Beranda / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

Share

Bab. 36. Selamat Tinggal Di Penjara, Mas Irawan

Penulis: Kurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 21:47:33

“Aku siap menjadi saksi di pengadilan nanti,” tegas Mbak Melati tanpa ada sedikit pun keraguan.

Cani dan Han terdiam, dan saling melempar pandangan. Keduanya tak tahu harus merespons seperti apa.

“Maaf, aku baru bisa datang,” ucap Marci tiba-tiba muncul entah dari mana, dan langsung duduk di sebelah Mbak Melati.

Kedatangan Marci agaknya membuat Han dan Cani terperanjat kaget.

“Kenapa kamu datang? Tidak ada yang mengundangmu,” cibir Han.

Cani menyenggol lengan Han sebagai bentuk sebuah teguran untuk Han. Kalimat yang barusan Han lontarkan. Terdengar tidak sopan menurut Cani.

“Aku hanya bercanda, Sayang,” lirih Han sambil mengeluarkan ekspresi sedih.

“Pak Marci juga ada di sini? Aku nggak nyangka,” kata Cani tersenyum canggung.

“Aku bertanggung jawab untuk menjaga Mbak Melati. Jadi, aku akan selalu mendampingi Mbak Melati,” tandas Marci tersenyum lebar.

Pernyataan Marci membuat Cani kembali terkejut sekaligus bingung.

“Selama ini Pak Marci banyak membantuku. Pak Marci juga yang membayar
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 37. Kedatangan Albert Yang Tak Terduga

    Han tak dapat menutupi rasa terkejutnya ketika melihat sosok yang sudah lama tak ia lihat. “Sini! Masuk dulu, Bos.”Orang tersebut membuka pintu mobil dari dalam. Meminta Han untuk masuk. Han pun menuruti. Han masuk ke dalam mobil. Dan membiarkan dirinya dibawa pergi oleh orang itu. “Sudah lama kita tidak berjumpa. Aku sangat merindukanmu,” ucapnya basa-basi. “Apa yang kamu lakukan di sini, Albert?” tanya Han pada lelaki muda yang ternyata bernama Albert.“Apa lagi alasanku kalau bukan karena rindu? Aku ingin melihat wajahmu. Aku pikir kamu sudah menua,” cerocos Albert.Han tahu jika Albert tak menjawab pertanyaannya dengan serius. Maka dari itu, Han tetap menuntut Albert untuk mengatakan yang sesungguhnya.“Baiklah, akan aku katakan yang sebenarnya dari tujuanku berada di sini.” Albert menjeda kalimatnya.“Jangan setengah-setengah kalau mau menjelaskan. Kamu masih saja sama. Tak berubah sama sekali,” cibir Han menegur kebiasaan Albert.Siapakah Albert?“Aku menjalankan bisnis kot

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 38. Albert Minta Tinggal Bareng Cani

    “Boleh ‘kan? Aku tinggal bersama kalian?” tanya Albert agak memaksa. Rahang Han mengeras tanda tidak setuju. “Nyonya Cani. Aku boleh menginap di sini ya. Soalnya aku takut tinggal di hotel.” Albert berfokus pada Cani. Yeah, karena Albert tahu, jika Han tak mungkin menolak keinginan Cani. Sebelumnya, Albert telah diberi tahu oleh Marci tentang Han yang bucin parah. “Loh, kenapa kok takut tinggal di hotel?” tanya Cani bermaksud mengorek alasan Albert. “Katanya, hotel di kota ini banyak yang berhantu. Aku takut banget,” jawab Albert dengan nada yang sengaja dibuat merengek. “Nggak boleh takut sama hantu. Kita sebagai manusia, hanya boleh takut kepada Sang Pencipta,” tutur Cani malah memberi nasihat. “Aku ada trauma! Nyonya Cani tega? Aku ini masih kecil. Aku pasti nggak bisa tidur. Terus nanti bakal sakit. Kalau aku sakit. Ibuku pasti khawatir.”Han tercengang mendengar rayuan maut dari Albert untuk Cani. “Masih kecil?” Cani kebingungan. “Mas Abret sudah besar,” tambahnya. Alb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 39. Bisnis Pertama, Semoga Sukses Ya

    Di sebuah restoran mewah bergaya Italia. Indra sekali lagi mengajak Marci bertemu. Beruntungnya, Marci bersedia. Padahal Marci sedang sibuk“Aku tak menyangka. Kita bisa bertemu dalam kurun waktu secepat ini,” ujar Indra memulai perbincangan.Marci masih sama seperti biasanya. Selalu menebar senyuman. Marci ini memang doyan tersenyum dalam kondisi apa pun.“Aku dengar, kamu sangat sibuk akhir-akhir ini,” lanjut Indra sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.“Kamu suka memata-matai aku ya?” tuduh Marci.“Bukan memata-matai. Kebetulan, hanya sekedar tahu saja,” sanggah Indra.Nyatanya, Indra memang kerap mengirim anak buahnya untuk mengecek kegiatan, maupun jadwal Marci.Sekarang, Indra sangat terobsesi ingin menjadi teman Marci.“Sepertinya, kamu tahu banyak tentangku,” goda Marci.Indra tertawa kecil untuk menghilangkan suasa canggung yang tiba-tiba muncul.“Hm ... Arancini di restoran ini sangat lezat. Lain kali aku bakal balik lagi buat makan di sini,” cetus Marci memuji hidanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 40. Tercium Aroma Perselingkuhan

    Kedua alis Cani nengernyit. Merasa bingung dengan ucapan Albert.“Maksudnya? Kamu kenapa, Abret?” tanya Cani. Albert menggelengkan kepalanya. Seperti sedang berusaha menyadarkan diri. Sambil memegang batang hidung, Albert berkata, “Kayaknya aku kurang tidur. Tadi malam nggak bisa tidur.” Malah curhat. “Owalah ... Pantesan ngomongnya ngelantur. Yaudah, mending sekarang kamu tidur. Istirahat dulu. Nanti aku bikinin minuman jahe.” Tanpa rewel, Albert menurut begitu saja. Sampainya di dalam kamar. Albert membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sembari sesekali mengacak rambutnya. “Jantungku kok berdebar terus?” gumam Albert meraba dadanya sendiri. “Pasti gara-gara jarang olahraga. Sial!”Bukannya beristirahat. Albert justru bangkit dari rebahannya. Dan mulai melakukan olahraga ringan di dalam kamar. “Untung kamarnya nggak kecil-kecil amat.”Albert berhenti melakukan push up karena mendengar suara siulan yang berasal dari arah pintu kamar. Albert bangkit, lalu berpindah duduk di atas

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 41. Mulai Membohongi Ibu

    “Eh? Waduh, Mas Marci kok gitu? Kaget aku,” ucap Victory terkejut atas pertanyaan Marci. Marci tertawa kecil. Kemudian lanjut berbicara, “Aku hanya bercanda saja.”Seketika itu hati Victory merasa lega, sekaligus agak kecewa. Jujur, Victory memang berharap Marci menyukainya. “Kamu sudah memilih cincin yang kamu suka?” tanya Marci mengalihkan pembicaraan. “Enggak ah ... Aku nggak mau milih cincin sendiri. Mending, Mas Marci yang pilihkan,” kata Victory seperti memberi kode pada Marci. “Mas Marci tadi bikin GR deh,” imbuh Victory tersenyum genit. Dengan sesekali mencubit kecil pundak Marci. Victory berucap, “Aku tunggu cincin pilihan kamu, Mas.”“Wah, kamu pengen dilamar nih?” goda Marci. Masih tersipu malu. Victory menggelengkan kepalanya. “Aku harap. Kamu ngasih kejutan di pertemuan kita selanjutnya,” tutur Victory ngarep diperlakukan spesial oleh Marci. “Sekarang, kita pulang aja, yuk. Aku capek banget,” pinta Victory mengajak Marci pulang. “Baiklah, kita pulang. Padahal aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 42. Jalan-Jalan Ke Mall Nih Ye!

    “Pindah rumah maksudnya?” tanya Cani kebingungan. Han terdiam karena terlalu ragu mengungkapkan maksud dan tujuannya. “Mas Han ngajak pindah? Mas nggak betah tinggal di sini?” Cani ingin diperjelas. Dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Han menjawab, “Mungkin, kamu ingin tinggal di rumah yang jauh lebih dari ini.”Cani meletakkan alat makannya. Lalu melempar sebuah senyuman kepada Han. “Mas Han tahu nggak? Alasan, kenapa aku nggak rela rumah ini dibeli sama Indra?” ucap Cani. Han tak mau berasumsi. Jadi, dia lebih memilih menggelengkan kepala sebagai jawaban. “Karena rumah ini milik mendiang ayahku. Aku tahu persis bagaimana perjuangan ayah untuk membangun rumah. Maka dari itu, aku nggak rela kalau rumah ini sampai jatuh ke tangan orang lain. Selain keturunan ayah sendiri.”Penjelasan Cani sudah cukup membuat Han mengerti. “Maaf ya, Mas. Aku nggak mau pindah rumah. Kalau, Mas nggak betah tinggal di sini. Mas bisa ngomong ke aku. Apa yang bikin, Mas nggak betah?” tutur C

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 43. Lagi Berduaan, Eh Ketahuan Mbak Cani

    Untuk ke sekian kalinya, Marci meminta Indra pergi ke luar kota atas dasar pekerjaan. Indra yang mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat pun tak kuasa menolak.Kepergian Indra membuat Victory leluasa bertemu dengan Marci. Bukankah, memang itu tujuan Marci?Seperti saat ini, mereka berdua kembali bertemu di sebuah Mall. Awalnya Marci berniat ingin menjemput Victory di rumah. Akan tetapi Victory menolak dengan alasan tak ingin ribut dengan Bu Helena, sang ibu tercinta.Alhasil, Marci setuju jika mereka melakukan pertemuan di restoran Mall saja. Ketimbang nantinya ribet.“Nanti sampai malam ya,” pinta Marci pada Victory yang sedang mengenakan lipstik sehabis makan.“Boleh ... Emangnya kita mau ke mana saja sih? Bikin penasaran deh,” jawab Victory tersenyum genit.“Ke mana pun. Ke tempat yang mungkin bisa buat kamu basah, dan ketagihan,” balas Marci tak kalah genit dari Victory.Victory tersipu malu. “Ah, Mas Marci bisa saja.”Marci memperhatikan penampilan Victory yang enak dipandang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 44. Mengadu Ke Ibu Tercinta

    “Jangan macam-macam, Mbak. Nggak usah ikut campur urusan rumah tangga orang lain,” tegas Victory memberi ancaman kepada Cani.Tingkah Victory yang panik. Makin membuat Cani tahu jika adiknya itu tengah main belakang. Cani yang tak takut sama sekali, malah balik mengancam Victory. Dengan menyindir soal kesetiaan seorang istri.“Mbak Cani nuduh aku selingkuhi Mas Indra?” sungut Victory tidak terima.“Loh, aku nggak nuduh kamu, kok. Aku ‘kan cuma bilang kalau istri nggak boleh keluar rumah bareng cowok lain, yang bukan suami,” tukas Cani menjelaskan. Victory menatap Cani dengan tatapan penuh rasa tidak suka.“Siapa juga yang bilang kamu selingkuh? Kamu merasa ta?” celetuk Cani sengaja ingin membuat sang adik kesal.“Kamu ya!”Ketika Victory hendak memukul Cani. Dengan cekatan Marci menarik lengan Victory. Dan meminta Victory untuk tenang. Karena kini mereka tengah menjadi bahan tontonan oleh pengunjung lain.“Kayaknya asyik banget, mengobrolnya. Gimana kalau kita lanjut di kafe saja?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11

Bab terbaru

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 140. Selalu Makan Di Rumah Han Dan Cani

    Tentu Cani tidak ingin adiknya ikut tinggal bersama dirinya di sini. Satu alasan, terlalu berbahaya. Cani tidak akan membiarkan adiknya berada di dalam situasi yang akan merugikannya, cukup Cani saja.Meski jauh di lubuh hati Cani, ia ingin sekali merawat adiknya yang kini sudah tidak mampu berbicara lagi. Tapi kali ini Cani harus mengeraskan hatinya, semua demi kebaikan, dan keselamatan Victory.“Huh ... Kenapa dari sekian banyak anak buah yang dimiliki Han, suamiku yang harus menjaga Victory? Padahal mereka pernah berselingkuh. Mungkin sekarang mereka juga sedang berselingkuh,” ujar Hime mengeluhkan hal tersebut.Cani yang awalnya melamun, kini memfokuskan dirinya pada Hime yang baru duduk di depannya.“Mbak Hime, mereka nggak mungkin selingkuh lagi. Jadi, Mbak Hime nggak perlu khawatir,” balas Cani mencoba memberi Hime pengertian yang ia percaya.“Oh ya? Meskipun mereka telah berjanji tidak akan kembali berselingkuh. Namun kesempatan selalu ada. Yeah, namanya juga manusia,” sanggah

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 139. Kembalinya Cani Kepelukan Han

    "Bergantian? Aku bersedia," sahut Rio. "Gila kamu ya! Mana sudih aku berbagi," sosor Han menarik Cani cukup kencang hingga Cani langsung tersentak kepelukannya. "Cani hanya milikku, sialan," tegas Han melempar tatapan sinis pada saudara kembarnya. Zeilla memutar kedua matanya malas. Ia tahu persis sisi lain dari adiknya yang seperti anak kecil. Tapi, satu hal yang mengejutkan, Rio ternyata tak jauh beda dari Han. “Kania, kamu tahu sendiri kalau aku tidak memiliki teman selain kamu. Sekarang suamimu pun ingin merebutmu dariku,” ujar Rio sengaja mengeluarkan ekspresi memelas.Han berdecap ketika Cani menunjukkan gelagat iba pada Rio.“Kamu nggak kasihan sama aku?” tanya Rio penuh harap. “Kalau kamu ikut suamimu, pasti dia nggak bakal izinin kita bertemu,” imbuhnya.Cani hanya terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Pertemuannya dengan Han juga sangat mengejutkan. Bisa dibilang, Cani malu bertatap muka dengan suaminya, karena ia telah ditiduri pria lain, Rio.Di sisi lain, Cani juga

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 138. Pertemuan Cinta Segitiga

    Rio memperhatikan Cani yang sedang sibuk memilih-milih pakaian yang pantas untuk ia kenakan di pertemuan nanti. Ada raut kesedihan yang Rio perlihatkan, jelas Rio tidak rela melepas Cani. Rio berjalan perlahan ke arah Cani, kemudian memeluk erat perut Cani, meletakkan kepalanya pada pundak wanita yang membuatnya tergila-gila itu. "Rio? Kok peluk aku? Aku lagi memilih baju loh. Katanya mau ngajak aku jalan-jalan," protes Cani berusaha melepaskan diri dari Rio. Rio sengaja tidak memberitahu Cani jika hari ini, Cani akan dikembalikan kepada Han. Rio tidak rela. "Aku masih ingin bersamamu, Kania," bisik Ruo menciumi pipi Cani. Cani menggelengkan kepalanya, bermaksud menghindari kecupan Rio. Entah sejak kapan hubungan keduanya terasa begitu dekat. Rio yang awalnya menjadi ancaman, kini berbalik 360 derajat. "Rio ... Nanti make up-ku berantakan, loh ...." keluhnya memukul-mukul prlan punggung tangan Rio yang melingkar di perutnya. "Panggil aku Mas juga. Sama seperti kamu memanggil s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 137. Saudara Kembar Bertemu Lagi

    Matahari sore menerobos celah tirai sutra tebal, menyorot debu-debu halus yang menari-nari di udara ruangan pribadi Han. Ruangan itu sendiri, mewah dan dingin, mencerminkan pemiliknya, seorang pemimpin kartel yang kejam namun terselubung di balik topeng keanggunan.Di sofa kulit berwarna gelap, duduklah dua sosok yang kontras, yakni Zeilla, Presiden Meksiko dengan aura kepemimpinan yang kuat, dan Han, adik kembarnya yang terbungkus aura misterius dan bahaya.Udara di antara mereka dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan, lebih dari sekadar canggung, itu adalah keheningan yang dipenuhi sejarah perselisihan."Kau terlihat baik, Han," ucap Zeilla memecah keheningan yang mencekam. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang tak mampu menyembunyikan kekhawatiran di baliknya.Han hanya berdehem, matanya menatap ke arah jendela, mengamati kota yang terbentang di bawahnya."Seperti yang kau lihat," jawab Han singkat, tanpa sedikitpun minat.Han tampak acuh, seolah kehadiran Zeilla tak lebih dari

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 136. Selamat Tinggal Haily

    Gerimis mengguyur Dermaga Tua, air laut beriak pelan menghantam tumpukan kayu lapuk. Hime berdiri tegak dengan mantel hitamnya yang membalut tubuh rampingnya.Dinginnya angin laut menusuk kulitnya, namun amarahnya lebih menusuk lagi.Tak berselang lama, Haily datang terlambat dari jadwal perjanjian mereka. Ia dalam kondisi basah kuyup, dan rambutnya melekat di wajahnya yang pucat."Kenapa kamu berani mengkhianatiku, Haily?" suara Hime tajam, menusuk seperti pisau. "Kamu bicara pada Han tentang Cani."Haily yang bingung menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca. "Kamu ngomong apa sih?" tanya Haily tidak mengerti. "Tidak usah berlagak seperti orang bodoh," ketus Hime, menggertak. "Sumpah! Aku tidak pernah bertemu Han. Lagian, ngapain juga aku bertemu denganya?" Haily menyangkalnya. Karena memang itu kenyataannya. "Bohong!" Hime mendekat, tangannya mengepal."Han tahu semuanya. Dia tahu kita terlibat dalam penculikan Cani. Han bilang kamu yang membocorkannya!""Apaan, sih? Han ya

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 135. Eila, Si Pelayan Gila Fantasi

    Satu per satu pelayan datang, mereka berkumpul lalu berbaris rapi di depan Cani dan Rio. Rio meminta Mizu mengambil pistol kesayangannya yang sering ia pakai ketika beraksi. Sebagai anak buah, Mizu hanya bisa menurut, meski di benaknya terdapat banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Rio. Mizu kembali dengan membuka kotak berisi sentaja, lalu menyerahkannya pada Rio. Melihat Rio memasukkan beberapa peluru pada pistol tersebut, para pelayan menjadi gugup, dan takut. "Kania, tunjuk pelayang yang sudah menyakitimu," pinta Rio berusara lembut. Cani belum mengetahui bahwa Rio memegang senjata di tangan kirinya. "Kania ...." Rio memanggilnya pelan. Kani yang bingung perlahan menggerakkan tangannya, jari telunjuknya mengacung pada salah satu pelayan secara acak. Dan .. Detik itu juga ... BANG! Suara tembakan terdengar hingga membuat semua orang di sana panik, tak terkecuali Cani yang berteriak kencang ketika melihat kening pelayan yang ia tunjuk berlubang sebelum pel

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 134. Kemunculan Zeilla

    Ada apa dengan Bosnya? Tindakan Rio tidak seperti biasanya. Kendati merasa heran, Mizu tak mau ambil pusing, dan lebih memilih membereskan kekacauan yang dibuat Rio. Mizu juga mewanti-wanti anah buahnya yang lain agar menjaga sikap mereka, dan sebisa mungkin tidak membuat Rio kesal atau marah. Keesokan harinya, Cani terbangun dari tidurnya ketika seorang pelayan menguncang tubuhnya dengan kasar. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terisi, Cani memperhatian gerak-gerik pelayan yang terlihat kesal. "Enak ya? Jadi pemuas nafsu Tuan Rio?" sungutnya melempar tatapan sengit pada Cani. Cani terkejut atas pernyataan lantang pelayan itu. "Wanita sepertimu tidak layak tidur di kamar Tuan Rio!" teriaknya menoyor kepala Cani hingga Cani terhuyung ke samping. Tak sampai di situ, pelayan tersebut meraih kedua lengan Cani, lalu menarik Cani ke depan, membiarkan Cani terjungkal di atas karpet berbulu. Pantat Cani yang terekspos, mengeluarkan cairan putih milik Rio yang tidak mampu ia bendung.

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   133. Hasrat Yang Tersalurkan

    Dengan kesadahan yang hampir sirna, Xixu panik melihat Mizu berjalan mendekati Cani yang berada di pangkuan Rio. "Bagaiman, Bos?" Alis Mizu bergerak naik turun, bermaksud menggoda Bosnya. "Jangan menodai istri Tuan Han!" Xixu berteriak kencang, membuat Mizu kembali padanya dan langsung menampar pipi Xixu. "Sepertinya obat yang aku beri terlalu sedikit," ketus Mizu tersenyum miring. Mizu memerintahkan anak buahnya beraksi lebih brutal dari sebelumnya. "Kalau bisa, sampai kelamin jalang ini hancur," desisnya. Perintah Mizu langsung dilaksanakan, jeritan mulai terdengar dari mulut kecil Xixu. Sementara Cani tak sanggup menyaksikan penderitaan Xixu. "Hentikan ...." lirih Cani menundukkan kepala. Pelayan yang masih ada di sana, justru sangat menikmati tontonan yang tersaji di depan mereka, di mana Xixu yang digagahi oleh banyak pria. Cani merasakan pelukan Rio makin mengerat, seolah ingin mencekiknya. "Kania ...." Rio memaksa Cani untuk menatap matanya yang sendu,

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   132. Hukuman Menyedihkan Xixu 18+

    Ketika malam semakin larut, ketika kondisi kediaman Rio makin sepi, Xixu menyelinap masuk ke dalam ruangan pribadi Rio. Sebelumnya, Xixu sudah mematikan seluruh kamera CCTV melalui ruang kontrol yang ada di ruang bawah tanah kastil. Tanpa membuang-buang waktu, Xixu langsung menggeledah seisi ruangan. Tak lupa, ia mengenakan pakaian tertutup serba hitam. Xixu tidak mungkin membiarkan sidik jarinya tertinggal. Saat sedang asyik membuka berbagai macam dokumen di dalam laptop Rio yang berhasil Xixu rentas, tanpa Xixu sadari, Mizu berdiri di belakang Xixu dengan senjata yang siap melubangi kepala Xixu. "Apa yang kau lakukan?" tanya Mizu santai. Xixu tersentak, tubuhnya tiba-tiba kaku tak kala merasakan dinginnya ujung pistol yang menempel di kulit lehernya. Secara perlahan, Xixu mencoba meraih pisau kecil yang telah ia siapkan sebelumnya di dalam kantong celananya. Akan tetapi, gerakannya langsung dihentikan oleh Xixu. Mizu mencengkeram pergelangan tangan Xixu, mengunci pegerakan Xi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status