"Oh tidak. Demi dewa. Michael … Michael, apa kamu akan mati?" Tubuh Naga Unicorn melilit lengan Michael lebih kencang. "Aku menghisap Gas Kekacauan dari perut Taotie. Memangnya gas itu mengancam nyawaku?" Michael jadi bingung. Sebenarnya, Michael merasa gelisah setelah mendapatkan Gas Kekacauan. Dia tidak tahu pengaruh gas itu baik atau buruk. Saat itu dia menghisap gas dengan tujuan balas dendam. Ketika mendengar reaksi Naga Unicorn, Michael merasa cemas. "Kamu salah sangka. Maksudku, kamu bukan benar-benar mati, tapi maksudku … kamu akan menentang langit," ujar Naga Unicorn. "Menentang langit?" Michael mengerutkan dahi. "Ya, menentang langit! Michael, apa kamu tahu apa itu Gas Kekacauan?""Tidak," Michael menggelengkan kepala."Gas Kekacauan adalah unsur paling awal tercipta di semesta ini. Dia adalah energi paling tua di antara seluruh energi sekaligus tempat lahirnya energi-energi lain. Apa kamu tahu apa artinya?""Ya ... sepertinya aku tahu.""Keparat, maksudku gas i
"Siapa kamu?" Michael mengerutkan dahi. Meskipun sudah tahu yang mengetuk adalah ketiga perempuan tadi, tapi penampilan mereka sungguh di luar dugaan. Tadinya Michael menyangka ketiga perempuan yang datang tengah malam ini adalah para jagoan. Namun, sepertinya mereka tidak memiliki tanda-tanda seorang jagoan. Tidak ada jejak debu di wajah mereka. Malah mereka tampak seperti bunga yang sedang mekar di rumah kaca. Pakaian mereka juga memberikan kesan yang berbeda. Meskipun warnanya gelap dan tidak banyak ornament, tapi tetap terlihat menawan. Dengan kata lain, ketiga perempuan ini bukan perempuan biasa. Mereka juga tampak tidak memegang senjata. Sejak melihat mereka, Michael melihat tanda kapalan di tangan ketiga perempuan tersebut. Bagi orang yang sudah lama memegang senjata di tangan mereka, tanda kapalan milik mereka pasti tebal. Namun, di tangan ketiga perempuan itu tidak ada tanda kepalan. "Maafkan kami sudah mengganggu tengah malam begini, Pahlawan Muda," ujar si pemi
Si pemilik kedai tersentak. Dia terkejut bukan main. Untung bekas lima jari itu ada di tangga, bukan di lengannya. Dia baik-baik saja!Ini sangat fatal. Bulu kuduk si pemilik kedai berdiri. Dia menggosok lengannya dan menutup pintu. Di saat yang bersamaan, tubuh Michael berubah menjadi sosok bayangan. Michael bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga orang-orang tidak menyadari ada Michael yang lewat. Whoa!Angin berhembus. Ketiga perempuan sedang berjalan melalui atas jembatan. Mereka merasakan ada angin yang menerpa mereka. Saat mereka membuka mata, ada Michael yang berdiri di depan mereka. Mereka cukup terkejut melihat Michael. Namun tidak ada raut kepanikan di wajah mereka. Mereka tersenyum dan memberikan salam pada Michael. Sepertinya mereka sudah tahu Michael akan menyusul mereka, "Salam, Pahlawan Muda!""Kamu meninggalkan saputangan ini?" Michael mengeluarkan saputangan itu. Raut wajahnya tegang. "Ya!" ujar si pemimpin, "Majikan memberi kami saputangan itu. A
Si perempuan misterius itu tersenyum, "Perkenalkan, namaku Lana."Setelah itu, datanglah segelas wine. Tatapan mata Michael tertuju pada Lana dan tidak berpaling. Dia sedang menilai Lana dari bahasa tubuhnya. Lana tetap tersenyum. Tidak ada yang kurang darinya. Michael menerima gelas wine namun dia meletakkannya kembali, "Aku pikir hanya aku penghuni Bumi yang datang ke Dunia Bafang. Sepertinya itu tidak benar.""Sebagai sesama penghuni Bumi, aku merasa kita sama," Michael tersenyum. Lana tersenyum sambil mengangkat gelasnya pada Michael. "Tidak sepertimu yang bisa menjadi Pahlawan Muda di Dunia Bafang. Aku tidak berani disamakan denganmu!" Lana menaruh gelasnya. "Setelah meneguk tiga gelas wine, apakah Nona Lana bisa menjelaskan, kenapa bisa memiliki saputangan itu?" Michael tersenyum. "Ternyata Pahlawan Muda tidak sabaran!" Lana menatap Michael. "Bagaimana mungkin kamu memiliki saputangan itu? Kamu pasti bagian dari kelompok Rahel," nada bicara Michael berubah menja
"Pepatah sering bilang bahwa minum alkohol akan menghancurkan hati dan menyebabkan seseorang mudah marah. Sepertinya pepatah itu benar. Pahlawan Muda, kamu cepat sekali marah.""Ada dua cara untuk memadamkan api. Satu dengan cara alami, satu lagi dengan cara buatan. Di sini mungkin tidak bisa dengan cara alami tapi kami punya banyak pelayan cantik. Yang mana yang akan kamu pilih, Pahlawan Muda?"Nada suara Lana menjadi dingin menghadapi kemarahan Michael. Bahkan terkesan mengejek. Michael menggertakkan gigi. Dia berteriak, "Jawab aku!"Tangan Michael bergerak membentuk jurus. Api Bumi Sutra Hati. Aula utama itu berubah menjadi lautan api. Lana dan kedua pelayannya mengerutkan dahi.Lana baik-baik saja ketika menerima api tersebut tapi kedua pelayannya tidak demikian. Keduanya banjir keringat. Meskipun bisa menerima kekuatan Michael, wajah Lana terlihat kesakitan."Michael, jika kamu berani berbuat macam-macam, jangan harap kamu bisa bertemu Bella. Bahkan kamu juga tidak akan mel
Michael mencoba menahan emosinya. Tubuhnya tegang ketika Lana menyuruh pelayan membawa masuk Bella. Suasana tegang di dalam aula sedikit berkurang. Michael melihat ke koridor di belakang Lana. Dia tidak sabar ingin melihat Bella. Lana tersenyum melihat reaksi Michael. Kemudian dia menepukkan tangannya. Detik berikutnya, terdengar suara langkah kaki. Michael bersusah payah menyembunyikan rasa gugupnya. Dia menunggu kedatangan sosok Bella.Tidak lama kemudian hadir sebuah sosok. Seorang perempuan muda dengan pakaian mewah. Tunggu, perempuan itu bukan Bella. Tidak ada yang datang setelah perempuan itu. Perempuan itu memegang nampan kayu.Si perempuan itu menundukkan kepalanya begitu melihat tatapan membunuh Michael. Dia berjalan mendekati Michael sambil mengulurkan nampan kayu. Di atas nampan kayu itu ada sebuah surat. "Apa kamu meremehkan aku?" Michael menatap Lana dengan sorot mata dingin. Terlihat jelas aura membunuhnya."Pahlawan Muda, level kekuatanmu sudah tinggi. B
Michael menatap Lana dengan ragu sambil membuka surat itu. Dari isi surat itu Michael mengetahui bahwa ada empat kota dan empat keluarga yang menguasai kota-kota tersebut.Keluarga Lu di Kota Yinshui. Keluarga Chen di Kota Luobin. Keluarga Wu di Kota Liuhai. Keluarga Fang di Kota Donge.Mendadak di otak Michael muncul sebuah peta. Peta keempat keluarga itu berada.Michael mengingat-ngingat peta tersebut. Sepertinya kota-kota tersebut memiliki benteng pemeriksaan sendiri-sendiri. Penting buat Michael untuk mengingatnya. Namun, semakin penting lokasi kota tersebut, semakin besar pertumbuhan kota. Jika begitu, semakin besar pengaruh keluarga tersebut. Hal ini berpengaruh apakah keluarga tersebut gampang untuk diserang atau tidak."Dia terlalu memandang tinggi aku. Empat kota ini sulit dipecahkan. Kota-kota ini cukup besar. Medan menuju ke sana juga cukup sulit. Kamu harus membawa surat izin penting agar bisa masuk ke dalam kota. Kota-kota ini mudah dipertahankan tapi sulit untuk d
"Ada apa?" tanya Michael sambil mengerutkan dahi. "Buat apa kamu ingin aku mencari tahu keempat kota ini?" Danu menarik lengan Michael dan menariknya ke sudut ruangan. "Memangnya kenapa?""Kamu tidak ingin menyerang mereka, kan?" Danu mencoba membaca jalan pikiran Michael. Michael terdiam tapi dari sorot matanya terlihat jawaban Michael. "Michael, aku tidak bisa melakukannya," Danu menghela napas. Sambil melihat kanan kirinya, dia berbisik, "Apa kamu tahu seperti apa kekuatan di balik keempat kota ini?""Keempat kota ini memiliki karakter yang sama. Memang mereka tidak berafiliasi langsung dengan ketiga keluarga besar, tapi mereka memiliki kekuatan luar biasa. Mereka juga memiliki banyak pasukan tersembunyi. Satu kota diserang, dampaknya akan besar. Michael, jika kamu menyerang keempat kota ini secara bersamaan, dunia ini akan kacau!"Alis Michael terangkat. Apakah separah itu?!"Aku tidak heran jika Rahel ingin memanfaatkanmu menjatuhkan keempat kota ini.""Yang paling pe
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua