"Semua ini aku perlihatkan padamu agar kamu sadar diri. Untuk Michael, kemampuan maupun penampilanmu lebih rendah dariku. Bagi Hanna, aku bisa memberinya kehidupan yang lebih baik untuknya.” "Seandainya aku jadi kamu, aku akan menggunakan akal sehat dan hati nurani. Aku tidak akan menutup mata. Dan aku lebih baik mundur dengan suka rela,” ujar Rahel perlahan. "Dahulu, Keluarga Lu dan Keluarga Fu bersahabat. Kamu dan aku bermain bersama saat kita masih kecil. Aku menganggapmu sebagai adik. Sekarang ... aku ingin Michael menikahiku. Kamu dan aku akan jalan bersama. Bagaimana menurutmu?” "Kamu tidak seharusnya bertanya tentang ini padaku. Kamu sudah bertanya pada Michael?” Bella mengerti maksud Rahel. Andai saja Hanna tidak ada di tangan oleh Rahel, Bella ingin sekali membentak Rahel karena bersikap seperti pelacur. Wajah Rahel tiba-tiba berubah sedikit dingin. Mana mungkin dirinya ada di sini sekarang kalau Michael menginginkannya? Rahel sudah sangat ingin menikah denga
Di aula utama Puncak Gunung Biru. Rahel buru-buru datang ke aula utama. Di sana sudah menunggu para tetua Puncak Gunung Biru. Lado berdiri di depan tirai di belakang sebuah kursi kosong. Kursi itu adalah milik Pemimpin Keluarga Lu.Meskipun Lado adalah Dewa Sejati, tapi kekuasaan di dalam Keluarga Lu tidak berubah. Ketika Lado kembali, dirinya ditempatkan di sebelah kursi sang Pemimpin. Hal itu dimaksudkan agar Lado menghormati sang pemimpin. Kejadian ini mirip dengan keluarga istana. "Rahel datang," ujar Lado.Rahel mengangguk. Kemudian dia menundukkan kepala di hadapan para tetua dan duduk di samping saudaranya, Adit. "Kalian ingin dengar kabar yang mana dulu? Kabar baik atau kabar buruk?" tanya Lado sambil tersenyum. "Kami kembalikan padamu saja," balas para tetua serempak. Para tetua ini adalah anggota keluarga paling penting dan dipercaya di Keluarga Lu. Mereka diundang untuk memberi masukan atau merencanakan sebuah aksi. Posisi mereka di Keluarga Lu sangat penting.
"Maksudmu Kelompok Iblis?" tanya Lado sambil mengerutkan dahi. Pemimpin Keluarga Lu mengangguk. Dia sendiri terlihat ragu. Bukankah Kelompok Iblis menolong Michael sebelumnya? Kenapa mereka berbalik menyerang?"Aku dengar sebagian besar dari mereka adalah bisku, tapi siapa mereka sesungguhnya?"Menurut informasi dari pengikut Puncak Gunung Biru, orang-orang yang mendekati Michael dipimpin oleh lebih dari satu biksu dan banyak yang menggunakan topi bambu. Dari gerak-geriknya mereka terlihat kasar. Mereka mirip bisku pada umumnya. Tapi tempat yang mereka lalui bukan tempat biasa. Mungkin untuk para laki-laki tidak akan menjadi masalah, tapi untuk para perempuan berbeda. Banyak yang meninggal, bahkan kehilangan keperawanan. "Sepuluh ribu tahun yang lalu, ada sebuah kuil bernama Kuil Motuo dan di sana tinggal Raja Iblis. Para biksu sepertinya menjadi anak buah dari Raja Iblis itu.""Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi suatu hari aku mendengar para biksu itu bertingkah aneh. M
"Bagaimana kalau Michael bisa membantuku menjadi nomor satu di dunia ini?" Rahel tersenyum misterius, "Kalau Puncak Gunung Biru masih terus bergantung pada kalian semua, mungkin di masa yang akan datang, namanya akan berubah menjadi Kaki Gunung Biru."Kekesalan para tetua pada Rahel semakin bertambah. Mereka hendak membalas tapi Pemimpin Puncak Gunung Biru berkata, "Rahel, urusan ini ….""Baiklah!" Lado menginterupsi ucapan sang pemimpin. Dia menggerakkan tangannya kemudian sebuah dokumen terbang ke arahnya. "Wah ….""Ini adalah peraturan Puncak Gunung Biru. Bagaimana mungkin?""Ya. Nanti bisa terjadi sebuah pengkhianatan."Para tetua langsung memberikan protes keras ketika Lado menyetujui permintaan Rahel. Rahel tersenyum penuh kemenangan, "Air sudah masuk setinggi leher kalian, tapi kalian masih mencemaskan apa yang kalian pakai di kaki. Kalian contoh sempurna ibarat katak dalam sumur. Kalian seharusnya malu dan menjilat ludah kalian sendiri."Rahel menangkap dokumen yang t
Sheila berdiri. Dia berjalan mendekati jendela dan melihat ke luar. "Aneh, ada tiga orang," Sheila mengerutkan dahi. "Tiga orang?" Nolan terkejut. Di benak mereka, yang datang mengetuk pintu kamar Michael adalah Iblis. Niat mereka pasti jahat, tapi mengapa hanya ada tiga orang yang datang?!"Apa mungkin kamu salah lihat?" Nolan ikut berdiri dan berjalan mendekati jendela. Dia memandang ke jalan. "Michael, benar hanya ada tiga orang," Nolan merasa aneh. Michael mengerutkan dahi dan memandang Danu. Dia sama bingungnya dengan yang lain. "Anehnya lagi, tiga orang ini perempuan," lanjut Nolan. "Tiga perempuan?"Semua orang di ruangan itu terpana. Tiga perempuan datang mengetuk pintu di tengah malam. Bukankah itu adalah hal aneh? "Brengsek, Michael, kamu tidak mengkhianati Bella, bukan? Kamu tidak merayu perempuan-perempuan lain sehingga mereka datang ke sini malam-malam?" tanya Nolan sambil memukul kepalanya. Michael tidak menjawab. Kalau bukan karena Nolan sudah meng
"Oh tidak. Demi dewa. Michael … Michael, apa kamu akan mati?" Tubuh Naga Unicorn melilit lengan Michael lebih kencang. "Aku menghisap Gas Kekacauan dari perut Taotie. Memangnya gas itu mengancam nyawaku?" Michael jadi bingung. Sebenarnya, Michael merasa gelisah setelah mendapatkan Gas Kekacauan. Dia tidak tahu pengaruh gas itu baik atau buruk. Saat itu dia menghisap gas dengan tujuan balas dendam. Ketika mendengar reaksi Naga Unicorn, Michael merasa cemas. "Kamu salah sangka. Maksudku, kamu bukan benar-benar mati, tapi maksudku … kamu akan menentang langit," ujar Naga Unicorn. "Menentang langit?" Michael mengerutkan dahi. "Ya, menentang langit! Michael, apa kamu tahu apa itu Gas Kekacauan?""Tidak," Michael menggelengkan kepala."Gas Kekacauan adalah unsur paling awal tercipta di semesta ini. Dia adalah energi paling tua di antara seluruh energi sekaligus tempat lahirnya energi-energi lain. Apa kamu tahu apa artinya?""Ya ... sepertinya aku tahu.""Keparat, maksudku gas i
"Siapa kamu?" Michael mengerutkan dahi. Meskipun sudah tahu yang mengetuk adalah ketiga perempuan tadi, tapi penampilan mereka sungguh di luar dugaan. Tadinya Michael menyangka ketiga perempuan yang datang tengah malam ini adalah para jagoan. Namun, sepertinya mereka tidak memiliki tanda-tanda seorang jagoan. Tidak ada jejak debu di wajah mereka. Malah mereka tampak seperti bunga yang sedang mekar di rumah kaca. Pakaian mereka juga memberikan kesan yang berbeda. Meskipun warnanya gelap dan tidak banyak ornament, tapi tetap terlihat menawan. Dengan kata lain, ketiga perempuan ini bukan perempuan biasa. Mereka juga tampak tidak memegang senjata. Sejak melihat mereka, Michael melihat tanda kapalan di tangan ketiga perempuan tersebut. Bagi orang yang sudah lama memegang senjata di tangan mereka, tanda kapalan milik mereka pasti tebal. Namun, di tangan ketiga perempuan itu tidak ada tanda kepalan. "Maafkan kami sudah mengganggu tengah malam begini, Pahlawan Muda," ujar si pemi
Si pemilik kedai tersentak. Dia terkejut bukan main. Untung bekas lima jari itu ada di tangga, bukan di lengannya. Dia baik-baik saja!Ini sangat fatal. Bulu kuduk si pemilik kedai berdiri. Dia menggosok lengannya dan menutup pintu. Di saat yang bersamaan, tubuh Michael berubah menjadi sosok bayangan. Michael bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga orang-orang tidak menyadari ada Michael yang lewat. Whoa!Angin berhembus. Ketiga perempuan sedang berjalan melalui atas jembatan. Mereka merasakan ada angin yang menerpa mereka. Saat mereka membuka mata, ada Michael yang berdiri di depan mereka. Mereka cukup terkejut melihat Michael. Namun tidak ada raut kepanikan di wajah mereka. Mereka tersenyum dan memberikan salam pada Michael. Sepertinya mereka sudah tahu Michael akan menyusul mereka, "Salam, Pahlawan Muda!""Kamu meninggalkan saputangan ini?" Michael mengeluarkan saputangan itu. Raut wajahnya tegang. "Ya!" ujar si pemimpin, "Majikan memberi kami saputangan itu. A