang tampak panik, dan gelisah saat mengetahui Rio mengunjungi Han, kecuali Hime yang terlihat biasa saja, malah cenderung ke santai. "Rio itu pembisnis, kalau boleh menebak, mungkin ada pekerjaan di sini, berhubung dia tahu kamu bersembunyi di sini, Rio mengunjungimu," urai Hime. Han menyipitkan matanya saat mendengar celoteh Hime. "Jadi, Rio sudah tahu aku bersembunyi d

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 122. Rio?

    Seiring berjalannya waktu, akhirnya hari ini Indra bebas dari penjara. Indra merasa sangat lega. Ias sempat mengumpat, dan bersumpah tidak akan sudih kembali lagi ke tempat mengerikan seperti penjara. Indra turun dari mobil yang ia tumpangi tepat di depan gerbang rumahnya. Baru saja Indra membuka gerbang, ia dikejutkan dengan dua buldoser yang terparkir di halaman rumahnya. "Apa-apaan ini!" geram Indra mengetahui jika tamanan hias ratusan juta miliknya telah digilas oleh roda buldoser. Seorang pria bertubuh tinggi turun dari buldoser. Ia tersenyum menyambut kedatangan Indra. "Han?" lirih Indra terkejut. "Ngapain kamu di sini?" sungutnya risih. "Aku ingin menyambutmu. Aku sudah menyiapkan hadiah yang bagus untukmu," ringis Han. "Tutup mulutmu! Pergi dari rumahku!" usir Indra. "Rumahmu? Sepertinya kamu melupakan sesuatu. Sebelum kamu di penjara, rumahmu sudah disita pihak bank, karena kamu tidak sanggup membayar hutang," ujar Han. Indra tak mampu menutupi keterkejutannya, kedua

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 121. Selamat Menikmati Penderitaanmu, Indra

    Persidangan atas kasus penyebaran video tak senonoh yang dilakukan oleh Indra telah membuahkan hasil. Semua sesuai dengan keinginan Han. Indra hanya dihukum selama tiga tahun kurungan penjara, dan denda sebanyak satu juta rupiah.Bagi Cani dan Victory, hukuman tersebut sangatlah ringan, tak sebanding dengan kerugian yang diderita oleh Victory. Belum lagi, Indra juga melaporkan Victory atas tuduhan perzinahan.Sepertinya Cani tak mau kalah. Ia juga berniat untuk melaporkan Indra karena Indra telah melakukan kekerasan terhadap Victory. Akan tetapi, Victory tidak ingin masalah ini makin panjang. Sehingga Cani terpaksa menahan diri.“Hanya dihukum tiga bulan? Hakim itu pasti sudah disuap sama Indra!” Sedari tadi Cani ngedumel. Menunjukkan ketidakterimaannya terhadap putusan sang hakim agung.“Indra sudah tidak memiliki uang. Mustahil jika ia bisa menyuap hakim,” sahut Marci membela hakim yang ternyata kenalannya sendiri.“Sebelum memutuskan h

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 120. Tindakan Mematikan Han

    Suasana di rumah Cani dan Han terasa berat. Cani, dengan tegar, memeluk Victory erat-erat, meyakinkan adiknya bahwa ia tetap dicintai dan didukung. Air mata Victory mengalir deras, tanpa suara, menceritakan kesedihan yang tak terucapkan. Cani terus mengusap punggung Victory, membisikkan kata-kata penghiburan, berharap bisa sedikit meringankan beban batin adiknya yang terluka. Han duduk di samping mereka, tangannya terulur untuk ikut mengusap rambut Victory dengan lembut, sentuhan yang penuh empati dan pengertian. Ekspresi wajah Han sulit diartikan. Ia terlihat tenang, namun ada semburat kekhawatiran yang terpancar dari sorot matanya. Bukan berarti Han tidak mendukung Victory, tetapi keheningan Victory, ketiadaan suara untuk menjelaskan semuanya, membuat Han semakin sulit untuk sepenuhnya memahami situasi.Han mengerti bahwa ada yang disembunyikan, lebih banyak lagi yang tak bisa diungkapkan oleh Victory karena keterbatasanny

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 119. Kehancuran Indra

    Cani tak mampu menutupi keterkejutannya. Apa mungkin, Indra menyiksa Victoru karena memergoki hubungan terlarang yang pernah terjalin antara Marci dan Victory? Tapi, tetap saja, kekerasan dalam rumah tangga, tidak pernah bisa dibenarkan. Apalagi sampai membuat adiknya cacat permanen. Indra harus mendapat ganjaran atas perbuatannya. Keputusan Cani sudah bulat. Tidak mungkin berubah. "Bapak Indra yang terhormat. Aku pertegas sekali lagi. Mulai sekarang, perusahaan ini tidak menjalin kerja sama apa pun dengan perkebunan milikmu."Mendengar pernyataan itu, Indra jadi naik pitam. Kedua tangannya yang terkepal sudah siap untuk menghantam kepala Cani. Indra melangkahkan kakinya mendekati Cani, begitu ada di dekat Cani, Indra mengayunkan tangannya, berniat untuk memukul Cani. Namun, tangannya terhenti, ada seseorang yang menahan. "Berani memukul istriku?" tekan Han. Han mendorong Indra hingga membuat tubuh Indra mundur ke

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 118. Hime Menemui Haily

    “Dimakan? Memangnya Mas Han kanibal?” Cani menimpali perkataan nyeleneh Marci.“Mungkin saja,” balas Marci seadanya. Cani menggelengkan kepalanya, dan lebih memilih untuk tak melanjutkan obrolan yang menurutnya tidak akan ada ujungnya jika terus diladeni.“Setelah ini apa?” tanya Han seakan tidak sabar ingin mempermainkan Indra.“Sabar dulu. Kita harus menunggu waktu yang pas. Seperti ketika kebun kelapa sawit Indra mulai panen,” jawab Marci menyeringai lebar.***Haily keluar dari dalam kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil. Ia baru saja membersihkan tubuhnya, setelah seharian menjalani aktivitas yang cukup melelahkan.Haily duduk santai di meja rias. Ia sangat terkejut, bahkan sempat berteriak, ketika melihat sosok Hime dari pantulan cermin di depannya. Sontak Haily langsung menoleh ke belakang. “Ngapain kamu di sini? Kok kamu bisa masuk ke dalam kamarku?” sungut Haily

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 117. CEO Cani

    Kedua mata Victory yang berkaca-kaca terbuka dengan lebar. Badan Victory juga bergetar hebat, menandakan jika sang pemilik tubuh tengah diliputi rasa takut yang amat luar biasa.Victory tahu betul bagaimana sakitnya saat lidahnya dipotong oleh Indra. Dan sekarang, Hime akan mengambil hidungnya? Victory memang pasrah apabila ia harus mati. Namun, Victory sama sekali tidak siap jika ia disiksa terlebih dahulu sebelum dibunuh.“Aku bakal bikin hidung kamu mancung kayak hidungku,” desis Hime kesetanan.Hime sengaja tak langsung melukai wajah Victory dengan pisau. Ia masih menikmati ekspresi takut yang terpantri di wajah elok Victory.“Kamu sangat suka mencibir, dan mengolok orang lain. Kamu pasti sangat menderita saat kehilangan lidahmu. Aku turut prihatin,” cerocos Hime.Suara lirih Hime masih mampu didengar oleh telinga Victory yang tidak tuli.“Bisa dibilang kamu sudah kehilangan senjatamu. Jadi, sekarang kamu tidak mung

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 116. Hantaman Kuat Dari Istri Sah

    "Mas Han, aku pengen kayak gini terus," ucap Cani sambil mengelus dada sang suami yang terekspos. Han tersenyum dengan memejamkan matanya. Ia makin mengeratkan pelukannya pada pinggang Cani yang sangat pas di genggaman Han. "Kamu senang, Sayang?" tanya Han terkesan menggoda istrinya. "Senang ples puas, Mas. Apalagi, Mas Han kuat banget, bisa main beronde-ronde, sampai bikin aku lemas tak berdaya," ungkap Cani bangga pada suaminya. Perkataan Cani sukses membuat Han tersipu malu. Niatnya ingin menggoda, malah tergoda balik. "Terima kasih, Mas Han. Aku senang sekali," imbuh Cani menggerakkan kepalanya, mencari posisi ternyaman di bahu Han."Syukurlah ... Sayang puas, Mas lemas," kelakar Han diselingi suara tawa kecil. Mereka berdua baru saja selesai mengaduk kasih di atas ranjang. Saling menukar cinta dalam balutan adegan panas yang dipenuhi gerakan erotis. "Gimana engga lemas?" kekeh Cani menepuk-nepuk pela

DMCA.com Protection Status