Duaaar!! Sebuah ledakan terdengar menggelegar diikuti erangan kesakitan Marcus. Gas hitam kuat melesat ke luar dari tubuh bagian belakangnya. Keadaannya begitu menyeramkan sekaligus mengenaskan! Seluruh tubuh Marcus memilin membentuk postur aneh karena gas hitam memaksa keluar. Mata merahnya mengeluarkan darah hingga membuatnya terlihat sangat keji. "Ah!"Marcus mengangkat kepala sambil melenguh dan menatap bayangan hitam, “Apa yang telah kamu lakukan padaku?” Marcus cepat-cepat melihat telapak tangannya yang diselimuti gas hitam. Gas Iblis memasuki tubuhnya, “Apa ini?” "Mulai saat ini, kamu resmi menjadi murid Tuan Iblis. Apa kamu sudah bertemu dengannya?” "Tuan Iblis?” Marcus mengernyit. "Semua Iblis pasti mengikutinya,” begitu suara tersebut muncul, arwah Iblis langsung keluar dari tubuh Marcus dan menjelma menjadi Naga Sakti. Kemudian Naga Sakti membuka mulutnya untuk menyerang Marcus. Marcus tanpa sadar mundur ke belakang dan mengeluarkan kekuat
Tawa tanpa henti terus terdengar setelah Michael bersama dengan Danu dan rombongannya kembali ke kedai. Namun Danu dan pasukannya tidak nyaman minum-minum dan bercengkrama dengan orang-orang yang ada di kedai. Mereka yang selama ini harus terus menerus bersembunyi membuat mereka menjadi sangat pemalu dan lelah karena mereka jarang mendapat kesempatan untuk beristirahat. Dan kini mereka ingin sekali memanfaatkan kesempatan itu. Michael lega Danu dan pasukannya telah ditemukan. Tapi alis Michael masih juga tegang meskipun satu dari sekian banyak kekhawatirannya sudah ditangani dengan baik. Kelompok biksu tempat bernaung Ruchen membuat Michael merasa curiga. Deva berjalan cepat dari belakang kedai kemudian duduk di samping Michael. "Kamu menemukan sesuatu?” bisik Michael sambil mengernyit. Deva berbisik di telinga Michael, “Seperti yang kamu duga, ada pergerakan aneh di batas kota.” Ternyata benar perkiraan Michael! Sebuah kelompok bersiap masuk ke kota dengan h
"Semua ini aku perlihatkan padamu agar kamu sadar diri. Untuk Michael, kemampuan maupun penampilanmu lebih rendah dariku. Bagi Hanna, aku bisa memberinya kehidupan yang lebih baik untuknya.” "Seandainya aku jadi kamu, aku akan menggunakan akal sehat dan hati nurani. Aku tidak akan menutup mata. Dan aku lebih baik mundur dengan suka rela,” ujar Rahel perlahan. "Dahulu, Keluarga Lu dan Keluarga Fu bersahabat. Kamu dan aku bermain bersama saat kita masih kecil. Aku menganggapmu sebagai adik. Sekarang ... aku ingin Michael menikahiku. Kamu dan aku akan jalan bersama. Bagaimana menurutmu?” "Kamu tidak seharusnya bertanya tentang ini padaku. Kamu sudah bertanya pada Michael?” Bella mengerti maksud Rahel. Andai saja Hanna tidak ada di tangan oleh Rahel, Bella ingin sekali membentak Rahel karena bersikap seperti pelacur. Wajah Rahel tiba-tiba berubah sedikit dingin. Mana mungkin dirinya ada di sini sekarang kalau Michael menginginkannya? Rahel sudah sangat ingin menikah denga
Di aula utama Puncak Gunung Biru. Rahel buru-buru datang ke aula utama. Di sana sudah menunggu para tetua Puncak Gunung Biru. Lado berdiri di depan tirai di belakang sebuah kursi kosong. Kursi itu adalah milik Pemimpin Keluarga Lu.Meskipun Lado adalah Dewa Sejati, tapi kekuasaan di dalam Keluarga Lu tidak berubah. Ketika Lado kembali, dirinya ditempatkan di sebelah kursi sang Pemimpin. Hal itu dimaksudkan agar Lado menghormati sang pemimpin. Kejadian ini mirip dengan keluarga istana. "Rahel datang," ujar Lado.Rahel mengangguk. Kemudian dia menundukkan kepala di hadapan para tetua dan duduk di samping saudaranya, Adit. "Kalian ingin dengar kabar yang mana dulu? Kabar baik atau kabar buruk?" tanya Lado sambil tersenyum. "Kami kembalikan padamu saja," balas para tetua serempak. Para tetua ini adalah anggota keluarga paling penting dan dipercaya di Keluarga Lu. Mereka diundang untuk memberi masukan atau merencanakan sebuah aksi. Posisi mereka di Keluarga Lu sangat penting.
"Maksudmu Kelompok Iblis?" tanya Lado sambil mengerutkan dahi. Pemimpin Keluarga Lu mengangguk. Dia sendiri terlihat ragu. Bukankah Kelompok Iblis menolong Michael sebelumnya? Kenapa mereka berbalik menyerang?"Aku dengar sebagian besar dari mereka adalah bisku, tapi siapa mereka sesungguhnya?"Menurut informasi dari pengikut Puncak Gunung Biru, orang-orang yang mendekati Michael dipimpin oleh lebih dari satu biksu dan banyak yang menggunakan topi bambu. Dari gerak-geriknya mereka terlihat kasar. Mereka mirip bisku pada umumnya. Tapi tempat yang mereka lalui bukan tempat biasa. Mungkin untuk para laki-laki tidak akan menjadi masalah, tapi untuk para perempuan berbeda. Banyak yang meninggal, bahkan kehilangan keperawanan. "Sepuluh ribu tahun yang lalu, ada sebuah kuil bernama Kuil Motuo dan di sana tinggal Raja Iblis. Para biksu sepertinya menjadi anak buah dari Raja Iblis itu.""Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi suatu hari aku mendengar para biksu itu bertingkah aneh. M
"Bagaimana kalau Michael bisa membantuku menjadi nomor satu di dunia ini?" Rahel tersenyum misterius, "Kalau Puncak Gunung Biru masih terus bergantung pada kalian semua, mungkin di masa yang akan datang, namanya akan berubah menjadi Kaki Gunung Biru."Kekesalan para tetua pada Rahel semakin bertambah. Mereka hendak membalas tapi Pemimpin Puncak Gunung Biru berkata, "Rahel, urusan ini ….""Baiklah!" Lado menginterupsi ucapan sang pemimpin. Dia menggerakkan tangannya kemudian sebuah dokumen terbang ke arahnya. "Wah ….""Ini adalah peraturan Puncak Gunung Biru. Bagaimana mungkin?""Ya. Nanti bisa terjadi sebuah pengkhianatan."Para tetua langsung memberikan protes keras ketika Lado menyetujui permintaan Rahel. Rahel tersenyum penuh kemenangan, "Air sudah masuk setinggi leher kalian, tapi kalian masih mencemaskan apa yang kalian pakai di kaki. Kalian contoh sempurna ibarat katak dalam sumur. Kalian seharusnya malu dan menjilat ludah kalian sendiri."Rahel menangkap dokumen yang t
Sheila berdiri. Dia berjalan mendekati jendela dan melihat ke luar. "Aneh, ada tiga orang," Sheila mengerutkan dahi. "Tiga orang?" Nolan terkejut. Di benak mereka, yang datang mengetuk pintu kamar Michael adalah Iblis. Niat mereka pasti jahat, tapi mengapa hanya ada tiga orang yang datang?!"Apa mungkin kamu salah lihat?" Nolan ikut berdiri dan berjalan mendekati jendela. Dia memandang ke jalan. "Michael, benar hanya ada tiga orang," Nolan merasa aneh. Michael mengerutkan dahi dan memandang Danu. Dia sama bingungnya dengan yang lain. "Anehnya lagi, tiga orang ini perempuan," lanjut Nolan. "Tiga perempuan?"Semua orang di ruangan itu terpana. Tiga perempuan datang mengetuk pintu di tengah malam. Bukankah itu adalah hal aneh? "Brengsek, Michael, kamu tidak mengkhianati Bella, bukan? Kamu tidak merayu perempuan-perempuan lain sehingga mereka datang ke sini malam-malam?" tanya Nolan sambil memukul kepalanya. Michael tidak menjawab. Kalau bukan karena Nolan sudah meng
"Oh tidak. Demi dewa. Michael … Michael, apa kamu akan mati?" Tubuh Naga Unicorn melilit lengan Michael lebih kencang. "Aku menghisap Gas Kekacauan dari perut Taotie. Memangnya gas itu mengancam nyawaku?" Michael jadi bingung. Sebenarnya, Michael merasa gelisah setelah mendapatkan Gas Kekacauan. Dia tidak tahu pengaruh gas itu baik atau buruk. Saat itu dia menghisap gas dengan tujuan balas dendam. Ketika mendengar reaksi Naga Unicorn, Michael merasa cemas. "Kamu salah sangka. Maksudku, kamu bukan benar-benar mati, tapi maksudku … kamu akan menentang langit," ujar Naga Unicorn. "Menentang langit?" Michael mengerutkan dahi. "Ya, menentang langit! Michael, apa kamu tahu apa itu Gas Kekacauan?""Tidak," Michael menggelengkan kepala."Gas Kekacauan adalah unsur paling awal tercipta di semesta ini. Dia adalah energi paling tua di antara seluruh energi sekaligus tempat lahirnya energi-energi lain. Apa kamu tahu apa artinya?""Ya ... sepertinya aku tahu.""Keparat, maksudku gas i