Share

SLTC - 020

Sova menyuapi pak Harun yang sudah cukup lahap makan, meskipun masih memakan bubur tim dari rumah sakit. Bahkan, saat ini lelaki tua itu sudah bisa duduk bersender di atas brankar.

“Bagus banget mbak Sari, makasih banyak karena sudah menyiapkan segala kebutuhan Ayah dengan sepenuh hati. Lihat, Ayah bisa tersenyum walaupun sedikit!” ucap Sova sambil terkekeh.

“Sudah kewajiban saya, Bu!” tolak Sari saat dirinya mendapatkan pujian dari Sova.

“Ah, mbak Sari. Jangan panggil Saya Ibu dong! Serasa udah menjadi paling tua sedunia,” protes Sova karena wanita di sampingnya itu, yang tak pernah mau menerima pujian darinya, selalu memanggil dirinya dengan embel-embel Ibu.

“Tapi kan, memang... “

“Sova. Memang enak kalau kita manggil bu Sova dengan nama saja. Serasa lebih dekat. Betul begitu kan, Sova?” tanya Hari yang sedari tadi sibuk membaca sebuah novel.

Lelaki yang menjadi satu dari dua perawat yang menjaga pak Harun itu, bukannya malas dalam bekerja. Justru dia sudah menyelesaikan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status