Sheila berdiri. Dia berjalan mendekati jendela dan melihat ke luar. "Aneh, ada tiga orang," Sheila mengerutkan dahi. "Tiga orang?" Nolan terkejut. Di benak mereka, yang datang mengetuk pintu kamar Michael adalah Iblis. Niat mereka pasti jahat, tapi mengapa hanya ada tiga orang yang datang?!"Apa mungkin kamu salah lihat?" Nolan ikut berdiri dan berjalan mendekati jendela. Dia memandang ke jalan. "Michael, benar hanya ada tiga orang," Nolan merasa aneh. Michael mengerutkan dahi dan memandang Danu. Dia sama bingungnya dengan yang lain. "Anehnya lagi, tiga orang ini perempuan," lanjut Nolan. "Tiga perempuan?"Semua orang di ruangan itu terpana. Tiga perempuan datang mengetuk pintu di tengah malam. Bukankah itu adalah hal aneh? "Brengsek, Michael, kamu tidak mengkhianati Bella, bukan? Kamu tidak merayu perempuan-perempuan lain sehingga mereka datang ke sini malam-malam?" tanya Nolan sambil memukul kepalanya. Michael tidak menjawab. Kalau bukan karena Nolan sudah meng
"Oh tidak. Demi dewa. Michael … Michael, apa kamu akan mati?" Tubuh Naga Unicorn melilit lengan Michael lebih kencang. "Aku menghisap Gas Kekacauan dari perut Taotie. Memangnya gas itu mengancam nyawaku?" Michael jadi bingung. Sebenarnya, Michael merasa gelisah setelah mendapatkan Gas Kekacauan. Dia tidak tahu pengaruh gas itu baik atau buruk. Saat itu dia menghisap gas dengan tujuan balas dendam. Ketika mendengar reaksi Naga Unicorn, Michael merasa cemas. "Kamu salah sangka. Maksudku, kamu bukan benar-benar mati, tapi maksudku … kamu akan menentang langit," ujar Naga Unicorn. "Menentang langit?" Michael mengerutkan dahi. "Ya, menentang langit! Michael, apa kamu tahu apa itu Gas Kekacauan?""Tidak," Michael menggelengkan kepala."Gas Kekacauan adalah unsur paling awal tercipta di semesta ini. Dia adalah energi paling tua di antara seluruh energi sekaligus tempat lahirnya energi-energi lain. Apa kamu tahu apa artinya?""Ya ... sepertinya aku tahu.""Keparat, maksudku gas i
"Siapa kamu?" Michael mengerutkan dahi. Meskipun sudah tahu yang mengetuk adalah ketiga perempuan tadi, tapi penampilan mereka sungguh di luar dugaan. Tadinya Michael menyangka ketiga perempuan yang datang tengah malam ini adalah para jagoan. Namun, sepertinya mereka tidak memiliki tanda-tanda seorang jagoan. Tidak ada jejak debu di wajah mereka. Malah mereka tampak seperti bunga yang sedang mekar di rumah kaca. Pakaian mereka juga memberikan kesan yang berbeda. Meskipun warnanya gelap dan tidak banyak ornament, tapi tetap terlihat menawan. Dengan kata lain, ketiga perempuan ini bukan perempuan biasa. Mereka juga tampak tidak memegang senjata. Sejak melihat mereka, Michael melihat tanda kapalan di tangan ketiga perempuan tersebut. Bagi orang yang sudah lama memegang senjata di tangan mereka, tanda kapalan milik mereka pasti tebal. Namun, di tangan ketiga perempuan itu tidak ada tanda kepalan. "Maafkan kami sudah mengganggu tengah malam begini, Pahlawan Muda," ujar si pemi
Si pemilik kedai tersentak. Dia terkejut bukan main. Untung bekas lima jari itu ada di tangga, bukan di lengannya. Dia baik-baik saja!Ini sangat fatal. Bulu kuduk si pemilik kedai berdiri. Dia menggosok lengannya dan menutup pintu. Di saat yang bersamaan, tubuh Michael berubah menjadi sosok bayangan. Michael bergerak dengan kecepatan tinggi sehingga orang-orang tidak menyadari ada Michael yang lewat. Whoa!Angin berhembus. Ketiga perempuan sedang berjalan melalui atas jembatan. Mereka merasakan ada angin yang menerpa mereka. Saat mereka membuka mata, ada Michael yang berdiri di depan mereka. Mereka cukup terkejut melihat Michael. Namun tidak ada raut kepanikan di wajah mereka. Mereka tersenyum dan memberikan salam pada Michael. Sepertinya mereka sudah tahu Michael akan menyusul mereka, "Salam, Pahlawan Muda!""Kamu meninggalkan saputangan ini?" Michael mengeluarkan saputangan itu. Raut wajahnya tegang. "Ya!" ujar si pemimpin, "Majikan memberi kami saputangan itu. A
Si perempuan misterius itu tersenyum, "Perkenalkan, namaku Lana."Setelah itu, datanglah segelas wine. Tatapan mata Michael tertuju pada Lana dan tidak berpaling. Dia sedang menilai Lana dari bahasa tubuhnya. Lana tetap tersenyum. Tidak ada yang kurang darinya. Michael menerima gelas wine namun dia meletakkannya kembali, "Aku pikir hanya aku penghuni Bumi yang datang ke Dunia Bafang. Sepertinya itu tidak benar.""Sebagai sesama penghuni Bumi, aku merasa kita sama," Michael tersenyum. Lana tersenyum sambil mengangkat gelasnya pada Michael. "Tidak sepertimu yang bisa menjadi Pahlawan Muda di Dunia Bafang. Aku tidak berani disamakan denganmu!" Lana menaruh gelasnya. "Setelah meneguk tiga gelas wine, apakah Nona Lana bisa menjelaskan, kenapa bisa memiliki saputangan itu?" Michael tersenyum. "Ternyata Pahlawan Muda tidak sabaran!" Lana menatap Michael. "Bagaimana mungkin kamu memiliki saputangan itu? Kamu pasti bagian dari kelompok Rahel," nada bicara Michael berubah menja
"Pepatah sering bilang bahwa minum alkohol akan menghancurkan hati dan menyebabkan seseorang mudah marah. Sepertinya pepatah itu benar. Pahlawan Muda, kamu cepat sekali marah.""Ada dua cara untuk memadamkan api. Satu dengan cara alami, satu lagi dengan cara buatan. Di sini mungkin tidak bisa dengan cara alami tapi kami punya banyak pelayan cantik. Yang mana yang akan kamu pilih, Pahlawan Muda?"Nada suara Lana menjadi dingin menghadapi kemarahan Michael. Bahkan terkesan mengejek. Michael menggertakkan gigi. Dia berteriak, "Jawab aku!"Tangan Michael bergerak membentuk jurus. Api Bumi Sutra Hati. Aula utama itu berubah menjadi lautan api. Lana dan kedua pelayannya mengerutkan dahi.Lana baik-baik saja ketika menerima api tersebut tapi kedua pelayannya tidak demikian. Keduanya banjir keringat. Meskipun bisa menerima kekuatan Michael, wajah Lana terlihat kesakitan."Michael, jika kamu berani berbuat macam-macam, jangan harap kamu bisa bertemu Bella. Bahkan kamu juga tidak akan mel
Michael mencoba menahan emosinya. Tubuhnya tegang ketika Lana menyuruh pelayan membawa masuk Bella. Suasana tegang di dalam aula sedikit berkurang. Michael melihat ke koridor di belakang Lana. Dia tidak sabar ingin melihat Bella. Lana tersenyum melihat reaksi Michael. Kemudian dia menepukkan tangannya. Detik berikutnya, terdengar suara langkah kaki. Michael bersusah payah menyembunyikan rasa gugupnya. Dia menunggu kedatangan sosok Bella.Tidak lama kemudian hadir sebuah sosok. Seorang perempuan muda dengan pakaian mewah. Tunggu, perempuan itu bukan Bella. Tidak ada yang datang setelah perempuan itu. Perempuan itu memegang nampan kayu.Si perempuan itu menundukkan kepalanya begitu melihat tatapan membunuh Michael. Dia berjalan mendekati Michael sambil mengulurkan nampan kayu. Di atas nampan kayu itu ada sebuah surat. "Apa kamu meremehkan aku?" Michael menatap Lana dengan sorot mata dingin. Terlihat jelas aura membunuhnya."Pahlawan Muda, level kekuatanmu sudah tinggi. B
Michael menatap Lana dengan ragu sambil membuka surat itu. Dari isi surat itu Michael mengetahui bahwa ada empat kota dan empat keluarga yang menguasai kota-kota tersebut.Keluarga Lu di Kota Yinshui. Keluarga Chen di Kota Luobin. Keluarga Wu di Kota Liuhai. Keluarga Fang di Kota Donge.Mendadak di otak Michael muncul sebuah peta. Peta keempat keluarga itu berada.Michael mengingat-ngingat peta tersebut. Sepertinya kota-kota tersebut memiliki benteng pemeriksaan sendiri-sendiri. Penting buat Michael untuk mengingatnya. Namun, semakin penting lokasi kota tersebut, semakin besar pertumbuhan kota. Jika begitu, semakin besar pengaruh keluarga tersebut. Hal ini berpengaruh apakah keluarga tersebut gampang untuk diserang atau tidak."Dia terlalu memandang tinggi aku. Empat kota ini sulit dipecahkan. Kota-kota ini cukup besar. Medan menuju ke sana juga cukup sulit. Kamu harus membawa surat izin penting agar bisa masuk ke dalam kota. Kota-kota ini mudah dipertahankan tapi sulit untuk d